BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengurangi kemiskinan. Namun pertumbuhan ekonomi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota

Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI PEKERJA ANAK DI SUMATERA BARAT. Oleh: Cintia Putri Ayu & Nasri Bachtiar Fakultas Ekonomi Universitaas Andalas

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kesenjangan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini

USULAN PENELITIAN. Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

Jurnal GEA Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6, No.2, Oktoner 2006

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya menjamin dan melindungi hak-hak anak, baik sipil, sosial, politik,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pengangguran ini tidak ada habisnya. Indonesia memiliki penduduk

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan betul hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

Bab I. Pendahuluan. Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melakukan pemba

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak negatif bagi generasi penerus bangsa. terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya

FENOMENA ANAK JALANAN DI INDONESIA DAN PENDEKATAN SOLUSINYA Oleh : Budi H. Pirngadi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

I. PENDAHULUAN. Dalam hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang putus sekolah karena kurang biaya sehingga. dan buruh pabrik tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan

BAB I PENDAHULUAN. kelak menjadi motor penggerak bagi kehidupan bermasyarakat, dan bernegara demi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah

PEKERJA ANAK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Shinta Maulida

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kota kota lainnya. Rendahnya kualitas tenaga kerja sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di_Terminal_Amplas_%28Studi_Kasus_Anak_yang_Bekerja_Sebagai_Penyapu_An

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif bagi pihak-pihak tertentu. adalah Yayasan Lembaga Pengkajian Sosial (YLPS) Humana Yogyakarta.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Usia Pekerja Jumlah Pekerja Tahun Survei Tahun Tahun ±

PEKERJA ANAK. Dibahas dalam UU NO 13 Tahun 2003 Bab X Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejaterahan Bagian 1 Paragraf 2.

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm., 1

BAB I PENDAHULUAN. kasih sayang, dan perlindungan oleh orangtuanya. Sebagai makhluk sosial, anakanak

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan (PDRB). Dalam hal ini faktor-faktor produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial masyarakat yang memiliki harkat dan martabat, dimana setiap

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada iklim ketenagakerjaan di dunia usaha. Didunia usaha. oleh manajemen perusahaan khususnya yang berhubungan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

PENDAHULUAN Latar Belakang

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah sekaligus karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. ( kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DI DAERAH KABUPATEN TUBAN

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH DALAM MENGATASI PERKAWINAN ANAK. OLEH SRI DANTI ANWAR Kemen PP-PA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

BAB 12 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

Dampak Kebijakan Upah Minimum terhadap Tingkat Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Perkotaan Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara sedang berkembang (NSB) yang memiliki berbagai masalah ekonomi. Kemiskinan adalah salah satu masalah ekonomi di Indonesia yang sulit dipecahkan hingga kini. Pemerintah telah melakukan berbagai strategi kebijakan untuk mengurangi kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan pendapatan merupakan salah satu strategi kebijakan yang digunakan untuk mengurangi kemiskinan. Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi dirasa gagal untuk mengurangi besarnya kemiskinan yang terjadi. Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa. Anak harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh berkembang menjadi anak yang sehat jasmani-rohani, maju, mandiri, dan sejahtera, sehingga menjadi sumber daya yang berkualitas tinggi dan dapat menghadapi tantangan di masa depan. Supaya mendapatkan generasi penerus yang berkualitas, dapat diperoleh dengan membekali generasi muda sedini mungkin dengan pendidikan, kesehatan yang baik dan disiplin yang tinggi. Walaupun demikian ternyata masih banyak anak-anak yang belum bisa menikmati hak tumbuh dan berkembang karena berbagai faktor yang berkaitan dengan keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga atau kemiskinan (Endrawati, 2011). Anak anak juga merupakan masa-masa ia bermain, belajar dan lain sebagainya. Setiap tanggal 12 diperingati sebagai Hari Menentang Pekerja Anak Internasional ( The International World Day againts Child Labor). Peringatan setiap tahunnya ditandai dengan kompanye dalam berbagai bentuk dengan berbagai tujuan. Mulai dari kompanye agar terjaminnya pemenuhan hak hak 1

yang seharusnya dimiliki oleh pekerja anak hingga kompanye agar praktek mempekerjakan anak diberhentikan (theindonesianinstitute, 2014). Keberadaan pekerja anak merupakan suatu fenomena yang komplek dan sudah berlangsung lama dimulai dari negara negara Eropa dan kemudian negara berkembang di duni termasuk negara Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi anak itu sendiri, latar belakang keluarganya, pengaruh orang tua, budaya dan lingkungannya. Alasan kemiskinan serta tingginya tingkat pengangguran menyebabkan anak memilih bekerja untuk membantu orang tuanya menghasilkan uang. Sementara itu, anak yang bekerja di pabrik disebabkan oleh tingginya permintaan tenaga kerja dan kemauan anak untuk dibayar dengan harga murah. Hal tersebut menjadi keadaan yang sangat rawan bagi anak untuk mengalami eksploitasi (Suyanto, 2010, 113). Manurung (1998) menyebutkan bahwa keterlibatan anak-anak dalam aktifitas ekonomi baik di sektor formal maupun informal memunculkan potensi terjadinya eksploitasi. Sejalan dengan pernyataan tersebut, hampir setiap studi mengenai pekerja anak membuktikan bahwa mereka rentan akan tindakan yang merugikan serta mudah dieksploitasi. Adanya Konvensi Hak Anak pasal 32 yang menyatakan bahwa pekerja anak berhak mendapat perlindungan dari pekerjaan yang membahayakan kesehatan fisik, mental, spiritual, moral, perkembangan sosial dan mengganggu pendidikan mereka tidak mampu mengurangi pelanggaran atas hak anak. Rocky R.J. Akarro dan Nathan Anthon Mtweve dalam Poverty and is Association with child Labor in Tanzania: The Case of Igima Ward menunujukkan bahwa tenaga kerja anak merupakan refleksi atas kemiskinan. 2

Status miskin rumah tangga merupakan faktor pendorong bagi anak anak untuk berkecimpung dalam kegiatan ekonomi. Ada dua sisi yang menjelaskan tentang pendekatan teori dalam mempekerjakan anak, yaitu : sisi permintaan dan sisi penawaran, dari sisi permintaan menyatakan bahwa permintaan terhadap pekerja anak sangat ditentukan oleh adanya kebutuhan perusahaan, sedangkan dari sisi penawaran ia menyatakan bahwa ketersediaan pekerja anak sangat tergantung pada partisipasi anak di sekolah dan ketersediaan waktu luang mereka terutama untuk anak-anak yang bekerja pangaruh waktu (Nachrowi dan Salahudin, 1997). Nwaru dkk (2011) menjelaskan sembilan faktor penentu anak bekerja antara rumah tangga pertanian di kota dan di pedesaan. Faktor-faktor tersebut adalah umur anak, pendidikan anak, jenis kelamin kepala rumah tangga, nilai upah pekerja anak, jenis kelamin anak, jumlah anggota keluarga, umur kepala rumah tangga, pendapatan seluruh anggota keluarga, dan pendidikan kepala rumah tangga. Tjandraningsih (1995) ia juga menjelaskan adanya dua pendekatan teori dalam memperkejakan anak, yaitu: Pertama, teori dari sisi permintaan, menyatakan bahwa mempekerjakan anak anak dan perempuan dewasa dianggap sebagai pencari nafkah kedua dan melipat gandakan keuntungan. Kedua, teori dari sisi penawaran, menjelaskan bahwa kemiskinan merupakan sebab utama yang mendorong anak anak bekerja untuk menjamin kelangsungan hidup dari keluarganya. Basu dan Van (1998) menekankan peran upah pasar dewasa; mereka menganggap bahwa rumah tangga mengirim anak-anak untuk bekerja hanya jika 3

