IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Eksternalitas Positif Potensi Wisata Air BKB

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

IV. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) karena masyarakat dan instansi di daerah

II. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di

KERANGKA PEMIKIRAN. akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan metode CVM akan

IV. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Peningkatan jumlah industri ini diikuti oleh penambahan jumlah limbah, baik

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data dalam penelitian merupakan data sekunder, yaitu sumber data

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Musiduga terletak di tiga

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jadwal penelitian dilaksanakan mulai Maret 2016

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, dengan adanya beberapa kriteria dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Accept Responden. nilai WTA dari masing-masing responden adalah:

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian dimana informasi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini yakni pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk

BAB III METODE PENELITIAN. populasi disebut parameter populasi dan ukuran-ukuran pada sampel disebut. sampel merupakan bagian dari populasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

Transkripsi:

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah di daerah sekitar terusan BKB Jakarta, yaitu sepanjang daerah Halimun sampai Karet, Jakarta Pusat. Pengambilan data primer dilaksanakan dari bulan Februari 2012 sampai Maret 2012. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), karena pada kawasan tersebut terlihat adanya potensi wisata air yang dapat menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat. 4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section. Data dikumpulkan untuk penelitian ini dalam satu waktu tertentu. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian atau responden. Sedangkan data sekunder merupakan data yang tidak langsung diperoleh dari responden (Wardiyanta, 2006). Beberapa hal yang dibutuhkan dalam pengumpulan data primer, meliputi: karakteristik responden, eksternalitas positif yang dirasakan responden dari adanya potensi wisata air BKB Jakarta, mengenai kesediaan atau ketidaksediaan membayar, serta seberapa besar nilai yang bersedia di bayarkan. Data sekunder meliputi data lokasi banjir di lima wilayah kota Jakarta, data curah hujan stasiun BMKG dan pos hujan, data luasan Banjir Kanal yang 35

ada di Jakarta, serta data lainnya yang dibutuhkan. Data sekunder tersebut diperoleh dari studi pustaka maupun literatur yang terkait dengan topik penelitian. 4.3 Metode Pengambilan Sampel Penentuan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling. Metode convenience sampling merupakan metode pengambilan responden yang kebetulan ditemui, memenuhi kriteria dan bersedia diwawancara (Nasution,2003). Jumlah responden yang diambil sebanyak 100 orang. 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan program Excel 2007 dan SPSS 16 For Windows. Matriks metode analisis yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Matriks Analisis Data No Tujuan Penelitian Sumber Data dan Metode Analisis Jumlah Sampel Data 1 Mengidentifikasi - Kuesioner Analisis eksternalitas positif - Responden = 100 deskriptif dari potensi keberadaan orang kualitatif BKB Jakarta 2 Mengkaji peluang - Kuesioner Analisis kesediaan membayar - Responden = 100 logistik dengan masyarakat orang SPSS 16.0 3 Mengestimasi nilai WTP - Kuesioner responden terhadap - Responden CVM potensi wisata air BKB (yang menjawab Ya) Jakarta 4 Mengidentifikasi - Kuesioner Analisis regresi faktor-faktor yang - Responden berganda dengan mempengaruhi besarnya (yang menjawab Ya) SPSS 16.0 nilai WTP Sumber: Penulis (2012) 36

