BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, keberadaan sumber daya manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Nongkeng, dkk. 2011). Pendapat serupa juga dinyatakan oleh Voon et al. (2011) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia saat ini dianggap paling berharga dan memiliki

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bersaing menunjukan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Dan sudah menjadi kebiasaan manusia bila memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, semua aspek mengalami perkembangan dan

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset dan berfungsi sebagai modal di dalam organisasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya manusia. Saat ini sumber daya manusia dianggap

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang cenderung untuk selalu hidup bermasyarakat. Hal ini nampak baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan dapat menambah gairah kerja karyawan dalam rangka

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. organisasi perusahaan maupun suatu instansi pemerintahan. Ketersediaan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan bagian yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB III PEMBAHASAN. telah penulis lakukan di Bagian Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. keterlibatan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memenuhi segala

BAB I PENDAHULUAN. utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

Perusahaan yang berorientasi pada karir semacam ini akan

PROFIL KABUPATEN SAMPANG (2014) Tahun berdiri Jumlah penduduk Luas Wilayah km 2

BAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. (K3), karena dalam Standarisasi Internasional unsur Keselamatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan.

BAB I PENDAHULUAN. begitu ketat menuntut setiap perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan

Hubungan Kemampuan Pegawai dan Motivasi Pegawai Terhadap. Efektivitas Kerja Pegawai Dalam Rangka Peningkatan Pajak Bumi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan ekonomi, sebab pembangunan ekonomi nasional masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Setiap organisasi berlomba-lomba dalam mencapai target yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta harus tetap fokus pada tercapainya

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencana dan

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan, terlebih lagi dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN DI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam organisasi pemerintahan diperlukan sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu dituntut untuk mempertahankan hidup dan

Hubungan Gaya Kepemimpinan, Motivasi Serta Lingkungan Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Di Bagian Produksi Di PT. X

BAB I PENDAHULUAN. masing masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas akan semakin dibutuhkan. Hal ini disebabkan potensi sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting kedudukannya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Peranan sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan menduduki posisi yang sangat strategis, karena keberhasilan suatu perusahaan dalam mewujudkan tujuannya sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia sangat berperan dalam mewujudkan kinerja individu maupun organisasi atau perusahaan. Organisasi hendaknya memberikan perhatian yang penuh pada keberadaan pegawai, karena mereka merupakan roda penggerak organisasi yang membawa organisasi pada tujuan yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasibuan (1997: 195-196), yang menyatakan bahwa: Pegawai adalah asset (kekayaan) utama setiap perusahaan yang selalu bersama ikut aktif berperan dan paling menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Kinerja dapat dicapai apabila tenaga kerja memiliki kesediaan untuk bekerja dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Kesediaan bekerja muncul apabila kebutuhan pegawai baik fisik maupun nonfisik terpenuhi. Kinerja berkaitan erat dengan kecakapan melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab individu, meliputi pengetahuan dan keterampilan suatu tugas, kemandirian 1

melaksanakan tugas, serta berkaitan erat dengan persepsi, motivasi dan sikap kerja. Sebagai instansi pemerintahan, Badan Pertanahan Nasional (BPN) belum menunjukkan profesionalisme kinerja yang baik. Dalam instansi pemerintah, kinerja instansi pemerintah semakin menjadi sorotan dan masyarakat mulai banyak menuntut nilai yang diperoleh atas pelayanan yang diberikan birokrasi pemerintah yang dimotori oleh Pegawai Negeri Sipil. Tuntutan tesebut, diutarakan karena masyarakat masih merasa belum puas atas kualitas pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah. Untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dapat ditunjang dengan aparat atau pegawai yang berkualitas. Untuk memperoleh pegawai yang berkualitas dapat dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan, serta meningkatkan keterampilan, profesionalisme serta faktor kepribadian, yang pada umumnya kinerja mengacu kepada sikap-sikap pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam menjalankan pekerjaannya pegawai Badan Pertanahan Nasional ini kerap kali menghadapi berbagai macam permasalahan, dikarenakan masih kurang optimalnya tingkat kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya fenomena yang menunjukkan kurang optimalnya kinerja pegawai instansi pemerintah salah satunya adalah kinerja Badan Pertanahan Nasional. Terdapat beberapa fenomena secara umum yang menunjukkan kinerja pegawai Badan Pertanahan Nasional kurang optimal, di antaranya: 2