upah pasar orang dewasa sangat rendah dan setelah upah meningkat mereka menarik anak-anak mereka dari tenaga kerja dengan terpaksa. Dengan demikian, elastisitas penawaran pekerja anak untuk memasarkan upah dewasa adalah penting khususnya dalam perumusan kebijakan. Oleh karena itu, jika rumah tangga lebih mungkin untuk mengirim anak-anak mereka untuk bekerja jika mereka tinggal di daerah di mana upah yang rendah akan membantu dalam menyusun kebijakan yang efektif untuk menangani pekerja anak. Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi (2011), menjelaskan Pekerja anak adalah sebuah istilah yang memiliki konotasi pengeksploitasian atas tenaga mereka, dengan gaji yang kecil tanpa pertimbangan bagi perkembangan kepribadian mereka, keamanannya, kesehatan, dan prospek masa depan. Fenomena anak yang bekerja atau pekerja anak di Indonesia sendiri bukanlah masalah baru, bahkan hal ini merupakan masalah klasik. Rumah tangga miskin atau keluarga tidak mampu secara ekonomi akan mengerahkan sumber daya keluarga secara kolektif untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi demikian mendorong anak belum cukup usia bekerja terpaksa harus bekerja. Hasil penelitian Endrawati (2011) menunjukkan bahwa anak-anak yang bekerja ternyata bukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, melainkan justru untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Fenomena terjadinya pekerja anak juga tidak terlepas dari nilai upah anak terhadap keuangan keluarga. Semakin tinggi upah pekerja anak maka akan semakin tinggi pula kemungkinan anak terjun dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan pekerja anak yang memiliki upah tinggi maka kontribusi dalam pendapatan rumah tangga akan semakin tinggi maka dari itu pekerja anak akan diarahkan untuk bekerja agar dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Maka 4

dari itu semakin tinggi upah pekerja anak akan semakin menarik untuk rumah tangga melepaskan anak-anak mereka untuk menjadi pekerja anak (Nwaru dkk, 2011). Penelitian yang dilakukan Nwaru dkk (2011), yang dilakukan di Abia Nigeria, menjelaskan bahwa usia anak, pendidikan anak, jenis kelamin anak, pendidikan kepala rumah tangga dan nilai upah anak untuk keuangan rumah tangga dinilai berpengaruh secara signifikan sebagai penentu partisipasi pekerja anak untuk rumah tangga pedesaan. Sedangkan hasil untuk rumah tangga perkotaan meliputi usia anak, jenis kelamin kepala rumah tangga, dan nilai upah anak, jenis kelamin anak, usia kepala rumah tangga dan pendidikan kepala rumah tangga dinilai bepengaruh secara signifikan sebagai penentu partisipasi pekerja anak. Pendapatan rumah tangga, pendidikan anak, jenis kelamin anak, pendidikan kepala rumah tangga dan nilai upah anak adalah beberapa faktor yang memicu timbulnya pekerja anak. Pendapatan rumah tangga atau pendapatan keluarga yang rendah menjadikan keluarga akan mengerahkan seluruh anggota keluarga untuk bekerja agar mencukupi kebutuhan sehari-hari, termasuk mengerahkan anak dibawah usia kerja. Semakin rendah pendapatan rumah tangga maka curahan waktu kerja pekerja anak juga akan semakin tinggi (Sahu, 2013). Di provinsi Sumatra Barat pekerja anak merupakan persoalan sosial yang kompleks. Sumatara Barat merupakan daerah yang banyak memiliki sektor industri antara lain perkebunan, pertanian, pertambangan dan sektor sektor informal lainnya yang memungkinkan anak untuk bekerja. Pada sektor informal tidak membutuhkan kriteria umur untuk menjadi pekerja serta banyaknya pekerjaan yang tidak membutuhkan kriteria umur untuk menjadi pekerja serta 5

