BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional yang bersifat kasuistik. Arikunto (2002) berpendapat, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ataupun signifikansi perbedaan kelompok (Azwar, Metode Penelitian, 1. Variabel tergantung : Perilaku seksual

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN I. ANGKET PENALARAN MORAL Usia : Jenis Kelamin :

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan komparasi, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002, p. 12)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. yang menentukan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji kebenaran suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini hendak menguji pengaruh Strategi pembelajaran dan

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan variasi dalam variabel lain (Trianto, 2010: 201). Penelitian ini terdiri dari 2 variabel

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu penelitian yang prosesnya banyak menggunakan angkaangka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisisnya pada data data numerikal (angka angka) tentang perilaku. yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010).

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk melakukan penelitianya. Penelitian ini berangkat dari adanya permasalahan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

ANALISIS ANGKET Materi Kuliah TIK oleh Dr. Sumadi,M.Pd.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul dan mudah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

Lampiran 1 Nama Lengkap : Jenis Kelamin : P / L (coret yang tidak perlu ) Umur :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan. analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN


BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang data-datanya numerikal dan diolah menggunakan metode statistik. B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006;118). Sesuatu dinamai variabel dikarenakan secara kuantitatif atau secara kualitatif ia dapat bervariasi. Apabila sesuatu tidak dapat bervariasi maka ia bukan variabel melainkan konstanta (Azwar, 2007; 59). Dalam penelitian sosial dan psikologi, satu variabel tidak mungkin hanya berkaitan dengan satu variabel lain saja melainkan selalu saling dipengaruhi dengan banyak variabel lain (azwar, 2007;61). Dalam setiap penelitian peneliti dapat memilih salah satu atau beberapa diantara banyak variabel bebas yang mempengaruhi variabel tergantung (terikat), yang menjadi fokus penelitiannya.variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel tergantung/terikat (Y) Variabel tergantung (terikat) adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besarnya efek tersebut diamati dari ada-tidaknya, timbul-hilangnya, membesar-mengecilnya, atau berubahnya variasi yang tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain termaksud (azwar, 2007; 62). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat, yaitu sikap terhadap perilaku seks bebas. 2. Variabel bebas atau independent variable (X) Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain. Dapat pula dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui. Variabel ini dipilih dan sengaja dimanipulasi oleh peneliti agar efeknya terhadap variabel lain tersebut dapat diamati dan diukur (azwar, 2007; 62). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas, yaitu penalaran moral. Tabel 1 Rancangan Penelitian Variabel Bebas (X) Penalaran Moral Variabel terikat (Y) Sikap terhadap perilaku seks bebas

C. Definisi Operasional Definisi operasional sangat penting keberadaannya dalam sebuah penelitian dengan tujuan adanya suatu kesamaan pandangan dan persepsi antara peneliti dan pembaca mengenai obyek atau variabel penelitian. Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dan diukur dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain. Variabel penelitian didefinisikan secara operasional sebagai berikut: 1. Penalaran Moral: kemampuan kognitif yang dimiliki seseorang untuk mempertimbangkan, menilai, dan memutuskan suatu perilaku yang berdasarkan asas moral seperti baik dan buruk, etis dan tidak etis, boleh dan tidak boleh untuk dilakukan dan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan. 2. Sikap terhadap Perilaku Seks Bebas: sikap seseorang terhadap suatu obyek yaitu seks bebas dengan melibatkan respon yang berupa respon kognitif (respon perseptual dan pernyataan mengenai apa yang diyakini), respon afektif (respon syaraf simpatetik dan pernyataan afeksi), serta respon perilaku atau konasi (respon berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi terdiri atas sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Populasi adalah keseluruhan unit

analisis yang merupakan sasaran penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi (Gulo, 2007: 78). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan santri Pesantren Darus Sholah Jember, sedangkan sampel yang diambil adalah sebagian santri sebanyak 61 orang yang dianggap memiliki ciri-ciri tertentu yaitu yang usianya sekitar 16-19 tahun. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Dikatakan purposive karena pengambilan sampelnya dengan menggunakan pertimbangan tertentu yaitu usia. Arikunto (2006:134) memberikan batasan, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau lebih. E. Metode Pengumpulan Data atau Instrumen Pengumpulan Data Persyaratan utama penelitian harus memiliki nilai ketepatan, keakuratan dan kekuatan dalam mempertanggungjawabkan hasil penelitian secara ilmiah. Data yang dituliskan secara tepat, yaitu yang relevan dengan tujuan penelitian dan memiliki validitas dan reliabilitas setinggi mungkin. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala psikologis, yaitu skala untuk mengukur penalaran moral dan angket untuk mengukur sikap terhadap perilaku seks bebas. Bentuk skala yang digunakan adalah skala pengukuran Likert dengan kategori penilaian pendukung (favorabel), yaitu sangat setuju (SS) = 4, setuju (S) = 3, tidak setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju (STS) = 1, dan tidak mendukung (tidak favorabel), yaitu sangat setuju (SS) = 1, setuju (S) = 2, tidak setuju (TS) = 3, dan sangat tidak setuju (STS) = 4.

