BAB IV STRATEGI ADAPTASI PEDAGANG KECIL DI PASAR KOGA KELURAHAN SIDODADI KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB III PROFIL PASAR KOGA KELURAHAN SIDODADIKECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. yang lain (Kotler dan Amstrong, 2008:5). Dalam definisi manajerial, banyak

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. hal itu, Ghanimata (2012) mengatakan para pemasar harus menerapkan. ujung tombak keberhasilan pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel tersebut antara lain hypermart, supermarket, specialty store,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive

I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efisien dan efektif serta tanggap mengantisipasi pasar yang akan mereka

I. PENDAHULUAN. faktor untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan tersebut adalah kegiatan. konsumen mempunyai pandangan baik terhadap perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

BAB II POKOK PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. interior sampai menawarkan menu makanan yang unik. Harga yang. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah tahun 2012 diketahui bahwa sektor

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

I. PENDAHULUAN. banyak sumber daya dengan meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sukses di tengah ketatnya persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendorong peningkatan daya beli dan kebutuhan berwisata. Waktu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era informasi yang sedang berkembang dengan cepat dan pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup

I. PENDAHULUAN. (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memenuhi kepuasan konsumen. perlu dilakukan pemantauan kebutuhan dan keinginan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada abad modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian maupun perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi dua bagian yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

ANALISIS FAKTOR HARGA, LOKASI, PELAYANAN, PROMOSI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA SUPERMARKET LESTARI GEMOLONG SRAGEN 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. informasi yang dibutuhkan akan semakin beraneka ragam. Untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Modern Superindo Godean (terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

PENGARUH TATA LETAK PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA MINIMARKET ALFAMART A. YANI WONOGIRI TAHUN 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan besar dalam hal telekomunikasi dan bertransaksi. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya saat ini banyak dipenuhi dengan bangunan-bangunan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Amir (2011) kepuasan konsumen didefinisikan sejauh mana manfaat sebuah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pemain bisnis di Indonesia harus menghadapi tingkat persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha kuliner. Banyak para pengusaha berpikir kreatif dan inovatif

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

Pengaruh Keragaman Produk dan Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Indomaret Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun 2012) ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketahun menunjukkan kebutuhan masyarakat akan tersedianya sarana. menggunakan sepeda motor. Permintaan akan sepeda motor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. maju harus dapat memberikan pelayanan baik lewat promosi yang tepat serta

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cara memberikan pelayanan yang lebih memuaskan dari pada yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam melamar pekerjaan,

NIM : B FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bertemunya penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dari aktifitas keseharian, interst, kebutuhan hidup, dan lain sebagainya, yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET GALAXY DI BOYOLALI

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya zaman, perekonomian, dan teknologi membuat

Transkripsi:

BAB IV STRATEGI ADAPTASI PEDAGANG KECIL DI PASAR KOGA KELURAHAN SIDODADI KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG Pedagang kecil Pasar Koga adalah salah satu usaha dalam perdagangan, pedagang kecil adalah orang yang dengan modal yang retif kecil yang berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang (jasa-jasa) untuk memenuhi kelompok tertentu di dalam masyrakat, usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang di angggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal (emperan). Mayoritas pedagang kecil Pasar Koga hanya terdiri dari satu tenaga kerja, modal yang relarif tidak terlalu besar, dan terbagi atas modal tetap, berupa peralatan, dan modal kerja. Meraka yang masuk dalam kategori pedagang kecil ini mayoritas berada dalam usia kerja utama. Tingkat pendidikan yang relative rendah dan tidak adanya keahlian tertentu menyebabkan mereka sulit menembus sector formal. Bidang informal berupa pedagang kecil Pasar Koga menjadi satu-satunya pilihan untuk tetap mempertahan hidup mereka. Alasan pedagang kecil menjalankan usahanya di Pasar Koga karena tidak ada pekerjaan yang sesuai, usaha turun temurun dari keluarga, serta adanya kemauan sendiri. Lokasi pedagang kecil sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha para pedagang kecil, yang akan mempengaruhi volume penjualan dan tingkat keuntungan. Secara garis besar kesulitan yang di hadapi oleh para pedagang kecil di pasar Koga adalah keterbatasan tempat untuk berjualan seperti kios, kurangnya modal yang

