BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam bentuk investasi berwujud seperti emas, tanah ataupun rumah. Akan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Analisis dan Pembahasan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV METODE PENELITIAN

1/45 OVERVIEW

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena:

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan

Dasar-Dasar. Proses Valuasi. Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis. 1. Perekonomian. Fiscal Policy. (Kebijakan Fiskal)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012:

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo

BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB IV ANALISIS KASUS

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond)

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penentuan Skenario Pilihan Model penilaian saham ada 3 macam yaitu free cashflow model, relative model dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan kerugiannya. Ketiga model tersebut adalah model yang sering digunakan untuk penilaian saham. Free cashflow model ada 2 macam, yaitu free cashflow to equity dan free cashflow to firm. Free cashflow to equity adalah model berdasarkan arus kas dimana didalam arus kas tersebut terdapat bagian pemegang saham. Sekalipun penilaian berdasarkan arus kas yang telah diaudit tetapi terkadang tidak menunjukkan nilai ekonomis. Sedangkan free cashflow to firm adalah model untuk mengukur kinerja keuangan yang dilihat dari jumlah kas bersih yang dihasilkan perusahaan yang terdiri dari biaya, pajak, dan perubahan modal kerja bersih dari investasi. Terkadang sulit untuk menilai kegiatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Relative model penilaian yang sering dilakukan berupa rasio. Rasio yang digunakan adalah P/BV, EPS, dan PER. Dividend discounted model(ddm) merupakan model penilaian saham menggunakan prediksi dividen untuk menilai harga saham masa depan yang diharapkan dari dividen. DDM adalah model yang sering digunakan karena perhitungannya yang sangat sederhana juga data yang diperoleh untuk menghitung DDM sangat banyak. Selain itu model ini juga menganalisa reaksi pasar terhadap suatu saham. 35

Peneliti menggunakan penilaian dengan metode dividend discounted model dengan model pertumbuhan stabil (stable growth). Suatu perusahaan dikatakan stable growth apabila tingkat pertumbuhan dividen diasumsikan berkembang relatif konstan, selain itu tingkat pertumbuhan perusahaan akan lebih kecil daripada tingkat pertumbuhan perekonomian Negara. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan perusahaan milik Negara yang mengelola dan mendistribusikan gas alam di Indonesia dan tergolong perusahaan monopoli. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memiliki kontribusi yang besar bagi Indonesia berupa bahan bakar memasak, setelah adanya konversi minyak ke gas. Penulis memilih stable growth pada DDM dengan beberapa asumsi. Asumsi pertama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan perusahaan milik Negara walaupun tergolong perusahaan monopoli, akan tetapi dalam menetapkan standar harga gas masih dikendalikan atau ditetapkan oleh pemerintah. Berikut ini gambar mengenai perbandingan harga gas bumi dengan harga minyak. Gambar IV.1.1 : Perbandingan Harga Minyak Bumi dan Gas Alam 36

Dari grafik di atas terlihat harga gas lebih stabil dibandingkan dengan harga minyak bumi. Harga gas bumi berkisar 5.00 usd/mmbtu dari tahun 2005-2009. Kedua, penulis berasumsi semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk maka akan diikuti oleh tingginya pembangunan di sektor perumahaan. Hal tersebut dapat menimbulkan tingginya permintaan untuk pemasangan listrik yang kita ketahui bahwa selain minyak bumi, gas juga menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik dan juga sebagai bahan bakar untuk memasak. Gambar IV.1.2 : Konsumen PT. Perusahaan Gas Negara Tbk Dari data di atas menunjukan jumlah pelanggan dari perusahaan gas Negara paling banyak dari sektor rumah tangga. Tahun 2008 menunjukkan pelanggan dari sektor rumah tangga sebesar 82.123 dan meningkat di tahun 2009 sebesar 83.519. Pemerintah mengabulkan permintaan Jepang untuk menambah pasokan gas alam cair (LNG) ke negeri Sakura tersebut setelah musibah Gempa dan Tsunami menyebabkan krisis energi. Gas tersebut akan dijual sesuai dengan harga pasar (spot). Selain itu, dengan mekanisme harga spot pemerintah tidak akan mengalami kerugian karena bukan kontrak jangka panjang. 37