1. Pengukuran Penalaran Moral Dalam penelitian ini pengukuran penalaran moral dengan menggunakan skala. Skala ini digunakan untuk menjaring seluruh data yang dibutuhkan. Skala ini untuk mengungkapkan data tentang tingkat perkembangan penalaran moral. Skala ini diambil dari pedoman wawancara yang disusun oleh Kohlberg dalam bentuk cerita- cerita pendek yang mengandung persoalan-persoalan moral untuk dipecahkan. Tujuan penggunaan skala ini untuk mengungkap penalaran responden tentang tindakan apa yang sebaiknya dilakukan jika responden berada pada situasi seperti yang diperankan dalam cerita. Jawaban inilah yang menjadi indikator pada tahap penalaran moral manakah responden berada. Skala ini digunakan dengan alasan hingga kini baru Kohlberg yang telah mengidentifikasikan tahap-tahap perkembangan moral dan perincian prosedurnya dengan jelas dan sistematis, untuk menentukan pada tahap penalaran moral mana seseorang berada. Skala ini sudah digunakan oleh Pratidarma Nastiti (1991), Syarkawi (1994), Selly Tokan (1999),dan C. Asri Budiningsih (2001). Pada penelitian ini menggunakan alat tes yang didaptasi dari Dr. C. Asri Budiningsih yang mengacu pada teori Kohlberg (dalam Rahmawati:2010). Tes penalaran moral ini terdiri dari 3 buah cerita pendek yang berisi tentang persoalan-persoalan moral yang mengandung dilema-dilema moral untuk dipecahkan. Setiap cerita diakhiri dengan pertanyaan, responden diminta untuk memilih salah satu dari 6 alternatif jawaban yang tersedia. Dibawah ini adalah nilai setiap jawaban cerita sebagai berikut:

No 1) a=6, b=4, c=5, d=2, e=1, f=3 No 2) a=6, b=4, c=3, d=1, e=2, f=5 No 3) a=3, b=4, c=2, d=1, e=6, f=5 2. pengukuran Sikap Terhadap Perilaku Seks Bebas pengukuran sikap terhadap perilaku seks bebas menggunakan alat ukur berupa angket menggunakan skala Likert yang item-itemnya disusun sendiri oleh peneliti dan dimuat dalam blue print, item yang disusun berjumlah 38. Indikator dari angket sikap terhadap perilaku seks bebas berdasarkan pada pengertian seks bebas menurut Santrock (2003). Dalam penyusunan angket sikap terhadap perilaku seks bebas, aspek-aspek terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen perilaku (Azwar, 2002:24). Menurut Mann (dalam Azwar, 2004:24) komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan yang dimiliki insividu mengenai sesuatu atau sering disebut sebagai opini terhadap sesuatu. Komponen afeksi merupakan perasaan individu terhadap obyek sikap yang berhubungan dengan emosi. Komponen perilaku merupakan kecenderungan individu untuk bertindak terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Adapun blue print ketiga komponen sikap terhadap perilaku seks bebas dijelaskan dibawah ini:

Tabel 2 Blue print dan sebaran aitem aspek kognitif skala sikap terhadap perilaku seks bebas No Aspek Indikator Nomor Aitem F U T 1 Berkencan: keluar bersama, berpegangan tangan, berpelukan 1,5 7,15 4 2 Perilaku berciuman; cium pipi, cium bibir atau daerah wajah 4,9 16 3 Bercumbu; necking (berciuman 3 Kognitif sampai daerah dada), petting (saling menempelkan alat 2,8 14 3 kelamin) 4 Saling membelai, meraba atau diraba payudara dan alat kelamin 23 1 Bersenggama, melakukan 5 hubungan badan layaknya suami 31 27 2 istri Jumlah Aitem 8 5 13

