I. PENDAHULUAN. kualitas hidup. Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak (Price

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Lampung pada Poli Ortopedi dengan judul Hubungan Intensitas Nyeri dan

I. PENDAHULUAN. Dermatitis Atopik (DA) merupakan penyakit inflamasi kulit kronik, berulang. serta predileksi yang khas (Patrick, 2008).

I. PENDAHULUAN. baru pada permukaan sendi (Khairani, 2012). Terjadinya osteoarthritis itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari,

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2011). Nyeri ini dapat menjalar ke tungkai bawah posterior lateral dan ke lutut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tentunya keadaan ini juga akan berdampak pada penurunan kondisi fisik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 40%

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat serius dan memprihatinkan. Kementerian kesehatan RI dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Gangguan jiwa adalah sebuah penyakit dengan. manifestasi dan atau ketidakmampuan psikologis atau perilaku yang

I. PENDAHULUAN. World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Syaikh Al

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kematian karena non communicable disease sangat besar yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. darah dalam tubuh dengan mengekskresikan solute dan air secara. saja tetapi juga di negara berkembang. Di Amerika Serikat,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. umum dijumpai diusia tua. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA). Osteoarthritis atau penyakit pengapuran sendi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan nyeri dan ketidakmampuan (disability) pada penderita sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya stress cell dan degradasi matriks ekstraseluler yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh. Mengontrol kehamilan secara rutin dan menjelaskan keluhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasie

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan

BAB I PENDAHULUAN diperkirakan lansia menjapai 11,4% dari total jumlah penduduk atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gagal ginjal kronis atau yang biasa dikenal sebagai Chronic Kidney

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan lansia di seluruh dunia (Joern, 2010).OA juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BAB I.PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang. paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah

I. PENDAHULUAN. dunia, menurut Arthritis Research UK (2013) osteoartritis dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pada tahun 2000, dua di antara tiga orang lanjut usia (lansia) di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik yang mengalamipeningkatan prevalensi setiap tahunnya.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoarthritis (OA) masih merupakan masalah kesehatan utama. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa OA merupakan salah satu penyebab utama kegagalan fungsi yang mengurangi kualitas hidup manusia di dunia. Masalah ini menjadi semakin besar karena peningkatan nilai harapan kualitas hidup. Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak (Price dan Wilson, 2013). Disebut juga penyakit sendi degeneratif, merupakan gangguan sendi yang tersering. Kelainan ini sering menjadi bagian dari proses penuaan dan merupakan penyebab penting cacat fisik pada orang berusia di atas 65 tahun (Robbins, 2007). Karena sifatnya yang kronik progresif, OA berdampak pada sosio ekonomi yang besar di negara maju dan di negara berkembang (Helmtrud et al., 2007). Prevalensi dari penyakit sendi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7%. Prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan tertinggi di Bali (19,3%), diikuti Aceh (18,3 %), Jawa Barat (17,5%), dan Papua (15,4%). Prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (33,1%), diikuti Jawa Barat (32,1%), dan Bali (30%). Prevalensi Lampung memiliki angka prevalensi penyakit sendi berdasarkan 1

2 diagnosis dokter atau tenaga kesehatan pada umur 15 tahun yaitu 11,5% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan., 2013). Nyeri menjadi gejala utama terbesar pada sendi yang mengalami OA (Helmtrud et al., 2007). Nyeri merupakan suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. Pada umumnya orang mempresepsikan bahwa nyeri adalah fenomena yang murni tanpa mempertimbangkan bahwa nyeri juga mempengaruhi homeostasis tubuh yang akan menimbulkan stres untuk memulihakan homeostasis tersebut (Melzack, 2009). Oleh karena itu, penyakit ini dapat menyebabkan disabilitas sebagai akibat dari nyeri, kekakuan sendi dan proses inflamasi, sehingga mengganggu aktifitas seharihari dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang berat serta mempengaruhi kualitas hidup penderita (Felson, 2009). Kualitas hidup sudah merupakan masalah prioritas bagi banyak negara (Molnar, 2009). Kualitas hidup adalah persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai didalamnya, dimana mereka hidup dan dalam hubungan dengan tujuan mereka, harapan, standar dan keprihatinan (World Health Organization Quality Of Life, 2012). Kualitas hidup seseorang dapat di ukur dengan menggunakan WHO Quality Of Life- BREF (WHOQOL-BREF). Pada tahun 1991, Bagian Kesehatan Jiwa WHO memulai proyek organisasi kualitas kehidupan dunia. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengembangkan suatu instrumen penilaian kualitas hidup yang