60 dimiliki para pedagang untuk mengembangkan usahanya, dan mahalnya harga sewa kios. A. Strategi Adaptasi Pedagang Kecil Pasar Koga Strategi adaptasi yang dimaksud adalah merupakan sebuah strategi yang dilakukan oleh pedagang kecil di Pasar Koga atau tindakan terencana yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk dapat menanggulangi masalah yang dihadapi pedagang kecil dengan keadaan lingkungan fisik sekitar dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.strategi adaptasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berbagai tindakan ataupun pemikiran yang dilakukan oleh pedagang kecil di pasar Koga Sidodadi Kedaton Bandar Lampung. Dari hasil penelitian ini sebagian besar pedagang kecil di pasar Koga telah menerapkan teori seperti yang dikemukakan menurut Andri dan Romansyah pada BAB II (hal 20) yaitu : 1. Kualitas produk Didalam menjalankan suatu bisnis, produk yang dijual harus memiliki kualitas yang baik atau sesuai dengan harga yang ditawarkan. Agar suatu usaha atau perusahaan dapat bertahan dalam menghadapi persaingan, terutama persaingan dari segi kualitas, perusahaan perlu terus meningkatkan kualitas produk.produk itu sendiri adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata di dalamnya tercakup warna, harga, kemasan, dan prestise lainnya yang terkandung dalam produk, yang diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Sedangkan produk

61 adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen agar menarik perhatian, penggunaan maupun konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau memenuhi kebutuhan konsumen. Karena peningkatan kualitas produk dapat membuat konsumen merasa puas terhadap produk atau jasa yang mereka beli, dan akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang. 2. Realibilitas Realibilitas yaitu kemampuan untuk pengetahuan dalam dalam menyelenggarakan pelayana secara, tepat dan cepat. a. Cepat yang dimaksud dengan kecepatan di sini adalah adalah waktu yang digunakan dalam melayani konsumen minimal sama dengan batas waktu dalam standar pelayanan yang ditentukan oleh perusahaan. Bila pelanggan menetapkan membeli suatu produk, tidak saja harga yang dinilai dengan uang tetapi juga dilihat dari faktor waktu. b. Tepat Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen, karena tidak dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen. Oleh karena itu, ketepatan sangat penting dalam suatu pelayanan. 3. Strategi keahlian (competence) kecakapan seperti menekankan pengetahuan dalam menyelenggarakan pelayana seperti ramah dalam hubungannya dengan pelanggan.dalam dunia pelayanan umumnya masih menggunakan perasaan dan mencampuradukkan antara kepentingan melayani dan perasaan sendiri. Jika penjual tersebut beramah tamah

62 secara professional terhadap pelanggan, niscaya perusahaan dapat lebih meningkatkan hasil penjualan karena kepuasan pelanggan yang akan membuat pelanggan menjadi loyal. 4. Jujur Berlaku jujur dalam setiap tindakan dan bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan yang dilakukan,ini merupakan modal utama menuju kesuksesan. Ia harus berlaku jujur, dan bertanggung jawab atas segala hal yang telah dikerjakan. Memelihara tanggung jawab diberikan orang kepadanya, dan menepati janji. 5. Akses / Lokasi Lokasi penjualan juga sangat berperan dalam strategi usaha oleh pedagang kecil, karena lokasi kecamatan kedaton Sidodadi Bandar lampung merupakan wilayah strategis bagi aktifitas perdagangan, di mana masyarakat konsumen baik dalam wilayah kedaton maupun di luar masyarakat kedaton memiliki jarak tempuh yang relative dekat, sehingga mereka dengan mudah dan tidak memerlukan biaya transportasi untuk mendapatkan kebutuhan yang diperlukan bagi kehidupan rumah tangga. Dengan kata lain, pasar koga merupakan tempat/lokasi yang strategis, sehingga dapat mendukung terhadap strategi pedagang kecil di kecamatan kedaton sidodadi Bandar lampung. B. Faktor PenghambatYang Dihadapi Pedagang KecilDi Pasar Koga Faktor penghambat adalah faktor yang menyebabkan terbebengkalainya suatu tindakan yang dilakukan, untuk mewujudkan suatu cita-cita yang kita

63 inginkan.dalam hal ini adalah faktor-faktor yang menghambat usaha pedagang kecil sebagai berikut: 1. Keterbatasan modal yang dimiliki oleh pedagang kecil, sehingga berbagai jenis strategi yang telah dilakukan dalam kegiatan jual beli kurang berjalan dengan secara efektif sesuai dengan target dan sasaran yang diinginkan. Hal itu juga dapat dilihat dari hasil observasi yang penulis lakukan yaitu sedikitnya barang yang tersedia untuk penjualan. 2. Faktor penghambat yang kedua yaitu kurangnya tempat untuk berjualan atau tidak adanya kios-kios bagi pedagang kecil yang tidak mampu menyewa tempat, sehingga mereka cukup menggelar barang daganganya di pinggir-pinggir jalan, terutama mereka yang berjualan obralan. Dari faktor penghambat utama yang berupa keterbatasan modal memunculkan faktor penghambat kedua yaitu kurangnya tempat untuk berjualan, artinya tidak tersedianya kios-kios khusnya pedagang kecil yang tidak mampu menyewa tempat, sehingga para pedagang kecil Pasar Koga terpaksa membuat tempat sendiri untuk barang dagangannya, dengan kualitas pembuatan semampu mereka sendiri. Hal tersebut disebabkan pula oleh mahalnya harga sewa kios yang ditawarkan kepada para pedagang kecil Pasar Koga. Pernyataan ini didukung oleh hasil interview dari beberapa pedagang kecil di pasar Koga yang penulis lakukan.

