BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Setiap manusia didunia ini sangat membutuhkan pendidikan, karena pendidikan dapat menentukan perkembangan suatu Negara.Pendidikan saat ini bagi manusia merupakan kebutuhan pokok, karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu. Terutama untuk kesejahteraan hidupnya dan juga untuk perkembangan bangsa dan Negara. Sekolah adalah salah satu lembaga yang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Lembaga pendidikan ini memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan keluarga dan masyarakat yang memberikan pendidikan informal. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar adalah pelajaran IPA. Pelajaran IPA merupakan salah satu disiplin ilmu di Sekolah Dasar. Salah satu tugas pendidik atau guru adalah memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan. Selain itu seorang guru bertanggung jawab pula untuk menciptakan situasi yang mendorong motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Berdasarkan uraian di atas jelas terlihat bahwa siswa merupakan aktor utama dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran tergantung sepenuhnya pada diri siswa, mereka harus dapat memanfaatkan situasi yang diciptakan guru yang berperan sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator mutlak harus menguasai model pembelajaran yang efektif,
efisien, dan tepat sasaran. Penentuan model pembelajaran yang akan digunakan harus selalu senantiasa diawali dari situasinyata di dalam kelas. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pengajaran IPA di SD ditujukan sebagai wahana bagi peserta didik untuk mempelajarai diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari hari. Untuk itulah dalam pengajaran IPA harus dapat membawa anak didik diarahkan untuk menemukan dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan guru kelas V yang peneliti lakukan di SD Negeri 101875 Batang Kuis pada semester 1, masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPA. Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada model pembelajaran yang mengaktifkan guru, guru kurang variatif dalam menggunakan model pembelajaran yaitu pada saat memberikan materi hanya berupa ceramah, keaktifan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan KBM masih belum optimal, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dan siswa kurang menguasai materi yang diajarkan. Siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal soal latihan, baik yang ada di buku maupun yang diberikan oleh guru.hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan standar ketuntasan belajar siswa. Dimana hasil ulangan yang diperoleh siswa masih dibawah rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65. Dari 27 orang siswa hanya terdapat 7 orang siswa yang sudah tuntas mendapat nilai rata-rata 65 sedangkan 20 orang siswa masih belum tuntas karena nilai yang dicapai masih
dibawah rata-rata KKM yaitu dibawah nilai rata-rata 65. Seharusnya belajar dikatakan tuntas apabila siswa secara keseluruhan mampu mendapatkan nilai rata-rata 65. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran tersebut masih sangat rendah. Selain itu, rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA disebabkan oleh kurangnya media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemajuan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong tejadinya proses belajar mengajar. Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar dan siswa akan lebih cepat dan mudah memahami dan mengerti terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. Untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran tersebut guru perlu bervariasi dalam menggunakan model pembelajaran. Karena penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar, memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah, memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual dan mendorong anak didik belajar. Salah satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran sifat-sifat cahaya di Sekolah Dasar adalah melalui model Take and Give. Dimana model ini adalah : Rangkaian penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu pada siswa yang didalam kartu itu sendiri ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal oleh siswa masing-masing, diharapkan model ini dapat membuat siswa tidak mudah bosan
dan juga dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuannya melalui kertas yang didapat mereka. Pembelajaran dengan menggunakan model Take and Give dilakukan dengan tujuan menambah pengetahuan siswa dengan banyak menghafal. Model Take and Give ini sangat tepat digunakan karena mengembangkan pengetahuannya, diharapkan melalui pembelajaran Take and Give ini siswa tidak merasa bosan tetapi membuat siswa lebih aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Mengacu pada kelebihan model Take and Give maka dapat dimungkinkan pemanfaatan model Take and Give dalam pembelajaran IPA akan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti menganggap penting untuk melakukan peneltian dengan tujuan untuk mengadakan perbaikan proses pengajaran, melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya, diharapkann dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehubungan dengan hal diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Take and Give pada mata pelajaran IPA Materi Sifat- Sifat Cahaya di kelas V SD NEGERI NO. 101875 Batang Kuis T.A 2012/2013. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Rendahnya pemahan dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA 2. Pemilihan model pembelajaran yang kurang variatif
3. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA 4. Kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran 5. Kurangnya media pembelajaran dalam proses belajar mengajar 1.3. Pembatasan masalah Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan baik dan terarah maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Take and Give pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya di kelas V SD NEGERI NO. 101875 Batang Kuis T.A 2012/2013. 1.4. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah model Take and Give dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya di kelas V SD Neg 101875 Batang Kuis T.A 2012/ 2013? 1.5. Tujuan penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti, ada pun tujuan peneliti ini adalah: untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 101875 Batang Kuis dalam materi sifat- sifat cahaya pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Take and Give. 1.6.Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh pada objek penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis: 1. Bagi siswa, melalui model pembelajaran Take and Give diharapkan mampu membentuk sikap positif dan kreatif siswa dalam meningkatkan hasil belajar SAINS materi sifat sifat cahaya. 2. Bagi sekolah, bahan masukan bagi kepala sekolah dalam usaha meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan model pembelajaran pada mata pelajaran IPA. 3. Bagi peneliti sendiri, sebagai penambah wawasan dan pengetahuan akan pentingnya penerapan suatu model pembelajaran dalam proses belajara mengajar. 4. Bagi peniliti lain, sebagai bahan masukan dan pembanding bagi peneliti lainnya yang akan menliti ulang kajian yang sama. b. Manfaat Praktis: 1. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengukur keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melelui penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
0