banyaknya pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus ini diperkirakan yang mendorong anak- anak di Sumatra Barat untuk bekerja. Pada sektor informal tidak membutuhkan kriteria umur untuk menjadi pekerja serta banyaknya pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus ini diperkirakan yang mendorong anak anak di Sumatra Barat untuk bekerja. Berdasarkan Hsil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas tahun 2013) jumlah pekerja anak didapat masih tinggi. Menurut hasil pengamatan sementara, anak anak tersebut lebih memilih bekerja dan tidak sekolah karena tidak memiliki biaya yang disebabkan oleh pendapatan orang tua mereka yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dan membiayai mereka sekolah. Adapun alasan mereka untuk bekerja adalah membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Berdasarkan penelitian diatas, maka penulis tertarik meneliti lebih jauh mengenai Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Pekerja Anak di Sumatra Barat. 1.2 Perumusan Masalah Pekerja anak atau bisa disebut sebagai anak yang memasuki dunia kerja merupakan fenomena yang sulit dituntaskan hingga kini. Keberadaan anak dalam pasar tenaga kerja erat kaitannya dengan situasi kemiskinan yang menimpa keluarga kurang mampu secara ekonomi. Walaupun sudah ada undang-undang perlindungan anak dan undang-undang ketenagakerjaan yang mengatur perlindungan anak agar memberikan kebebasan anak dalam tumbuh dan berkembang, namun di provinsi Sumatra Barat masih terdapat pekerja anak. Fenomena tersebut cukup memprihatinkan dan menjadi suatu masalah yang harus segera dicari jalan keluarnya. Pada hakikatnya anak anak yang bekerja 6

seharusnya mengecap pendidikan dan belum memasuki dunia kerja (Nachrowi dan Usman, 2004). Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka terdapat rumusan masalah yang dapat diambil yaitu : 1. Apakah pengaruh variabel sosial demografi yang meliputi pendidikan kepala keluarga dan daerah tempat tinggal anak berpengaruh secara simultan ataupun parsial terhadap penawaran pekerja anak di Sumatera Barat? 2. Apakah pengaruh variabel sosial ekonomi yang meliputi kemiskinan, pendapatan anak dan partisipasi sekolah anak berpengaruh secara simultan ataupun parsial terhadap penawaran pekerja anak di Sumatera Barat? 3. Bagaimana implikasi kebijakan yang bisa dilakukan dari hasil penelitian ini? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah : 1. Menganalisis pengaruh variabel sosial demografi yang meliputi pendidikan kepala keluarga dan daerah tempat tinggal anak berpengaruh secara simultan ataupun parsial terhadap penawaran pekerja anak di Sumatera Barat? 2. Menganalisis pengaruh variabel sosial ekonomi yang meliputi kemiskinan, pendapatan anak dan partisipasi sekolah anak berpengaruh secara simultan ataupun parsial terhadap penawaran pekerja anak di Sumatera Barat? 3. Merumuskan implikasi kebijakan yang bisa dilakukan dari hasil penelitian ini 7

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain : 1. Hasi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ide-ide atau bahan studi tambahan, terutama untuk mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi. 2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada para pengambil kebijakan dalam merumuskan langkah-langkah dan strategi-strategi dalam mengambil kebijakan. 3. Sebagai referensi yang memberikan kegunaan bagi semua pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan masalah-masalah yang diangkat dalam penelitian ini. 4. Sebagai referensi bagi khalayak untuk melakukan penelitian dan kajian yang berkaitan dengan penelitian ini 1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, sistematika penulisan, serta analisis dan pembahasan mengenai : Analisis Faktor faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Pekerja Anak di Sumatera Barat. BAB II : KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA Kerangka teori dan kajian pustaka berisikan tentang studi pustaka terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dari proses ini ditemukan kelemahan dan kelebihan penelitian yang lalu, sehingga dapat dijelaskan dimana letak hubungan dan perbedaan penelitian ini dengan 8

penelitian tersebut sekaligus menghindari duplikasi. Serta menjelaskan tentang teori - teori yang digunakan sebagai dasar penelitian sesuai masalah yang diteliti. BAB III : METODE PENELITIAN Berisikan tentang data - data penelitian, sumber data dan metode perhitumgan serta model pengujian yang dilakukan terhadap data - data yang diperoleh. BAB IV : GAMBARAN UMUM Pada bagian ini menjelaskan tentang gambaran umum Propinsi Sumatera Barat. BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menguraikan tentang hasil penemuan empiris dari hasil perhitungan dan pengolahan data dengan analisis, yang pada akhirnya akan memberikan hasil hal-hal apa saja yang mempengaruhi Penawaran Pekerja Anak di Sumatera Barat. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini merupakan bagian penutup dari tulisan penelitian ini, terdiri dari kesimpulan yang merupakan ringkasan dari pembahasan sebelumnya, serta saran yang dianggap perlu, baik untuk pemerintah daerah maupun untuk penelitian selanjutnya. 9