Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM AKSELERASI PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MAKRO

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan (growth) adalah hal yang berhubungan dengan perubahan

BAB V. MATRIKS RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN KOTA UPTD PUSKESMAS SEMEMI

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 747/Menkes/SK/VI/2007 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SIAGA

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KECENDERUNGAN MASALAH GIZI DAN TANTANGAN DI MASA DATANG *)

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

Masalah Gizi Utama di Indonesia dan Faktor penyebabnya. Oleh : Yonrizal Nurdin

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PENYELENGGARAAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

World Hunger Organization (WHO), terdapat empat jenis masalah kekurangan. Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA) dan Gangguan Akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

RENCANA AKSI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) Latar belakang

Strategi Penanggulangan Masalah Gizi Melalui Desa Siaga. Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Gizi Masyarakat. Rizqie Auliana

Efektif Intervensi Gizi dan Perkembangannya di Indonesia Oleh Prof. (Em) Soekirman Yay. Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

Pemberian Makanan Tambahan dalam meningkatkan status gizi anak

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. cerdas dan produktif. Indikatornya adalah manusia yang mampu hidup lebih lama

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PUSKESMAS WONOSARI II

SERIBU HARI UNTUK NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. Juanita: Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat, 2001 USU Repository 2006

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. Prevalensi gizi buruk pada batita di Indonesia menurut berat badan/umur

KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS

PENDAHULUAN. Setiap manusia mengalami siklus kehidupan mulai dari dalam. kandungan (janin), berkembang menjadi bayi, tumbuh menjadi anak,

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERIODE intensitas upaya-upaya pencegahan. yang melaksanakan pembinaan petugas kab/puskesmas KH)

UPTD PUSKESMAS CIKAUM

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

Transkripsi:

DR. ESI EMILIA, MSI

Gizi Kurang Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian Daya tahan rendah Absensi meningkat Produktivitas rendah Pendapatan rendah Tumbuh kembang otak tidak optimal Gangguan kecerdasan & mental Potensi pendidikan rendah Umur Harapan Hidup Pendapatan per kapita Tingkat melek huruf

Timbulnya penyakit: genetik atau lingkungan? Hindari makanan mengandung fenillanin, beri suplemen tirosin (lingkungan) Diabetes Mellitus: lingkungan atau genetik? Dasar genetik sangat kuat, autosomal dominan Lingkungan: gaya hidup, penumpukan lemak abnormalitas metabolisme karbohidrat

Negara Berkembang: perubahan sangat cepat, tradisional ke modern Tidak berkesempatan beradaptasi Beban ganda: penyakit infeksi penyakit kronis non infeksi perubahan dalam konsumsi makanan, aktifitas fisik, komposisi tubuh

BESARAN MASALAH GIZI DAN DAMPAK TERHADAP KECERDASAN DAN PRODUKTIVITAS Masalah gizi Jumlah penderita IQ lost Total IQ lost BBLR + 400 ribu/th Potensi IQ - Gizi kurang 3.5 juta/th - - Gizi buruk 1.5 juta /th 10 13 19.5 juta Gangguan kekurangan (GAKY) - CEBOL - GONDOK akibat Yodium 9000 10 juta 10 50 140 juta Masalah gizi Jumlah penderita Dampak Anemi gizi besi - BALITA 8.5 juta IQ lost 5 10 Total IQ lost 40 85 juta - Usia produktif 51.8 juta MENURUNKAN PRODUKTIVITAS 20 30% Kurang Vitamin A sub klinis Masalah gizi usia dewasa Gizi lebih 10 juta anak - Merusak sistem kekebalan - Meningkatkan resiko kematian > 10 juta orang dewasa Penyakit tidak menular/degeneratif (diabet, jantung, dll)

Dampak KURANG GIZI Penyebab langsung Makan Tidak Seimbang Penyakit Infeksi Penyebab Tidak langsung Tidak Cukup Persediaan Pangan Pola Asuh Anak Tidak Memadai Sanitasi dan Air Bersih / Pelayanan Kesehatan Dasar Tidak Memadai Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan Pokok Masalah di Masyarakat Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumberdaya masyarakat Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan Akar Masalah ( nasional ) Krisis Ekonomi, Politik, dan Sosial

KEGAGALAN PRODUKSI Sangat dini KONSEP KERJA SKPG KRISIS EKONOMI Pendapatan menurun Ketersediaan Pangan di Masy kurang Daya beli menurun Cukup dini Ketersediaan Pangan RT kurang Asupan Zat gizi kurang Kurang dini PREVENTIF KURATIF KURANG GIZI