64 Kami merasa sangat berat untuk biasa menyewa kios, karena harganya mahal dan tidak terjangkau oleh kami, pertimbangan kami uang yang seharusnya dialokasikan menyewa kios lebih baik buat tambahan modal dagangan. Dari pernyataan diatas menunjukan bahwa para pedagang kecil merasa belum mampu menyewa kios untuk usahanya. C. Faktor Pendukung Pedagang KecilDi Pasar Koga Pasar Koga kecamatan kedaton Sidodadi merupakan pasar tradisional yang memiliki daya samping dengan jumlah yang cukup banyak bagi pedagang kecil, sehingga dapat dijadikan sebagai pusat usaha bagi penduduk asli atau pribumi maupun pendatang dalam rangka memajukan perekonomian. Faktor pendukung strategi pedagang kecil kecamatan kedaton Sidodadi Bandar lampung adalah sebagai berikut : 1. Faktor pendukung waktu pelayanan di pasar Kogarelative panjang. Sebagian besar konsumen adalah konsumen rumah tangga sehingga waktu pelayanan di pasar Koga bisa menjadi cukup panjang, mulai dari pukul 05.30 dinihari sampai dengan sore hari. 2. Faktor pendukung yang kedua yaitu tawar-menawar. Di pasar Koga, konsumen setiap saat memiliki kesempatan mendapatkan harga yang lebih murah asalkan konsumen mau menawar. Untuk mendapatkan harga yang lebih murah ini

65 konsumen tidak perlu menunggu waktu-waktu promosi seperti yang diterapkan di pasar modern. 3. Faktor pendukung yang ketiga adalah membeli secara eceran. Dilihat dari sisi kuantitas pembelian, pasar Koga masih melayani pembelian yang sifatnya eceran, misalnya bias membeli satu sachet sampo 6 ml atau bahan-bahan untuk membuat sambal (cabai rawit, tomat, bawang merah) masih bisa dibeli dengan uang tiga ribu rupiah, di pasar modern hal ini sulit bahkan tidak bisa dilakukan. 4. Faktor pendukung yang keempat yaitu beraneka ragam produk-produk yang ditawarkan.produk-produk yang ditawarkan di pasar Koga banyak sekali jenis dan macamnya, terutama untuk jenis sayuran dan bumbu-bumbu dapur dan tidak semuanya bisa tersedia di pasar modern. 5. Faktor pendukung yang kelima adalah mudahnya berjualan di pasar Koga.hambatan masuk pasar Kogayang tidak sekuat pasar modern, membuat siapa saja bisa dengan mudah berjualan di pasar Koga, hal inilah yang membuat pasar Koga senantiasa ramai oleh pedagang. Dengan kondisi ini, konsumen diuntungkan karena semakin banyak pilihan, sedangkan di pasar modern produk-produk baru ataupun produk dari pemasok baru tidak bisa dengan mudah begitu saja masuk ke supermarket karena ada semacam quality control yang ketat. 6. Faktor pendukung yang keenam adalah bersifat kekeluargaan. Orang tidak sungkan pergi ke pasar Koga walaupun baru bangun tidur dan belum sempat mandi

66 karena konsep kekeluargaan yang sudah melekat kepada pasar Koga telah menjadi keunikan tersendiri yang ditawarkan pasar koga. Dengan demikian, pasar Kogaakan memosisikan dirinya sebagai pasar yang menawarkan harga murah, sedangkan pasar modern akan memosisikan dirinya sebagai pasar yang menawarkan kenyamanan dalam berbelanja. Walaupun kita sering melihat pasar modern melakukan promosi dengan mengklaim harganya yang paling murah, jika diteliti secara saksama, hal ini tidak dimaksudkan untuk menyaingi pasar tradisional, tetapi dalam rangka meningkatkan jumlah pembelian dan bersaing dengan sesama pemain pasar modern lainnya. Sebagai buktinya, fasilitas harga termurah dengan jaminan ganti rugi yang ditawarkan oleh satu supermarket sering menjadi tidak berlaku jika harga termurah yang mereka klaim tersebut dibandingkan dengan harga barang di pasar Koga.