Pembentukan aturan baru mengenai harga standar gas alam untuk pasar domestik. Selama ini harga gas alam untuk pasar domestik sangat rendah sedangkan harga pasar internasional sangat tinggi. Sedangkan permintaan lebih banyak didalam negeri dibandingkan permintaan luar negeri. Perusahaan sendiri sulit untuk mengendalikan harga. Berdasarkan asumsi-asumsi di atas PT. Perusahaan Gas Negara Tbk mengalami kenaikan tetapi tidak terlalu besar. Oleh karena itu, penulis berasumsi bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2010 sehingga penulis menggunakan metode dividend discounted model dengan model tingkat pertumbuhan stabil. IV.2 Analisis Dividend Model penilaian saham dividend discounted model adalah metode penilaian dengan menggunakan dividend/shares yang didapat oleh investor. Dividen yang digunakan bisa berupa dividen tahun lalu ataupun menghitung dengan memprediksi dividen yang akan diterima masa mendatang (D 1 ). Penulis menggunakan dividen tahun lalu karena penulis berasumsi bahwa untuk menghitung dividen tahun yang akan datang kurang akurat. Tingkat pertumbuhan perusahaan, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk ekspansi, keadaan ekonomi dalam maupun luar negeri serta kebijakan dalam RUPS mempengaruhi dividen tahun depan. Selain itu, untuk menghitung dividen tahun depan dipengaruhi oleh periode penelitian yang dapat mengakibatkan penilaian dividend per share yang berbeda-beda. Berikut ini adalah data dividen per shares PT. Perusahaan Gas Negara Tbk dari tahun 2008-2010. 38

Tabel IV.3 : Dividend per Share Periode 2008-2010 Tahun Dividend/share 2008 171.175 2009 51.74 2010 154.399997 (sumber: www.finance.yahoo.com) Tahun 2008 dividen yang diterima investor sebesar Rp 171,175. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memutuskan membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya sebesar 50% dari laba bersih perusahaan pada 2007 yang tercatat Rp 1,57 triliun. Namun laba bersih 2007 menurun karena pengeluaran beban operasional perseroan yang tercatat Rp 627 miliar. Tahun 2009 dividend per shares, mengalami penurunan. Investor menerima sebesar Rp 51,74 karena PT Perusahaan Gas Negara Tbk menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai US$ 250 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun untuk proyek pembangunan pipa Sumatera Selatan Jawa Barat. Tahun 2010, Rp 154,39997 dividend per shares yang diterima investor. Hal ini disebabkan, tahun 2009 PT Perusahaan Gas Negara Tbk berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi Rp18,02 triliun dan kapitalisasi pasar menjadi sebesar US$10 billion atau Rp94,5 triliun. RUPTS menyetujui pembagian dividen sebesar 60% dari total laba bersih tahun 2009. IV.3 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari proses perkembangan perusahaan hingga bisa menjadi perusahaan korporasi. Perusahaan merencanakan kebijakan dan menjalankannya agar dapat mencapai visi dan misi perusahaan tepat waktu. Sehingga perusahaan memperoleh peluang untuk meningkatkan pendapatannya atau memperluas 39

pemasarannya. Dalam menangkap peluang yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan perusahaan, sering terjadi kendala baik dalam perusahaan maupun keadaan ekonomi di Negara beroperasi. Oleh sebab itu, penulis melakukan 2 skenario untuk menilai pertumbuhan, yaitu dengan nominal produk domestic bruto dan sustainable growth rate. Nominal produk domestic bruto bisa dijadikan growth karena pertumbuhan ekonomi suatu Negara mencerminkan pertumbuhan bisnis perusahaan yang ada di Negara tersebut. Selain itu tingkat pertumbuhan yang diharapkan oleh setiap perusahaan sangat bervariasi, tetapi pertumbuhan dividen kebanyakan perusahaan yang sudah mapan umumnya diharapkan akan terus berlanjut di masa depan pada tingkat yang kurang lebih sama dengan expected growth GDP. Penulis menggunakan proyeksi perkembangan ekonomi Indonesia tahun 2011 berdasarkan data dari worldbank. Berikut ini gambar growth GDP dan inflation rate periode 2009-2011. Gambar IV.2 : Growth GDP dan Inflation rate periode 2009-2011 (sumber: http://worldbank.com) Pehitungan untuk mencari Nominal produk domestik bruto adalah sebagai berikut. Nominal produk domestik bruto Nominal produk domestik bruto 6,2% 6% 12,2% 40