4.4.1 Analisis Dampak Eksternalitas Positif Potensi Keberadaan BKB Analisis dampak eksternalitas positif dari potensi keberadaan BKB dilihat dengan melakukan tinjauan secara langsung ke daerah BKB yang memiliki potensi wisata air sehingga dapat menimbulkan suatu eksternalitas positif bagi masyarakat dan menanyakan kepada responden perubahan apa saja yang mereka rasakan. Identifikasi ini meliputi ada atau tidak adanya manfaat atas potensi wisata air BKB Jakarta, pandangan responden terhadap kualitas lingkungan, dan dampak yang timbul akibat potensi wisata air BKB. Dampak eksternalitas positif ini diidentifikasi dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. 4.4.2 Analisis Peluang Kesediaan Membayar (WTP) Responden Analisis peluang kesediaan membayar responden meliputi bersedia atau tidak bersedia mengeluarkan sejumlah uang untuk wisata air yang menjadi potensi BKB Jakarta. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui nilai observasi dan harapan. Hasil identifikasi ini dapat menduga ketepatan antara nilai harapan dan observasi dari data yang diperoleh. Nilai tersebut didapat melalui perhitungan dengan menggunakan metode regresi logistik. Bentuk model logit yang digunakan adalah: L i = Ln [P i /(1-P i )] = β 0 + β 1 PNDK i + β 2 PNDP i + β 3 JTK i + β 4 JTT i + β 5 FK i + β 6 KU i + β 7 TK i + β 8 KA i + β 9 PMD i + ε i dimana: L i = peluang responden bersedia membayar akibat eksternalitas positif dari potensi wisata air BKB (bernilai 1 untuk bersedia, bernilai 0 untuk tidak bersedia ) β 0 = intersep β 1..β 9 = koefisien dari regresi PNDK = lamanya menempuh pendidikan (tahun) PNDP = tingkat pendapatan (Rp) JTK = jumlah tanggungan keluarga (orang) 37

JTT FK KU TK KA PMD ε i = jarak tempat tinggal (meter) = frekuensi kunjungan (kali) = kualitas udara (persepsi) = tata kota (persepsi) = kualitas air (persepsi) = pemandangan (persepsi) = kesalahan pengganggu (disturbance s error) Variabel pendidikan diduga akan mempengaruhi besarnya peluang kesediaan membayar responden, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula kesadaran akan pentingnya menjaga lingkugan, sehingga peluang kesediaan membayar akan semakin besar. Variabel pendapatan juga diduga akan mempengaruhi besarnya peluang kesediaan membayar responden, semakin besar pendapatan, maka peluang kesediaan membayar akan semakin besar. Variabel jumlah tanggungan keluarga dan variabel jarak tempat tinggal diduga akan mempengaruhi peluang kesediaan membayar responden. Responden yang memiliki tanggungan keluarga lebih sedikit diduga peluang kesediaan membayarnya juga semakin besar. Responden yang bertempat tinggal dekat dengan terusan BKB diduga peluang kesediaan membayarnya akan semakin besar. Responden yang frekuensi kunjungan ke daerah terusan BKB lebih sering diduga peluang kesediaan membayarnya akan semakin besar. Variabel-variabel yang berhubungan dengan kualitas lingkungan juga diduga akan berpengaruh terhadap peluang kesediaan membayar responden. Semakin baik persepsi responden terhadap kualitas udara, kualitas air, tata kota, serta pemandangan apabila potensi wisata air BKB Jakarta terbangun, maka peluang kesediaan membayarnya akan semakin tinggi. 38

4.4.3 Estimasi Nilai WTP Responden Terhadap Potensi Wisata Air BKB Langkah selanjutnya setelah menganalisis peluang kesediaan membayar responden terhadap wisata air yang menjadi potensi BKB Jakarta adalah mengestimasi nilai ekonomi dari adanya wisata air yang menjadi potensi BKB Jakarta. Besarnya nilai WTP responden dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan CVM. Pendekatan tersebut memiliki enam tahapan (Hanley and Spash,1993), yaitu: 1) Membuat Pasar Hipotetik (Setting Up The Hypothetical Market) Pasar hipotetik dibuat atas dasar skenario bahwa pemerintah atau swasta akan memberlakukan kebijakan baru yaitu memanfaatkan potensi wisata air BKB Jakarta sepanjang Halimun sampai Karet yang dapat menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat. Pertanyaan dalam pasar hipotetik yang dibentuk dalam skenario adalah: Bersediakah bapak/ibu/saudara/i untuk berpartisipasi dalam bentuk kesediaan membayar terhadap kebijakan pemerintah atau swasta dalam pemanfaatan potensi wisata air BKB Jakarta dalam bentuk perahu unik disepanjang Halimun sampai Karet dan berapa besar dana yang bersedia dibayarkan? 2) Memperoleh Nilai Penawaran WTP (Obtaining Bids) Alat survei telah dibuat, maka survei dilakukan dengan wawancara langsung. Responden ditanya besarnya maksimum WTP yang dibayarkan terhadap dampak peningkatan kualitas lingkungan, dalam hal ini digunakan cara payment card, karena menurut beberapa penelitian metode ini terbukti lebih mudah dipahami oleh responden. Payment card merupakan salah satu metode yang dapat menghilangkan bias titik awal karena dalam metode ini sudah disediakan beberapa nilai yang dapat 39

