MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN PENGGUNAAN E-LEARNING DI SMP MUHAMMADIYAH 08 BATU. Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut, Teknologi Nasional Malang 4)

ANALISIS DAN PERANCANGAN E- LEARNING PADA INSTITUT PENDIDIKAN YAYASAN KENANG INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) Internet

PEMANFAATAN KONTEN PEMBELAJARAN BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat

PEMBANGUNAN E-LEARNING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ONLINE DI SMP NEGERI 8 BANDUNG

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

MANUAL BOOK E-LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING

Yusnaeni A & Udin SS, Faktor-faktor Terpenting dalam Pembangunan E-Learning System

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancang Bangun Aplikasi E-Learning Berbasis LMS ( Learning Management System

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

BINUSMAYA SEBAGAI SUMBER MATERI DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING

Info awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan

2.1 Dasar Teori E-Learning

Info awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

Perancangan Learning Management System (LMS) Menggunakan Moodle Pada Sekolah Tinggi Tarakanita Jakarta

SILABUS BERBASIS KOMPETENSI

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membantu aktivitas manusia. Melalui internet, manusia

MODEL PEMBELAJARAN TIK DAN MULTIMEDIA

Makalah disajikan pada acara Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke 3 Tahun 2010 di Bandung Jawa Barat.

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning

BAB II LANDASAN TEORI

The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

Digital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat

Jurnal Bisnis & Teknologi Politeknik NSC Surabaya ISSN : & E - ISSN :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

Penerapan Sistem E-Learning pada Komunitas Pendidikan Sekolah Rumah (Home Schooling)

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS LECTORA INSPIRE PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMAN 4 KOTA JAMBI

Peran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PEMAHAMAN PENGGUNAAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE MENGGUNAKAN METODE COLLES

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

Pelatihan Menggunakan E learning Bagi. Guru SMK N 4 Yogyakarta

Pendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning :

E-LEARNING : TANTANGAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG DENGAN METODE PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK. Herniwati, S.Pd. M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Digital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Pengembangan Konten Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah

Pembelajaran Jarak Jauh dengan Penerapan Konsep Web 2.0

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA. Sunaryo Soenarto Teknik Elektro - UNY

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda

PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Knowledge Management System: Perspektif Multimedia

Pengenalan Multimedia

TEKNOLOGI MULTIMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan

No Makalah : 247 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DALAM PENGGUNAAN E-MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN SISTEM E- LEARNING GERAK OSILASI

SILABUS BERBASIS KOMPETENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pengantar kemajuan sebuah bangsa yang dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis dan Perancangan Bina Nusantara Offline Learning Management System

Modul ke: Aplikasi Kompoter. elearning. Fakultas FT. Giri Purnama, S.Pd, M.Kom. Program Studi Arsitektur/Sipil

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA.

Electronic Learning. Oleh : Shobbah Sabilil M, ST

E-LEARNING. Panduan Cara Penggunaan Sistem Informasi E-learning. / Informasi / Contact Person

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS E-LEARNING PADA MATERI HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI KELAS X SEMESTER 2

PROSES PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (e-learning)

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

KEEFEKTIFAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (STUDI EVALUASI MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO)

PANDANGAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN SAINS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ONLINE. Harto Malik Dosen Faklutas Sastra dan Budaya, UNG

EPUB: Format Buku Digital Masa Depan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bahan ajar inovatif dan interaktif dibutuhkan oleh siswa dan guru agar

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered

INTELLIGENT TUTORING SYSTEM UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA PEMROGRAMAN BERBASIS BAYESIAN NETWORK DI STMIK WIDYA PRATAMA PEKALONGAN

KEGIATAN BELAJAR 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

Perangkat Lunak Aplikasi (2)

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan media informasi terkini dan paling up to date

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

PEMANFAATAN PROGRAM CAMTASIA UNTUK MENINGKATKANKOMPETENSI SIMULASI DIGITAL MGMP ADMINISTRASI PERKANTORAN KOTA MEDAN

E-EDUCATION BERBASIS MULTIMEDIA (KAWASAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN) Oleh : Niam Wahzudik PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam era global