Berdasarkan perhitungan diatas tahun 2011 nominal produk domestik bruto Indonesia sebesar 12,2%. Nominal GDP tahun 2010 sebesar 12,1% artinya tidak jauh berbeda di tahun 2011. Pertumbuhan di Indonesia tidak akan mengalami peningkatan yang tinggi malah cenderung stabil. Skenario ke 2 untuk menghitung growth adalah sustainable growth rate. Sustainable growth rate merupakan tingkat maksimum pertumbuhan penjualan yang dapat dicapai, dilihat dari profitabilitas perusahaan, pemanfaatan aset, dan pembayaran dividen yang diinginkan dan rasio utang. Model yang sederhana untuk memperkirakan pertumbuhan masa yang akan datang. Selain itu sustainable growth rate dapat digunakan bila perusahaan terebut tidak menerbitkan saham lagi. Tingkat pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan, dividen dan ekuitas perusahaan. Sebelum menghitung sustainable growth rate, langkah pertama adalah menghitung dividend payout ratio (DPR). Berikut ini perhitungan dividend payout ratio tahun 2010. x 100% 154,399997 257 x 100% 60,08% Berdasarkan perhitungan di atas dividend payout ratio sebesar 60,08%, artinya 60,08% dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dari laba setelah pajak. Setelah memperoleh persentase dividend payout ratio selanjutnya menghitung sustainable growth rate, perhitungannya sebagi berikut. 1 x ROE 41

1 60,08% x 44,99% 17,96% Maka sustainable growth rate tahun 2010 sebesar 17,96%. Tahun 2008 tidak mengalami pertumbuhan sebesar -45,76% karena terjadi krisis global dan perusahaan sendiri melakukan ekspansi seperti pemasangan pipa dari Sumatera-Jawa. Tahun 2009 perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 42,61% setelah di tahun 2008 tidak mengalami pertumbuhan. Penulis menggunakan sustainable growth rate di tahun 2010 untuk menilai harga saham dengan dividend discounted model periode 2008-2010 karena skenario yang digunakan adalah stable growth dengan asumsi tingkat pertumbuhan tidak akan jauh berbeda dengan tingkat pertumbuhan tahun sebelumnya. Penulis tidak menggunakan dividend growth karena secara keseluruhan dividend growth periode 2008-2010 turun sebesar 10,31%. Penjelasannya tahun 2008 dividend per shares yang diberikan sebesar Rp 171,1/lembar untuk tahun 2009 sebesar Rp 51,74%/ lembar. Dividend growth 2008-2009 sebesar 119,64%, tahun 2009-2010 naik sebesar 109,33%. Kenaikan tahun 2009-2010 tidak dapat menutupi penurunan dividend growth di tahun 2008-2009. IV.4 Analisis Ks (return yang diharapkan) Seorang investor dalam menginvestasikan dananya, ia akan menilai return investasi tersebut dan risiko yang diterima. Return yang diharapkan (K) dapat dicari menggunakan analisis fundamental dengan beberapa pendekatan. Analisis fundamental digunakan dengan maksud untuk menganalisis industri(keadaan ekonomi suatu Negara juga mempengaruhi kinerja perusahaan), menganalisis pasar(pergerakan harga saham pada bursa) dan menganalisis perusahaan(pertumbuhan perusahaan dan kinerja 42

perusahaan). Walaupun menilai return yang diharapkan tergantung dari investor sendiri. Artinya tipe dari investor berbeda-beda ada yang berani ambil risiko, menghindari risiko dan netral maka menginginkan risiko dan return yang diharapkan berbeda. Data periode 2008-2010 digunakan untuk penelitian. Data-data yang digunakan berupa data harga saham, harga pasar, BI rate, tingkat inflasi dan laporan keuangan perusahaan. Selanjutnya data tersebut diolah dan dihitung kemudian diproyeksikan untuk menilai saham dengan tujuan mengetahui harga wajar tahun 2011. Penulis menggunakan pendekatan CAPM dan WACC untuk menentukan return yang diharapkan(k). Penentuan komponen setiap pendekatan adalah langkah awal untuk memulai perhitungan. Komponen pendekatan CAPM adalah beta, risk free, return market. WACC sendiri terdiri dari biaya utang setelah pajak (K d (1-t)), biaya saham preferen(k p ) dan biaya laba ditahan(k s ). Biaya laba ditahan dalam komponen WACC menggunakan perhitungan dari CAPM. Berikut ini adalah perhitungan dengan pendekatan CAPM dan WACC. IV.4.1 Analisis Ks Dengan Pendekatan CAPM Pendekatan yang umumnya digunakan untuk mencari return yang diharapkan adalah pendekatan CAPM. CAPM merupakan model untuk menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan. Data yang diperlukan untuk mengaplikasikan CAPM adalah harga saham, IHSG dan risk free(r f ) dari periode 2008-2010. Harga saham PT. Perusahaan Gas Negara Tbk dan IHSG digunakan untuk mencari tingkat pengembalian saham(rs) dan tingkat pengembalian pasar(ri). Perhitungan untuk mencari tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian pasar 43

