BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur dengan jenis industri barang dari kayu saat ini semakin pesat sehingga membuat persaingan setiap pelaku industri manufaktur dengan jenis industri barang dari kayu semakin ketat. Hal ini memacu setiap pelaku industri harus memiliki strategi untuk tetap bertahan dan tetap unggul dari pelaku industri lainnya. Sehingga setiap pelaku industri harus meningkatkan hasil produksinya, namun kualitas produk harus tetap diprioritaskan. Hal tersebut dilakukan agar konsumen tetap setia dengan produk yang dibuat oleh pelaku industri manufaktur tersebut. PT Genta Trikarya merupakan salah satu perusahaan manufaktur dengan jenis industri barang dari kayu yang memproduksi gitar di Indonesia. PT Genta Trikarya yang berada di Jalan Raya Ujungberung KM. 12.5 No. 69, Bandung telah memproduksi gitar sejak tahun 1959. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang memproduksi gitar dengan kualitas menengah ke atas dan lebih dari 90% dari hasil produksinya di ekspor ke luar negeri seperti Inggris, Jerman, Jepang, Amerika, Korea, dan Singapura. Gitar yang diproduksi oleh PT Genta Trikarya terdapat 2 macam yaitu, gitar akustik dan gitar elektrik. Beberapa tahun belakangan ini PT Genta Trikarya hanya memproduksi gitar akustik karena permintaan pelanggan dalam beberapa tahun belakangan ini hanya untuk gitar akustik. Dalam proses produksi gitar terdapat empat departemen di PT Genta Trikarya, yaitu Permesinan, Assembly 1, Pengecatan, dan Assembly 2 & Finishing. Pada pembuatan gitar akustik terdapat dua jenis pembuatan yaitu konvensional dan Bolt-on. Adapun perbedaan antara jenis pembuatan konvensional dan Bolt-on sebagai berikut: 1
Tabel I. 1 Perbedaan Konvensional dan Bolt-on Konvensional Body dan Leher hanya dilakukan dengan cara pengeleman saja Body dan Leher dilakukan sebelum proses pengecatan Bolt-on Body dan Leher dilakukan dengan cara pengeleman dan dibaut Body dan Leher dilakukan setelah proses pengecatan Dalam proses produksi gitar akustik kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan masih belum bisa tercapai. Perusahaan menargetkan jumlah produksi gitar akustik dari masing-masing jenis gitar tersebut sebanyak 45 buah per hari. Kenyataannya perusahaan hanya mampu memproduksi gitar akustik rata-rata sebanyak 35 buah per hari untuk masing-masing jenis gitar akustik. Berikut ditampilkan data produksi beserta demand historis perusahaan tahun 2014: Tabel I. 2 Data produksi tahun 2014 Tipe Produksi Demand Produksi/Demand (Pcs) (Pcs) (%) Bolt-on 3000 6000 50% Konvensional 1000 2000 50% (sumber: PT Genta Trikarya) Berdasarkan tabel I.2 permintaan untuk gitar akustik jenis Bolt-on lebih banyak dibandingkan permintaan untuk jenis konvensional. Oleh karena itu, gitar akustik dengan jenis Bolt-on dipilih untuk menjadi objek penelitian. Salah satu faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target produksi di perusahaan adalah terdapatnya pemborosan atau waste pada proses produksi sehingga lead time proses produksi menjadi lama. Identifikasi awal terdapatnya waste pada proses produksi gitar akustik dengan cara pembuatan Bolt-on dibuat dalam kuesioner berdasarkan hasil pengamatan langsung terhadap proses produksi oleh peneliti dan disebarkan ke semua supervisor departemen produksi yang ada 2
di PT Genta Trikarya. Terdapat tujuh Waste yang diidentifikasi yaitu Defect, Motion, Inventory, Transportation, Waiting Time, Overproduction, dan overprocessing. Hasil dari pengolahan kuesioner untuk identifikasi waste adalah sebagai berikut: 28.87% 11.18% 13.74% 0.00% 21.19% Defect Overproduction Waiting Time 8.03% 17.00% Transportation Inventory Motion Overprocessing Gambar I. 1 Hasil Rekapitulasi Identifikasi Waste Pada Produksi Gitar Akustik dengan Cara Bolton Pada gambar I.1, terlihat waste yang terdapat selama produksi gitar akustik dengan cara pembuatan Bolt-on berlangsung yaitu waste Defect, Motion, Inventory, Transportation, Waiting Time, dan overprocessing dengan nilai presentase yang berbeda untuk masing-masing waste. Hasil presentase untuk setiap waste diperoleh dari perhitungan total magnitude. Dari perhitungan total magnitude tiap waste ini akan diperoleh nilai persentase setiap waste nya (Lampiran A). Berdasarkan hasil presentase untuk masing-masing waste pada gambar I.1, terlihat persentase waste terbesar yaitu waste motion dengan nilai presentase 28.87%. Maka penelitian ini akan berfokus pada waste motion. Waste motion merupakan pergerakan dari orang atau mesin yang tidak menambah nilai kepada barang atau jasa yang akan diserahkan kepada pelanggan, tetapi hanya menambah biaya dan waktu saja (Gaspersz & Fortana, 2011). Berikut ini adalah aktivitas yang dilakukan operator yang tidak memberikan nilai tambah pada proses produksi gitar akustik jenis Bolt-on: 3
