BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumberdaya Lokal Menuju Masyarakat Papua Sejahtera

dokumen-dokumen yang mirip
DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA, TAHUN 2014

TEMA PEMBANGUNAN TPH DAN KOMODITAS UNGGULAN DI 5 WILAYAH PENGEMBANGAN

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si

Jayapura, 31 Desember 2014 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan.

Jayapura, 30 Desember 2015 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR

Jayapura, 30 Desember 2015 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

KATA PENGANTAR. Jayapura, Januari Kepala Dinas, Ir. Semuel Siriwa, M.Si NIP

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Renstra BKP5K Tahun

SOSIALISASI PROGRAM/KEGIATAN BIDANG PRODUKSI TANAMAN PANGAN TA. 2016

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

GUBERNUR PAPUA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL BUPATI BOVEN DIGOEL,

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN KINERJA (LKJ)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

Provinsi Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Total

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. CABAI BESAR C. BAWANG MERAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN

Rencana Strategis (RENSTRA)

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

BAB I PENDAHULUAN. Papua merupakan provinsi paling timur di Indonesia, memiliki luas wilayah

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

KATA PENGANTAR. perencanaan kegiatan Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun Pekanbaru, Desember 2015 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROPINSI RIAU,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BAB I PENDAHALUAN. Lakip Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Prov. Papua, Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Papua Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

RENSTRA BADAN KETAHANAN PANGAN BAB I PENDAHULUAN

Kata Pengantar. Padang, 22 Agustus 2016 Plt. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat. Ir. Besli NIP

PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU

SAMBUTAN GUBERNUR PAPUA PADA FORUM SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SE PROVINSI PAPUA TANGGAL, 7 MARET 2016

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

.000 WALIKOTA BANJARBARU

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SEMARANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

VISI PAPUA TAHUN

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Drg. Josef Rinta R, M.Kes.MH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pengelolaan sumberdaya alam secara lestari dalam mendukung peningkatan perekonomian masyarakat sebagaimana penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih periode 2014-2018 yang salah satu butir arah kebijakan pembangunan di wilayah Provinsi Papua adalah menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang berbasis keunggulan sumberdaya alam daerah. Provinsi Papua dengan luas wilayah daratannya 45 % adalah merupakan kawasan budidaya yang merupakan potensi kekayaan sumberdaya alam yang sangat beragam. Dari sub sektor tanaman pangan masing-masing daerah Kabupaten/Kota memiliki potensi yang sudah sejak lama dimanfaatkan oleh penduduk disekitarnya baik sebagai sumber pangan maupun pendapatan keluarga. Beberapa komoditas tersebut diantaranya terdapat ubi jalar, ubi kayu, keladi/talas/bete, syafu, gembili, maupun pokem disamping komoditas tanaman pangan lainnya seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau. Sebagaimana arah kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Papua di atas, dari sektor pertanian sudah saatnya untuk dapat mewujudkan pembangunan pertanian di Papua yang mandiri sebagaimana visi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua yaitu Terwujudnya Pertanian Mandiri Berbasis Sumberdaya Lokal Menuju Masyarakat Papua Sejahtera dimana untuk dapat mendorong mengoptimalkan potensi sumberdaya lokal yang ada dengan kekuatan yang dimiliki masing-masing daerah dibutuhkan komitmen yang kuat baik pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota, 1

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua sebagai salah satu perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 7 November 2013, dengan tugas pokok menyelenggarakan kewenangan desentralisasi, dekonsentrasi dibidang pertanian tanaman pangan, hortikultura serta tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur memiliki peran strategis dan tanggung jawab yang besar dalam pemabangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di wilayah Papua dan dalam upaya mendorong menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi berbasis keunggulan sumberdaya alam daerah. Pada periode 5 tahun sebelumya sektor pertanian memiliki peran strategis dalam pembangunan di Papua. Hal tersebut ditunjukkan dari kontribusi sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan yang siginifikan terhadap pembangunan perekonomian yang ditunjukkan dalam struktur PDRB Papua. Selama periode 2007-2012 kontribusi subsektor tanaman pangan terhadap PDRB Papua sebesar 8,82 % dengan pertumbuhan rata-rata setiap tahun 4,08 %. Peran strategis sektor pertanian (termasuk tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan) lainnya adalah dalam penyerapan tenaga kerja, penyediaan sumber bahan pangan dan pendapatan, juga dalam upaya konservasi dan pelestarian lingkungan. Sektor pertanian (termasuk tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, perikanan) masih menjadi andalan penduduk angkatan kerja di Papua. Dari total angkatan kerja pada tahun 2011 yang ada di Papua sebagian besar atau 67 % masih menjadikan sektor pertanian sebagai matapencaharian penduduk. Namun dilain hal kondisi di atas menjadi tantangan yang cukup berat dihadapi pemerintah Papua khususnya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dengan stakeholder terkait pada 5 (lima) tahun kedepan untuk dapat mampu mendorong perpindahan penyerapan angkatan kerja dari sektor pertanian primer ke sektor industri pertanian maupun 2