langsung dipilih oleh responden. Biaya yang ditawarkan berkisar dari Rp 2.000,00 sampai Rp 10.000,00. Penentuan besarnya biaya tersebut berdasarkan harga tiket untuk menaiki perahu saat adanya water way di Jakarta tahun 2007. Penentuan harga tersebut masih relevan, karena jika dibandingkan dengan harga tiket perahu yang ada di Sungai Musi juga berkisar diantara Rp 2.000,00. 3) Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTP (Estimating Mean WTP) Perhitungan nilai rata-rata dan median dapat dilakukan setelah nilai WTP deketahui. Dugaan rata-rata dihitung dengan rumus: dimana: EWTP x i n i = Dugaan rataan WTP = Jumlah tiap data = Jumlah responden = Responden ke-i yang bersedia membayar 4) Menduga Kurva Permintaan WTP (Estimating Curve) Pendugaan kurva WTP akan dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut: WTP = f (jumlah responden, besarnya nilai WTP) dimana: Jumlah responden = banyaknya responden yang bersedia membayar sejumlah nilai WTP tertentu (orang) Besarnya nilai WTP = nilai maksimal yang bersedia dibayarkan responden (Rp) 5) Menjumlahkan Data (Agregating Data) Penjumlahan data merupakan proses dimana nilai rata-rata penawaran dikonversikan terhadap populasi yang dimaksud. Nilai total WTP dari 40

masyarakat dapat diketahui setelah menduga nilai tengah WTP. Rumus yang dapat digunakan adalah: dimana: TWTP = Total WTP WTP = WTP individu ke-i n i = Jumlah sampel ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP i = Responden ke-i yang bersedia membayar 6) Mengevaluasi Penggunaan CVM (Evaluating the CVM Exercise) Tahap ini memerlukan pendekatan seberapa besar tingkat keberhasilan dalam pengaplikasian CVM. Pelaksanaan model CVM dapat dievaluasi dengan melihat tingkat keandalan fungsi WTP dengan melihat nilai R- squares (R 2 ) dari model OLS (Ordinary Least Square) WTP. 4.4.4 Analisis Fungsi Willingness to Pay (WTP) Analisis fungsi WTP digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi WTP responden. Alat analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Fungsi persamaannya sebagai berikut: midwtp i = β 0 + β 1 PNDK i + β 2 PNDP i + β 3 JTK i + β 4 JTT + β 5 FK + β 6 KU + β 7 TK + β 8 KA + β 9 PMD + ε i dimana: PNDK = tingkat pendidikan (tahun) PNDP = tingkat pendapatan (Rp) JTK = jumlah tanggungan keluarga (orang) JTT = jarak tempat tinggal (meter) FK = frekuensi kunjugan (kali) KU = kualitas udara(persepsi) TK = tata kota(persepsi) KA = kualitas air (persepsi) PMD = kualitas pemandangan (persepsi) i = responden ke-i ε = galat 41

