BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB 1 PENDAHULUAN. Listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kota Solo, Yogyakarta dengan banyaknya mahasiswa didalamnya beraneka suku,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. (Herawati,2008). Sedangkan output yang dihasilkan pada kegiatan operasi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

ABSTRAKSI. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian di dunia telah memasuki era globalisasi. Semua

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. JUDUL BAGIAN DALAM... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan penghasil barang maupun perusahaan penghasil jasa.

BAB I PENDAHULUAN. satu yang dapat dilakukan perusahaan agar mampu bersaing adalah

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian manajemen sendiri menurut George R. Terry ( 2003) adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB I PENDAHULUAN. diwarnai dengan revolusi di segala bidang, yang membuat faktor-faktor produksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. Dalam era globalisasi, pesaingan perusahaan sejenis sangatlah ketat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas merupakan salah satu yang menjadi daya tarik pembeli. Jika

ABSTRAK. aktivitas pengendalian kualitas, biaya kualitas, diagram pareto dan diagram sebab akibat. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB II LANDASAN TEORI

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

I. PENDAHULUAN. yang cukup besar yaitu sektor perikanan. Indonesia merupakan negara maritim yang

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Fouad dan Mukattash (2010) yang berjudul Statistical Process

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Dalam perkembangan ekonomi saat ini usaha tumbuh dengan pesat di

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman pada saat ini semakin berat. Seiring dengan bertambahnya usaha

Jurnal Mitra Manajemen (JMM Online)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek yang cukup terbuka lebar. Hal ini karena telur

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW)

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

ABSTRAK. Dengan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini. mengakibatkan permintaan konsumen akan suatu produk mulai berubah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1Jumlah Industri Pengolahan Besar dan Sedang di Pulau Jawa dan di Luar Pulau Jawa. Lokasi *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju dan pesatnya kondisi pasar industri menuntut perusahaan

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, perusahaan dituntut agar tetap mampu mempertahankan eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. dan mampu untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dan perdagangan

DAFTAR ISI. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung dengan perkembangan teknologi yang pesat telah memberikan dampak terhadap persaingan industri pada berbagai bidang yang membuat semakin ketat, baik di pasar nasional maupun di pasar internasional. Agribisnis merupakan salah satu bidang yang persaingannya cukup ketat, terutama agribisnis pada industri kopi di Indonesia. Banyak kita jumpai perusahaan, café atau kedai kopi tersebar di seluruh dunia begitu pun di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena permintaan kopi yang cukup tinggi sehingga membuat pelaku bisnis tertarik untuk mendirikan usaha kopi baik secara mikro maupun makro. Indonesia merupakan Negara penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia. Hal tersebut didukung oleh letak geografis yang memiliki iklim tropis dengan suhu udara yang cocok untuk becocok tanam terutama tanaman kopi, sehingga Indonesia mampu memproduksi kopi dengan kapasitas besar dan kualitas yang tidak kalah dengan negara penghasil kopi lainnya. Berikut Tabel negara penghasil kopi terbanyak dan terbesar di beberapa tahun terakhir. 1

Tabel 1.1 Data Negara Penghasil Kopi Terbanyak No Country Production (Tonnes) 1 Brazil 17.000.000 2 Vietnam 15.580.000 3 Colombia 9.400.000 4 Indonesia 2.770.554 5 Ethiopia 1.705.446 6 Mexico 962.000 7 India 954.000 8 Peru 677.000 9 Guatemala 568.000 10 Honduras 370.000 World 7.742.675 (Sumber: FOA of UN: Eco. & Social Dept) Berdasarkan data pada Tabel di atas, Indonesia mampu menghasilkan cukup banyak kopi dan itu berarti banyak sekali perusahaan kopi yang bersaing untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Salah satu cara perusahaan memenangkan persaingan yaitu dengan memberikan kepuasan secara maksimal kepada konsumen. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyuguhkan produk yang benar-benar terjamin dari segi kualitasnya. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus berupaya untuk mengembangkan produknya agar mampu bersaing dengan produkproduk lain yang berada di pasar, karena unsur terpenting dalam produk adalah mutu/kualitas. 2

Kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien bila melakukan pengendalian kualitas untuk mengurangi produk yang mengalami kecacatan/rusak agar mencapai standar kualitasnya. Pengendalian kualitas merupakan fungsi yang terpenting pada setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri. Apabila pengendalian kualitas dilakukan dengan baik dan benar, secara tidak langsung perusahaan akan memberikan hasil positif terhadap kualitas produk yang diproduksinya. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya karena produk perusahaan tersebut akan dipasarkan dengan konsumen sebagai penilai yang akan melihat bagaimana kualitas produk yang akan dikonsumsinya. Walaupun si produsen telah menghasilkan suatu barang yang menurut pendapatanya tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari barang tersebut akan tetapi konsumenlah yang sebenarnya menggunakan barang tersebut serta mengetahui hasil penggunaan barang itu apakah dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak. Sofjan Assauri (1993:268). Seringkali produk yang beredar di pasaran dalam kondisi tidak sempurna atau cacat atau rusak sehingga kemungkinan besar membuat konsumen berpindah ke produk lain yang memenuhi standar kualitas. Agar perusahaan dapat memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi barang yang sama, maka setiap perusahaan harus mempunyai kelebihan atau ciri khas tersendiri untuk mempertahankan atau meningkatkan posisi perusahaan tersebut. Kualitas produk menjadi faktor utama karena konsumen mengetahui mana produk yang berkualitas dan produk yang tidak berkualitas. Karena kualitas produk sangatlah penting, maka dari itu perusahaan harus melakukan kegiatan 3