3 dapat dipakai secara nasional dan secara antar budaya (World Health Organization Quality Of Life, 2012). Bahwa pada dasarnya menyusun konsep mengenai kualitas hidup adalah hal yang sulit (Molnar, 2009). Meskipun secara umum kualitas hidup menggambarkan individual dari suatu masyarakat (Nofitri, 2009). Keluhan nyeri masing-masing individu pada penderita OA berbeda berdasarkan intensitas nyeri yang dirasakan, semakin berat intensitas nyeri yang dirasakan akan semakin mempengaruhi kenyamaan, emosional, serta aktifitas fisik penderita yang secara langsung mempengaruhi kualitas hidup pada pasien OA. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. A. Dadi Tjokrodipo merupakan rumah sakit tipe C, yang merupakan tempat rujukan dari puskesmas di Bandar Lampung dikarenakan era Badan Peyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS). Rumah sakit tersebut memiliki dokter spesialis penyakit dalam dan bedah ortopedi sehingga memungkinkan untuk dijadikan tempat rujukan kasus-kasus OA. Dari laporan rumah sakit didapatkan banyak kasus mengenai laporan penderita OA. Maka dari itu peneliti memilih RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo sebagai tempat penelitian, untuk megetahui apakah intensitas nyeri pada pasien OA di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo berpengaruh pada kualitas hidup pasien.

4 Dari uraian di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian mengenai Hubungan Antara Intensitas Rasa Nyeri Terhadap Kualitas Hidup Pada Pasien Osteoartritis di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo pada tahun 2013 1.2. Rumusan Permasalahan Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah dan yang telah di jabarkan di atas, dapat di rumuskan suatu permasalahan, yaitu : 1. Bagaimanakah hubungan antara tingkat intensitas nyeri yang dirasakan dengan kualitas hidup pada seseorang pasien yang menderita OA? 1.3. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Mengetahui hubungan intensitas nyeri dan kualitas hidup pada pasien OA di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo. b. Tujuan Khusus 1. Mengetahui intensitas nyeri pada pasien OA di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo. 2. Mengetahui kualitas hidup pada pasien OA di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo. 3. Mengetahui hubungan antara intensitas rasa nyeri terhadap kualitas hidup pada pasien OA di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo.

5 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi peneliti, menambah ilmu pengetahuan di bidang ilmu kedokteran komunitas. 2. Bagi institusi, Bagi institusi kampus yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.dapat menambah bahan kepustakaan mengenai hubungan intensitas nyeri dan kualitas hidup pasien OA dalam lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 3. Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

6 1.5. Kerangka teori Faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri Usia Perhatian Ansietas Makna nyeri Pengalaman masa lalu Dukungan keluarga dan sosial Intensitas nyeri Diukur dengan NRS (Numeric Rating Scale) Osteoartritis (OA) Kualitas Hidup Diukur dengan AIMS2-SF (Arthritis Impac Measurement Scale) Kesehatan fisik Psikologis Hubungan Sosial Lingkungan Gambar. 1. Faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri dan kualitas hidup (Smeltzer and Bare (2002), WHOQOL, 2012)

7 1.6. Kerangka konsep Intensitas nyeri pada pasien OA Kualitas hidup pada pasien OA Gambar. 2. Kerangka Konsep 1.7. Hipotesis Terdapat hubungan intensitas nyeri dan kualitas hidup pasien OA pada RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.