ANALISIS SITUASI. IPS. Pelajaran IPS bagi sebagian besar siswa adalah pelajaran yang membosankan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan materi melalui ceramah dan pemberian hafalan. Guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depan. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. (Sapriya, 2011:12) menyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembaharuan metode atau cara mengajar. Pembaharuan dalam metode atau cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap sekolahan adalah hasil belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu. siswa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan

HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SIKLUS 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

Transkripsi:

F1 ANALISIS SITUASI A. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini masih banyak ditemukan siswa yang kurang tertarik dalam mempelajari IPS. Pelajaran IPS bagi sebagian besar siswa adalah pelajaran yang membosankan, mereka menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran hafalan. Hal serupa juga dialami siswa kelas VI SDN 1 Pringsewu Selatan. Pengalaman peneliti di kelas VI SDN 1 Pringsewu Selatan bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini masih menggunakan pendekatan konvensional yakni guru masih mendominasi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah sehingga keterlibatan siswa sangat minimal. Pembelajaran seperti ini rasanya sulit menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan dan beragam masalah di masa depan. Dominasi guru dalam pembelajaran menyebabkan siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, akibatnya siswa menjadi pasif, apabila diberi pertanyaan siswa kurang antusias untuk menjawab. Demikian juga apabila diberi kesempatan untuk bertanya, siswa tidak/kurang berani bertanya. Guru kurang memberi kesempatan pada siswa untuk berani menyampaikan ide-ide/gagasan maupun pikiran dalam pembelajaran. Siswa menganggap bahwa pelajaran IPS kurang menantang, sehingga siswa tidak tertarik dan cepat bosan, mereka hanya ngobrol dengan sesama teman, bahkan terdapat beberapa siswa yang mengganggu teman lainnya sehingga suasana belajar menjadi

tidak kondusif. Kondisi ini jika berlanjut akan mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. Hal ini dapat dilihat dari data hasil ulangan sumatif mata pelajaran IPS siswa kelas VI semester ganjil SDN 1 Pringsewu Selatan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2009/2010 yang masih rendah. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1: Hasil Ulangan Sumatif Siswa Kelas VI SDN 1 Pringsewu Selatan No. Nilai KKM (70) Frekuensi Persentasi (%) 1. 90-100 - - 0 2. 80-89 Tuntas 1 3,85 3. 70-79 Tuntas 10 38,46 4. 60-69 Belum Tuntas 15 57,69 5. < 59 - - - Jumlah 26 100 Sumber Data: SDN 1 Pringsewu Selatan Keterangan KKM: Kriteria Ketuntasan Minimum. Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas bahwa nilai hasil ulangan sumatif siswa kelas VI SDN 1 Pringsewu Selatan pada mata pelajaran IPS semester ganjil belum memuaskan, yakni masih 57,69% yang masih di bawah KKM (belum tuntas). Kondisi tersebut menggugah peneliti untuk mencari alternatif pemecahan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu metode yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan prestasi belajar IPS adalah dengan menggunakan metode diskusi, mengingat bahwa penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran dapat melibatkan siswa untuk aktif dan berani mengemukakan pendapat sehingga mereka bisa termotivasi dan tertarik untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan diskusi akan terjadi interaksi antar siswa, saling tukar menukar pengalaman, dan informasi untuk memecahkan suatu masalah. Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Peningkatan

Prestasi Belajar IPS Metode Diskusi Pada Siswa Kelas VI SDN 1 Pringsewu Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010. B. Identifikasi Masalah Berdasakan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS masih konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah. 2. Guru cenderung meminimalkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPS. 3. Guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran. 4. Guru kurang memberi kesempatan pada siswa untuk berani menyampaikan gagasan/ide-ide maupun pikiran dalam pembelajaran. Kondisi pembelajaran tersebut berdampak pada siswa, yaitu: 1. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan. 2. Siswa kurang aktif dan cenderung pasif, apabila diberi pertanyaan siswa kurang antusias untuk menjawabnya. Demikian juga apabila diberi kesempatan untuk bertanya, siswa tidak berani untuk bertanya. 3. Siswa menganggap pelajaran IPS kurang menantang dan tidak menarik. 4. Siswa cenderung cepat bosan memperhatikan pelajaran, kemudian ngobrol dengan sesama teman. 5. Terdapat beberapa siswa yang mengganggu teman lainnya sehingga suasana belajar menjadi tidak kondusif. 5. Prestasi belajar siswa pada semester sebelumnya (semester ganjil) rendah.

E. Teori pendukung 1. Prestasi Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menetukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar, maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Menurut Siddiq (2008: 23) prestasi belajar dapat dilihat pada hasil tes atau nilai yang diperoleh dalam evaluasi atau tes. Menurut Poerwanto dalam Indra (2008/06) memberi pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Selanjutnya Wingkel dalam Sunarto (2009/01/05) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa sesuai dengan bobot yang dicapainya. 2. Metode Diskusi Keberhasilan dalam belajar selain ditentukan oleh metode yang digunakan, juga dipengaruhi oleh faktor keaktifan siswa. Keaktifan siswa merupakan faktor utama dalam proses belajar, karena keaktifan merupakan faktor pendorong bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajarnya. Penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Kemampuan siswa dalam kerja kelompok dapat memupuk rasa menghormati dan menghargai pendapat orang lain, yang kesemuanya ini dapat mempermudah dalam pemecahan masalah. Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utamanya untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab

pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, dalam Sanjaya, 2009: 154) Dalam diskusi terjadi interaksi antara siswa, saling tukar menukar pengalaman, informasi, dan memecahkan masalah sehingga semua siswa aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Menurut Sanjaya, Sumantri dan Permana dalam Abimanyu, dkk. (2009: 6-18) menyatakan bahwa metode diskusi diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Tujuan menggunakan metode diskusi adalah: a. Memecahkan materi pembelajaran yang berupa masalah. b. Mengembangkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat. c. Mengembangkan sikap toleran terhadap pendapat yang berbeda. d. Melatih siswa mengembangkan sikap demokratis, ketrampilan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menafsirkan dan menyimpulkan pendapat. e. Melatih dan membentuk kestabilan sosial emosional. Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Persiapan a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. b.mengidentifikasi masalah problematik sehingga memerlukan diskusi untuk memecahkannya. c. Memilih diskusi yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Kegiatan Pelaksanaan Metode Diskusi a. Kegiatn pembuka 1) Guru melakukan apersepsi.

2) Guru mengemukakan permasalahan yang ada di masyarakat yang ada kaitannya dengan masalah yang akan didiskusikan. 3) Guru mengemukakan tujuan diskusi serta tata cara yang harus diper -hatikan dalam diskusi. b. Kegiatan inti pembelajaran. 1) Guru mengemukakan materi pelajaran yang berupa problematik yang akan didiskusikan dan menjelaskan hakekat permasalahan tersebut. 2) Guru memusatkan perhatian peserta diskusi. 3) Memperjelas uraian pendapat siswa. 4) Menganalisis pandangan siswa apabila terjadi perbedaan pendapat antar anggota diskusi. 5) Menyebarkan kesempaatan berpartisipasi agar pembicaraan tidak didominasi oleh beberapa siswa. c. Kegiatan penutup 1) Siswa melaporkan hasil diskusi yang ditanggapi oleh kelompok lain. 2) Melakukan evaluasi 3) Memberi tugas untuk memperdalam hasil diskusi.