BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pikir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN DATA BERSKALA BESAR MENGGUNAKAN METODE HYBRID MINUTIAE DAN FILTER GABOR. Oleh : Siswo Santoso

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform) Salahuddin 1), Tulus 2), dan Fahmi 3)

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform)

KLASIFIKASI DAN PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

PENGENALAN POLA SIDIK JARI

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan

ANALISIS DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENALAN SIDIK JARI BERBASIS KOMPUTER DI POLDA METRO JAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PENGOLAHAN DATA

TUGAS AKHIR CI1599 METODE PENGENALAN SIDIK JARI PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN DELAUNAY TRIANGULATION DAN ALGORITMA GENETIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keamanan data, namun sudah banyak teknologi yang diterapkan untuk menjaga

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perbandingan Dua Citra Bibir Manusia Menggunakan Metode Pengukuran Lebar, Tebal dan Sudut Bibir ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk mengenali identitas seseorang secara otomatis dengan menggunakan

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dari tugas akhir, batasan-batasan masalah, dan metodologi.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2012/2013

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. suatu negara yang memiliki tingkat kriminalitas cukup tinggi. Hal inilah yang

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Teknik Ekstraksi Minutiae Untuk Sistem Verifikasi Keaslian Sidik Jari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sistem biometrik merupakan teknologi pengenalan diri yang menggunakan

Penggunaan Metode Template Matching Untuk Mendeteksi Cacat Pada Produksi Peluru.

PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) TESIS. Oleh SALAHUDDIN /TE

Pengenalan Citra Sidikjari Menggunakan Minutiae Dan Propagasi Balik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI TRANSAKSI VOUCHER MENGGUNAKAN RFID DAN FINGERPRINT

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR CHAIN CODE ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Verifikasi Sidik Jari Menggunakan Pencocokan Citra Berbasis Fasa Dengan Fungsi Band-Limited Phase Only Correlation (BLPOC)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB 4. Sistem Yang Diusulkan

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial

BAB 3 METODOLOGI. melakukan pengamatan dan analisis dari gambar yang didapat. Untuk bisa mendapatkan

SISTEM IDENTIFIKASI BERDASARKAN POLA SIDIK JARI TANGAN MENGGUNAKAN MINUTIAE-BASED MATCHING

ENHANCEMENT CITRA SIDIK JARI KOTOR MENGGUNAKAN TEKNIK HYBRID MORPHOLOGY DAN GABOR FILTER

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR MINUTIA

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengukuran Blok Window Terbaik Berdasarkan MSE...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR TABEL...x

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi sebagai berikut : 2. Memory : 4,00 GB (3,85 GB usable)

Sistem Pengenalan Sidik Jari menggunakan Metode Template Matching

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafika komputer merupakan salah satu topik dalam bidang informatika.

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF

WEBSITE PERANCANGAN SCRAPBOOK DENGAN PEMOTONGAN GAMBAR OTOMATIS

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMVERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCALITY PRESERVING PROJECTION

BAB II LANDASAN TEORI

REVIEW ALGORITMA PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN PENCOCOKAN CITRA BERBASIS FASA UNTUK SIDIK JARI KUALITAS RENDAH

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGGUNAAN FILTER PADA SISTEM PENGENALAN PLAT NOMOR MENGGUNAKAN PHASE ONLY CORRELATION (POC)

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. input yang digunakan merupakan sebuah pemindai sidik jari dengan kedalaman pixel

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI METODE NIBLACK PADA SISTEM PENGENALAN IDENTITAS BERBASIS PALM VEIN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi Pada penelitian ini, algoritma untuk identifikasi sidik jari tersusun dari 3 tahapan proses yakni tahap preprocessing fingerprint image, minutiae extraction, dan minutiae matching. Setelah melakukan perancangan sistem identiifikasi sidik jari berdasarkan tahapan diatas maka dilakukan uji coba dengan menentukan FAR, FRR dan EER. 1. False Acceptance Rate adalah tingkat dimana terjadi kesalahan yakni sidik jari yang dicocokan dengan database sebenarnya bukan merupakan sidik jari yang sama namun diterima dan diterima sebagai sidik jari yang sama. 2. False Rejection Rate adalah tingkat dimana terjadi kesalahan yakni sidik jari yang dicocokan dengan database sebenarnya merupakan sidik jari yang sama namun ditolak dan tidak diterima sebagai sidik jari yang sama. 3. Equal Error Rate adalah titik dimana FAR dan FRR saling bertemu sehingga mendapatkan nilai threshold yang paling sesuai dengan sistem ini. Sebelum melakukan pengujian terlebih dahulu dilakukan penentuan gambar sidik jari yang akan digunakan. Penentuan dilakukan dengan menggunakan 30 gambar sidik jari. Gambar sidik jari tersebut berasal dari 10 orang dengan masing-masing orang didapat 3 gambar sidik jari dengan posisi dan kualitas yang berbeda. Setelah itu, sebuah gambar sidik jari dicocokan dengan gambar sidik jari yang berasal dari orang lain. Yang menjadi acuan gambar sidik jari merupakan gambar sidik jari berkualitas normal atau medium. Tabel 4.1 menunjukkan sampel data yang diambil dari UPEK Fingerprint Database. 41