Variabel yang diduga mempengaruhi secara positif adalah tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, frekuensi kunjungan, jarak tempat tinggal, persepsi tentang kualitas air, persepsi tentang kualitas udara, persepsi tentang tata kota, serta persepsi tentang kualitas pemandangan. Tingginya tingkat pendidikan mencerminkan responden memiliki pengetahuan akan eksternalitas, sehingga mempengaruhi responden untuk membayar lebih tinggi. Tingginya tingkat pendapatan diduga akan mempengaruhi responden untuk membayar lebih tinggi. Semakin sering tingkat kunjungan responden, diduga akan mempengaruhi responden untuk membayar lebih tinggi. Semakin dekat jarak tempat tinggal responden, diduga akan mempengaruhi responden untuk membayar lebih tinggi. Persepsi tentang kualitas lingkungan adalah semakin baik persepsi responden terhadap kualitas air yang disebabkan adanya potensi wisata air BKB, diduga akan mempengaruhi responden untuk membayar lebih tinggi. Semakin baik persepsi responden terhadap kualitas udara yang disebabkan adanya potensi wisata air BKB, diduga akan mempengaruhi responden untuk membayar lebih tinggi. Semakin baik persepsi responden terhadap tata kota yang disebabkan adanya potensi wisata air BKB, diduga akan mempengaruhi responden untuk membayar lebih tinggi. Serta semakin baik persepsi responden terhadap kualitas pemandangan yang disebabkan adanya potensi wisata air BKB, diduga akan mempengaruhi responden untuk membayar lebih tinggi. 42

4.5 Pengujian Parameter Pengujian secara statistik terhadap model perlu dilakukan dengan cara: 4.5.1 Pengujian Regresi Linier Berganda 1) Uji Keandalan Uji ini dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan CVM dilihat dengan nilai R-squares (R 2 ) dari OLS (Ordinary Least Square)WTP. Koefisien determinasi adalah suatu nilai statistik yang dapat mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dari suatu persamaan regresi (Firdaus, 2004). Mitchell dan Carson (1989) dalam Hanley dan Spash (1993) merekomendasikan 15 persen sebagai batas mínimum dari R 2 yang realibel. Nilai R 2 yang lebih besar dari 15 persen menunjukkan tingkat realibilitas yang baik dalam penggunaan CVM. 2) Uji Statistik t Uji statistik t adalah uji untuk mengetahui masing-masing variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Pengujian koefisien regresi secara individual dilakukan untuk membuktikan bahwa koefisien regresi suatu model regresi tersebut secara statistik signifikan atau tidak. Prosedur pengujian uji statistik t adalah (Ramanathan, 1997): H 0 : β i = 0 atau variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat H 1 : β i 0 atau varibel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat 43

Jika t hit(n-k) < t α/2 maka terima H 0, artinya variabel bebas (X i ) tidak berpengaruh nyata terhadap (Y). Jika t hit(n-k) > t α/2, maka terima H 1 artinya variabel bebas (X i ) berpengaruh nyata terhadap (Y). 3) Uji Statistik F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Prosedur pengujian menurut Ramanathan (1997) adalah: H 0 = β 1= β 2 = β 3 = β = 0 atau tidak ada satupun variabel yang berpengaruh H 1 = β 1 = β 2 = β 3 = β 0 atau minimal ada satu variabel yang berpengaruh dimana: JKK = jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom JKG = jumlah kuadrat galat n = jumlah sampel k = jumlah peubah Jika F hit < F tabel maka terima H 0, artinya secara serentak variabel (X i ) tidak berpengaruh nyata terhadap (Y). Jika F hit > F tabel, maka terima H 1, yang artinya variabel (X i ) secara serentak berpengaruh nyata terhadap (Y). 4) Uji Terhadap Kolinear Ganda Model dengan banyak peubah sering terjadi masalah multikolinier yaitu terjadinya korelasi yang kuat antar peubah-peubah bebas. Cara yang paling mudah untuk mengungkapkan apakah multikolinieritas menyebabkan masalah adalah dengan mengkaji simpangan baku koefisiennya. Jika beberapa koefisien mempunyai simpangan baku yang tinggi, dan kemudian mengeluarkan satu atau lebih peubah bebas dari model menyebabkan simpangan bakunya rendah, maka biasanya sumber 44

