MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurunkan tingkat kesadaran (Rahmatillah et al., 2015). Demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam tifoid merupakan suatu infeksi tropis yang masih menjadi

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masalah biaya kesehatan sejak beberapa tahun ini telah banyak menarik

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

* Dosen FK UNIMUS. 82

KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DALAM TERAPI DEMAM TYPHOID PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RSUD Dr. M.M DUNDA LIMBOTO

BAB 1 PENDAHULUAN. kuman Salmonella Typhi (Zulkoni, 2011). Demam tifoid banyak ditemukan. mendukung untuk hidup sehat (Nani dan Muzakir, 2014).

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tahun 2006, World Health Organization melaporkan lebih dari seperempat

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN DEMAM TIFOID DI KELAS III DAN NON KELAS III LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Analisis Efektivitas Seftriakson dan Sefotaksim pada Pasien Rawat Inap Demam Tifoid Anak di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian penyakit Tifoid (Thypus) di masyarakat.

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan antibiotik pada saat dirawat di rumah sakit. Dari jumlah rekam medik

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak dan Farmakologi. dari instansi yang berwenang.

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN DEMAM TIFOID DI KELAS III DAN NON KELAS III JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM TIFOID ANAK DI RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA SERUKAM BENGKAYANG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang. disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENDERITA DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R.D

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DEMAM TIFOID DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella typhi, suatu bakteri gram-negative. Demam tifoid (typhoid fever atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan nasional dapat

PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan formal yaitu di puskesmas, rumah sakit, dan di apotek. Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. subtropis terutama di negara berkembang dengan kualitas sumber air yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

AZIMA AMINA BINTI AYOB

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

ABSTRAK. Billy Lesmana, 2009; Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr, M.Kes Pembimbing II : Fanny Rahardja, dr, M.Si

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

Transkripsi:

RASIONALITAS PEMBERIAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 Puspita Sari*, Oktoviandri Saputra** * Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako ** Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako ABSTRACT Typhoid Fever is one of disease that causes death in Indonesia and irrational drug use is one of issues in Center Health Care that faced by Developing Country, irrational treatment could cause bacterial resistency on particular antibiotic. This research is a descriptive research with qualitative data accumulation, using medical record as research tool with 70 typhoid mmedical record as an samples. Data analysis using univarite analysis to describe patients and rationality criteria analysis according to Pedoman Pelayanan Medik PAPDI and Buku Ajar Infeksi Penyakit dan Pediatri Tropis IDAI. From 70 samples that obtained, the samples were divided into 2 group, those are, patients that have ages more than 12 yearsold and patients that have ages 12 yearsold or less. Ketepatan Indikasi on over-12 yearsold group are 100% tepat, as for 12 yearsold or less group were 96,42% tepat. Ketepatan Obat on over-12 yearsold group are 100% tidak tepat, as for on 12 years or less group just 7,14% tepat. Ketepatan pasien on both group were 100% tepat. Ketepatan frekuensi, dosis dan durasi on both group are 100% tidak tepat. From 4 criteria observed, the treatment of typhoid fever patiens in RSUD Undata Palu in 2012 can be concluded not rational, because the criteria of rational treatment has not been reached 100% on both patiens group. Keywords: Rationality of antibiotic treatment, Typhoid fever patients. 55 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien...

ABSTRAK Demam tifoid merupakan salah satu penyakit penyebab kematian di Indonesia, dan pemakaian obat yang tidak rasional merupakan salah satu masalah pada pusat pelayanan kesehatan yang banyak dihadapi oleh negara berkembang, pengobatan yang tidak rasional dapat berakibat pada resistensi bakteri terhadap antibiotik tertentu. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengumpulan data kualitatif, menggunakan rekam medis sebagai alat penelitian dengan sampel berjumlah 70 rekam medis pasien demam tifoid. Analisi data menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan pasien dan analisis kriteria rasionalitas menurut Pedoman Pelayanan Medik PAPDI dan Buku Ajar Infeksi Penyakit dan Pediatri Tropis IDAI. Dari 70 sampel yang diperoleh, sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pasien berumur 12 tahun keatas dan kelompok pasien 12 tahun kebawah. Ketepatan indikasi pada kelompok 12 tahun keatas adalah 100% tepat, sedangkan pada kelompok 12 tahun kebawah 96,42%. Ketepatan obat pada kelompok 12 tahun keaatas adalah 100% tidak tepat, sedangkan pada kelompok 12 tahun kebawah hanya 7,14%. Ketepatan pasien pada kedua kelompok 100% tepat. Ketepatan frekuensi, dosis dan durasi pemberian pada kedua kelompok 10% tidak tepat. Dari 4 kriteria yang dapat diteliti, pengobatan pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu Tahun 2012 dapat dikatakan tidak rasional, karena kriteria pengobatan rasional belum mencapai tepat 100% baik pada kelompok berumur 12 tahun keatas maupun 12 tahun kebawah. Kata Kunci: Rasionalitas Pemberian Antibiotik, Pasien Demam Tifoid. 56 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien...