1. Terjadinya pengaduan sejumlah warga dikarenakan sengketa, penggusuran tanah dan eksekusi tempat tinggal warga dan Jln. Pelesiran Kel. Cipaganti Kec. Coblong, Kota Bandung. (KOMPAS, 2010) 2. Banyaknya mafia tanah. Sejumlah orang telah menjalankan satu benuk kejahatan yang mengeruk uang miliaran rupiah, mengguncang jaminan akan hak milik penduduk, mengganggu investasi dan menunjukan kebobrokan aparat pemerintah dalam salah satu soal yang paling sensitif dewasa ini adalah tanah. Tak kurang dari Markas Besar Kepolisian RI telah bergerak untuk membekuk mereka. Tetapi, tak semua hal bisa diselesaikan polisi. Sejauh ini, yang kena gempur adalah para pemalsu sertifikat, atau lebih tepat pembuat serifikat tanah yang sebenarnya tak bisa berlaku. Dokumen resmi diperoleh dari karyawan Kantor Wali Kota dan Dinas Agraria. Mereka dituduh membocorkan dan menyalahgunakan dokumen tanah. Komplotan ini menurut polisi telah menerbitkan tak kurang dari 51 sertifikat atas tanah kosong seluas 2,8 ha di Pasar Minggu, Kelurahan Pejanten, Jakarta selatan. 3. Warga menempati tanah sengketa di Kel. Babakan, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung berniat menggugat Wali Kota Bandung dan Satpol PP Kota Bandung. (Sri Saryanti, 2009) Selain data di atas ada beberapa persepsi masyarakat terhadap Pelayanan Badan Pertanahan Nasioanal yaitu: 1. Terdapatnya sertifikat ganda yang dimiliki masyarakat. 3

2. Terjadinya pemungutan tarif di atas harga resmi yang telah ditetapkan serta memunggut bea pengukuran tanah. 3. BPN tidak mampu memberikan pelayanan terbaiknya, khususnya menyangkut pengurusan hak milik seseorang atas sebidang tanah (sertifikat). 4. Banyak tanah yang masih belum memiliki sertifikat sehingga muncul klaim dari berbagai pihak atas kepemilikan tanah tersebut. 5. Mahalnya tarif dan lamanya waktu pelayanan yang diberikan BPN. Tidak transparannya prosedur dan tarif pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah. (Sri Suryanti, 2009) Selain fenomena di atas penulis juga mengadakan pengamatan terdapat beberapa fenomena yang menunjukkan adanya tingkat kinerja yang belum optimal di Badan Pertanahan Nasional Kota Bandung ini, di antaranya: 1. Masih banyak pegawai yang melanggar ketentuan jam kerja dan pelanggaran lainnya. 2. Pelanggaran tidak diimbangi dengan penjatuhan hukuman yang setimpal dan tegas. 3. Inisiatif bekerja kurang optimal, karena efektivitas dan efisiensi penggunaan waktu pada saat bekerja sehingga tidak dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. 4. Lemari untuk menyimpan arsip, sampul arsip (folder), sekat (guide), map dan filling cabinet masih kurang sehingga tidak jarang ditemukan arsip yang bertumpuk-tumpuk dimeja pegawainya. Hal ini mengakibatkan arsip 4

yang disimpan akan susah dicari dan mengakibatkan kehilangan arsip. (Sub Bagian Tata Usaha Badan Pertanahan Nasional Kota Bandung 2010) Banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai di antaranya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengacu sikap-sikap pegawai yang positif agar kinerjanya dapat meningkat seperti semangat kerja, disiplin, mau dan mampu melaksanakan tugas dengan sungguhsungguh, jujur, dan bertanggung jawab. Tetapi tetap tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan kinerja pegawai. Berdasarkan pengamatan sementara di Badan Pertanahan Nasional Kota Bandung ini menunjukkan suatu fenomena tentang kurang optimalnya kinerja pegawai. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai antara lain: pendidikan dan pelatihan struktural, sistem gaji, sistem insentif, kewenangan, orientasi terhadap perubahan, sistem pengawasan, etika pelayanan dan lingkungan kerja. Demikian halnya dengan faktor lingkungan yang mengitari manusia akan sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya inovasi dan kreativitas seseorang dalam upaya meningkatkan produktivitasnya. Kreativitas itu timbul sebagai suatu proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Dengan demikian akan dikatakan bahwa untuk mencapai kinerja yang lebih baik, organisasi harus mampu memotivasi pegawainya dan menciptakan kondisi lingkungan kerja yang kondusif. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan ilmu ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan kerja, contoh: orang melakukan kegiatan menyapu, orang mengangkat-angkat barang di dalam 5