non pertanian sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan pendapatan daerah. Peran strategis Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua pada periode 5 (lima) tahun kedepan selain didukung kekuatan, peluang yang dimiliki namun selain itu juga dihadapi beberapa tantangan mengingat dalam penyediaan pangan untuk kebutuhan konsumsi penduduk Papua yang berjumlah 2.833.381 jiwa (Hasil sensus penduduk, 2010) dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 4,21 %, sebagian besar (83 %) masih didominasi oleh komoditas beras yang merupakan sumber pangan sebagian besar masyarakat Indonesia dan dimana 75 persen masih di import (antar wilayah provinsi). Tingginya angka ketergantungan terhadap satu komoditas untuk kebutuhan pangan khususnya beras merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang mungkin keliru terutama dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional. Di lain hal juga ketergantungan terhadap satu komoditas tersebut selain memberatkan tugas pemerintah dalam penyediaan pangan juga kekayaan plasma nutfah yang sangat beragam sebagai sumber pangan penduduk Indonesia perlahan akan ditinggalkan termasuk di Papua. Oleh karena itu potensi sumberdaya lahan yang dimiliki Papua mencapai 2,9 juta ha berdasarkan arahan pemanfaatan ruang untuk kawasan pertanian lahan basah dan kawasan pertanian lahan kering (Draft RTRW Provinsi Papua, 2009) menjadi salah satu kekuatan yang pemanfaatannya masih perlu dioptimalkan untuk pengembangan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, untuk penyediaan pangan penduduk Papua, Sebagian besar lahan-lahan yang terdapat di Papua dimana pola penguasaannya masih bersifat komunal yang dikuasai oleh masyarakat adat. Dari sisi pengembangan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura keragaman potensi sumber daya alam yang dimiliki Papua merupakan kekuatan yang dapat disenergiskan dengan kondisi 3

sosial budaya masyarakat setempat terutama dalam pengembangan potensi pangan lokal yang saat ini belum mendapat perhatian secara proposional dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan daerah regional dan nasional sebagaimana amanat UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Tantangan pembangunan pertanian selain dalam pemenuhan kebutuhan pangan juga keseimbangan gizi keluarga melalui diversifikasi pangan menjadi sangat penting disamping mengurangi tekanan terhadap komoditi beras. Untuk itu diperlukan perbaikan dan pembangun infrastrukur lahan dan air serta perbenihan dan perbibitan, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, memperkuat kelembagaan ekonomi produktif dipedesaan, memperkuat kelembagaan petani dan sistem penyuluhan yang selama ini belum berjalan optimal dan melakukan upaya konservasi lahan dengan melakukan optimalisasi lahan terutama pada kawasan-kawasan pertanian yang memiliki lahan-lahan marginal. Melihat gambaran umum pencapian kinerja dan beberapa peluang dan tantangan sektor pertanian tanaman pangan hortikultura di atas, maka dalam pemenuhan kebutuhan pangan penduduk Papua kedepan, target utama sebagi prioritas Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, yang dinginkan pada 5 tahun kedepan diantaranya pencapaian swasembada pangan yang bersumber pada pengembangan komoditi tanaman pangan unggulan nasional dan pengembangan potensi sumber pangan lokal. disamping pengembangan komoditi buah-buahan dan sayuran dan tanaman biofarmaka yang sudah tentu dalam mewujudkan semua itu diperlukan dukungan dan kerjasama seluruh stakeholder terkait dalam pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Papua. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua selaku instansi tekhnis yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian (tanaman 4

pangan, hortikultura) dalam mendukung ketahanan pangan di Papua dan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur, maka perlu menyusun suatu strategi untuk mencapai hasil yang maksimal dalam bentuk Dokumen Rencana Startegis (Renstra). Rencana strategis (Renstra) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua ini merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan sasaran, kebijkan, strategi, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima tahun kedepan (2014 2018). Renstra ini disusun sebagai acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan pertanian sub sektor tanaman pangan dan hortikultura agar dapat diimplementasikan secara nyata dan bertangggung jawab dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat papua secara menyeluruh. Perumusan Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Tahun 2014-2018 ini dilakukan melalui berbagai tahapan dan pembahasan sebagai berikut : 1. Perumusan visi dan misi organisasi 2. Melalukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan organisasi 3. Merumuskan Strategi, Kebijakan dan Program 4. Menyusun rencana kegiatan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang kemudian dalam rencana jangka pendeknya dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja- SKPD). Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua ini disusun dalam rangka memenuhi standar pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan, khususnya sebagai instansi teknis diharapkan upaya menggali dan memanfaatkan semua potensi yang ada dalam 5

rangka meningkatkan kesejahteraan dan terutama penduduk asli Papua. taraf hidup Masyarakat, B. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang - Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 68/2002 Tentang Ketahanan Pangan 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal 11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat 6