Tabel 3 Blue print dan sebaran aitem aspek Afeksi skala sikap terhadap perilaku seks bebas No Aspek Indikator Nomor Aitem F U T 1 Berkencan: keluar bersama, berpegangan tangan, berpelukan 3, 13 2 2 Perilaku berciuman; cium pipi, cium bibir atau daerah wajah 12,21 2 Bercumbu; necking (berciuman 3 Afeksi sampai daerah dada), petting (saling menempelkan alat 10,17 22 3 kelamin) 4 Saling membelai, meraba atau diraba payudara dan alat kelamin 18 19 2 Bersenggama, melakukan 5 hubungan badan layaknya suami 25 28 2 istri Jumlah Aitem 8 3 11

Tabel 4 Blue print dan sebaran aitem aspek konatif skala sikap terhadap perilaku seks bebas No Aspek Indikator Nomor Aitem F U T 1 Berkencan: keluar bersama, berpegangan tangan, berpelukan 11,20 6,33 4 2 Perilaku berciuman; cium pipi, cium bibir atau daerah wajah 29 36,37 3 Bercumbu; necking (berciuman 3 Perilaku sampai daerah dada), petting (saling menempelkan alat 24,26 34 3 kelamin) 4 Saling membelai, meraba atau diraba payudara dan alat kelamin 38 32 2 Bersenggama, melakukan 5 hubungan badan layaknya suami 30 35 2 istri Jumlah Aitem 7 7 14

F. Validitas dan Reliabilitas Validitas dalam sebuah alat ukur adalah untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila validitas tersebut menjalankan fungsi ukurnya dan memberikan hasil yang tepat dan akurat (Azwar,2001:173) Reliabilitas untuk suatu prosedur adalah penting sebelum validitas dipertimbangkan, dan perangkat reliabilitas sebenarnya menetapkan validitas maksimum dari suatu instrument. 1. Validitas Validitas berkaitan dengan permasalahan ketepatan alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Arikunto (2005: 170), mengatakan bahwa validitas tes adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas demikian dimaknai sebagai suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sesuatu yang hendak diukur secara tepat dan akurat. Pada skala ini menggunakan koefisien validitas 0,30. Jadi aitem-aitem yang memiliki daya beda dibawah 0,30 akan gugur. Berdasarkan koefisien validitas 0,30 tersebut, dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16 dan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 5 Uji Validitas Penalaran Moral Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance Corrected Itemif Item Deleted Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted m1 6.90 3.857.502.418 M2 6.39 3.576.603.238 M3 6.80 6.694.239.738 Sikap terhadap Seks Bebas Dari 38 aitem ada 3 aitem yang gugur yaitu: 7, 28, 33 35 aitem yang valid yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Azwar, (2001:83) mengatakan Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya atau sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan hasil pengukuran yang relative tidak berbeda bila dilakukan pengkuran kembali terhadap obyek yang sama. Reliabilitas mengacu pada kepercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran. Pengukuran reliabilitas kedua angket dapat dilakukan dengan One Shot (Singletrial Administration) atau pengukuran sekali saja pada sekelompok responden (Azwar, 2001:87). Maksudnya adalah pengukuran terhadap item-item kuisioner dilakukan hanya sekali dan hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar

jawaban pernyataan. Perhitungan reliabilitas angket ini akan dilakukan dengan teknik Alpha Croncbach melalui scale reliability dan perlakuan terhadap butir gugur menggunakan SPSS for Windows versi 16. Tabel 6 Reliabilitas sikap terhadap seks bebas seluruh item Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.945.947 38 Tabel 7 Reliabilitas item valid sikap terhadap seks bebas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.947.949 35 Tabel 8 Reliabilitas item penalaran moral Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.623 3

G. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama, analisis deskriptif yang bertujuan mengetahui gambaran variabel yang akan diukur, dan kedua, analisis korelasional yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis data dilakukan menggunakan computer programe SPSS 16 for Windows. Pada analisis statistik deskriptif, teknik yang dilakukan adalah dengan membuat klasifikasi menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Tabel 9 Standar pembagian klasifikasi Kategori Tinggi Sedang Rendah Kriteria M + 1SD X M 1SD X < M + 1SD X < M - 1SD Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi, maka kita harus melihat tabel korelasi poduct moment person. Apabila hasil perhitungan koefisien korelasi nilai kritis yang relevan dengan taraf signifikansi 0,05, berarti koefisien korelasi yang kita amati tersebut signifikan. Adapun kaidahnya adalah seperti berikut:

1. jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 sig), maka Ho diterima Ha ditolak yang artinya tidak signifikan 2. jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 sig), maka Ho ditolak Ha diterima yang artinya signifikan.