masalahnya adalah multikolinieritas. Masalah tersebut dapat dilihat langsung melalui hasil komputer, jika Varian Inflation Factor (VIF) < 10, maka tidak ada masalah multikolinier (Gujarati, 2003). 5) Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi metode pendugaan kuadrat terkecil adalah homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran atas asumsi ini disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized (Ghozali, 2006). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dasar analisis uji heteroskedastisitas (Ghozali, 2006): 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas. Penelitian ini menggunakan uji white seperti yang disarankan oleh Goldfeld dan Quandt (Ramanathan, 1997). Prosedur pengujiannya adalah: H 0 = tidak ada heteroskedastisitas 45

H 1 = ada masalah heteroskedastisitas Terima H 0 jika probability obs*r square lebih besar dari α. Artinya tidak terjadi heteroskedastisitas. 6) Uji Normalitas Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data atau observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Data pada penelitian ini jumlahnya lebih dari 30, oleh sebab itu diduga data telah mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Penerapan uji ini adalah bahwa jika signifikasi dibawah 5 % berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, artinya data tersebut tidak normal (Suliyanto, 2005). 7) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan diantara galat dalam persamaan regresi yang diperoleh. Autokorelasi cenderung akan mengestimasi standar error lebih kecil daripada nilai sebenarnya, sehingga nilai statistic-t akan lebih besar. Uji yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji DW (Durbin Watson test). Nilai statistik DW berada diantara 1,55 dan 2,46 maka menunjukkan tidak ada autokorelasi (Firdaus, 2004). 46

4.5.2 Pengujian Regresi Logit 1) Uji G Uji G atau Likelihood ratio merupakan rasio kemungkinan maksimum (likelihood ratio test) yang digunakan untuk menguji peranan variabel bebas secara serentak. Rumus umum uji G adalah (Hosmer dan Lemeshow, 1989): dimana: l o = nilai likelihood tanpa variabel penjelas l i = nilai likelihood model penuh Prosedur pengujiannya adalah: H 0 = β 1 = β 2 =... = β k = 0 H 1 = minimal ada satu β i tidak sama dengan nol, dimana i = 1,2,...,n Jika G > χ 2 α, k-1, atau nilai-p dari Hosmer and Lemeshow Test lebih besar dari alpha, maka hipotesis nol (H 0 ) ditolak (Juanda, 2009). Artinya secara bersama-sama variabel independen dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. 2) Uji Wald Uji Wald digunakan untuk menguji signifikansi parameter koefisien secara parsial (Juanda, 2009). Statistik uji yang digunakan adalah: H 0 = = 0 H 1 = 0 47

dimana: = Vektor koefisien dihubungkan dengan penduga (koefisien x) E( ) = Galat kesalahan dari Uji Wald mengikuti sebaran normal baku dengan kaidah keputusan menolak H 0 jika > Z α/2 (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Artinya variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. 3) Uji Odds Ratio Odds Ratio sebesar Exp (β) merupakan rasio peluang terjadi pilihan-1 terhadap peluang terjadi pilihan-0 (Juanda, 2009). Koefisien yang bertanda positif menunjukkan nilai odds ratio lebih besar dari satu, artinya bahwa peluang kejadian sukses lebih besar dari peluang kejadian tidak sukses. Sedangkan koefisien yang bertanda negatif berarti bahwa peluang kejadian tidak sukses lebih besar dari peluang kejadian sukses. Formula Odds Ratio dapat ditulis sebagai: Pi/(1-Pi) = e zi. 48