penulis menggunakan microsoft excel dengan fungsi LN. Cara pengoperasiannya adalah sebagai berikut: Tingkat pengembalian saham atau pasar n = LN(harga saham n / harga saham 1 ) Tingkat pengembalian saham 3-jan-2008 = LN(Harga saham 3-jan-2008 /harga saham 2-jan-2008 ) = LN(Rp 2990/Rp 3020) = - 0,998% Tingkat pengembalian pasar 3-jan-2008 = LN(Harga saham 3-jan-2008 /harga saham 2-jan-2008 ) = LN(Rp 2715/Rp 2732) = -0,604% Atau dapat juga menghitung dengan rumus aritmatika sebagai berikut: Tingkat pengembalian saham/pasar n = H Hasil perhitungan ln atau dengan aritmatika akan menghasilkan tingkat pengembalian yang sama. Tingkat pengembalian pasar dan tingkat pengembalian saham 3 Januari 2008 negatif, yaitu sebesar -0,998% dan -0,604%. Di bawah ini grafik yang menggambarkan pergerakan tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian pasar periode 2008-2010. Gambar IV.4.1.1 : Pergerakkan Return Pasar dan Return Saham Periode 2008-2010 15% 10% Ri 5% 0% 5% 10% 3 Jan 08 3 Mar 08 3 May 08 3 Jul 08 3 Sep 08 3 Nov 08 3 Jan 09 3 Mar 09 3 May 09 3 Jul 09 3 Sep 09 3 Nov 09 3 Jan 10 3 Mar 10 3 May 10 3 Jul 10 3 Sep 10 3 Nov 10 44

Grafik di atas menunjukkan tingkat pengembalian saham PGAS berfluktuasi. Pada akhir September 2008 tingkat pengembalian saham mengalami penurunan sebesar -4,49% kemudian terjadi peningkatan secara drastis diakhir Oktober 2008 sebesar 13,76%. Tingkat pengembalian saham terus mengalami perubahan diawal tahun 2009 sampai Oktober 2009. Titik terendah tingkat pengembalian saham terjadi di November 2010 sebesar -5,63% dan titik tertinggi sebesar 13,76% di akhir Oktober 2008. Tingkat pengembalian IHSG tidak jauh berbeda tingkat pengembalian saham PGAS. Hal tersebut terlihat di awal Oktober 2008 mengalami peningkatan sebesar 7% kemudian turun sebesar 1,56% di akhir Desember 2010. Tetapi tingkat pengembalian pasar IHSG tidak terlalu berfluktuasi dibandingkan dengan tingkat pengembalian PGAS. Titik tertinggi sebesar 7% dan terendah sebesar -2,37% dari tingkat pengembalian IHSG. Berikut ini tabel return market periode 2008-2010. Tabel IV.4.1.1 : Return Market PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Periode 2008-2010 Tahun 2008 2009 2010-70,08% 56,72% 36,36% Rata-rata 23% Rata-rata tingkat pengembalian pasar tahun 2008 adalah sebesar -70,08%. Tahun 2008 mencerminkan sulit untuk memperoleh return dari capital gain saham. Tahun 2009 dan 2010 rata-rata tingkat pengembalian pasar sebesar 56,72% dan 36,36%. Artinya, tingkat pengembalian pasar di tahun 2009 dan 2010 menandakan membaiknya perdagangan di lantai bursa. Penulis mengunakan rata-rata tingkat pengembalian pasar periode 2008-2010 untuk menghitung return yang diharapkan tahun 2011. Har tersebut dikarenakan selama periode 2008-2010 tingkat pengembalian pasar tahun 2010 stabil, tingkat pengembalian pasar tahun 2008 negatif dan membaik tahun 2009. 45

Tetapi yang perlu diingat bahwa tingkat pengembalian saham PGAS dan tingkat pengembalian IHSG dipengaruhi oleh pergerakan harga saham PGAS dan harga pasar. Berikut ini grafik yang menggambarkan pergerakan harga saham PGAS dan harga pasar (IHSG). Gambar IV.4.1.2 : Pergerakkan Harga Saham PGAS dan IHSG Periode 2008-2010 5000 4500 4000 3500 3000 2500 IHSG 2000 PGAS 1500 1000 500 0 2 Jan 08 2 Jan 09 2 Jan 10 Berdasarkan grafik harga saham PGAS dan harga pasar mengalami penurunan dari awal tahun 2008. Penurunan tersebut disebabkan krisis keuangan global yang menyebabkan risiko dan ketidakpastian pada pasar keuangan. Tahun 2009-2010 harga saham dan harga pasar mengalami peningkatan karena upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak krisis global. Upaya yang dilakukan pemerintah sendiri adalah menjaga stabilitas ekonomi bersama BI melalui tingkat inflasi, nilai tukar suku bunga, juga memperbaiki dan mempercepat reformasi di sektor riil sehingga bisa berjalan lebih efektif. Harga saham PGAS terendah sebesar Rp 1.590 terjadi pada tanggal 18 November 2008 dan harga saham tertinggi sebesar Rp 4.525. Harga pasar 46