42 Tabel 4.1 Sampel data Low Quality Image Medium Quality High Quality Image Image 2_1.png 2_2.png 2_5.png 3_2.png 3_3.png 3_4png 4_1.png 4_2.png 4_3.png 6_4.png 6_1.png 6_2.png 7_2.png 7_3.png 7_8.png 8_1.png 8_4.png 8_3.png 10_1.png 10_3.png 10_4.png 13_1.png 13_5.png 13_8.png 14_1.png 14_4.png 14_2.png 15_4.png 15_2.png 15_7.png Hasil pencocokan untuk satu sidik jari dengan semua sidik jari pada database ada dalam Lampiran A.

43 Berdasarkan hasil percobaan didapatkan nilai seperti pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Matching score gambar dari orang yang sama. Gambar dari Template 1 Template 2 Match Score (%) 2 2_2 2_1 29.6296 2_2 2_5 29.6296 3 3_3 3_2 71.4286 3_3 3_4 76.1905 4 4_2 4_1 23.2558 4_2 4_3 27.907 6 6_1 6_2 42.8571 6_1 6_4 42.8571 7 7_3 7_2 41.6667 7_3 7_8 47.2222 8 8_4 8_1 38.4615 8_4 8_3 38.4615 10 10_3 10_1 30.7692 10_3 10_4 46.1538 13 13_5 13_1 53.8462 13_5 13_8 69.2308 14 14_4 14_1 32.9787 14_4 14_2 43.617 15 15_2 15_4 60.4167 15_2 15_7 58.3333 Tabel 4.2 merupakan nilai kecocokan antara sidik jari yang berasal dari orang yang sama namun memiliki kualitas yang berbeda.

44 4.2. Evaluasi Objektif Sebelum dilakukan matching penelitian ini menetapkan penyaringan band pass sebagai metode penyaringan yang digunakan berdasarkan pengujian sebagai berikut. Dengan menggunakan gambar yang sama, dapat dilihat bahwa hasil pada metode selain penyaringan band pass memiliki kekurangan. Gambar 4.1 Hasil preprocessing dengan menggunakan metode penyaringan band pass Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa gambar dengan menggunakan metode penyaringan band pass dengan batas bawah sebesar 30 dan batas atas sebesar 120 memiliki kualitas yang cukup baik. Alasan pemilihan nilai untuk batas bawah dan batas atas adalah sesuai dengan pengujian. Jika nilai batas bawah semakin besar maka gambar akan memiliki semakin banyak noise. Ini dikarenakan semakin tingginya batas maka proses yang dilakukan akan menyerupai high pass filter. Sedangkan semakin rendah nilai batas bawah maka gambar akan semakin buram karena detil semakin berkurang dan proses menjadi low pass filter saja.

45 Gambar 4.2 Hasil preprocessing dengan menggunakan metode penyaringan low pass Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa gambar dengan menggunakan metode penyaringan low pass memiliki kualitas yang kurang baik ditandai dengan menghilangnya beberapa garis sidik jari sehingga informasi dari sidik jari juga turut menghilang. Ini disebabkan metode ini mengambil frekuensi yang rendah saja sehingga rincian data hilang. Gambar 4.3 Hasil preprocessing dengan menggunakan metode penyaringan high pass Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa gambar dengan menggunakan metode penyaringan high pass memiliki kualitas yang cukup

46 baik namun terdapat beberapa noise seperti garis yang berkumpul sehingga dapat menyebabkan ambiguitas. Ini disebabkan metode ini mengambil frekuensi yang tinggi saja sehingga noise ikut terambil dan menjadi garis palsu. Berdasarkan pengujian maka penelitian ini menetapkan metode penyaringan band pass sebagai metode terbaik karena metode ini melakukan penyaringan untuk mengambil frekuensi yang tidak terlalu tinggi dan rendah. Setelah melakukan penetapan metode penyaringan maka pengujian selanjutnya adalah menghitung nilai kecocokan dari sidik jari yang satu dan sidik jari lainnya yang ada dalam database. Hasil matching antara satu gambar dengan 29 gambar lainnya dapat dilihat pada Lampiran A. Setelah itu dilakukan proses thresholding dengan membatasi persentase menjadi nilai antara 0 sampai 100 denngan interval 10. Hasilnya dapat dilihat di Lampiran A. Dengan hasil yang ada di Lampiran A maka dapat dihitung FAR dengan rumus: Dan nilai FRR dapat dihitung dengan rumus:

47 Hasil perhitungan FAR dan FRR ditunjukkan dalam tabel 4.3 Tabel 4.3 nilai FAR dan FRR Threshold FAR FRR 0% (270/290) x 100% = (0/290) x 100% = 0% 93,10% 10% (269/290) x 100% = (0/290) x 100% = 0% 92,76% 20% (238/290) x 100% = (0/290) x 100% = 0% 82% 30% (137/290) x 100% = 47,24% (4/290) x 100% = 1,38% 40% (57/290) x 100% = 19,66% (7/290) x 100% = 2,41% 50% (11/290) x 100% = 3,79% (10/290) x 100% = 3,45% 60% (1/290) x 100% = 0,345% (16/290) x 100% = 5,52% 70% (0/290) x 100% = 0% (18/290) x 100% = 6,21% 80% (0/290) x 100% = 0% (20/290) x 100% = 6,90% 90% (0/290) x 100% = 0% (20/290) x 100% = 6,90% 100% (0/290) x 100% = 0% (20/290) x 100% = 6,90%

48 Berdasarkan data FAR dan FRR pada tabel 4.3 maka ditampilkan gambar berupa gambar 4.4 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0% 20% 40% 60% 80% 100% FAR FRR Gambar 4.4 Chart dari FAR dan FRR 4.3. Prototyping Pada bagian ini diberikan prototyping dari sistem identifikasi sidik jari berbasis minutiae. Gambar 4.5 Tampilan sistem

49 Gambar 4.1 merupakan gambar tampilan awal dari sebuah sistem idenfikasi sidik jari. Pada tampilan sistem terdapat tombol-tombol untuk pengaplikasian metode tertentu pada gambar. Untuk setiap tombol tidak dapat di klik tanpa menjalankan tombol sebelumnya. Di bawah ini merupakan tampilan untuk masing-masing metode yang digunakan berdasarkan sistem yang ada. 4.3.1 Loading Image Pada sistem identifikasi sidik jari komponen yang paling penting adalah gambar sidik jari. Di bawah ini adalah tampilan pengambilan gambar sidik jari. User akan memilih data sidik jari yang ingin diproses. Untuk format gambar sidik jari yang dapat diambil berupa gambar dengan tipe bmp, BMP,tif,TIF,jpg,dan png. Gambar 4.6 Load image dialog box Setelah memilih gambar sidik jari, gambar tersebut akan ditampilkan pada kotak sebelah kiri.

50 Gambar 4.7 Load image Setelah itu tombol untuk melakukan histogram equalization akan dapat ditekan. 4.3.2 Histogram Equalization Histogram equalization merupakan metode untuk meningkatkan kontras sebuah gambar sidik jari. Di bawah ini adalah tampilan dari gambar sidik jari yang telah diproses dengan histogram equalization. Gambar 4.8 Histogram equalization Pada bagian ini gambar sidik jari yang telah didapat kemudian diproses dengan menggunakan metode histogram equalization. Gambar

hasil dari histogram equalization ditampilkan di kotak sebelah kanan. Setelah itu tombol butterworth band pass filter dapar ditekan. 51 4.3.3 Band Pass Filtering Sebelum melakukan band pass filtering maka terlebih dahulu dilakuka proses untuk mengubah gambar sidik jari yag berasal dari ranah spasial menjadi ranah frekuensi. Digunakannya fast fourier transform untuk tujuan tersebut agar mempercepat proses dibandingkan dengan fourier transform biasa. Di bawah ini adalah tampilan dari gambar sidik jari yang telah melalui proses band pass filtering. Gambar 4.9 Band Pass Filering Setelah gambar melewati proses histogram equalization untuk memperbaiki kontras dari sebuah gambar maka dilakukan perbaikan dengan menggunakan fourier transform. Gambar yang berasal dari spatial domain kemudian diubah untuk dilihat frekuensinya di dalam frequency domain. Setelah gambar berada dalam frequency domain maka dilakukan filtering dengan menggunakan butterworth band pass filtering sehingga menghasilkan gambar yang lebih baik. Selanjutnya tombol dari binarization diaktifkan sehingga bisa ditekan.

