BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITTIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 BAB III METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngadirejo 03 Kecamatan Reban.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAAN. Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Carr

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Peneliti secara kolaborasi yaitu bekerja sama dengan guru kelas 5 menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbantuan media gambar dalam mengajar matematika pokok bahasan mengidentifikasi sifat-sifat bagun datar. Sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di dalam kelas yang akan digunakan peneliti sebagai tempat penelitian. Obsevasi ini dilakukan oleh peneliti guna menemukan fokus permasalahan yang terjadi di dalam kelas dimana peneliti nantinya melakukan penelitian. Selanjutnya jika fokus permasalahan sudah ditemukan, peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk membahas model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk diterapkan di dalam kelas, dan serta langkah apa saja yang harus ditempuh. 3.2 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Cebongan 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa kelas 5 adalah 32. Penelitian tindakkan kelas dilaksanakan pada bulan januari sampai bulan April 2013. Selain itu peneliti juga bekerja sama dengan guru kelas selama menerapkan pendekatan yang akan digunakan. 3.3 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2012/2013. Selama ± 4 bulan mulai dari bulan Januari 2013 sampai bulan April 2013, dan dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut: 1. Tahap persiapan penelitian (Bulan Januari-Februari 2013) 36

37 Tahap ini mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, permohonan izin serta survei di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. 2. Tahap pelaksanaan penelitian (Bulan Maret-April 2013) Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen penelitian dan pengambilan data. (Jadwal penelitian terdapat pada lampiran 20) Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Siklus 1 dan 2 Pertemuan Ke- Hari/Tanggal Jam Ke- Keterangan 1 Kamis/21 Maret 2013 1-2 Kelas 5 SD 2 Jumat/22 Maret 2013 2-3 Kelas 5SD (Sabtu/23 Maret 2013) Tes Siklus 1 1 Kamis/11 April 2013 1-2 Kelas 5 SD 2 Jumat/12 April 2013 2-3 Kelas 5 SD (Sabtu/13 April 2013) Tes Siklus 2 3. Tahap penyusunan laporan penelitian (Bulan April 2013) Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian. 3.4 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Cebongan 03 Kota Salatiga, yang beralamat di Jalan Soekerno-Hatta km.3 Desa Isep-Isep, Kelurahan Cebongan Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 3.5 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Cebongan 03 Salatiga, Semester II Tahun Ajaran 2012/2013, yang berjumlah 32 siswa. Terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. 3.6 Variabel Penelitian Variabel yeng diselidiki pada penelitian ini adalah hasil belajar matematika pada kelas 5 SD pada pokok bahasan sifat-sifat bangun datar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan berbantuan media gambar.

38 3.6.1 Variabel bebas Variabel ini merupakan variabel yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, penyelenggaraan KBM seperti interaksi belajar mengajar, ketrampilan bertanya guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, serta implementasi model pembelajaran di kelas dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut merupakan variabel bebas yang mengikat munculnya unsur lain. Unsur-unsur tersebut mempengaruhi muncul atau tindaknya peningkatan hasil belajar siswa. Dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada dan dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, diharapkan akan terjadi peningkatan hasil belajar siswa. 3.6.2 Variabel Terikat Unsur-unsur dalam variabel terikat adalah kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang diperoleh melalui tindakan perbaikan, rasa keingin tahuan siswa, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut merupakan variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah dilakukannya penelitian. Unsurunsur dalam variabel ini akan mengalami perubahan baik sehingga hasil belajar meningkat atau sebaliknya, setelah dilakukan perlakuan khusus terhadap siswa. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah hasil belajar siswa. 3.7 Rencana Tindakan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas dimana peneliti berkolaborasi dengan guru kelas 5 SD Negeri Cebongan 03 Salatiga. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, dan pada setiap siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua penjelasan tentang materi dan pertemuan ketiga tes akhir siklus. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Paizaluddin dan Ermalinda, 2013:30-31), yang meliputi beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, refleksi. Adapun model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart:

39 Refleksi Perencanaan SIKLUS I Pelaksanaan dan pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan dan pengamatan Bagan 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh Kemmis dan Mc Taggart Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2, sebelum dilaksanakan penelitian peneliti menyusun suatu perencanaan mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dan apa saja yang diperlukan selama pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan mengenai jalannya tindakan selama pembelajaran atau observasi, setelah tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer. Hasil refleksi digunakan untuk menemukan apa saja kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran pada tindakan siklus I kemudian kelemahan yang masih terjadi akan diperbaiki pada siklus II yang pelaksanaannya sama pada siklus I. 3.7.1 Siklus 1 A. Perencanaan Kegiatan perencaan dalam siklus 1 antara lain: 1. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kondisi sekolah,