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal 20. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 299/KPT.140/7/2005 jo No.11/PERMENTAN/ OT.140/2/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen 21. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Papua; 22. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua Tahun 2014-2018 7

C. Maksud dan Tujuan Adapun maksud penyusunan dokumen Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua yaitu : 1. Menyediakan acuan resmi/dasar hukum/pedoman bagi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, 2. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan DPRD dalam menyusun Renstra SKPD dan menentukan prioritas program tahunan yang akan dibiayai dari APBD Provinsi Papua dan sumber pembiayaan lainnya 3. Menyediakan tolok ukur dengan berbasis kinerja untuk perencanaan pembangunan pertanian tanaman pangan dan ketahanan pangan Sedangkan penyusunan dokumen Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dengan tujuan memberikan arah dan pedoman bagi pengambil kebijakan di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dalam menyusun rencana kegiatan tahunan dan dapat dimonitor dan evaluasi akan pencapaian kinerja dalam kurun waktu lima tahun, 8

D. Sistematika Penulisan 1. Kedudukan dan Peranan Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Tahun 2014-2018 dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Lainnya a. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua tahun 2014-2018 berpedoman dan mengacu pada program-program yang telah digariskan dan tertuang pada dokumen RPJM Daerah Provinsi Papua 2013-2018. RPJMD memuat program kerja Pemerintah Daerah seluruh sektor dan bidang kewenangan selama 5 tahun ke depan maka Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua memuat program kerja perangkat daerah sesuai bidang atau sektor kewenangannya yaitu pertanian dan ketahanan pangan. b. Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua ini merupakan rencana kerja dan target yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun ke depan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua sesuai tugas pokok dan fungsi dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. sekaligus menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua yang secara sistematis memuat indikasi program setiap tahunnya. 9

Gambar 1. Kedudukan dan Peranan Renstra dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Lainnya 2. Pola Pikir Penyusunan RENSTRA Bagan alur pikir penyusunan Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua adalah sebagai berikut : Gambar 2. Bagan Alur Pikir Penyusunan Renstra Mandat: UU No. 21 2001 Visi Misi Identifikasi : Potensi Masalah Peluang Tantangan Isu-Isu Strategis PERUMUSAN Tujuan Kebijakan Program Kegiatan Sasaran Strategi 10

Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua (2014-2018) terdiri 7 (tujuh) Bab dengan perincian sebagai berikut: BAB. I. Pendahuluan Berisi tentang latar belakang penyusunan Rentra, maksud dan tujuan, landasan hukum penyusunan, kedudukan dan peranan Renstra dalam perencanaan daerah, pola pikir penyusunan, dan sistematika penulisan. BAB II. Gambaran Pelayanan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Bab ini menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, susunan kepegawaian dan kelengkapan selain penjelasan kinerja pelayanan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua pada saat ini (periode sebelumnya menurut berbagai aspek pelayanan dan capaian terhadap SPM), analisis lingkungan internal (kelemahan dan Kekuatan) serta Peluang dan Tantangan Eksternal, dan hal penting lainnya dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua. BAB III. Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Bab ini berisikan tentang perumusan masalah strategis Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua baik yang bersifat umum maupun rinci menurut bidang, rumusan perubahan (kecenderungan) di masa depan yang berpengaruh pada Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dan rumusan perubahan internal dan eksternal yang perlu dilakukan (untuk lebih produktif, efektif, dan efisien) di Provinsi Papua pada periode tahun 2014-2018. 11

BAB IV. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, Strategi, Wilayahn Pengembangan,, Komoditas Unggulan dan Sasaran Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Menjelaskan visi dan misi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua tahun 2014-2018, serta tujuan, sasaran strategis, strategi, wilayah pengembangan, komoditas unggulan dan sasaran produksi tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua tahun 2014-2018. BAB V. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan indikatif Berisi rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua tahun 2014-2018. BAB VI. INDIKATOR KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bab VI ini berisikan beberapa indikator kinerja untuk pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan pertanian sub sektor tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Papua dengan mengacu kepada tujuan dan sasaran RPJMD Papua 2014-2018. BAB VII. PENUTUP Berisikan fungsi Renstra, langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dalam mengimplementasikan Renstra serta harapan-harapan diinginkan guna tercapainya visi dan misi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua. 12