tertinggi sebesar Rp 3.786 pada tanggal 9 Desember 2010, sedangkan harga terendah sebesar Rp 1.141. Bila tingkat pengembalian pasar dan tingkat pengembalian PGAS telah diperoleh maka langkah kedua adalah menghitung beta(β). Beta adalah ukuran hubungan sebuah saham dengan trend yang ada dalam pasar. Beta sering disebut resiko sistematis. Penulis menggunakan perangkat lunak Microsoft excel dengan fungsi SLOPE untuk menghitung beta(β). Perhitungan dengan Microsoft excel sebagai berikut: Beta(β) = SLOPE = (R s ;R i ) Berdasarkan perhitungan diatas maka akan menghasilkan beta periode 2008-2010. Tabel dibawah ini menunjukkan beta PGAS periode 2008-2010. Tabel IV.4.1.2 : Beta PT. Perusahaan Gas Negara Tbk Periode 2008-2010 Tahun 2008 2009 2010 Beta (β) 1.59 1.08 1.06 Rata-rata 1.24 Tahun 2008 beta sebesar 1,59, hal tersebut karena pengaruh krisis global sehingga mengakibat ketidakpastian dan resiko yang besar. Tahun 2009 dan 2010 beta bernilai negative (β<1), artinya saham akan cenderung naik dan turun lebih rendah dari IHSG. Rata-rata beta periode 2008-2010 sebesar 1,24 maksudnya saham memiliki risiko sistematis yang besar dibandingkan saham dipasar secara keseluruhan. Penulis menggunakan rata-rata beta 1,24 periode 2008-2010 untuk menghitung return yang diharapkan. Penulis berasumsi bahwa masih adanya pengaruh krisis global walaupun beta 2010 sebesar 1.06 artinya mengalami penurunan risiko. Setiap perubahan nilai beta bisa merubah sensitivitas saham PGAS pada pasar. 47

Beta dan tingkat pengembalian pasar(ri) telah dihitung, sekarang menentukan risk free. Risk free biasanya menggunakan return suku bunga bank sentral, di Indonesia umumnya risk free yang digunakan adalah BI rate. Bi rate yang digunakan untuk perhitungan adalah BI rate Desember 2010 yaitu 6,50%. Penulis berasumsi bahwa awal 2011 tidak mengalami perubahan. Selain itu dari Agustus 2009-Desember 2010 risk free bertahan di 6,50%. Risk Free sebesar 6,50% digunakan untuk mencari yang diharapkan dengan pendekatan CAPM. Selain itu digunakan untuk menghitung K Rf dengan pendekatan WACC. Komponen untuk mencari return yang diharapkan dengan pendekatan CAPM telah diperoleh terdiri dari beta, tingkat pengembalian saham PGAS, tingkat pengembalian pasar, dan risk free. Maka perhitungan adalah sebagai berikut: Bila R f sebesar 6,50% k R β R R 6,50% 23% 6,5% 1,24 26,96% Berdasarkan hitungan di atas, dapat diketahui selama periode 2008-2010 return yang diharapkan dari saham PGAS sebesar 26,96% per tahun. Return tersebut dihitung menggunakan beta dari rata-rata periode 2008-2010. Return yang diharapkan sebesar 26,96% artinya penentuan tingkat keuntungan yang diisyaratkan pada suatu investasi saham perusahaan. IV.4.2 Analisis Ks dengan Pendekatan WACC Pendekatan WACC sangat erat kaitannya dengan pengertian tingkat pengembalian diisyaratkan. Tingkat pengembalian diisyaratkan bagi investor adalah 48