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENGANTAR E-LEARNING

DASAR-DASAR PEMBELAJARAN FISIKA

PENDIDIKAN VOKASI BERBASIS INTERNET. Sunaryo Soenarto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING Shabrina Syntha Dewi 16702251022 shabrina.syntha2016@student.uny.ac.id Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak E-Learning merupakan model pembelajaran menggunakan media elektronik yang difasilitasi dan didukung oleh pemanfaatan teknologi computer dan internet. Dalam pembelajaran e-learning, diperlukan guru yang terampil memanfaatkan teknologi dan kreatif dalam pembuatan bahan ajar agar dapat membentuk pembelajaran dengan efektif. Bahan ajar yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran e-learning dapat terdiri dari text based content dan multimedia based content, yang dapat berupa materi presentasi dalam format presentasi dan juga format audio dan video digital agar dapat membentuk lingkungan pembelajaran digital yang menarik bagi peserta didik. Guru juga harus mampu memilih jenis evaluasi dalam pembelajaran e-learning untuk menganalisis kualitas proses pembelajaran dan mengetahui sejauh mana ketercapaian dari proses e-learning tersebut yang dirasakan oleh peserta didik. Kata Kunci : Manusia-Tugas, E-Learning A. Pendahuluan Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi komputer dan internet di era globalisasi saat ini telah melahirkan banyak inovasi. Dengan kecepatan komunikasi global dan kecepatan koneksi internet, konten web semakin berkembang dan semakin interaktif bagi penggunanya. Ini tentu saja mengubah cara kita memperoleh pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran kini tidak lagi terbatas pada pembelajaran di kelas, namun dengan adanya teknologi komputer dan internet pembelajaran dapat dilakukan jarak jauh tanpa harus tatap muka dengan mengedepankan kemudahan, fleksibilitas dan interaktivitas antara guru dan peserta didik. Teknologi dalam bidang pendidikan ini dikenal dengan sebutan E-Learning. Darin E. Hartley (2001) yang menyatakan E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke peserta didik dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. Penggunaan media internet dalam proses pembelajaran akan memberikan kontribusi yang positif bagi penambahan wawasan dan intelektual peserta didik serta dapat memudahkan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh banyaknya informasi yang tersedia di media internet tersebut. Sebagai suatu sistem, E-Learning terdiri dari dua sistem independen yang berinteraksi bersama-sama, tapi korelatif, yaitu sistem sosial dan sistem teknis (Priyanto, 2017: 165). Oleh

karena itu, E-Learning dipandang sebagai Sistem Socio-Technical (SST) karena dalam implementasinya melibatkan guru, peserta didik, dan pemangku kepentingan lain (manusia), sekolah dan lingkungan (struktur), konten pembelajaran (tasks), dan infrastruktur teknologi dan pendukungnya (teknologi) (Upadhyaya & Mallik, 2013:1). Priyanto (2017:165-166) menjabarkan keempat dimensi tersebut menjadi enam dimensi relasi yaitu (1) dimensi Struktur- Teknologi, (2) dimensi Struktur-Tugas, (3) dimensi Teknologi-Tugas, (4) dimensi Manusia- Teknologi, (5) dimensi Manusia-Tugas, dan (6) dimensi Manusia-Struktur. Dimensi Manusia-Tugas, adalah mengembangkan keterampilan guru dalam mengembangkan konten pembelajaran digital menggunakan content management system (CMS), diversifikasi konten pembelajaran, mengembangkan evaluasi, dan pengelolaannya (Priyanto, 2017:166). Dalam pemanfaatan E-Learning ini diperlukan tidak hanya guru yang terampil memanfaatkan teknologi dan kreatif dalam pembuatan bahan ajar, akan tetapi juga diperlukan suatu rancangan agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif. Dalam sebuah rancangan pembelajaran terdapat suatu proses untuk memandu pelaku (aktor) untuk mendesain, mengembangkan, menerapkan konten E-Learning dengan memanfaatkan infrastruktur dan aplikasi E-Learning yang tersedia. Penulis mengangkat tema Dimensi Manusia-Tugas untuk mendeskripsikan bagaimana mengembangkan keterampilan guru dalam mengembangkan konten pembelajaran e-learning, memverifikasi konten pembelajaran, dan mengembangkan evaluasi. B. Pembahasan 1. E-learning (Pengertian, Konsep, dan Model) E-Learning berasal dari dua kata yaitu e yang merupakan singkatan dari electronic yang berarti elektronik dan learning yang berarti pembelajaran. Sehingga secara harfiah E- Learning dapat diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan media elektronik. E-Learning merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. E-Learning mempunyai ciri-ciri, antara lain (Clark & Mayer 2008: 10): 1) memiliki konten yang relevan dengan tujuan pembelajaran; 2) menggunakan metode instruksional, misalnya penyajian contoh dan latihan untuk meningkatkan pembelajaran; 3) menggunakan elemen-elemen media seperti kata-kata dan gambar-gambar untuk menyampaikan materi pembelajaran; 4) memungkinkan pembelajaran