pabrik, pilot melihat alat monitor dan alat kontrol, dan guru menggunakan alatalat belajar (media) saat mengajar di depan kelas. Manusia bekerja menggunakan alat. Semua alat maupun produk yang diciptakan harus disesuaikan dengan kemampuan pengguna. Suma mur (1989: 36) mengatakan bahwa Penerapan ergonomi pada berbagai bidang pekerjaan telah terbukti menyebabkan kenaikan kinerja secara jelas. Besarnya kenaikan mencapai 20 % atau lebih. Pentingnya penerapan ergonomi pada suatu masyarakat sosial adalah seseorang dapat beradaptasi dalam berbagai perubahan situasi. Adaptasi adalah salah satu karakteristik yang dimiliki manusia. Mereka dapat beradaptasi dengan organisasi industri, proses produksi alat-alat mesin, bahkan dapat beradaptasi dengan peralatan dan fasilitas yang kurang baik. Konsekuensi situasi kerja yang kurang baik dan kurang layak dapat menyebabkan kondisi tubuh menjadi kurang optimal, tidak efisien, dan seseorang bisa mengalami gangguan kesehatan seperti nyeri pinggang dan gangguan otot rangka karena posisi duduk yang tidak benar, kurang berkonsentrasi pada pekerjaan karena suhu ruangan kerja yang kurang baik, mata cepat lelah karena pencahayaan ruang yang kurang, dan lain-lain. Oleh karena itu, ergonomi membuat keserasian yang baik antara manusia dengan mesin dan lingkungan sekitarnya. Secara ideal perancangan ruang kerja kantor harus disesuaikan dengan peranan dan fungsi pokok komponen sistem kerja yaitu manusia, mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja. Dalam kaitannya dengan lingkungan fisik kerja seringkali dijumpai bahwa perencana sistem kerja justru lebih memperhatikan mesin/peralatan daripada melihat kepentingan manusia/pekerjanya. Oleh karena 6

itu, kita dapat menggunakan pendekatan ilmu ergonomi untuk perancangan ruang kerja agar dapat meningkatkan kinerja pegawai. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan kinerja pegawai, agar mereka dapat menampilkan hasil kerja yang tinggi. Salah satu cara memotivasi pegawai agar mau bekerja secara optimal adalah dengan mengatur tata ruang kantor dengan pendekatan ergonomi. Dengan pengaturan tata ruang kantor yang ergonomis ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Berdasarkan uraian di atas, perlu dikaji lebih mendalam mengenai tata ruang kantor yang ergonomi dan hubungannya dengan kinerja pegawai. Berdasrkan hal itu, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah: Hubungan Tata Ruang Kantor yang Ergonomis dengan Kinerja Pegawai pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah bahwa manusia memegang peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi. Mengingat manusia adalah makhluk yang unik dan dinamis, tentunya akan timbul berbagai masalah dalam pengelolaan sumber daya manusia ini sehingga diperlukan suatu penanganan yang serius agar tujuan yang diinginkan perusahaan dan tujuan dari setiap pegawai dapat tercapai dengan baik. Peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan cara memperbaiki fasilitas produksi (faktor teknis), mengubah dan mengatur secara fisik (faktor situasional), sehingga dapat memotivasi para pegawai untuk bekerja lebih baik lagi, yang pada 7

akhirnya kemampuan pekerja (faktor manusia) dapat meningkat. Memperbaiki fasilitas produksi dan mengatur secara fisik bisa dilakukan dengan pengaturan tata ruang dengan ilmu ergonomi yaitu dengan mencari gerakan-gerakan yang efisien seperti halnya dengan pengaturan gerakan material handling. Dalam suatu kegiatan pengaturan tata ruang kantor harus disesuaikan dengan aliran kegiatan kantor dan gerakan-gerakan yang efisien. Karena itu, fokus penelitian ini adalah sejauh mana tata ruang kantor yang ergonomi dapat berfungsi meningkatkan kinerja pegawai. Bertolak dari permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang diduga sebagai penyebab munculnya permasalahan di atas, di antaranya: Apakah rendahya kinerja pegawai disebabkan karena kurangnya motivasi untuk bekerja? Apakah penataan ruang kantor yang kurang optimal menyebabkan rendahnya kinerja pegawai? Apakah rendahnya kinerja pegawai disebabkan oleh upah/gaji yang tidak mencukupi kebutuhan hidupnya? Apakah rendahnya kinerja pegawai disebabkan oleh gaya kepemimpinan yang otoriter? Mengingat banyak faktor yang diduga dapat menyebabkan rendahnya kinerja pegawai, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada tata ruang kantor yang diduga dapat meningkatkan kinerja pegawai. Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah dia atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran tata ruang kantor yang ergonomis pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung? 8

2. Bagaimana gambaran kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung? 3. Adakah hubungan antara tata ruang kantor yang ergonomis dan kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mendiskripsikan gambaran tata ruang kantor yang ergonomis pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui hubungan antara tata ruang kantor yang ergonomis dan kinerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna memberikan kontribusi untuk bidang Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya yang berkaitan dengan tata ruang kantor yang ergonomis dan kinerja pegawai 2. Manfaat Praktis 9

Bagi organisasi, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan kinerja pegawai dengan menerapkan pengaturan tata ruang kantor yang ergonomis sehingga diharapkan dapat tercipta suasana kerja yang kondusif yang ditandai dengan hasil yang memuaskan. 10