A. PENDAHULUAN Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan bakteri Salmonella typhi dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi endemik di Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan Oseania. Di negara berkembang seperti Indonesia, penyakit ini masih tergolong endemik. Insiden demam tifoid di seluruh dunia menurut data pada tahun 2002 sekitar 16 juta per tahun, 600.000 di antaranya menyebabkan kematian. Kasus demam tifoid bersama dengan kasus demam paratifoid berada pada urutan ketiga dalam Pola 10 Besar Penyakit Terbanyak Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2010, dengan total 40.636 kasus, 276 orang diantaranya meninggal, dengan CFR 0,67%. Kejadian demam tifoid dan paratifoid di Sulawesi Tengah berada pada urutan kesepuluh dalam 10 Besar Penyakit Terbanyak di Sulawesi Tengah yang dirawat inap di RS di kota Palu tahun 2008, dengan jumlah kasus 344. Kasus demam tifoid di RSUD Undata Palu sendiri, pada tahun 2011, terdapat 105 kasus demam tifoid, dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan sekitar 17,14% menjadi 123 kasus. B. METODE Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder berupa rekam medis, serta memperhatikan kaidah dan etika dalam melakukan penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling besarnya sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 70 orang. Data ini kemudian dianalisis dengan membandingkan data yang diperoleh dan Panduan Pelayanan Medik PAPDI dan Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit oleh WHO. Kemudian diolah menggunakan software SPSS versi 17. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk mengetahui rasionalitas pemberian antibiotik. Waktu pelaksanaan penelitian ini yakni selama 2 minggu terhitung tanggal 1 Mei 2013 sampai dengan 14 Mei 2013. Penelitian ini dilakukan di RSUD Undata Palu. 57 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien...

C. HASIL Tabel 1.Distribusi Jenis Kelamin, Umur Pasien, dan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid di RSUD Undata Palu Tahun 2012 Tabel2. Kriteria ketepatan dan rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 Ket: : persentase ketepatan kriteria rasionalitas Pada Tabel 1 dapat dilihat sampel yang mengalami demam tifoid adalah 33 pasien (47,1%) adalah laki-laki dan 37 pasien (52,9%) adalah perempuan. Tingkat insidensi berdasarkan umur, yang tertinggi adalah pada umur 1-9 tahun (24,3%) dan 10-18 tahun (24,3%). Dan pada penggunaan antibiotik, yang tertinggi adalah seftriakson pada 45 pasien (64,28%). Pada tabel 2 diatas, didapatkan bahwa pada kelompok pasien berumur diatas 12 tahun ketepatan indikasinya adalah 100%, ketepatan obatnya adalah 100% tidak tepat, ketepatan pasiennya 100% tepat, ketepatan dosisnya 100% tidak tepat, dengan rasionalitas 100% tidak rasional. Sedangkan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah, ketepatan indikasinya adalah 96,4%, ketepatan obatnya adalah 7,1% tepat, ketepatan pasiennya 100% tepat, ketepatan dosisnya 100% tidak tepat, dengan rasionalitas 100% tidak rasional. D. PEMBAHASAN Ketepatan indikasi artinya pemberian obat harus berdasarkan adanya indikasi serta dengan diagnosis yang akurat. Pada penelitian ini didapatkan ketepatan indikasi pada kelompok pasien berumur diatas 12 tahun 58 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien...

