BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penguasaan pemahaman mereka terhadap setiap materi yang diajarkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bising didefinisikan sebagai bunyi tidak dikehendaki yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi (Mahfuddin, 2009). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menghadapi perkembangan dan modernisasi kehidupan. Pada. ataupun dalam lingkungan nonformal (keluarga, masyarakat).

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

Perbandingan Soundscape Pada Ruang Kelas SD, SMP, dan SMA di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan. Lalu lintas memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

KEBISINGAN DI BAWAH LAUT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya baik fisik, mental maupun sosial

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Mei

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. 1 Sebagai suatu sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri. penemuannya dengan penuh percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

HUBUNGAN KECEPATAN KENDARAAN DENGAN KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu jemu atau bosan (Syah, 2005:165). Kejenuhan yang dialami siswa

BAB I PENDAHULUAN. Total Penumpang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang berjalan atau berhenti. Untuk kendaraan-kendaraan yang berhenti

BAB I PENDAHULUAN. (Simamora, 2009). Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu

perencanaan dan pembangunan suatu sekolah dasar. Tanpa adanya jalan yang mengajar terdiri dari enam hari dalam seminggu, kegiatan tersebut menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN. sektor terutama sektor transportasi. Luasnya wilayah jasa pelayanan angkutan darat

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FENOMENA PERBEDAAN TINGKAT KEBISINGAN PADA 2 UNIT RUANG TIDUR: STUDI KASUS RUMAH TINGGAL PENELITI DI TEPI JALAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat membangun SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

II. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

I.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. yang tepatrnya berlokasi di Jl. Meruya Selatan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat. Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan yang terbangun dalam sebuah bangunan sekolah dapat berperan dalam peningkatan mutu pembelajaran. Sehingga dalam perencanaannya, sebuah bangunan perlu memperhatikan beberapa faktor, yakni faktor keselamatan, kesehatan dan kenyamanan yang tentunya dapat dirasakan oleh siswa. Namun dalam kenyataannya, sebuah bangunan sekolah dapat mengalami permasalahan dalam pemenuhan ketiga faktor tersebut, misalnya faktor kenyamanan. Ketidaknyamanan yang dapat terjadi di lingkungan sekolah salah satunya adalah kebisingan yang terjadi ketika jam pelajaran tengah berlangsung. Kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang tidak diinginkan. Kebisingan ini merupakan pengaruh yang ditimbulkan dari sebuah sumber bunyi, misalnya aktivitas lalu lintas kendaraan, mesin pabrik, pesawat terbang, dan lain sebagainya. Sekolah sebagai salah satu elemen dalam pembangunan di kota besar juga tidak luput dari ancaman kebisingan yang terus terjadi akibat aktivitas lalu lintas kendaraan yang padat setiap harinya. Sehingga masalah mengenai pengaruh kebisingan pada sebuah bangunan pendidikan tidak dapat dikesampingkan begitu saja, terutama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 1

2 Dalam dunia pendidikan, lingkungan yang tenang dan nyaman sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Sebab konsentrasi siswa dalam menerima materi pelajaran juga turut dipengaruhi oleh lingkungannya. Apabila dalam lingkungan belajar siswa terjadi sebuah ketidaknyamanan, maka konsentrasi yang dimiliki siswa-pun akan terganggu. Materi pelajaran yang diterima siswa menjadi tidak dapat diserap seutuhnya, sehingga hal ini dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa terhadap pelajaran tersebut. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 13 Bandung adalah sebuah lembaga pendidikan yang terletak di Jl. Raya Cibeureum Bandung, sebuah jalan yang digolongkan dalam kelompok jalan arteri primer (sumber: RTRW Kota Bandung 2013). Lokasi yang demikian membuat pencapaian ke lokasi sekolah sangat mudah dijangkau, terlebih lagi dengan cukup banyaknya angkutan umum yang melintas tepat di depan sekolah ini. Namun, dengan lokasi sekolah yang seperti ini ternyata memiliki pengaruh lain, yaitu kebisingan yang terjadi pada saat jam pelajaran sekolah. Keterbatasan lahan menjadi alasan penempatan ruang kelas yang letaknya dekat dengan jalan raya. Sehingga tak jarang bunyi bising kendaraan yang melintas di terdengar hingga ruangan kelas. Tentunya hal ini sangat menggangu kegiatan belajar mengajar, khususnya dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Pada jam-jam tertentu, misalnya saat jam berangkat kantor (sekitar pukul 07.00-08.00 WIB), intensitas kebisingan yang ditimbulkan pada dari jalan raya lebih banyak dirasakan pengaruhnya bagi siswa dibandingkan pada waktu lainnya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang melintas tepat di jalan

3 depan sekolah. Suara knalpot dan bunyi klakson kendaraan tak jarang terdengar hingga ke dalam ruang kelas. Dengan kondisi tersebut, tentunya faktor kenyamanan pada sekolah ini belum dapat seluruhnya terpenuhi. Berdasarkan pengalaman peneliti yang dahulu pernah menimba ilmu di sekolah tersebut, siswa yang belajar di ruang kelas yang letaknya dekat dengan jalan raya lebih terganggu dengan suara kebisingan saat kegiatan belajar berlangsung, bila dibandingkan dengan siswa yang belajar di ruang kelas yang letaknya jauh dari jalan raya. Konsentrasi belajar siswa dapat terganggu dengan kebisingan yang terpapar di ruang kelasnya, terutama bagi siswa yang tempat duduknya di belakang atau berada di dekat jendela yang langsung menghadap ke jalan raya. Sehingga apabila terganggu konsentrasi belajarnya, dapat mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa itu sendiri. Kondisi-kondisi di atas tentunya memerlukan penanganan yang lebih maksimal, sehingga penyelesaian masalah mengenai kebisingan dapat diminimalisir pengaruhnya, khususnya pengaruh pada proses pembelajaran. Penanganan pertama yang dapat dilakukan adalah pemantauan tingkat kebisingan yang terjadi di lingkungan sekolah. Dengan kemajuan dalam bidang informasi dan teknologi, pengukuran tingkat kebisingan tidak hanya mengandalkan alat yang bernama Sound Level Meter (SLM), tetapi juga dapat menggunakan software pengukur tingkat kebisingan yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan, salah satunya Euterpee (free). Dalam lingkungan pendidikan, software seperti ini dapat menjadi alat alternatif pengukur tingkat kebisingan selain alat SLM. Walaupun tidak dapat menjadi peralatan utama dalam pengukuran tingkat kebisingan, karena

4 tidak memiliki standarisasi dan sertifikasi produk sebagaimana pada alat Sound Level Meter, software ini dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai paparan tingkat kebisingan dalam suatu area. Kemudian belum adanya penelitian mengenai akibat yang ditimbulkan oleh kebisingan lalu lintas terhadap di SMA Negeri 13 ini, membuat peneliti tergerak untuk melakukan penelitian terkait hubungan antara kebisingan, konsentrasi belajar dan hasil belajar di lingkungan sekolah ini. Kondisi lingkungan sekolah yang dekat dengan jalan raya membuat persoalan dan penanganan terhadap masalah kebisingan tidak dapat dijadikan hal yang sepele. Sehingga penelitian ini dapat menjadi titik awal dalam penelitian-penelitian yang membahas tentang kebisingan pada lingkungan pendidikan pada umumnya, dan khususnya pada lingkungan SMA Negeri 13 Bandung. Dari beberapa paparan uraian di atas menjadi hal-hal yang melatarbelakangi peneliti dalam melaksanakan penelitian yang berjudul Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas terhadap Konsentrasi Belajar dan Implikasinya dalam Hasil Belajar Siswa pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi mengenai permasalahan yang peneliti temukan sehingga dapat menjadi bahan kajian untuk diteliti, antara lain : a. Bangunan sekolah harus memenuhi faktor keselamatan, kesehatan dan kenyamanan. Dengan kondisi yang sedemikian, maka lingkungan SMA Negeri 13 Bandung ini belum seluruhnya mememenuhi faktor kenyamanan karena terdapat beberapa ruang kelas yang terpapar kebisingan yang mengganggu.

5 b. Kebisingan yang timbulkan akibat arus lalu lintas di Jl. Raya Cibeureum cukup mengganggu kegiatan belajar siswa. Pada jam-jam tertentu intensitas kebisingan dapat sangat mengganggu, misalnya pada saat jam berangkat kantor (sekitar pukul 07.00-08.00 WIB). c. Siswa yang ruang kelasnya berdekatan dengan Jl. Raya Cibeureum lebih terganggu akan suara bising akibat aktivitas lalu lintas. d. Terganggunya konsentrasi siswa akibat kebisingan lalu lintas dan dapat mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa pada berbagai mata pelajaran dalam lingkungan SMA Negeri 13 Bandung. e. Pelunya kajian penggunaan software sebagai peralatan alternatif selain SLM dalam mengukur tingkat kebisingan. Namun dalam penggunaannya software ini tidak dapat dijadikan acuan utama, karena belum melalui proses standarisasi dan sertifikasi produk. 1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.3.1 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka dapat dibuat pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Bangunan sekolah mengacu pada standar bangunan pendidikan yang sesuai Peraturan Mendiknas No. 24 tahun 2007, dan pembahasan mengenai lingkungan sekolah dibatasi pada tahap analisis dan rekomendasi dalam strategi penanganan kebisingan. 2. Sumber kebisingan utama yang menjadi bahan penelitian berasal dari lalu aktivitas lintas.

6 3. Pengaruh kebisingan lalu lintas dilihat pada tingkat persepsi konsentrasi belajar siswa yang diidentifikasikan melalui penyebaran angket. 4. Lingkungan sekolah yang menjadi objek penelitian dibatasi pada area depan sekolah yang letaknya dekat dengan jalan raya. Populasi penelitiannya adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas 13 Bandung yang belajar pada ruang kelas di area depan tesebut. 5. Sampel penelitian dipilih berdasarkan kelas dengan tingkat kebisingan tertinggi 1. 6. Hasil belajar siswa dilihat pada hasil ulangan harian dan Ujian Tengah Semester (UTS) pada mata pelajaran tertentu yang dilaksanakan di dalam ruangan kelas. 7. Nilai hasil ulangan (harian dan UTS) dibatasi hanya pada ranah kognitif saja, nantinya yang digunakan adalah perolehan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran yang diukur tingkat kebisingannya selama pembelajaran berlangsung. 8. Kegiatan pengukuran tingkat kebisingan dilaksanakan pada tiga fase waktu pengukuran 2, yaitu : pagi hari (07.00-09.30 WIB); setelah istirahat I (09.45-12.00 WIB); dan setelah istirahat II (12.30-15.00 WIB). 9. Mata pelajaran yang dipilih berdasarkan jenis mata pelajaran pokok yang dibutuhkan untuk penjurusan siswa (IPA, IPS, Bahasa), sehingga perolehan hasil belajar pada mata pelajaran tambahan (LH, Kesenian dan Agama) atau pelajaran yang dilaksanakan di luar kelas (TIK dan Olahraga) tidak digunakan dalam penelitian ini. 10. Software yang digunakan sebagai alat tambahan dalam pengukuran tingkat kebisingan adalah software Euterpe (free). 1 Maknun, Johar, Belajar dkk. Siswa Pengaruh Pada Lalu Lingkungan Lintas terhadap Sekolah Evektifitas Menengah Proses Atas Negeri Belajar 13 Mengajar. Bandung 2008. Jurnal Online. 2 Keputusan Universitas Menteri Negara Pendidikan Lingkungan Indonesia Hidup No. repository.upi.edu 48 Tahun 1996 tentang perpustakaan.upi.edu Baku Tingkat Kebisingan. [Online].

7 1.3.2 Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar tingkat kebisingan yang terjadi pada area depan sekolah dan bagaimana pengaruhnya terhadap (persepsi) konsentrasi belajar siswa?, 2. Bagaimana implikasi dari kebisingan dan konsentrasi belajar ini terhadap perolehan hasil belajar siswa pada ruangan kelas di lingkungan SMA Negeri 13 Bandung yang memiliki paparan kebisingan lalu lintas tinggi?, 3. Bagaimana hasil penggunaan software Euterpee (free) sebagai alat tambahan dalam pengukuran tingkat kebisingan?, Apakah hasil pengukurannya mendekati hasil pengukuran dengan menggunakan SLM?. 1.4 Penjelasan Istilah dalam Judul Di bawah ini akan diuraikan definisi operasional dari istilah yang digunakan, diantaranya sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak seseorang. 2. Kebisingan Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki atau mengganggu. (Satwiko, 2005). Kebisingan lalu lintas adalah kebisingan yang berasal dari arus lalu lintas sebagai sumber bising luar (Doelle, L., 1973). 3. Konsentrasi belajar Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Konsentrasi