langsung berpusat pada pengajar (synchronous e-learning) atau di desain untuk pembelajaran mandiri (asynchronous e-learning); 5) membangun pemahaman dan keterampilan yang terkait dengan tujuan pembelajaran baik secara perseorangan atau meningkatkan kinerja pembelajaran kelompok. Karakteristik E-Learning menurut Nursalam (2008: 135) antara lain : 1) menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) yang kemudian disimpan di dalan komputer, sehingga dapat untuk diakses kapan saja dan dimanapun, 2) memanfaatkan suatu jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, serta hal-hal yang berkaitan dengan suatu administrasi pendidikan dapat dilihat pada tiap-tiap komputer, 3) memanfaatkan suatu jasa teknologi elektronik, 4) memanfaatkan suatu keunggulan komputer (digital media serta juga komputer networks). 2. Pengembangan Konten Pembelajaran E-Learning Dalam penyelenggaraan pembelajaran e-learning, selain penguasaan kompetensi pedagogik dan professional, guru juga dituntut untuk menguasai teknologi komputer dan internet. Penguasaan terhadap teknologi komputer dan internet ini sangat menentukan sejauh mana pengembangan terhadap konten dalam pembelajaran e-learning. Guru harus mampu memilih metode yang tepat dan mampu menyusun bahan ajar dan mampu menyajikan lingkungan pembelajaran digital yang menarik. Winarno dan Johan Setiawan (2013) menjelaskan bahwa bahan ajar itu sendiri dapat terdiri dari text based content dan multimedia based content. Biasanya, pada text based content berupa file-file presentasi dan file-file pendukung materi atau bahan ajar, sedangkan pada multimedia based content berupa file-file lecturer s voice atau video description dan juga animasi untuk menggambarkan simulasi materi. Para guru pengampu mata pelajaran menyediakan text based content. Setiap guru diwajibkan untuk membuat materi presentasi dalam format presentasi (misalkan.ppt,.pdf,.odp,.sxi dll) yang selanjutnya ditampilkan pada media e-learning. Referensi pendukung presentasi juga harus ditampilkan dalam format standar (misalkan.html,.pdf), sehingga peserta didik mendapatkan gambaran mata pelajaran secara komprehensif. Sedangkan untuk mendukung multimedia based content, setiap tatap muka guru dengan peserta didik, pembicaraan guru direkam dengan alat voice recorder, untuk selanjutnya dikonversi kedalam format audio digital (misalkan :.wav,.ogg). Selain itu juga perlu dipersiapkan format video digital (misalkan :.mpeg,.real) yang bersifat presentasi searah /

