DR. ESI EMILIA, MSI
Gizi Kurang Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian Daya tahan rendah Absensi meningkat Produktivitas rendah Pendapatan rendah Tumbuh kembang otak tidak optimal Gangguan kecerdasan & mental Potensi pendidikan rendah Umur Harapan Hidup Pendapatan per kapita Tingkat melek huruf
Timbulnya penyakit: genetik atau lingkungan? Hindari makanan mengandung fenillanin, beri suplemen tirosin (lingkungan) Diabetes Mellitus: lingkungan atau genetik? Dasar genetik sangat kuat, autosomal dominan Lingkungan: gaya hidup, penumpukan lemak abnormalitas metabolisme karbohidrat
Negara Berkembang: perubahan sangat cepat, tradisional ke modern Tidak berkesempatan beradaptasi Beban ganda: penyakit infeksi penyakit kronis non infeksi perubahan dalam konsumsi makanan, aktifitas fisik, komposisi tubuh
BESARAN MASALAH GIZI DAN DAMPAK TERHADAP KECERDASAN DAN PRODUKTIVITAS Masalah gizi Jumlah penderita IQ lost Total IQ lost BBLR + 400 ribu/th Potensi IQ - Gizi kurang 3.5 juta/th - - Gizi buruk 1.5 juta /th 10 13 19.5 juta Gangguan kekurangan (GAKY) - CEBOL - GONDOK akibat Yodium 9000 10 juta 10 50 140 juta Masalah gizi Jumlah penderita Dampak Anemi gizi besi - BALITA 8.5 juta IQ lost 5 10 Total IQ lost 40 85 juta - Usia produktif 51.8 juta MENURUNKAN PRODUKTIVITAS 20 30% Kurang Vitamin A sub klinis Masalah gizi usia dewasa Gizi lebih 10 juta anak - Merusak sistem kekebalan - Meningkatkan resiko kematian > 10 juta orang dewasa Penyakit tidak menular/degeneratif (diabet, jantung, dll)
Dampak KURANG GIZI Penyebab langsung Makan Tidak Seimbang Penyakit Infeksi Penyebab Tidak langsung Tidak Cukup Persediaan Pangan Pola Asuh Anak Tidak Memadai Sanitasi dan Air Bersih / Pelayanan Kesehatan Dasar Tidak Memadai Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan Pokok Masalah di Masyarakat Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumberdaya masyarakat Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan Akar Masalah ( nasional ) Krisis Ekonomi, Politik, dan Sosial
KEGAGALAN PRODUKSI Sangat dini KONSEP KERJA SKPG KRISIS EKONOMI Pendapatan menurun Ketersediaan Pangan di Masy kurang Daya beli menurun Cukup dini Ketersediaan Pangan RT kurang Asupan Zat gizi kurang Kurang dini PREVENTIF KURATIF KURANG GIZI
Pendekatan life cycle (mempertimbangkan intergenerational impact) Strategi penanggulangan masalah gizi mempertimbangkan: faktor geografis dan demografi, kemiskinan, transisi epidemiologi bidang kesehatan dan gizi, rendahnya tingkat pendidikan, dll Pelaksanaan program gizi hendaknya didasarkan pada kajian best practice (efektif dan efisien)
Pengambilan keputusan hendaknya didasarkan pada informasi yang eviden base Mengembangkan capacity building dan meningkatkan kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat Kebijakan jangka panjang program gizi (fortifikasi, KIE, suplementasi) Preventif, promotif yang proaktif Integrasi MIKRO-MAKRO, LS/LP
Upaya perbaikan Gizi dilaksanakan bertahap mengarah pada pemberdayaan gizi keluarga Sasaran mencakup seluruh kelompok siklus hidup Upaya perbaikan gizi diarahkan utk menanggulangi masalah gizi kurang, gizi lebih termasuk penyakit degeneratif Penanggulangan masalah kurang gizi berfokus pada perbaikan pola asuh Dilaksanakan melalui berbagai institusi masyarakat, pemerintah Intervensi dilaksanakan secara sistematis, disesuaikan dgn perkembangan perkembangan keadaan gizi masyarakat.