40 karakteristik siswa, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pada pelajaran Matematika yang akan di ajarkan yaitu mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus sesuai dengan Model Pembelajaran yang digunakan yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. 2. Menyiapakan alat peraga dan media pembelajaran yang mendukung matei ajar dan model pembelajaran inovatif yang akan digunakan untuk mendukung hasil belajar siswa. Peneliti menyiapkan contoh-contoh gambar bangun datar dengan kertas berwarna,penggaris, busur, bintang untuk penghargaan siswa. 3. Penyiapan lembar soal tugas kelompok, evaluasi dan tes setiap akhir siklus. B. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti meancang gambaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama di dalam kelas. Rancangan gambaran pelaksanaan pembelajaran pada siklus satu sebagai berikut: Pendahuluan : Dalam kegiatan pendahuluan guru : 1. Memulai pelajaran dengan berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing. 2. Memberi salam dan menanyakan kabar siswa 3. Absensi dilanjutkan dengan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran Motivasi : Dalam kegiatan motivasi guru : 4. Membahas secara singkat materi minggu lalu 5. Memberi motivasi dengan menunjuk benda-benda yang ada di dalam kelas yang ada kaitan dengan materi yang akan dibahas untuk memberi gambaran awal siswa tentang materi yang akan di bahas 6. Memberi rumusan masalah untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan di bahas

41 Kegitan inti : Eksplorasi : Dalam kegiatan eksplorasi guru : 7. Mengelompokkan siswa dengan anggota setiap kelompok sebanyak 4 siswa secara heterogen 8. Membagi tugas untuk setiap anggota kelompok dengan 4 permasalahan yang berbeda 9. Menjelaskan aturan kerja untuk semua kelompok 10. Meminta anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru yaitu kelompok ahli 11. Memberi waktu kepada setiap kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas yang sudah diberikan guru 12. Membimbing dalam pencarian informasi guru sebagai fasilitator dan motivator 13. Mempersilahkan setiap anggota kelompok kembali kekelompok asal untuk mempresentasikan hasil pencarian informasi yang sudah didiskusikan dengan kelompok ahli 14. Memberi kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk bertanya jawab Elaborasi : Dalam kegiatan elaborasi guru : 15. Menempelkan gambar-gambar bangun datar (segitiga, persegi, belah ketupat, dan layang-layang) 16. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat gambar yang sudah disediakan guru 17. Memilih secara acak siswa untuk menebak sifat-sifat bangun datar yang sudah di tempel di papan tulis 18. Guru memberi penghargaan terhadap siswa yang berprestasi 19. Membimbing siswa dalam memahami sifat-sifat bangun datar 20. Bertanya jawab dengan siswa seputar materi yang sudah dibahas

42 Konfirmasi : Dalam kegiatan konfirmasi guru : 21. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa 22. Guru meluruskan jika terjadi kesalahpahaman pada siswa Penutup : Dalam kegiatan penutup guru : 23. Bersama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran 24. Membagi tugas evaluasi 25. Menjelaskan aturan kerja dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengerjakan evaluasi 26. Salam penutup C. Pengamatan Dalam kegiatan pengamatan ini, peneliti di dampingi oleh seorang observer yaitu guru lain yang bertugas sebagai orang yang mengobservasi guru kelas sewaktu mengajar dengan model pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti. Observer mengamati kegiatan guru kelas saat melaksanakan kegiatan Belajar Mengajar untuk mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan harus dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai. Pada saat meneliti peneliti juga harus mengamati siswa aktif tidaknya pada saat proses pembelajaran berlangsung agar terwujud pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan. D. Refleksi Peneliti melakukan kegiatan refleksi terhadap apa yang ditemukan pada saat melakukan kegiatan penelitian, seperti kendala apa saja yang di hadapi guru dan siswa saat KBM berlangsung sehingga hasil belajar menjadi tidak maksimal, hal-hal apa saja yang dapat memotivasi siswa agar siswa aktif dan tertarik mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga diharapkan pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar yang maksimal. 3.7.2 Siklus 2 Rancangan pada kegiatan siklus 2 ini sama dengan siklus 1, melalui kegiatan perancanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan dalam