52 4.3.4 Binarization Binarization merupakan proses mengubah gambar sidik jari dengan tipe grayscale menjadi sidik jari dengan tipe binary. Gambar binary adalah gambar dengan nilai 0 untuk warna hitam dan 1 untuk warna putih. Di bawah ini merupakan tampilan dari gambar sidik jari yang telah melalui proses binarization. Gambar 4.10 Binarization Gambar yang telah diperbaiki kualitasnya kemudian akan melewati proses binarization atau binarisasi. Proses ini dilakukan agar gambar hanya memiliki dua nilai yakni 0 dan 1. Setelah itu tombol ROI diaktifkan dan dapat dipilih.

53 4.3.5 Image Segmentation Proses segmentasi gambar dilakukan untuk membedakan daerah utama sidik jari daripada daerah lainnya. Sehingga pemrosesan selanjutnya dapat dilakukan di dalam daerah tersebut. Di bawah ini merupakan tampilan gambar sidik jari yang telah melalui proses segmentasi. Gambar 4.11 Image segmentation Proses segmentasi dilakukan untuk mengetahui daerah dari sidik jari. Pada penelitian ini selain menentukan daerah dari gambar sidik jari melainkan juga menentukan aliran dari ridge pada sidik jari. Dengan mengetahui aliran dari tiap ridge maka gambar lebih akurat. Setelah itu tombol thinning dapat ditekan.

54 4.3.6 Thinning Thinning merupakan prose penipisan garis sidik jari atau ridges sehingga ketebalannya hanya 1 piksel. Penipisan garis ini dilakukan agar proses selanjutnya menjadi lebih mudah. Di bawah ini merupakan tampilan gambar sidik jari yang telah melalui proses thinning. Gambar 4.12 Thinning image Pada penelitian ini proses thinning dilakukan dengan 3 metode sekaligus yakni melakukan thinning dari gambar binary, melakukan thinning pada gambar sebelumnya untuk menghilangkan hbreak, serta melakukan thinning selanjutnya untuk menghilangkan spike.

55 4.3.7 Minutiae Extraction Ekstraksi minutiae adalah proses untuk mengekstraksi fitur sidik jari yang berupa minutiae seperti termination dan bifurcation. Setelah proses ini selesai maka akan muncul gambar sidik jari dengan penandaan fitur-fitur sidik jari tersebut. Di bawah ini adalah tampilan sidik jari dengan fiturfiturnya. Gambar 4.13 Minutiae extraction Proses ekstraksi seperti gambar diatas menghasilkan banyak minutiae pada gambar sidik jari. Minutiae-minutiae tersebut yang nantinya menjadi acuan untuk proses matching. Berdasarkan hasil di atas maka gambar dengan tanda silang berwarna kuning menunjukkan termination sedangkan gambar dengan silang berwarna merah menunjukkan bifurcation.

56 4.3.8 False Minutiae Removal Pada proses false minutiae removal dilakukan pengamatan apakah fitur yang didapat merupakan fitur yang benar. Jika tidak maka fitur tersebut akan dihilangkan dari sidik jari tersebut. Penghilangan fitur ini bertujuan agar pada saat proses pencocokan sidik jari tidak terjadi kesalahan. Di bawah ini merupakan tampilan gambar sidik jari dengan penghilangan fitur palsu. Gambar 4.14 False minutiae removal Pada gambar diatas terlihat bawah banyak minutiae telah dihapuskan. Minutiae yang tersisa kemudian menjadi minutiae asli dari sebuah gambar sidik jari. Setelahnya pola tersebut disimpan dalam bentuk file untuk digunakan nantinya pada tahap matching. Setelah melakukan ekstraksi terdapat dua pilihan tombol yakni reenter offline process yakni mengulang proses dari load image, enhance image, extraction sampai dengan save. Jika memilh tombol save maka akan mucnul dialog box seperti pada gambar 4.12

57 Gambar 4.15 Save dialog box Setelah memasukan nama untuk menyimpan informasi minutiae maka data akan secara otomatis masuk pada folder template dengan tipe data.ascii. Selanjutnya, jika memililih minutiae matching maka akan berpindah ke window matching. 4.3.9 Matching Pada proses matching dilakukan pencocokan sidik jari dengan menggunakan minutiae. Pencocokan yang dilakukan merupakan pencocokan antara sidik jari yang masukan dengan sidik jari yang terdapat pada database. Di bawah ini merupakan tampilan hasil dari proses matching. Gambar 4.16 Matching Proses yang dilakukan adalah dengan memilih template data yang pertama dan kedua. Setelah itu menekan tombol matching sehingga

58 dilakukan penghitungan terhadap kecocokan minutiae. Setelah didapat, hasil akan ditunjukkan dalam tabel yang terdapat di bagian kiri. Gambar 4.17 Matching process Setelah itu pada tombol Result maka user akan diminta untuk menentukan nilai threshold. Setelah memasukan nilai threshold maka akan muncul nilai matching yang melebihi nilai threshold. Gambar 4.18 Hasil threshold