8 belajar berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. (Slameto, 2003). 4. Implikasi Implikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti keterlibatan atau keadaan terlibat, yang termasuk atau tersimpul. 5. Hasil belajar Hasil belajar berarti perubahan tingkah laku, dalam lingkup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris. (Nana Sudjana, 2006). Jadi, pengertian judul pada penelitian ini adalah Sejauh mana pengaruh gangguan yang ditimbulkan oleh suara bising akibat aktivitas lalu lintas terhadap daya pemusatan pikiran siswa terhadap pelajaran yang sedang berlangsung, dan bagaimana pula keterlibatan antara keduanya (kebisingan dan konsentrasi belajar) terhadap perolehan hasil belajar siswa di ruang kelas yang dekat dengan jalan raya sebagai sumber bising utama. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui seberapa besar tingkat kebisingan (dalam Decibell) dalam lingkungan SMA Negeri 13 Bandung, dan mengetahui sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan dari kebisingan lalu lintas tersebut terhadap konsentrasi belajar pada siswa yang ruang belajarnya memiliki paparan kebisingan tinggi. 2. Mengetahui seberapa besar implikasi dari kebisingan lalu lintas dan konsentrasi belajar terhadap perolehan hasil belajar yang diperoleh siswa

9 dalam lingkungan SMA Negeri 13 Bandung, sehingga diketahui perbedaan hasil belajar yang diperoleh siswa berdasarkan tiga fase pengukuran, yaitu: pagi hari (07.00-09.30 WIB); setelah istirahat I (09.45-12.00 WIB); dan setelah istirahat II (12.30-15.00 WIB). 3. Mengetahui efektivitas penggunaan software Euterpee (free) dalam mengukur tingkat kebisingan dibandingkan dengan penggunaan Sound Level Meter (SLM). Sehingga selanjutnya software jenis ini dapat digunakan dalam pada lingkungan pendidikan sebagai alat alternatif pengganti SLM. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar di SMA Negeri 13 Bandung, terkait hubungan antara kebisingan lalu lintas, konsentrasi belajar dan hasil belajar. a. Bagi siswa Siswa dapat mengetahui berbagai penyebab terganggunya konsentrasi belajarnya, terutama yang berasal dari kebisingan lalu lintas yang kerap terjadi di lingkungan sekolahnya. Sehingga dengan kondisi lingkungan sekolah yang demikian, siswa dapat terus meningkatkan prestasi belajarnya. b. Bagi sekolah Sekolah dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap proses belajar mengajar, sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan preventif pengaruh dari kebisingan tersebut untuk meningkatkan pembelajaran, khususnya pada penerapan strategi penanganan kebisingan, sebagai pemenuhan faktor kenyamanan dalam sebuah lingkungan pendidikan.

10 c. Bagi peneliti Peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kebisingan terhadap konsentrasi belajar siswa, dan bagaimana implikasinya terhadap hasil belajar siswa di lingkungan SMA Negeri 13 Bandung, yang notabene adalah sekolah tempat dahulu peneliti pernah menimba ilmu. Selain itu, peneliti juga dapat mengetahui penerapan fisika bangunan dalam aplikasi praktis pada sebuah bangunan, khususnya bangunan pendidikan. d. Bagi guru, dosen dan staf pengajar lainnya Dalam penelitian ini digunakan sebuah software yang digunakan sebagai salah satu alat pengukur tingkat kebisingan, yakni Euterpe (Free). Dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya, software ini dapat menjadi peralatan alternatif dalam mengukur tingkat kebisingan. Pengoperasian software yang mudah dan biaya yang lebih murah dibandingkan alat SLM, menjadikan instrumen ini dapat menjadi inovasi bagi guru, dosen dan staf pengajar lainnya untuk memudahkan berbagai penelitian pendidikan mengenai kebisingan.