Pemberdayaan keluarga, diarahkan meningkatkan pengetahuan, kesadaran serta kemampuan kadarzi serta mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada Peningkatan kualitas pelayanan dengan meningkatkan cakupan pelayanan dan profesionalisme petugas Menggunakan peluang desentralisasi Memperkuat kebijakan publik bidang gizi Memperkuat kemitraan dan kerja sama lintas sektor Memperkuat litbang
Pemberdayaan Keluarga melalui: Identifikasi masalah gizi, perilaku dan potensi keluarga Pembentukan kader keluarga Menggalang potensi pemberdayaan keluarga Memberikan stimulan sesuai kebutuhan dan rencana kerja Pendidikan gizi, antara lain kampanye media massa, kurikulum, pelatihan, KIE gizi Pemantauan pertumbuhan balita dan promosi, untuk deteksi dini gangguan pertumbuhan
Suplementasi gizi Jangka pendek, memberikan tambahan gizi secara langsung Jangka panjang, meningkatkan kemandirian masyarakat Fortifikasi, untuk meningkatkan mutu gizi makanan (fortifikasi gizi mikro, litbang, standar) Diversifikasi pangan: penganekaragaman konsumsi dan pemanfaatan pekarangan Surveilans gizi Peningkatan kualitas data, penguatan institusi, interaksi institusi, jejaring pangan dan gizi,
a. Menyusui bayi segera setelah lahir dalam setengah jam pertama b. Memberikan hanya air susu ibu saja atau ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan c. Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) setelah umur 6 bulan d. Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.
Upaya konkrit yang harus dilakukan: 1. Mengintensifkan bulan timbang balita di posyandu mencakup 18 juta balita (contoh: Jawa Barat operasi timbang semua balita) - Penimbangan dilakukan di posyandu - Kunjungan rumah untuk balita yang tidak ke posyandu 2. Identifikasi siapa, berapa, dimana balita yang BGM 3. Konfirmasi balita BGM oleh petugas puskesmas untuk menentukan balita gizi buruk
Lanjutan Upaya konkrit yang harus dilakukan: 4. Konfirmasi balita BGM oleh petugas puskesmas untuk menentukan balita gizi buruk 5. Balita gizi buruk dirujuk dan ditangani sesuai dengan tatalaksana gizi buruk di puskesmas dan di rumah sakit 6. Lakukan penyelidikan epidemiologi gizi pada daerah dengan kasus gizi buruk
Lanjutan Upaya konkrit yang harus dilakukan: 7. Koordinasi lintas sektor untuk pencegahan gizi buruk 8. Intensifkan pelaksanaan SKD KLB gizi buruk 9. Sumber dana semua alternatif yang ada (dekonsentrasi, manajemen MP-ASI, APBD, masyarakat, LSM, swasta, dll) Dana PKPSBBM : Rujukan RS Revitalisasi Posyandu Yankesdas di Puskesmas
1. Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk diseluruh kab/kota dengan memperhatikan besar dan luasnya masalah. 2. Revitalisasi Posyandu melalui : Peningkatan pemantauan pertumbuhan balita sbg deteksi dini gizi buruk di masyarakat Menyediakan dukungan sarana, prasarana dan biaya operasional posyandu Memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga profesional, toma, toga dan pemuka adat