tingkat keuntungan dari risiko aktiva. Bagi perusahaan, menggunakan modal untuk memperoleh modal tersebut. Artinya jika investasi yang dilakukan sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi tersebut tidak diperlukan. Selain itu penulis menggunakan WACC untuk mencari return yang diharapkan dengan asumsi bahwa penilaian saham dengan pendekatan free cash flow to firm model tingkat pertumbuhan stabil memiliki bentuk rumus sama dengan pendekatan dividend discounted model, yang mana dalam pendekatan free cash flow to firm return yang diharapkan dicari dengan WACC. Sehingga penulis mengunakan WACC untuk mencari return yang diharapkan tetapi dengan pendekatan dividend discounted model bukan free cash flow to firm. Komponen dalam menghitung WACC ada 3 macam yaitu biaya laba ditahan, biaya hutang dan biaya saham preferen. Penulis menggunakan metode perhitungan CAPM untuk mengukur biaya laba ditahan. Hasil perhitungan CAPM sebesar 26,96% dari risk free sebesar 6,50%. Perhitungan selanjutnya adalah menghitung biaya hutang. Data yang diperlukan untuk menghitung biaya hutang adalah risk free, default spread for country, dan default spread for firm. Berikut ini tabel rating manufacturing firm untuk perusahaan besar. 49

Tabel IV.4.2.1 : Default Spreads For Rating Classes to Large Manufacturing Firms Rating Spread AAA 0,50% AA 0,65% A + 0,85% A 1,00% A- 1.10% BBB 1,60% BB + 3,00% BB 3,35% B + 3,75% B 5,00% B- 5,25% CCC 8,00% CC 10,00% C 12,00% D 15,00% (Sumber:http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/datafile/ratings.htm) Data diatas diperoleh dari Damodaran Januari 2011 data tersebut berdasarkan S&P. Rating untuk obligasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menurut S&P adalah BB+, diperoleh dari laporan keuangan 2009. Penulis menggunakan peringkat obligasi PGAS berdasarkan laporan keuangan 2009 karena laporan keuangan 2010 belum keluar. Berdasarkan Moody s peringkat risk country Indonesia adalah Ba2, data tersebut penulis peroleh dari laporan rating bank Indonesia Januari 2011. Berikut ini tabel defauld spread for country Januari 2011 (sumber: Damodaran). 50

Tabel IV.4.2.2 : Default Spreads For Rating Classes Rating Default spread Rating Default spread Aaa 0,00% Ba3 3,25% Aa1 0,25% B1 4,00% Aa2 0,50% B2 5,00% Aa3 0,70% B3 6,00% A1 0,85% Caa1 7,00% A2 1,00% Caa2 8,50% A3 1,15% Caa3 10,00% Baa1 1,50% Caa1 7,00% Baa2 1,75% Caa2 8,50% Baa3 2,00% Caa3 10,00% Ba1 2,45% Caa3 10,00% Ba2 2,75% Caa3 10,00% (sumber: http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/pc/datasets/ctryprem.xls.) Kedua tabel diatas menunjukkan default spread for firm dan default spread for country. Penulis menggunakan defauld spread untuk perusahaan manufaktur besar. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang mengelola gas alam Indonesia, selain itu melakukan kerja sama dengan pihak luar negeri untuk melakukan perdagangan. Default spread PGAS sebesar 3,00% dengan rating BB+. Default spread for country Indonesia sebesar 2,75% dengan rating Ba2. Tanggal 17 januari 2011 rating bond Indonesia meningkat menurut Moody s dari Ba2 ke Ba1. Penulis menggunakan rating dari website yang berbeda karena keterbatasan data yang diperoleh. K Rf yang digunakan untuk menghitung K d sebesar 6,5% dan 19,56%. Perhitungan biaya utang adalah sebagai berikut. K d 2010 = K Rf + default spread for country + default spread for firm = 6,50% + 2,75% + 3,00% = 12,25% 51

Perhitungan diatas menunjukkan bahwa biaya hutang sebesar 12,25% dengan K Rf sebesar 6,50%. Tingkat kemungkinan terjadi gagal bayar yang dijanjikan sebesar 12,25%. Biaya hutang telah diperoleh, sekarang menghitung tarif pajak PT. Perusahaan Gas Negara Tbk tahun 2010. Tarif pajak dihitung untuk memperoleh bunga. Bunga tersebut akan memberikan pengurangan pajak yang akan mengurangi biaya hutang sehingga menurunkan penghasilan kena pajak. Perhitungan untuk mengetahui besarnya tarif pajak tahun 2010 sebagai berikut. Tarif pajak 2010 Pajak tahun 2010 laba sebelum pajak 2010.... 19,84%.... Tarif pajak yang dibayarkan perusahaan sebesar 19,84% tahun 2010 dari laba sebelum pajak. Pajak yang dibayarkan PT. Perusahaan Gas Negara Tbk lebih kecil dibandingkan ketentuan pajak pemerintah untuk pajak badan sebesar 28%. Rata-rata pajak perusahaan natural gas adalah 23,93%. Dengan kata lain pajak yang dibayarkan lebih kecil dari rata-rata pajak perusahaan natural gas. Selanjutnya menghitung biaya hutang setelah pajak, perhitunganya sebagai berikut. Biaya hutang setelah pajak Kd x 1 t Biaya hutang setelah pajak 12,25% x 1 19,84% 9,81% Biaya hutang setelah pajak adalah 9,81% mencerminkan biaya hutang yang diharapkan. Biaya tersebut merupakan biaya yang ditanggung perusahaan karena 52