monolog guru mengenai mata pelajaran yang diajarkan. Format audio dan video digital tersebut selanjutnya disajikan pada media e-learning, sehingga format-format tersebut dapat didownload oleh peserta didik. 3. Verifikasi Konten Pembelajaran Dalam proses pembelajaran e-learning, materi ajar juga harus sesuai dengan indikatorindikator yang terdapat dalam kompetensi dasar. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dan disiapkan oleh guru dalam mengembangkan konten pembelajaran e-learning (Nurokhim, 2011: 15-16) : 1) Mengidentifikasi bahan pelajaran yang disajikan sebagai konten, 2) Menyusun kerangka materi pembelajaran berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, 3) Menyusun materi pembelajaran dalam berbagai format yang dapat diterjemahkan dalam berbagai jenis media file komputer seperti teks, gambar, audio, video maupun media interaktif lainnya secara menarik agar data meningkatkan minat peserta didik belajar, 4) Menyusun soal-soal latihan sebagai alat evaluasi pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diberikan sehingga guru dapat mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran berdasarkan indikator-indikator pembelajaran, 4) Membuat media diskusi dan forum sebagai proses interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, serta guru dengan guru, dan 5) Memberikan materi pengayaan dan sumber bacaan lain yang diberikan melalui link-link tertentu pada situs e-learning. 4. Evaluasi Pembelajaran E-Learning Evaluasi pembelajaran merupakan alat indikator untuk menilai pencapaian tujuantujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Evaluasi bukan hanya sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas (Rusman dkk, 2011: 42). Kegiatan evaluasi pelaksanaan pembelajaran e-learning dapat dilihat dari segi peningkatan pengetahuan dan keterampilan, lingkungan belajar, dan pengaruhnya. Evaluasi pelaksanaan e-learning merupakan proses menganalisis kualitas proses pembelajaran berbasis web (e-learning) dan sejauh mana ketercapaian dari proses e-learning tersebut untuk dapat dirasakan para peserta didik. Pelaksanaan evaluasi dilakukan sebagai bentuk penilaian terhadap berbagai komponen yang terdapat pada e-learning (Numiek, 2013).

C. Kesimpulan Dalam pembelajaran e-learning diperlukan guru yang terampil memanfaatkan teknologi dan kreatif dalam pembuatan bahan ajar agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan efektif. Bahan ajar yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran e-learning dapat terdiri dari text based content dan multimedia based content, yang dapat berupa materi presentasi dalam format presentasi dan juga format audio dan video digital agar dapat membentuk lingkungan pembelajaran digital yang menarik bagi peserta didik. Selain memanfaatkan teknologi dan kreatif dalam pembuatan bahan ajar dalam e-learning, guru juga harus mampu memilih jenis evaluasi e- learning untuk menganalisis kualitas proses pembelajaran berbasis web (e-learning) dan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian dari proses e-learning tersebut untuk dapat dirasakan para peserta didik. Daftar Pustaka Clark, R.C. & Mayer, R.E. (2008). E-Learning And The Science Of Instruction: Proven Guidelines For Consumers And Designers Of Multimedia Learning, Second Edition. San Francisco: John Wiley & Sons, Inc. Hartley, Darin E. (2001). Selling e-learning. American Society for Training and Development. Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta. Numiek, S.H. (2013). Keefektifan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran (Studi Evaluasi Model Pembelajaran E-Learning Smk Telkom Sandhy Putra Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1, Februari 2013. Nurokhim, Khairi (2011). Pengembangan Konten E-Learning Sebagai Upaya Optimatilasi Pembelajaran SistemPernafasan Di SMAN 4 Semarang. (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2011). Nursalam (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Priyanto (2017). E-Learning Sebagai Sistem Sosio-Teknis: Strategi Pengembangan E-Learning Di Pendidikan Vokasi Untuk Meningkatkan Penerimaan Pengguna. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Vokasional (SNPV), Februari, 165-167. Upadhyaya, K. T. & Mallik, D. (2013). Elearning as a Socio-Technical System: An Insight into Factors Influencing its Effectiveness. Business Perspectives and Research, July- December, 1-12. Winarno dan Setiawan, J. (2013). Penerapan Sistem E-Learning pada Komunitas Pendidikan Sekolah Rumah (Home Schooling). ULTIMA InfoSys, Vol. IV, No. 1 Juni 2013.