BAB II GAMBARAN PELAYANAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 7 November 2013, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua mempunyai fungsi : (a) perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, (b) penyelengaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, (c). pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura. (d) pelaksanaan ketatausahaan Dinas; dan (e). pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013 tanggal 7 November 2013, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua memiliki 1 (satu) Sekretariat Dinas dan 4 (empat) Bidang yang dilengkapi dengan masing-masing Sub bagian dan Sub Bidang. Secara rinci uraian tugas dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, adalah sebagai berikut : 1. Kepala Dinas; melaksanakan tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan Gubernur dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 2. Sekretaris Dinas; mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan umum, keuangan, kepegawaian, dan penyusunan program Dinas, yang terdiri dari : 13

a) Sub Bagian Program b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan 3. Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian; mempunyai tugas pokok melaksanakan pemetaan, pembinaan dan pengawasan pengembangan lahan dan air untuk pertanian tanaman pangan dan hortikultura, yang terdiri dari : a) Seksi Pupuk, Pestisida dan Pembiayaan, b) Seksi Alat dan Mesin Pertanian c) Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Lahan dan Air 4. Bidang Produksi Tanaman Pangan; mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengembangan tanaman pangan, yang terdiri dari : a) Seksi Perbenihan dan Perlindungan b) Seksi Budidaya Serealia dan Kacang-kacangan c) Seksi Budidaya Umbi-umbian dan Sagu 5. Bidang Produksi Hortikultura; mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengembangan hortikultura, yang terdiri dari : a). Seksi Perbenihan dan Perlindungan b). Seksi Budidaya Tanaman Buah dan Sayuran c) Seksi Budidaya Aneka Tanaman dan Tanaman Hias 6. Bidang Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan pemantauan dan evaluasi pengembangan usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura, yang terdiri dari : a) Seksi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha, b) Seksi Pemasaran c) Seksi Mutu dan Standardisasi 14

Mengacuh pada Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013, tanggal 7 November 2013, tentang Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua memiliki (1) Kepala Dinas (2) Sekretariat (3) Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian, (4) Bidang Produksi Tanaman Pangan, (5) Bidang Produksi Hortikultura, (6) Bidang Pengolahan dan Pemasaran. Selain itu Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua memiiki 7 (tujuh) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yaitu : (1) Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB TPH), (2) Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), (3) Balai Latihan Pertanian (BLP), (4) Sekolah Pembangunan Pertanian (SPP) Daerah, (5) Balai Benih Padi di Kurik Merauke dan (6) Balai Benih Induk Palawija di Besum Jayapura dan (7) Balai Benih Hortikultura di Wirmaker Biak. Adapun susunan pejabat Esalon II dan III lingkup Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua sebagai berikut. 1. Kepala Dinas : Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si 2. Sekretaris Dinas : Ir. RICKY P.C. WOWOR, M.Si 3. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana : Ir. HENDRO WIBOWO, M.Si 4. Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan 5. Kepala Bidang Produksi Hortikultura 6. Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran 7. Kepala UPTD SMK Pertanian Pembangunan Daerah 8. Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) : Ir. WINARTO, M.Si : SALMON TELENGGEN, SP : Ir. WILHELMINA WARWE : Ir. JOICE K ONGGE,M.Si : Ir. EBENHEASER GULTOM, M.Si 15

9. Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) 10. Kepala UPTD Balai Latihan Pertanian : Ir. WARJITO, M.Si : Ir. ELISABETH DUDUNG,MM 11. Kepala UPTD BBI Padi Kurik : SILAS. LEIMENA, SP.,M.Si 12. Kepala UPTD BBI Palawija Besum : Ir. NUNUNG SUBINTORO 16. Kepala UPTD BBI Hortikultura Wirmaker : Ir. MAXI M. MASSANG,MM Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013 adapun Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dapat dilihat pada Gambar 2.1. Selain memiliki tugas pokok dan fungsi yang telah diatur didalam Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 12 Tahun 2013, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua selalu membangun koordinasi dan kerjasama Lintas SKPD untuk memfasilitasi dan mendukung program Pembangunan Pertanian tanaman pangan dan hortikultura secara Nasional, khususnya Lingkup Kementerian Pertanian RI, yaitu dengan : Sekjen Kementerian Pertanian Inspektorat Kementerian Pertanian Ditjen Tanaman Pangan. Ditjen Hortikultura. Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP). Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. 16

Untuk menjabarkan program pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura secara nasional di Provinsi Papua, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua juga melakukan koordinasi dan kerjasama Lintas SKPD dengan Instansi teknis lingkup pemerintah daerah di 29 Kabupaten/Kota se-provinsi Papua. Adapun nama lembaga koordinasi dan kerjasama Lintas SKPD lingkup pemerintah daerah di 29 Kabupaten/Kota se-provinsi Papua dapat dilihat pada Tabel 1. 17