43 siklus 2 merupakan tindakan perbaikan dari siklus sebelumnya yaitu siklus 1. Adapun rancangan kegiatan akan disesuaikan dengan siklus 1. 3.8 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Pada teknik dan instrumen pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik yang harus diamati dan di catat agar mengatahui apakah siswa sudah mengalami peningkatan hasil belajar atau belum. Beberapa teknik tersebut antara lain: lembar observasi, dokumentasi, dan tes. 3.8.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Cebongan 03 Satiga dalam mata pelajaran Matematika setelah memperoleh tindakan, adalah : 1. Observasi James dan Dean (dalam Paizaluddin dan Ermalinda, 2013:113) berpendapat bahwa observasi adalah mengamati (wacthing) dan mendengar (listening) perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang menghasilkan atau memenhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis. Dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik observasi. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan di kelas 5 SD Negeri Cebongan 03 Salatiga. Kisi-kisi observasi guru dan siswa terdapat pada lampiran 7 2. Dokumentasi Paizaluddin dan Ermalinda (2013:135) berpendapat bahwa dokumentasi berupa dokumen-dokumen atau data-data yang menunjang proses pembelajaran dikelas. Dokumentasi dilaksanakan di kelas 5 di SD Negeri Cebongan 03 Salatiga khususnya pada mata pelajaran Matematika semester II tahun 2012/2013. Dokumntasi berupa foto pada saat penelitian terdapat pada lampiran 21 3. Tes Paizaluddin dan Ermalinda (2013:131) berpendapat bahwa tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah

44 seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dalam maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Kisi-kisi soal siklus 1 terdapat pada lampiran 5 dan kisi-kisi soal siklus 2 terdapat pada lampiran 14 3.8.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan data dengan melakukan penilaian. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan demikian, Penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar-mengajar. Dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya (Sudjana, 2011: 5). Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes). 1. Tes Tes yang digunakan penulis adalah tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal tes disusun dalam bentuk objektif, bentuk esai dan uraian. 2. Nontes Dalam nontes alat penilaian yang digunakan penulis adalah observasi langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh observer. Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Teknik nontes ini berupa lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung sampai akhir pembelajaran selesai. 3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Menurut Sugiyono (2010: 173) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

45 Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman suatu item instrumen dianggap valid jika. a. Nilai hitung r lebih besar ( > ) dari niai tabel r maka item dinyatakan valid dan dapat dipergunakan. b. Nilai hitung r lebih kecil ( < ) dari niai tabel r maka item dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan. Validitas dihitung dengan menggunakan perhitungan SPSS 17.0 for Windows. Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari dari variabel yang hendak di ukur. Pengukuran dalam reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan yang berdasarkan pendapat George dan Mallery dalam Azwar (2005: 29) sebagai berikut: α 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < α 0,8 : dapat diterima 0,8 < α 0,9 : reliabilitas bagus α > 0,9 : reliabilitas memuaskan 3.9.1 Instrumen Tes Intrumen tes di susun oleh peneliti, akan diuji cobakan terlebih dahulu di kelas yang lebih tinggi yaitu pada kelas 6. Hal ini digunakan untuk mengatahui mana saja soal yang valid dan mana saja soal yang tidak valid. Sehingga nantinya, soal yang sudah di ujicobakan ini. Dapat di kerjakan dengan baik oleh kelas yang digunakan oleh peneliti sebagai tempat penelitian yaitu kelas 5, dan diharapkan dapat memperoleh hasil yang maksimal. Soal tes siklus 1 dan 2 beserta kisi-kisi yang akan diujikan pada kelas 6 terdapat pada lampiran 2 dan 11 3.9.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Siklus 1 Instrumen tes diuji cobakan pada responden yaitu siswa di kelas 6 SD Negeri Cebongan 03 Salatiga yang berjumlah 30 orang. Instrumen tes yang akan