pengendalian kualitas agar produk yang dihasilkan terjamin kualitasnya sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui seberapa besar kecacatan atau kerusakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan berpegang pada batas-batas yang ditetapkan dari cacat produk yang dihasilkan oleh perusahan tersebut, salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian kualitas dengan alat bantu statistik. Alat bantu itu diberi nama SQC atau Statistical Quality Control dimana proses produksi dikendalikan atau diawasi kualitasnya mulai dari awal produksi, pada saat proses produksi sedang berlangsung, sampai dengan produk jadi. Sebelum sampai ditangan konsumen, produk yang telah diproduksi diinspeksi terlebih dahulu, dimana produk yang baik dipisahkan dengan yang jelek (reject), sehingga produk yang dihasilkan jumlahnya berkurang. Hal ini dilakukan dalam upaya pengendalian kualitas hasil produksi. Menurut Rosnani Ginting (2007:301) pengendalian kualitas merupakan suatu sistem verifikasi dan penjagaan/perawatan dari suatu tingkat atau derajat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus serta tindakan korektif bilamana diperlukan. Jadi pengendalian kualitas tidak hanya kegiatan inspeksi ataupun menentukan apakah produk itu baik (accept) atau jelek (reject) namun merupakan kegiatan yang kompleks yang mencakup pengontrolan berbagai faktor yang berkaitan dengan proses produksi dari awal sampai akhir. PT. Kopiku Indonesia Cabang Pajajaran Bandung merupakan industri kopi yang memproduksi kopi olahan grade A atau menengah dengan misi perusahaan 4

yang mengedepankan kualitas. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya perusahaan telah menerapkan sistem pengendalian kualitas produksi. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh perusahaan tersebut untuk mengendalikan kualitas produksi seperti pada saat pemilihan bibit kopi yang berkualitas, melakukan edukasi langsung kepada para petani kopi dengan memberikan penyuluhan tentang bagaimana caranya memanen kopi dengan baik juga benar, dan faktor utama dalam pengendalian kualitas yaitu pada saat proses produksi dari penyimpanan kopi di dalam gudang hingga penggunaan mesin yang dilakukan dan diawasi oleh sumber daya manusia dengan standar yang ditetapkan untuk menghasilkan kopi yang berkualitas. Maka berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan peneletian lebih lanjut mengenai penggunaan metode statistik untuk mengontrol kualitas produk dari perusahaan dengan judul Analisis Pengendalian Kualitas Untuk Meminimumkan Produk Cacat Dengan Menggunakan Metode SQC (Statistic Quality Control) Pada (Studi Kasus Produk Kopi Arabika) PT Kopiku Indonesia Cabang Pajajaran Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas (studi kasus produk kopi arabika) di PT. Kopiku Indonesia Cabang Pajajaran Bandung untuk 5

meminimumkan produk cacat? 2. Bagaimana penerapan alat bantu statistik (SQC) dalam mengendalikan kualitas (studi kasus produk kopi arabika) PT. Kopiku Indonesia Cabang Pajajaran Bandung untuk meminimumkan produk cacat? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban atas masalah-masalah yang sudah diidentifikasi diatas, yaitu: 1. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas di PT. Kopiku Indonesia Cabang Pajajaran Bandung dalam upaya meminimumkan produk cacat. 2. Untuk menganalisis bagaimana penerapan alat bantu statistik (SQC) dalam mengendalikan kualitas produk PT. Kopiku Indonesia Cabang Pajajaran Bandung dan meminimumkan produk cacat. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi Penulis Memberikan pengetahuan tentang bagaimana pengendalian kualitas menggunakan alat bantu statistik dapat bermanfaat untuk mengendalikan tingkat kerusakan produk (misdruk) yang terjadi pada PT. Kopiku Indonesia Cabang Pajajaran Bandung. 6