Pendekatan life cycle (mempertimbangkan intergenerational impact) Strategi penanggulangan masalah gizi mempertimbangkan: faktor geografis dan demografi, kemiskinan, transisi epidemiologi bidang kesehatan dan gizi, rendahnya tingkat pendidikan, dll Pelaksanaan program gizi hendaknya didasarkan pada kajian best practice (efektif dan efisien)

Pengambilan keputusan hendaknya didasarkan pada informasi yang eviden base Mengembangkan capacity building dan meningkatkan kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat Kebijakan jangka panjang program gizi (fortifikasi, KIE, suplementasi) Preventif, promotif yang proaktif Integrasi MIKRO-MAKRO, LS/LP

Upaya perbaikan Gizi dilaksanakan bertahap mengarah pada pemberdayaan gizi keluarga Sasaran mencakup seluruh kelompok siklus hidup Upaya perbaikan gizi diarahkan utk menanggulangi masalah gizi kurang, gizi lebih termasuk penyakit degeneratif Penanggulangan masalah kurang gizi berfokus pada perbaikan pola asuh Dilaksanakan melalui berbagai institusi masyarakat, pemerintah Intervensi dilaksanakan secara sistematis, disesuaikan dgn perkembangan perkembangan keadaan gizi masyarakat.

Pemberdayaan keluarga, diarahkan meningkatkan pengetahuan, kesadaran serta kemampuan kadarzi serta mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada Peningkatan kualitas pelayanan dengan meningkatkan cakupan pelayanan dan profesionalisme petugas Menggunakan peluang desentralisasi Memperkuat kebijakan publik bidang gizi Memperkuat kemitraan dan kerja sama lintas sektor Memperkuat litbang

Pemberdayaan Keluarga melalui: Identifikasi masalah gizi, perilaku dan potensi keluarga Pembentukan kader keluarga Menggalang potensi pemberdayaan keluarga Memberikan stimulan sesuai kebutuhan dan rencana kerja Pendidikan gizi, antara lain kampanye media massa, kurikulum, pelatihan, KIE gizi Pemantauan pertumbuhan balita dan promosi, untuk deteksi dini gangguan pertumbuhan

Suplementasi gizi Jangka pendek, memberikan tambahan gizi secara langsung Jangka panjang, meningkatkan kemandirian masyarakat Fortifikasi, untuk meningkatkan mutu gizi makanan (fortifikasi gizi mikro, litbang, standar) Diversifikasi pangan: penganekaragaman konsumsi dan pemanfaatan pekarangan Surveilans gizi Peningkatan kualitas data, penguatan institusi, interaksi institusi, jejaring pangan dan gizi,

a. Menyusui bayi segera setelah lahir dalam setengah jam pertama b. Memberikan hanya air susu ibu saja atau ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan c. Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) setelah umur 6 bulan d. Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.

Upaya konkrit yang harus dilakukan: 1. Mengintensifkan bulan timbang balita di posyandu mencakup 18 juta balita (contoh: Jawa Barat operasi timbang semua balita) - Penimbangan dilakukan di posyandu - Kunjungan rumah untuk balita yang tidak ke posyandu 2. Identifikasi siapa, berapa, dimana balita yang BGM 3. Konfirmasi balita BGM oleh petugas puskesmas untuk menentukan balita gizi buruk

Lanjutan Upaya konkrit yang harus dilakukan: 4. Konfirmasi balita BGM oleh petugas puskesmas untuk menentukan balita gizi buruk 5. Balita gizi buruk dirujuk dan ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi buruk di puskesmas dan di rumah sakit 6. Lakukan penyelidikan epidemiologi gizi pada daerah dengan kasus gizi buruk

Lanjutan Upaya konkrit yang harus dilakukan: 7. Koordinasi lintas sektor untuk pencegahan gizi buruk 8. Intensifkan pelaksanaan SKD KLB gizi buruk 9. Sumber dana semua alternatif yang ada (dekonsentrasi, manajemen MP-ASI, APBD, masyarakat, LSM, swasta, dll) Dana PKPSBBM : Rujukan RS Revitalisasi Posyandu Yankesdas di Puskesmas

1. Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk diseluruh kab/kota dengan memperhatikan besar dan luasnya masalah. 2. Revitalisasi Posyandu melalui : Peningkatan pemantauan pertumbuhan balita sbg deteksi dini gizi buruk di masyarakat Menyediakan dukungan sarana, prasarana dan biaya operasional posyandu Memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga profesional, toma, toga dan pemuka adat

3. Revitalisasi Puskesmas melalui : Pelatihan manajemen program gizi bagi pimpinan dan petugas puskesmas dan jaringannya Penyediaan biaya oprasinal puskesmas untuk pembinaan posyandu, pelacakan kasus, kerjasama lintas sektor dll Pemenuhan sarana antropometri dan KIE Pelatihan tata laksana gizi buruk bagi petugas RS dan Puskesmas perawatan

4. Intervensi Gizi dan Kesehatan : Perawatan/pengobatan gratis di RS klas III dan Puskesmas Perawatan bg balita gizi buruk gakin. Pemberian Makanan tambahan berupa MPASI anak 6-23 bl PMT pemulihan anak 24-59 bl kepada balita gizi kurang dari gakin. Pemberian Suplementasi gizi vitamin A dan tablet Fe 5. Promosi norma keluarga sadar gizi

5. Pemberdayaan Keluarga : Dibidang Ekonomi Dibidang Pendidikan Dibidang Kesehatan Dibidang Ketahanan Pangan 6. Advokasi dan Pendampingan Advokasi DPRD dan LS Pendampingan pengelolan program gizi di kabupaten/kota

7. Peningkatan SKPG : Sistem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB Gizi Buruk. Penyediaan data gizi dan faktor risiko secara reguler : Pemantauan Pertumbuhan, Pemantauan Status Giuzi Kecamatan. Pemantauan Konsumsi Memfungsikan SKPG sbg dasar pengambilan keputusan intervensi masalah pangan dan gizi serta faktor risikonya.

DAMPAK KELAINAN GIZI PADA BIDANG EKONOMI: 1.Menurunkan produktivitas kerja (kasus Anemia Gizi pada buruh anak sekolah) 2.Keluarga/Negara mengeluarkan biaya pengobatan yang tinggi untuk mengobati penyakit kelainan gizi DAMPAK KELAINAN GIZI PADA BIDANG PENDIDIKAN 1.Inteleqensi anak bangsa menurun (lost generation) dan tidak produktif untuk negara dan menjadi beban negara 2.Kosentrasi belajar menurun pada anak (kasus Anemia Gizi) DAMPAK KELAINAN GIZI PADA BIDANG KESEHATAN: 1.Anak KEP berdampak pada kekebalan tubuh (rentan penyakit) 2.Anak Kekurangan Vitamin A juga rentan penyakit

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT(COMMUNITY HEALTH NUTRITION) Upaya atau langkah-langkah kegiatan pada masyarakat yang terorganisir dalam kaitan memperbaiki status gizi masyarakat. RUANG LINGKUP GIZI KESEHATAN MASYARAKAT: 1.Konsumsi Pangan 2.Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan dan status gizi 3.Cara-cara penentuan status gizi 4.Penyakit akibat kelainan gizi 5.Pendekatan kesehatan masyarakat dalam penanggulangan kelainan gizi dalam masyarakat.

STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK SURVEILENS SOSIAL, KESEHATAN, PANGAN DAN GIZI KELUARGA MASYARAKAT DAN LINTAS SEKTOR PELAYANAN KESEHATAN Intervensi angka menengah/ panjang Intervensi jangka pendek, darurat SELURUH KELUARGA 1. Penyuluhan/konseling Gizi: a. ASI EKSLUSIF & MP-ASI b. PUGS dan diversifikasi pangan c. Pola asuh ibu & anak 2. Pemantauan pertumbuhan anak 3. Pemanfaatan pekarangan 4. Peningkatan Daya Beli 5. Lumbung Pangan Masyarakat KELUARGA MISKIN 6. Bantuan pangan darurat: - PMT balita, ibu hamil - Raskin Emua Balita Punya KMS Sehat BB Naik (N) Penimbangan (D) Konseling Suplementasi gizi Pelayanan Kes Dasar Sehat, BB naik (N) BB TDK NAIK (T), Gizi Kurang PMT Pemulihan Konseling BGM, GIZI BURUK, SAKIT + 1. PUSKESMAS Sembuh, perlu PMT Sembuh tidak perlu PMT 2. RUMAH SAKIT SURVEILENS SOSIAL, KESEHATAN, PANGAN DAN GIZI