perusahaan menggunakan sumber dana berasal dari pinjaman akan terkena kewajiban membayar bunga. Langkah selanjutnya untuk menghitung WACC adalah mengukur sumber dana PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. PT. Perusahaan Gas Negara Tbk memiliki dua sumber dana, yaitu hutang jangka panjang dan laba ditahan atau ekuitas. Selama periode 2008-2010 perusahaan tidak mengeluarkan saham preferen. Data yang digunakan untuk menghitung proporsi sumber dana PT. Perusahaan Gas Negara TBK adalah laporan keuangan tahunan selama periode 2008-2010. Laporan keuangan yang digunakan. Berikut ini perhitungan proporsi modal tahun 2010. Wd 2010 total hutang jangka panjang 2010 total komponen modal 2010 10.742.889.051.604 43,64% 24.611.462.206.000 Ws 2010 Total saham biasa 2010 total komponen modal 2010 13.868.573.016.764 56,36% 24.611.462.206.000 Perhitungan diatas menunjukkan bahwa tahun 2010 perusahaan memaksimalkan modal pada proporsi ekuitas sebesar 56,36% dan hutang jangka panjang perusahaan sebesar 43,64%. Tahun 2010 perusahaan menganggap bahwa permodalan tersebut yang optimal untuk tetap menjaga struktur permodalan aktual pada sasaran secara tepat waktu. Penulis menggunakan proporsi modal perusahaan tahun 2010 karena tahun 2008 53

perusahaan mengoptimalkan modal ke hutang jangka panjang sebesar 56,78%, sedangkan proporsi ekuitas sebesar 43,22%. Semua komponen untuk menghitung WACC telah dihitung diantaranya biaya utang setelah pajak, biaya ekuitas dan proporsi struktur modal. Berikut ini perhitungan biaya rata-rata tertimbang dengan salah satu peluang. WACC w k 1 T w k w k WACC 43,64% x 9,81% 0% x 0% 56,35% x 26,96% 19,47% Perhitungan biaya rata-rata tertimbang dengan biaya ekuitas sebesar 26,96% (R f sebesar 6,50%) dan Kd(1-T) sebesar 9,81% (K Rf = 6,50%). Berikut ini tabel biaya ratarata tertimbang. Tabel IV.4.2.3 : Weight Average Cost of Capital Periode 2008-2010 Kd(1-T) Wd Ks Ws WACC 9,81% 43,64% 26,96% 56,36% 19,47% Berdasarkan tabel di atas return yang diharapkan dengan pendekatan biaya ratarata tertimbang menginginkan return yang diharapkan sebesar 19,47% artinya terdiri biaya laba ditahan sebesar 26,96% dengan komposisi sebesar 56,36% dan biaya hutang setelah pajak sebesar 9,81% dengan komposisi sebesar 43,64%. IV.5 Penilaian Saham Dividend discounted model (DDM) menilai saham dengan mendiskontokan arus kas masa depan yang diharapkan. Arus kas tersebut berasal dari dividen yang akan dikembalikan kepada pemegang saham. 54

Komponen untuk menilai saham PGAS yaitu dividend per shares, tingkat pertumbuhan dan tingkat pengembalian yang diharapkan telah dihitung. Hasil dari perhitungan dengan CAPM adalah value of equity. Penulis tidak menghitung harga wajar tiap tahunnya, tetapi penulis menggunakan data yang diperlukan untuk menghitung tiap komponen dalam dividend discounted model. Selanjutnya dipilih atau dirata-rata komponen tersebut berdasarkan asumsi penulis untuk menilai harga wajar tahun 2011. Berikut ini tabel komponen yang digunakan untuk mengestimasi harga buku periode 2011. Tabel IV.5.1 : Komponen Dividend Discounted Model Untuk Tahun 2011 Keterangan: Skenario Nilai Dividend per share tahun 2010 Rp 154,399997 Tingkat Pertumbuhan Expected Growth GDP 12,20% sustainable growth rate 17,96% Tingkat pengembalian yang diharapkan Pendekatan CAPM 26,96% Pendekatan WACC 19,47% Berdasarkan tabel di atas maka akan menghasilkan 4 skenario untuk mengestimasi harga wajar tahun 2011. Penulis menggunakan 2 skenario pada tingkat pertumbuhan dan 2 skenario pada tingkat pengembalian yang diharapkan. Di bawah ini perhitungan dengan pendekatan dividend discounted model untuk menghitung penilaian harga buku tahun 2011. x 1 g K g 154,399997 x 1 12,20% 26,96% 12,20% Rp1.173 55