3. Revitalisasi Puskesmas melalui : Pelatihan manajemen program gizi bagi pimpinan dan petugas puskesmas dan jaringannya Penyediaan biaya oprasinal puskesmas untuk pembinaan posyandu, pelacakan kasus, kerjasama lintas sektor dll Pemenuhan sarana antropometri dan KIE Pelatihan tata laksana gizi buruk bagi petugas RS dan Puskesmas perawatan
4. Intervensi Gizi dan Kesehatan : Perawatan/pengobatan gratis di RS klas III dan Puskesmas Perawatan bg balita gizi buruk gakin. Pemberian Makanan tambahan berupa MPASI anak 6-23 bl PMT pemulihan anak 24-59 bl kepada balita gizi kurang dari gakin. Pemberian Suplementasi gizi vitamin A dan tablet Fe 5. Promosi norma keluarga sadar gizi
5. Pemberdayaan Keluarga : Dibidang Ekonomi Dibidang Pendidikan Dibidang Kesehatan Dibidang Ketahanan Pangan 6. Advokasi dan Pendampingan Advokasi DPRD dan LS Pendampingan pengelolan program gizi di kabupaten/kota
7. Peningkatan SKPG : Sistem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB Gizi Buruk. Penyediaan data gizi dan faktor risiko secara reguler : Pemantauan Pertumbuhan, Pemantauan Status Giuzi Kecamatan. Pemantauan Konsumsi Memfungsikan SKPG sbg dasar pengambilan keputusan intervensi masalah pangan dan gizi serta faktor risikonya.
DAMPAK KELAINAN GIZI PADA BIDANG EKONOMI: 1.Menurunkan produktivitas kerja (kasus Anemia Gizi pada buruh anak sekolah) 2.Keluarga/Negara mengeluarkan biaya pengobatan yang tinggi untuk mengobati penyakit kelainan gizi DAMPAK KELAINAN GIZI PADA BIDANG PENDIDIKAN 1.Inteleqensi anak bangsa menurun (lost generation) dan tidak produktif untuk negara dan menjadi beban negara 2.Kosentrasi belajar menurun pada anak (kasus Anemia Gizi) DAMPAK KELAINAN GIZI PADA BIDANG KESEHATAN: 1.Anak KEP berdampak pada kekebalan tubuh (rentan penyakit) 2.Anak Kekurangan Vitamin A juga rentan penyakit
GIZI KESEHATAN MASYARAKAT(COMMUNITY HEALTH NUTRITION) Upaya atau langkah-langkah kegiatan pada masyarakat yang terorganisir dalam kaitan memperbaiki status gizi masyarakat. RUANG LINGKUP GIZI KESEHATAN MASYARAKAT: 1.Konsumsi Pangan 2.Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan dan status gizi 3.Cara-cara penentuan status gizi 4.Penyakit akibat kelainan gizi 5.Pendekatan kesehatan masyarakat dalam penanggulangan kelainan gizi dalam masyarakat.
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK SURVEILENS SOSIAL, KESEHATAN, PANGAN DAN GIZI KELUARGA MASYARAKAT DAN LINTAS SEKTOR PELAYANAN KESEHATAN Intervensi angka menengah/ panjang Intervensi jangka pendek, darurat SELURUH KELUARGA 1. Penyuluhan/konseling Gizi: a. ASI EKSLUSIF & MP-ASI b. PUGS dan diversifikasi pangan c. Pola asuh ibu & anak 2. Pemantauan pertumbuhan anak 3. Pemanfaatan pekarangan 4. Peningkatan Daya Beli 5. Lumbung Pangan Masyarakat KELUARGA MISKIN 6. Bantuan pangan darurat: - PMT balita, ibu hamil - Raskin Emua Balita Punya KMS Sehat BB Naik (N) Penimbangan (D) Konseling Suplementasi gizi Pelayanan Kes Dasar Sehat, BB naik (N) BB TDK NAIK (T), Gizi Kurang PMT Pemulihan Konseling BGM, GIZI BURUK, SAKIT + 1. PUSKESMAS Sembuh, perlu PMT Sembuh tidak perlu PMT 2. RUMAH SAKIT SURVEILENS SOSIAL, KESEHATAN, PANGAN DAN GIZI