2. Bagi Perusahaan Memberikan manfaat bagi pihak manajemen PT. Kopiku Indonesia Cabang Pajajaran Bandung sebagai bahan masukan untuk memotivasi terutama dalam melakukan pengendalian kualitas oleh perusahaan di masa yang akan datang sebagai upaya peningkatan kualitas produksi. 3. Bagi Pihak Lain (akademisi) Memberikan tambahan referensi serta wawasan bagi kalangan akademisi dan pecinta kopi untuk keperluan studi dan pengetahuan lebih jelas mengenai kopi. 1.5 Kerangka Pemikiran Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar dapat meningkatkan produktivitas adalah dengan cara meminimalisasi masalah yang berkaitan dengan produk yang menyimpang atau cacat. Adanya suatu produk yang cacat akan menyebabkan produk menjadi kurang menarik sehingga akan mengurangi minat konsumen untuk membelinya. Kualitas produk yang dihasilkan para produsen merupakan salah satu kunci utama atau elemen penting dalam kegiatan berbisnis. Apabila kualitas produk baik, maka secara tidak langsung produsen tersebut menanamkan kepercayaan kepada para konsumen atau pasar. Kondisi persaingan antar perusahaan yang ketat pada saat ini mendorong perusahaan mengeluarkan produk yang berkualitas yang mampu memenuhi keinginan pasar. Banyaknya produk dari luar negeri membuat persaingan usaha di 7

dalam negeri menjadi semakin ketat, sehingga banyak perusahaan dalam negeri yang terus berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya. Pengendalian kualitas dilakukan oleh produsen dengan tujuan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen dan pasar. Lalu Sumayang (2003:265) menyatakan bahwa: Pengertian pengendalian kualitas merupakan falsafah yang memantapkan dan menjaga lingkungan yang menghasilkan perbaikan terus-menerus pada kualitas da produktivitas di seluruh aktivitas perusahaan, pemasok, dan jalur distribusi. Perbaikan menyeluruh yang terus-menerus di semua fungsi mulai dari perencanaan sampai dengan fungsi pelayanan di lapangan. Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam proses produksi, karena dalam proses produksi sering kali ditemukan hal yang kurang baik pada bahan baku, proses produksi, ataupun pada produk jadi. Dengan menggunakan pengendalian kualitas penyimpangan-penyimpangan yang terjadi akan diperiksa dimana letak kesalahannya. Penyimpangan tersebut dapat terjadi akibat beberapa faktor, seperti faktor bahan baku yang buruk, kesalahan karyawan, mesin yang rusak, dan faktor lingkungan. Dengan melakukan pengendalian kualitas diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada proses produksi dan kemudian proses produksi sesuai kembali dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk melakukan analisis pengendalian kualitas penulis menggunakan Statistical Quality Control (SQC). Sofjan Assauri (2004:219) menyatakan bahwa : Statistical Quality Control adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga 8

standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi. Untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan stabil atau tidak, dapat menggunakan bagan kendali atau control chart. Bagan kendali dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Control Chart untuk variabel Yaitu Control Chart untuk pengukuran variabel. data yang bersifat variabel diperoleh dari hasil pengukuran dimensi, seperti berat, panjang, tebal dan sebagainya. Rosnani Ginting (2007:316). Control Charts untuk variabel ini terdiri dari: a) Bagan X b) Bagan R 2. Control Chart untuk atribut Yaitu Control Chart untuk menentukan kualitas yang tidak mudah dinyatakan dalam bentuk numerik. Biasanya tiap objek yang diperiksa diklasifikasikan sebagai sesuai atau tidak sesuai dengan spesifikasi. Contohnya inspeksi secara visual, seperti penentuan cacat warna, goresan, berkarat, dan sebagainya. Rosnani Ginting (2007:319). Control Chart untuk atribut ini terdiri dari: a) Bagan-p b) Bagan-c Dalam melakukan penelitian ini, maka pengendalian kualitas yang dipilih oleh penulis yaitu bagan kendali untuk atribut dengan menggunakan peta kendali 9

p. Peta kendali ini dipilih karena peta kendali ini menggambarkan yang ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan hanya dapat diterapkan untuk karakteristik mutu atribut. Batas-batas toleransi kendali suatu data yang telah diperoleh dari hasil produksi dan hasil inspeksi akan di analisis, sehingga dapat diketahui apakah proses produksi tersebut menghasilkan produk yang telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan atau tidak. Apabila data yang telah dianalisis tersebut menunjukkan terjadinya penyimpangan, maka dibuat peta kendali p, kemudian dilakukan uji keseragaman data. Setelah melakukan uji keseragaman data, maka dilakukan analisis diagram pareto. Analisis diagram pareto berguna untuk mengetahui jenis-jenis kegagalan yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kualitas produk dari segi department maupun segi dari proses produksi. Apabila telah mengetahui masalah utama yang paling dominan, maka langkah selanjutnya akan dilakukan analisis faktor penyebab kegagalan produk dengan menggunakan alat bantu berupa diagram yaitu diagram sebab-akibat (Fishbone Diagram). Dengan diketahuinya faktor penyebab kegagalan produk, maka perusahaan dapat mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan. Berikut gambar kerangka pemikiran pada halaman selanjutnya 10

Grand Theory Operation Management Middle Theory Quality Management Application Theory Statistical Quality Control Output Meminimumkan Kopi yang Cacat Gambar 1.1 Bagan Alur Kerangka Pemikiran 11