Tabel. 1. Kelembagaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Se-Provinsi Papua No Kabupaten/Kota Nama Dinas/Badan /Kantor 1 Jayapura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 2 Waropen Dinas Pertanian 3 Kep Yapen Dinas Peternakan, Tanaman Pangan dan Hortikultura 4 Nabire Dinas Pertanian dan Perkebunan 5 Asmat Dinas Pertanian dan Peternakan 6 Peg. Bintang Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan 7 Supiori Dinas Pertanian dan Kehutanan 8 Paniai Dinas Pertanian 9 Puncak Jaya Dinas Pertanian dan Perikanan 10 Mimika Dinas Peternakan, Tanaman Pangan dan Perkebunan 11 Boven Digoel Dinas Pertanian 12 Keerom Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan 13 Tolikara Dinas Pertanian dan Perkebunan 14 Yahukimo Dinas Pertanian, Perikanan dan Perkebunan 15 Yalimo Dinas Pertanian dan Kehutanan 16 Kota Jayapura Dinas Pertanian 17 Biak Numfor Dinas Peternakan dan Pertanian Tanaman Pangan 18 Lani Jaya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 19 Merauke Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 20 Puncak Dinas Pertanian dan Perkebunan 21 Sarmi Dinas Pertanian dan Peternakan 22 Dogiyai Dinas Pertanian, Peternakan dan,perikanan 23 Mambramo Raya Dinas Pertanian 24 Deyai Dinas Pertanian 25 Nduga Dinas Pertanian dan Kehutanan 26 Mamberamo Tengah Dinas Pertanian 27 Intan Jaya Dinas Pertanian dan Peternakan 28 Jayawijaya Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan 29 Mappi Dinas Pertanian B. Sumber Daya dan Kelengkapan 18

1. Potensi Sumberdaya lahan Secara administrasi pemerintahan, Provinsi Papua memiliki luas wilayah 316.589,41 Km², yang terdiri dari luas wilayah daratan 96 persen dari luas wilayah Papua. Berdasarkan arahan pemanfaatan kawasan budidaya dalam RTRW Provinsi Papua terdapat 852 ribu ha atau 2,98 persen dari luas potensi daratan Papua diperuntukkan sebagai kawasan pertanian lahan basah dan 2,1 juta ha atau 6,96 % di peruntukkan sebagai kawasan pertanian lahan kering. Hingga tahun 2012, potensi sumberdaya lahan di atas baru termanfaatkan masing-masing sebesar 3,5 persen untuk pertanian lahan basah dan 37 persen untuk pertanian lahan kering. Tabel 2. Arahan Sebaran Ruang Kawasan Budidaya Provinsi Papua 19

No Kabupaten / Kota Pertanian Lahan Basah (Ha) Pertanian Lahan Kering (Ha) Total (Ha) 1 Kota Jayapura 1.587 9.623 11.210 2 Merauke 279.327 410.378 689.705 3 Jayawijaya - 1.548 1.548 4 Jayapura 1.073 38.220 39.293 5 Paniai 51.410 13.193 64.603 6 Puncak Jaya 19.003 2.256 21.259 7 Nabire 18.518 47.408 65.926 8 Mimika 115.254 107.943 223.197 9 Kep. Yapen 1.101 12.085 13.186 10 Biak Numfor 617 41.736 42.353 11 Boven Digoel 56.544 552.897 609.441 12 Mappi 194.280 502.754 697.034 13 Asmat 7.199 405 7.604 14 Yahukimo 13.741 17.277 31.018 15 Peg. Bintang 9.623 17.880 27.503 16 Tolikara - 1.062 1.062 17 Sarmi 26.890 252.879 278.969 18 Keerom 6.890 43.027 49.917 19 Waropen 50.127 61.044 111.171 20 Supiori 31 3.679 3.710 JUMLAH 852.415 2.137.294 2.989.709 JUMLAH (KM 2 ) 8.524,15 21.372,94 29.897,09 Luas Wil (KM 2 ) 307.013,81 307.013,81 307.013,81 % 2,78 6,96 9,74 Berdasarkan Peta Zona Agro Ekologi, Provinsi Papua memiliki potensi lahan yang sesuai untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura seluas 8.475.230 ha, terdiri dari 4.485.396 ha sesuai untuk pertanian lahan basah, dan 3.989.834 ha sesuai untuk pertanian lahan kering (termasuk hortikultura). Penyebaran potensi lahan pertanian Provinsi Papua berdasarkan Peta Zona Agro Ekologi, dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas Dan Penyebaran Zona Agro Ekologi Sesuai Untuk Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Zona Lahan (ha) 20