Berdasarkan dalam perhitungan di atas tingkat pertumbuhan menggunakan nominal growth GDP, tingkat pengembalian yang diharapkan dengan pendekatan CAPM dan risk free sebesar 6,50% hasil estimasi harga bukunya sebesar Rp 1.173/lembar. Berikut ini tabel estimasi harga wajar dengan pendekatan CAPM untuk tingkat pengembalian yang diharapkan. Tabel IV.5.2 : Estimasi Harga Wajar 2011, K(Pendekatan CAPM) Dividend Expected Growth K Estimasi harga buku 154,399997 17,96% 26,96% Rp 2.025/lembar 12,20% Rp 1.175/lembar Berdasarkan tabel di atas range harga wajar dengan CAPM sebagai indikator return yang diharapkan adalah berkisar Rp1.175/lembar sampai Rp 2.025/lembar. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan karena semakin besar growth maka estimasi harga wajar semakin tinggi. Hasil perhitungan dengan menggunakan WACC membutuhkan perhitungan yang lebih dalam karena hasilnya bukan value of equity melainkan value of firm. Berikut ini tabel value of firm dengan pendekatan WACC untuk mencari return yang diharapkan. Tabel IV.5.3 : Nilai Perusahaan Tahun 2011, K(Pendekatan WACC) Dividend Expected Growth K Nilai Perusahaan 154.399997 17.96% 19,47% Rp 12.060/lembar 12.20% Rp 2.385/lembar Berdasarkan tabel di atas nilai perusahaan tertinggi sebesar Rp 12.060/lembar dan terendah sebesar Rp 2.385/lembar. Artinya nilai perusahaan ini adalah persepsi seorang investor berdasarkan total kewajiban dan total ekuitasnya. Rp 2.385/lembar artinya nilai perusahaan berdasarkan total kewajiban dan total ekuitas. Karena hal 56

tersebut maka harus melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai ekuitas saham biasa. Berikut ini perhitungannya: Estimasi harga wajar saham nilai perusahaan total kewajiban jumlah saham beredar Estimasi harga wajar saham tahun 2011 Rp 12.060 16.986.476.547.177 24.241.508.196 Rp 11.360/lembar Berdasarkan perhitungan di atas estimasi harga wajar saham PGAS adalah Rp 11.360/lembar. Total liabilities dan jumlah saham yang beredar menggunakan data tahun 2010. Berikut ini adalah estimasi harga wajar tahun 2011. Tabel IV.5.4 : Estimasi Harga Buku Tahun 2011 Pendekatan WACC Nilai Perusahaan (Rp/lembar) Total liabilities/ Jumlah saham beredar (Rp/lembar) Estimasi Harga wajar (Rp/lembar) 2.385 700 1.685 12.060 700 11.360 Berdasarkan tabel di atas estimasi harga wajar saham PGAS tahun 2011 dengan menggunakan WACC sebagai pendekatan untuk mencari return yang diharapkan, berkisar Rp 1.685 sampai Rp 12.060. Jika digabungkan, secara keseluruhan baik itu dengan CAPM maupun dengan WACC range harga wajar adalah Rp 1.175/lembar sampai Rp 11.360/lembar. Range harga wajar tersebut sangat jauh jaraknya sehingga penulis hanya menggunakan 3 hasil skenario tersebut yaitu sebesar Rp 1.175, Rp 1.685 dan Rp 2.385. Maka range harga wajar yang diperoleh adalah berkisar Rp 1.175 sampai Rp 2.385. Range harga aktual saham PGAS adalah berkisar Rp 3.475 sampai Rp 4.650. Bila dibandingkan hasil perhitungan harga wajar dengan range harga aktual saham terjadi overvalue. Overvalue 57

terjadi karena harga aktual lebih besar dari harga wajar. Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan asumsi yang digunakan penulis dengan keadaan pasar sesungguhnya. Selain itu periode yang digunakan oleh penelitian hanya 3 tahun sehingga bisa menyebabkan perbedaan tersebut. 58