46 diuji terdiri dari 30 item yang berbentuk pilihan esai. Jadi instrumen tes dapat dikatakan valid jika nilai hitung r > 0,361. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan peneliti, diperoleh 21 item memiliki nilai r > 0,361 dan 9 item sisanya memiliki nilai r < 0,361. Artinya 21 item soal dinyatakan valid dan 9 item sisanya dinyatakan tidak valid. Dari 21 item tersebut divaliditas lagi sehingga yang digunakan hanya 20 item. Sehingga diperoleh α sebesar 0,879 hal ini menyatakan bahwa tingkat reliabilitas bagus. Hasil uji validasi siklus 1 terdapat pada lampiran 3 3.9.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Siklus 2 Instrumen tes diuji cobakan pada responden yaitu siswa di kelas 6 SD Negeri Cebongan 03 salatiga yang berjumlah 30 orang. Instrumen tes yang akan diuji terdiri dari 30 item yang berbentuk pilihan esai. Jadi instrumen tes dapat dikatakan valid jika nilai hitung r > 0,361. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan peneliti, diperoleh 21 item memiliki nilai r > 0,361 dan 9 item sisanya memiliki nilai r < 0,361. Artinya 21 item soal dinyatakan valid dan 9 item sisanya dinyatakan tidak valid. Dari 21 item tersebut divaliditas lagi sehingga yang digunakan hanya 20 item. Sehingga diperoleh α sebesar 0,849 hal ini menyatakan bahwa tingkat reliabilitas bagus. Uji validasi siklus 2 terdapat pada lampiran 12 3.10 Uji Taraf Kesukaran Asumsi yang digunakan untuk memperoleh soal yang baik, disamping melalui uji validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan yang digunakan dalam soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal yang masuk kedalam kategori soal mudah, soal sedang dan soal sukar. Persoalan yang penting dalam melakuakn analisi tingkat kesukaran soal adalah penetuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar (Sudjana, 2011: 137). Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut: I= Keterangan: I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

47 B N = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal = Jumlah siswa Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut: I I I = 0,00 0,30 = soal kategori sukar = 0,31 0,70 = soal kategori sedang = 0,71 1,00 = soal kategori mudah Tabel 3.2 Taraf Kesukaran Soal Siklus 1 Indikator Kesukaran No. Item Jumlah Item Mudah 4,7,16, 21, 25,29 6 Sedang 6, 11,12,13, 14,19, 10 22,24, 26,28 Sukar 3,5,10,27 4 Total 20 Berdasarkan tabel diatas dari 20 soal item yang memiliki indeks kesukaran kategori mudah ada 6 pada item no 4,7,16,21,25,29. Item yang memiliki indeks kesukaran kategori sedang ada 10 pada item no 6,11,12,13,14,19,22,24,26,28. Item yang memiliki indeks kesukaran kategori sukar ada 4 pada item no 3,5,10,27. Data tingkat kesukaran soal siklus I terdapat pada lampiran 4 Tabel 3.3 Taraf Kesukaran Soal Siklus 2 Indikator Kesukaran No. Item Jumlah Item Mudah 4,6,16,21,29,30 6 Sedang 6,12,13,15,17,18,20,23,24,26 10 Sukar 3,5,27,28 4 Total 20 Berdasarkan tabel diatas dari 20 soal item yang memiliki indeks kesukaran kategori mudah ada 6 pada item no 4,6,16,21,29,30. Item yang memiliki indeks kesukaran kategori sedang ada 10 pada item no 6,12,12,15,17,18,20,23,24,26.

48 Item yang memiliki indeks kesukaran kategori sukar ada 4 pada item no 3,5,27,28. Data tingkat kesukaran soal siklus 2 terdapat pada lampiran 13 3.11 Indikator Kinerja Hasil belajar matematika adalah hasil kecakapan yang dicapai siswa dalam proses belajar sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran serta tingkah laku. Sehingga indikator kinerja yang digunakan adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar matematika dikatakan meningkat apabila kriteria ketuntasan minimal diatas 80% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Standar KKM yang digunakan adalah 60. Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Ketuntasan Nilai 60 Nilai<60 Kualifikasi Tuntas Tidak Tuntas Menurut Rusman (2012:218) langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, antara lain: 1. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang 2. Tiap anggota di dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda 3. Angoota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) 4. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai 5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 6. Pembahasan 7. Penutup 3.12 Teknik Analisis Data Dalam penelitian tindakan kelas, data yang dapat dianalisis oleh peneliti,yaitu: 1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa)

49 Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik diskriptif dengan mencari presentase keberhasilan belajar. a. Data hasil observasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % Pencapaian = Skor yang diperoleh X 100% Skor Maksimum Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Observasi Kriteria Kategori 86% - 100% Baik Sekali 76% - 85% Baik 56% - 75% Cukup 0% - 55% Kurang b. Data hasil tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebgai beirkut: Nilai = Skor jawaban yang benar X 100% Skor Maksimum