No. Wilayah/ Kabupaten Lahan Basah (IVax1) Lahan Kering (IVax2) Lahan Basah Dat. Tinggi (IVbx1) Lahan Kering Dat. Tinggi (IVbx2) Lahan Kering dgn Kelembaban kering (Ivay2) Jumlah (ha) I Mamta 1. Kota 8.465 8.026 - - - 16.491 Jayapura 2. Jayapura 75.602 226.346 - - - 301.948 3. Keerom 10.341 172.126 - - - 182,467 4. Sarmi 284.918 150.926 - - - 435.844 5. Mamberamo 426.926 284.137 - - - 711.063 Raya II Saireri 1. Biak Numfor - - - - - - 2. Supiori - - - - - - 3. Kep. Yapen 966 18.923 - - - 19.889 4. Waropen 55.136 49.087 - - 606 104.223 III. Ha Anim 1. Merauke 2.025.973 - - - 1.692.453 3.718.426 2. Mappi 652.276 28.157 - - 213.301 680.433 3. Boven Digul 285.184 107.437 12.202 392.621 4. Asmat 98.892 100.546 - - - 199.438 IV. La Pago 1. Jayawijaya - - 36.271 - - 36.271 2. Lanny Jaya - - 10.685 - - 10.685 3. Tolikara 120.541 27.783 - - - 148.324 4. Yahukimo 14.547 258.154 - - - 272.701 5. Yalimo 45.209 - - - - 45.209 6. Mamberamo 48.404 2.574 1.187 - - 52.165 Tengah 7. Puncak Jaya 70.084 36.567 145 - - 107.796 8. Puncak 15.832 40.741 336 - - 56.909 9. Peg. Bintang 6.507 74.384 - - - 80.891 10. Nduga 19.695 40.089 - - - 59.784 V. Mee Pago 1. Nabire 117.580 94.011-411 - 212.002 2. Dogiyai 29.347 8.047 8.453 - - 45.847 3. Intan Jaya 6.630 91.285-683 - 98.598 4. Paniai - 1.413 12.352 - - 13.765 5. Mimika 42.494 237.205 - - - 279.699 6. Deiyai - 2.290 - - - 2.290 Jumlah 4.461.539 2.060.254 69.429 1.094 1.918.562 8.510.878 Sedangkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua N0. 27 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, existing lahan dan cadangan lahan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Existing Lahan dan Cadangan Lahan Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Papua No. 27 Tahun 2013. 21

No. Kabupaten/ Kota Mamta LP3B (ha) Lhn Basah Dat Rendah Cadangan LP3B (ha) Lhn Kering Lhn Basah Lhn Kering Dat Rendah Dat Tinggi Jumlah Cadangan I 1. Kota Jayapura 1.694 565,15 1.985,34 - - 2.550,49 2. Jayapura 29.205 2.831,93 4.309,03 - - 7.140.96 3. Keerom 17.582 3.940,37 2.516,81 - - 6.457,18 4. Sarmi 2.053 15.428,67 4.887,56 - - 20.316,23 5. Mamberamo 5.008 22.298,49 3.397,74 - - 25.696,23 Raya II Saireri 1. Biak Numfor 13.293 - - - - - 2. Supiori 10.363 - - - - - 3. Kep. Yapen 1.286 876,07 2.851,46 - - 3.727,53 4. Waropen 13.456 7.460,06 1.579,55 - - 9.039,61 III. Ha Anim 1. Merauke 82.346 73.701,02 - - 34.865,54 108.566,56 2. Mappi 1.279 55.541,38 106,04-96.496,00 152.143,42 3. Boven Digul 5 9.500,20 - - - 9.500,20 4. Asmat 7-8,96 - - 8,96 IV. La Pago 1. Jayawijaya 8.372 - - - - - 2. Lanny Jaya 16.917 - - - - - 3. Tolikara 4.725 - - - - - 4. Yahukimo 285-14.304,14 - - 14.304,14 5. Yalimo 1.730 - - - - - 6. Mamberamo 457 - - - - - Tengah 7. Puncak Jaya - 12.081,35 7.789,99 - - 19.871,34 8. Puncak 6.254 909,42 5.975,60 - - 6.885,02 9. Peg. Bintang 815 - - - - - 10. Nduga - - - - - - V. Mee Pago 1. Nabire 37.938 19.240,94 13.863,37 - - 33.104,31 2. Dogiyai - 12.962,97 359,86 1.037,49-14.360,32 3. Intan Jaya 6.869 2.179,32 2.560,81 - - 4.740,13 4. Paniai 853 - - 89,30-89,30 5. Mimika 2.495 3.479,24 40.006,47 - - 43.485,71 6. Deiyai - - - - - - Jumlah 265.287 242.996,58 106.502,73 1.216,09 131.361,54 482.076,94 2. Sumberdaya Aparatur Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Sampai dengan bulan April 2014, Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua berjumlah 349 orang. Berdasarkan golongan kepangkatan, sebagian besar pegawai di Dinas 22

Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua adalah Golongan III sebanyak 212 orang atau 60,74 %, sehingga apabila dilihat dari masa kerja dan pengalaman kerja sebagian besar pegawai sudah cukup matang dan berpengalaman. Adapun distribusi jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut pangkat/ golongan dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Menurut Pangkat dan Golongan Tahun 2014 No Pangkat/Gol Jumlah 1. Pembina Utama Madya (IV/c) 3 2. Pembina Tk.I (IV/b) 7 3. Pembina (IV/a) 10 4. Penata Tk. I (III/d) 30 5. Penata ( III/c) 29 6. Penata Muda Tk.I (III/b) 114 7. Penata Muda (III/a) 39 8. Pengatur Tk I. (II/d) 18 9. Pengatur (II/c) 9 10. Pengatur Muda Tk.I (II/b) 64 11. Pengatur Muda (II/a) 18 12. Juru Tk.I (I/d) 1 13. Juru (I/c) 1 14. Juru Muda TK I (I b) 4 15. Juru Muda (I/a) 2 J u m l a h 349 Tabel 6. Jumlah Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2014 No Pangkat/Gol Jumlah 1. Pasca Sarjana (S3) - 2. Pasca Sarjana (S2) 39 3. Sajana (S1) 130 4. Sarjana Muda 23 5. SMU 148 23

6. SMP 4 7. SD 8 J u m l a h 349 Pada Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa dari tingkat pendidikan pegawai sebagian besar atau 148 orang (42,40%) berpendidikan SMU. Namun sebaliknya pendidikan penjenjangan yang sudah diikuti PNS di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua baru mencapai 48 orang yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang sudah mengikuti Pendidikan Penjenjangan pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Tahun 2014 No. Jenis Pendidikan Penjenjangan Jumlah peserta s/d, thn 2014 (Orang) 1. LEMHANAS 0 2. SEPAMEN/PIM II 3 3. SEPADIA/SPAMA/PIM III `20 4. SEPALA/ADUMLA/PIM IV 25 5. SEPADA/ADUM 0 J u m l a h 48 Penyebaran pegawai, baik pegawai negeri sipil sampai tahun 2014 sebanyak 349 orang terdistribusi pada unit kerja dilingkungan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua. Adapun distribusi pegawai menurut unit kerja selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Penyebaran Pegawai Negeri Sipil Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Menurut Unit Kerja tahun 2014 No. Unit Kerja 1. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Papua + Kebun Waena Pegawai Negeri Sipil (Orang) 132 2. UPTD Padi Kurik 13 3. UPTD Palawija Besum 17 24

4. UPTD Hortikultura Wirmaker 16 5. UPTD SPP/SPMA Daerah 29 6. UPTD BPTPH 72 7. UPTD BPSBTPH 36 8. UPTD Balai Latihan Pertanian 34 Jumlah 349 3. Kelembagaan dan Sumberdaya Penyuluhan Pertanian Dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia petani, khususnya sub sektor tanaman pangan dan hortikultura sangat ditentukan oleh suatu kelembagaan pertanian untuk memberikan pendampingan serta proses alih teknologi kepada petani secara berkelanjutan. Adapun jumlah dan ketersediaan BPP dan penyuluh dapat di lihat pada Tabel 9. No. Tabel 9. Jumlah dan Ketersediaan Balai Penyuluhan Pertanian dan (BPP) dan Penyuluh Kabupaten/ Kota Jumlah Distrik BPP Jumlah Kampung Jumlah penyuluh Sedia kurang sedia kurang 1 Jayawijaya 11 8 3 117 104 13 2 Jayapura 19 6 13 142 123 19 3 Paniai 10 1 9 70 26 44 4 Puncak Jaya 8 1 7 67 9 58 5 Nabire 14 7 7 81 122-6 Mimika 12 7 5 85 47 38 7 Kep. Yapen 12 5 7 111 68 43 25