adalah 100% tepat. Menurut panduan pelayanan medik PAPDI, ketepatan indikasi dengan melihat keakuratan diagnosis, dimana pemberian obat harus didasarkan diagnosis yang tepat. Pada penelitian ini, didapatkan seluruh pasien dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah lengkap ataupun uji widal. Sedangkan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah, didapatkan ketepatan indikasinya adalah 96,4%, hal ini dikarenakan pada 1 pasien, pasien hanya didiagnosis berdasarkan gejala klinis saja. Menurut Buku Ajar Infeksi Penyakit dan Pediatri Tropis IDAI, ketepatan indikasi pasien demam tifoid adalah pasien yang didiagnosis berdasarkan gejala klinis dan disertai dengan pemeriksaan penunjang, baik itu serologis maupun darah tepi. Hasil Ketepatan obat pada kelompok pasien berumur 12 tahun ke atas 100% tidak tepat, hal ini dikarenakan pemberian antibiotik tidak sesuai dengan panduan yang ada, dimana yang menjadi agen first-line adalah kloramfenikol. Sedangkan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah, ketepatan obat hanya 7,1%, dikarenakan pada terapi, digunakan agen selain kloramfenikol, seharusnya second-line dan third-line hanya digunakan jika terbukti adanya resistensi ataupun kontraindikasi terhadap kloramfenikol. Ketepatan pasien adalah pemilihan obat yang disesuaikan dengan melihat ada tidaknya kontraindikasi yang tercatat di rekam medik pada pasien. Dari data pasien yang didapatkan, baik kelompok pasien berumur 12 tahun keatas maupun kelompok paien berumur 12 tahun kebawah, tidak didapatkan adanya ketidaktepatn pasien. Ketepatan dosis dinilai dari frekuensi pemberian, dosis pemberian dan durasi pemberian dengan melihat rekam medik masing-masing pasien. Dan dari hasil analisis didapatkan ketepatan dosis pada kelompok pasien berumur 121 tahun keatas, ketepatan dosisnya adalah 100% tidak tepat, begitu pula dengan kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah, didapatkan 100% tidak tepat. Ketidak tepatan dosis yang ditemukan adalah karena pemberian yang frekuensinya kurang, dosis yang berlebih, dan durasi yang kurang dari ketentuan. Penyesuaian dosis dilakukan pada pasien berumur 12 tahun kebawah, dengan menggunakan rumus Young seperti berikut: Dosis Anak = x dosis dewasa (mg) Dari hasil analisis rasionalitas, didapatkan bahwa rasionalitas penggunaan antibiotik pada kelompok pasien berumur 12 tahun keatas adalah 100% tidak rasinonal, dan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah, juga 100% tidak rasional. Penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi 4 dari 5 kriteria rasionalitas, karena kewaspadaan terhadap efek samping tidak dapat diteliti. Penggunaan obat yang tidak rasional diakibatkan adanya kriteria ketepatan 59 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien...

yang tidak terpenuhi yaitu kriteria ketepatan dosis pada pasien, dimana semua ketepatan dosis didapatkan tidak tepat. E. KESIMPULAN DAN SARAN Dari 4 keriteria yang dapat diteliti pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Ketepatan indikasi pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 pada kelompok pasien berumur 12 tahun keatas adalah 100% tepat, dan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah, ketepatan indikasinya adalah 96,4%. 2. Ketepatan obat pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 pada kelompok pasien berumur 12 tahun keatas adalah 100% tidak tepat, dan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah 7,1% tepat. 3. Ketepatan pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 pada kelompok pasien berumur 12 tahun keatas adalah 100% tepat, dan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah juga 100% tepat. 4. Ketepatan dosis pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 pada kelompok pasien berumur 12 tahun keatas adalah 100% tidak tepat, dan pada kelompok pasien berumur 12 tahun kebawah 100% tidak tepat. 5. Rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di RSUD Undata Palu tahun 2012 100% tidak rasional. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah bagi institusi setempat agar lebih mempertimbangkan penggunaan antibiotik yang lebih rasional pada pasien demam tifoid. Selain itu, bagi peneliti lain perlu diadakan penelitian lebih lanjut secara prospektif mengenai variabel-variabel yang lebih luas agar dapat diketahui keadaan pasien pada saat penelitian. DAFTAR SINGKATAN IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia CFR : Case Fatality Rate PAPDI :Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia RSUD :Rumah Sakit Umum Daerah WHO :World Health Organization 60 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien...

F. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta. 2011. 2. Dinas Kesehatan Kota Palu. Profil Kesehatan Kota Palu 2008. Palu. 2009. 3. Musnelina Lili, Fuad, AA, Ascobat G, dan Pratiwi A.. Pola Pemberian Antibiotika Pengobatan Demam Tifoid anak di rumah sakit fatmawati jakarta tahun 2001-2002. 2004 [Cited 2013 Mar 06]. Avaible From: repository.ui.ac.id/dokumen/ lihat/96.pdf. 4. Santoso H dan Widjojo P. Kasian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Kasus Demam Tifoid uang Dirawat pada Bangsal Penyakit Dalam di RSUP dr. Kariadi Semarang Tahun 2008. 2009 [Cited 2013 Mar 06]. Avaible From: eprints.undip.ac.id/8069/1/hens y Santoso.pdf. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 2012 6. Rani AA, Soegondo S, Nasir AUZ, Wijaya IP, Nafrialdi, Mansjoer A, editors. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia; 2006. 7. Rumah Sakit Umum Undata Palu. Profil Rumah Sakit Umum Undata Palu Tahun 2012. Palu. RSUD Undata. 2012. 8. World Health Organization. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. Jakarta. Bakti Mulia. 2009. 5. Syarif, RA, Tri M, Mae SHW. Pedoman Dasar Penulisan Resep Dokter untuk Pasien Anak. Yogyakarta. Bagian Farmakologi dan Terapi 61 Puspita Sari & Oktoviandri Saputra, Rasionalitas Pemberian Antibiotik pada Pasien...