Tabel I. 3 Identifikasi Aktivitas Gerakan yang Berlebihan NO Departemen Jenis Waste 1 Permesinan Mencari alat bantu produksi Memilih material Berjalan mengambil peralatan kerja 2 Assembly 1 Mencari peralatan kerja 3 Pengecatan Mencari alat kebersihan Berjalan ke tempat pengisian bahan pengecatan 4 Assembly 2 & Finishing Memilih material Mencari peralatan kerja Mencari alat kebersihan Pergerakan tangan yang terlalu jauh untuk meraih sesuatu Pada tabel I.3, terdapatnya gerakan yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk seperti mencari, memilih, menjangkau sesuatu terlalu jauh dan berjalan. Elemen gerakan mencari dan memilih merupakan gerakkan yang tidak efektif sehingga sedapat mungkin kedua elemen gerakan tersebut harus dihindarkan, sedangkan elemen gerakan menjangkau sulit untuk dihilangkan seecara keseluruhan dari waktu siklus, namun masih mungkin dilakukan pengurangan dari waktu gerakan ini (Sutalaksana I., 2006). Faktor yang mempengaruhi waktu gerakan dari menjangkau adalah jarak perpindahan dari tangan. Berdasarkan masalah yang sudah diuraikan, maka penelitian ini akan dikembangkan suatu rancangan usulan perbaikan untuk meminimasi waste motion. I.2. Rumusan Masalah Bedasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, masalah yang dapat diangkat untuk menjadi penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Apa akar penyebab terjadinya waste motion pada proses produksi gitar akustik jenis Bolt-on? 2. Bagaimana usulan perbaikan yang diberikan untuk meminimasi waste motion pada proses produksi gitar akustik jenis Bolt-on? 4
I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi akar penyebab terjadinya waste motion pada proses produksi gitar akustik jenis Bolt-on. 2. Memberikan usulan perbaikan dalam upaya meminimasi waste motion pada I.4. proses produksi gitar akustik jenis Bolt-on Batasan Penelitian Untuk mengarahkan penelitian agar maksud dan tujuan dari penelitian dapat tercapai, maka batasan penelitian yang ditentukan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahapan perancangan usulan perbaikan sedangkan tahap implementasi tidak dilakukan pada penelitian ini. 2. Data historis yang digunakan adalah data tahun 2014. 3. Pada penelitian ini tidak membahas mengenai biaya yang dikeluarkan pada usulan yang diberikan. I.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain: 1. Membantu perusahaan memberikan informasi mengenai akar penyebab terjadinya waste motion yang mengakibatkan waktu proses produksi lama di PT Genta Trikarya. 2. Dalam upaya peningkatan terus-menerus, perusahaan dapat menerapkan lean manufacturing untuk meminimasi waste motion yang terjadi dari perancangan usulan perbaikan yang dilakukan penulis. 3. Membantu perusahaan dalam mengoptimalkan proses produksi gitar akustik dengan cara pembuatan Bolt-on. 4. Meningkatkan kenyamanan, keamanan dan kebersihan lingkungan kerja perusahaan. I.6. Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan 5
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang menjadi dasar untuk membuat suatu rancangn usulan perbaikan pada proses produksi gitar akustik dengan cara pembuatan Bolt-on dalam meminimasi waste motion yang terjadi. Selain itu terdapat pula rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan dalam penelitian ini. Bab II Landasan Teori Pada bab ini terdapat teori-teori yang digunakan untuk penelitian sebagai landasan yang mendukung palam penyusunan penelitian ini. Dasar teori yang dibahas dalam penelitian ini berhubungan dengan lean manufacturing, metode-metode dan tools yang digunakan dalam lean, serta teori-teori pendukung lainnya yang dapat digunakan dalam melakukan perancangan usulan perbaikan. Bab ini bertujuan untuk membentuk kerangka berpikir dan menjadikan landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini menjelaskan tentang tahapan atau langkah-langkah dalam memecahkan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian sesuai tujuan dari permasalahan yang dibahas, serta berfungsi sebagai kerangka berpikir utama dalam menjaga penelitian agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemecahan masalah menggunakan metode yang berdasarkan kondisi nyata yang terjadi pada perusahaan dan sesuai dengan pendekatan lean manufacturing. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Dalam bab ini akan dipaparkan data dan kondisi umum perusahaan beserta data-data pendukung lainnya yang akan digunakan untuk mendekati penyelesaian masalah sesuai dengan konsep lean 6
manufacturing. Data-data tersebut didapatkan dari data primer hasil wawancara dan observasi, serta data sekunder berdasarkan data yang dimiliki oleh perusahaan. Dari data-data yang sudah didapat akan diolah dan dilakukan perbaikan berdasarkan metodologi pada Bab III. Bab V Analisis Pada bab ini akan dilakukan analisis dari pengolahan data dan juga perbaikan yang telah dilakukan menggunakan konsep lean manufacturing pada Bab IV. Setelah itu disampaikan apakah tujuan tercapai atau tidak dalam penelitian ini, melalui perbandingan keadaan sekarang dengan hasil perbaikan. Bab VI Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini akan dipaparkan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan serta saran atau usulan yang akan membantu perusahaan dalam melakukan perbaikan kedepannya dan usulan untuk penelitian berikutnya. 7