BAB I PENDAHULUAN. terorganisasi tentang alam sekitar. IPA memiliki ciri khas sebagai mata pelajaran

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan mata pelajaran di SD yang bertujuan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar. IPA memiliki ciri khas sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar yang sifatnya terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran dengan pengorganisasian materi/ bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik. IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2010: 141). Mayoritas pembelajaran IPA dirasa cukup sulit dan tidak menarik, apalagi didukung dengan kebiasaan mengajar guru yang monoton sehingga bagi kebanyakan siswa, pembelajaran IPA terasa membosankan. Hal ini dapat berdampak buruk bagi hasil belajar siswa. Dalam hal ini, guru mempuyai peran yang lebih dalam mengembalikan semangat belajar siswanya. Oleh karena itu, guru harus menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.

2 Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 28 Januari 2013 di SDN Purwokerto I Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri melalui kegiatan wawancara dengan guru kelas V diketahui bahwa siswa belum terlihat sepenuhnya menyukai pembelajaran IPA. Bagi siswa pembelajaran IPA masih terasa sulit dan siswa kurang berminat dengan pembelajaran tersebut, sehingga semangat belajar yang dimiliki oleh siswa pada mata pelajaran IPA juga rendah. Hal tersebut disebabkan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru masih sebatas metode ceramah, tanya jawab, penugasaan serta kurangnya pengkondisian guru terhadap siswa merupakan beberapa kendala dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar media yang digunakan guru juga belum terlihat bervariasi. Selain itu, guru juga hanya memanfaatkan papan tulis sebagai sarana dalam proses belajar mengajarnya. Sehingga dalam proses belajar mengajar siswa merasa bosan dan mengakibatkan hasil belajar siswa tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan hasil observasi juga diperoleh data yang menunjukan, bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65 sebesar 60,7% sebanyak 17 siswa dan yang berhasil mencapai KKM sebesar 39,3% sebanyak 11 siswa. Dari 28 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Hasil perolehan tersebut masih menggunakan strategi pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru selama ini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan inovasi pembelajaran sebagai langkah untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Salah satu inovasi pembelajaran tersebut adalah pelaksanaan pembelajaran menggunakan

3 Game Rangking 1. Inspirasi game rangking 1 diperoleh peneliti melalui pengamatan langsung dari salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia, Kemudian oleh peneliti, Kuis Rangking 1 dimodifikasi menjadi metode pembelajaran alternatif yaitu Game Rangking 1 Untuk menguji coba keberhasilan modifikasi tersebut, peneliti melakukan percobaan sederhana terhadap penerapan Game Rangking 1 dalam sebuah pembelajaran IPA diluar kegiatan pelaksanaan siklus. Hasil sementara menunjukkan keberhasilan dari segi antusiasme serta semangat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa Game Rangking 1 dapat menjadi metode alternatif sebagai solusi terhadap permasalahan belajar siswa khususnya siswa kelas V SDN Purwokerto I. Seperti pendapat Ahmad Rohani (2003: 121) bahwa terhadap situasi yang dapat diperhitungkan, kita (guru) dapat menyediakan alternatif metode-metode mengajar dengan mengingat kemungkinan-kemungkinan perubahan situasi. Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti akan berusaha menerapkan pembelajaran menggunakan Game Rangking 1 pada mata pelajaran IPA materi proses pembentukan tanah yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Purwokerto I dengan judul penelitian Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Proses Pembentukan Tanah dengan Game Rangking 1 pada Siswa Kelas V SDN Purwokerto I Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.

4 B. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus masalah permasalahan ini adalah rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V di SDN Purwokerto I Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Sehingga peneliti menggunakan Game Rangking 1, karena dengan pendekatan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penggunaan Game Rangking 1 untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Purwokerto I Kecamatan Ngadiluwih kabupaten Kediri? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA menggunakan Game Rangking 1 pada siswa kelas V SDN Purwokerto I Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri? D. Tujuan Penelitian untuk: Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan 1. Untuk mendeskripsikan penggunaan Game Rangking 1 dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Purwokerto I Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.

5 2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA menggunakan Game Rangking 1 pada siswa kelas V SDN Purwokerto I Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan antara lain: 1. Bagi Siswa Manfaat bagi siswa dapat membantu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA, meberikan variasi atau warna dalam proses belajar mengajar sehingga siswa lebih bersemangat untuk belajar. 2. Bagi Guru Memberikan informasi dan masukan dalam usaha meningkatkan hasil belajar IPA menggunakan Game Rangking 1, membuka wawasan guru akan metode pembelajaran yang bervariatif, mendorong guru untuk menciptakan pembelajaran IPA yang bervariatif, unik, menarik serta menyenangkan. 3. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai perbaikan sistem pembelajaran di sekolah tersebut. 4. Bagi Peneliti yang akan datang

6 Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan bahan perbandingan dalam penyusunan skripsi selanjutnya oleh peneliti yang akan datang tentang penggunaan Game Rangking 1. F. Batasan Istilah Untuk menghindari kesalahan pahaman dalam penelitian ini maka perlu di definisikan beberapa istilah kunci sebagai berikut : 1) Peningkatan Peningkatan adalah proses, perbuatan, cara meningkatkan usaha dsb (Chulsum dan Novia, 2006: 665) 2) Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2008: 22). 3) IPA IPA yang dimaksud dalam hal ini adalah mata pelajaran di SD. 4) Materi proses pembentukan tanah Materi proses pembentukan tanah dalam hal ini adalah materi pembelajaran yang terdapat pada pembelajaran IPA kelas V semester 2. Standar kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaanan sumber daya alam dan kompetensi dasar 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan (Mulyasa, 2009: 121)

7 5) Game Rangking 1. Game Rangking 1 adalah game kompetisi yang dilaksanakan oleh seluruh siswa satu kelas untuk bersaing mendapatkan piala rangking 1 sehingga Game Rangking 1 ini dapat merangsang siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar dan lebih aktif dalam pembelajaran. 6) Siswa kelas V SDN Purwokerto I Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri Siswa kelas V adalah obyek penelitian yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. 7) SDN Purwokerto I Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri SDN Purwokerto I adalah sekolah dasar negeri yang beralamat di jalan Tamtama no.604 Desa Purwokerto Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur.