HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH OTORITATIF DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA Nama : Arin Hananira NPM : 11512133 Pembimbing : Dr. Ira Puspitawati, MSi., Psi
Latar Belakang Masalah Kurangnya kepedulian Remaja Tolong menolong Perilaku Prososial Persepsi Pola Asuh Otoritatif
Latar Belakang Masalah TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan persepsi pola asuh otoritatif dan perilaku prososial pada remaja.
Tinjauan Pustaka A. Perilaku Prososial 1. Pengertian Perilaku prososial adalah segala tindakan yang dilakukan untuk menolong dan menguntungkan orang lain tanpa memperdulikan motif si penolong dan mungkin melibatkan suatu resiko bagi si penolong pada saat melakukan hal tersebut.
Tinjauan Pustaka 2. Aspek-Aspek Perilaku Prososial Berbagi (sharing) Bekerjasama (cooperative) Menurut Mussen (1989) Menyumbang (donating) Menolong (helping) Kejujuran (honesty)
Tinjauan Pustaka B. Persepsi Pola Asuh Otoritatif 1. Pengertian Persepsi pola asuh otoritatif adalah proses pengelolaan informasi, mengenali, dan menginterpretasikan perlakuan orangtua dalam hal mengarahkan anaknya secara rasional, menghargai komunikasi yang saling memberi dan menerima, mendorong remaja untuk bebas tetapi tetap memberikan batasan dan mengendalikan tindakantindakan anak, serta orangtua yang bersikap hangat.
Tinjauan Pustaka 2. Ciri-Ciri Pola Asuh Otoritatif Menurut Baumrind (1966) Mengarahkan kegiatan anak dengan cara yang rasional Bersedia untuk berdiskusi dengan anak mengenai peraturan yang dibuat
Tinjauan Pustaka C. Remaja 1. Pengertian Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang mencakup perubahan fisik, psikis, dan psikososial.
Tinjauan Pustaka D. Dinamika 1. Chernyak dan Kushnir (dalam Utomo, 2014) menunjukkan fakta jika anak diajarkan untuk saling berbagi dengan orang lain sejak kecil, hal itu akan mendorong mereka menjadi pribadi senang menolong di masa depan, dimana hal yang diajarkan oleh orangtua termasuk dalam pola asuh yang diterapkan. 2. Husada (2013) mengenai hubungan pola asuh otoritatif dengan perilaku prososial pada remaja, memiliki hasil bahwa pola asuh otoritatif dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi perilaku prososial pada remaja. 3. Kochanska (dalam Hastings, Waxler, Usher, Robinson, dan Bridges, 2000) menemukan bahwa anak yang orangtuanya menerapkan pola asuh otoritatif diperkirakan lebih prososial.
Tinjauan Pustaka E. Hipotesis Terdapat hubungan persepsi pola asuh otoritatif dan perilaku prososial pada remaja.
Metode Penelitian Variabel Terikat Perilaku Prososial Variabel Bebas Persepsi Pola Asuh Otoritatif Menggunakan skala yang diadaptasi dari skripsi Wening (2015) yang dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian berdasarkan aspek-aspek perilaku prososial dari Mussen (1989). Menggunakan skala yang diadaptasi dari skala Parental Authority Questionnaire yang dikembangkan oleh Buri (1991) yang dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian berdasarkan ciri-ciri pola asuh otoritatif dari Baumrind (1966).
Metode Penelitian Sampel : 115 remaja berusia 13-15 tahun Teknik Sampling : Purposive Sampling Teknik Analisis Data : Korelasi Product Moment dari Pearson Validitas : Validitas Isi Reliabilitas : Alpha Cronbach
Hasil Penelitian Try Out Persepsi Pola Asuh Otoritatif Reliabilitas Jumlah Aitem Run 1 Run 2 Sebelum Sesudah 0.704 0.705 10 8 Perilaku Prososial 0.777 0.812 33 16
Hasil Penelitian Uji Asumsi UJI NORMALITAS Sig. P Ket. Perilaku Prososial 0.043 < 0.05 Tidak Normal Persepsi Pola Asuh Otoritatif 0.002 < 0.05 Tidak Normal UJI LINEARITAS Sig. P Ket. Linearity 0.001 < 0.05 Linear
Hasil Penelitian Uji Hipotesis Perilaku Prososial Persepsi Pola Asuh Otoritatif Pearson Correlation Perilaku Prososial Persepsi Pola Asuh Otoritatif 1 0.305 Sig. (2-tailed) 0.001 N 115 115 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 0.001 0.305 1 N 115 115 Terdapat hubungan yang signifikan
Pembahasan Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis diterima yang artinya terdapat hubungan antara persepsi pola asuh otoritatif dan perilaku prososial pada remaja dengan taraf signifikansi sebesar 0,001 dan koefisien korelasi sebesar 0,305. Pada penelitian ini nilai persepsi pola asuh otoritatif (ME = 32,04) tergolong tinggi dan nilai perilaku prososial (ME = 52,44) tergolong sedang.
Pembahasan 1. Altay dan Güre (2012) menghasilkan bahwa terdapat perbedaan pola pengasuhan dalam memunculkan perilaku prososial, pada anak-anak yang orangtuanya menggunakan pola pengasuhan otoritatif memunculkan perilaku prososial yang lebih dibandingkan dengan anakanak yang orangtuanya menggunakan pola pengasuhan permisif. 2. Vijila, Jose, dan Ponnusamy (2013), menghasilkan bahwa pola asuh otoritatif memiliki pengaruh positif dalam kompetensi sosial pada remaja yang mencakup perilaku prososial.
Kesimpulan Terdapat Hubungan Persepsi Pola Asuh Otoritatif dan Perilaku Prososial pada Remaja.
Saran 1. Remaja bisa lebih menerapkan perilaku prososial di lingkungan sekitar. 2. Orangtua memantau perilaku remaja agar hal-hal yang telah diajarkan dapat diterapkan oleh remaja. 3. Peneliti selanjutnya, memperhatikan variabel lain sehingga penelitian selanjutnya menjadi semakin beragam dan menambahkan identitas subjek sehingga pembahasan lebih meluas.
Terima Kasih