8 Biak Numfor 19 6 13 187 94 93 9 Bovendigoel 20 1 19 108 45 63 10 Mappi 10 1 9 137 24 113 11 Asmat 8 1 7 147 30 117 12 Yahukimo 51 51-518 29 489 13 Peg. Bintang 34 5 29 275 13 262 14 Tolikara 35 1 34 514 6 508 15 Sarmi 10 2 8 86 53 33 16 Keerom 7 7-61 91-17 Waropen 10 5 5 69 44 25 18 Supiori 5 5-38 25 13 19 Mam.Raya 8-8 58 45 13 20 Nduga 8-8 32-32 21 Lanny Jaya 10-10 143 7 136 22 Mam.Tengah 5-5 59-59 23 Yalimo 5-5 27-27 24 Puncak 8-8 80-80 25 Dogiyai 10-10 79-79 26 Deyai 5-5 30-30 27 Intan Jaya 6-6 37-37 28 Kota Jayapura 5 2 3 34 23 11 29 Merauke 20 4 16 168 180 - JUMLAH 385 126 259 3560 1208 2435 Pada Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa ketesediaan sumberdaya penyuluh maupun kelembagaan BPP yang tersebar diseluruh distrik dan kampung yang terdapat di Provinsi Papua dalam melakukan pendampingan kepada petani masih sangat kurang. Secara administrasi pemerintahan, dengan jumlah distrik 385 ketersediaan kelembagaan BPP baru tersedia 33 % demikian halnya dengan tenaga penyuluh baru terpenuhi 34 % dari jumlah 3.560 kampung yang ada di Papua. 4. Tenaga Kerja Pertanian Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua yang bekerja dan terserap di sektor pertanian (perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan) selama periode 2008-2012 memperlihatkan trend yang terus meningkat. Di tahun 2012 terdapat 1.112.814 orang angkatan kerja yang terserap di sektor pertanian atau meningkat 49,01 % dibandingkan tahun 2008. 26

orang Tahun Tabel 10. Tenaga Kerja Pertanian di Papua 2008-2012 Tenaga Kerja (orang) Pertanian Non Pertanian Total Tenaga Kerja (orang) Pangsa Pertanian Terhadap Total (%) Tidak Bekerja (Orang) Agkatan Kerja Papua (Orang) AK vs Pertanian (%) 2008 746.786 281.237 1.028.023 72,64 47.191 1.075.214 69,45 2009 803.843 278.185 1.082.028 74,29 46.008 1.128.036 71,26 2010 1.133.982 322.563 1.456.545 77,85 53.631 1.510.176 75,09 2011 1.036.520 439.707 1.476.227 70,21 60.501 1.536.728 67,45 2012 1.112.814 415.119 1.527.933 72,83 57.501 1.585.434 70,19 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 Grafik 1. Tenaga Kerja Pertanian Di Provinsi Papua 2008 2012 400,000 200,000-2008 2009 2010 2011 2012 Pertanian 746,786 803,843 1,133,98 1,036,52 1,112,81 Non Pertanian 281,237 278,185 322,563 439,707 415,119 Pertanian Non Pertanian Kondisi tenaga kerja di atas menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi andalan bagi matapencaharian penduduk di Papua. Namun dilain sisi tingginya angkatan kerja yang terserap di sektor pertanian ini, merupakan tantangan yang sangat berat dihadapi pemerintah Provinsi Papua, terutama dalam mendorong upaya perpindahan tenaga kerja yang ada dari sektor pertanian primer ke sektor industri pertanian maupun ke sektor non pertanian. 5. Sumberdaya Keuangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua (APBN/APBD) 27

Dalam memfasilitasi program dan kegiatan teknis Tanaman Pangan dan Hortikultura di Provinsi Papua, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua mendapatkan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN (Dekosentrasi, Tugas Pembantuan Provinsi/Kabupaten, dan Dana Alokasi Khusus Kabupaten/Belanja Pembangunan) dan APBD (Otsus/Belanja Langsung). Adapaun alokasi anggaran Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua selama periode tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 11.. Tabel 11. Alokasi APBN dan APBD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tahun 2008-2012 TAHUN APBN APBD JUMLAH 2008 78.900.181.000 48.300.096.200 127.200.277.200 2009 47.963.825.000 70.592.057.000 118.555.882.000 2010 45.714.625.000 51.553.195.000 97.267.820.000 2011 110.964.831.000 66.923.750.000 177.888.581.000 2012 144.389.139.000 71.341.048.000 215.730.187.000 C. Kinerja Pelayanan 1. Pertumbuhan PDRB Sektor pertanian, memperlihatkan kinerja yang cukup baik terhadap struktur PDRB Papua meskipun masih berada di bawah sektor pertambangan. Pada Tabel 12 di bawah ini menunjukkan bahwa selam periode 2008-2012 kontribusi sub sektor tanaman pangan memperlihatkan trend peningkatan. Hal ini terlihat pada tahun 2012 kontribusi sub sektor tanaman pangan sebesar 1,91 Triliun atau meningkat 7,47 % dibandingkan tahun sebelumnya. Tabel 12. Pertumbuhan PDRB Papua Pertanian (Sub Sektor Bahan Tanaman Pangan) Tahun 2008-2012 (juta-an rupiah) No. LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 2011 2012 I P E R T A N I A N 3,419,070 3,563,404 3,707,520 3,842,414 4,005,850 28

A Tanaman Bahan Makanan 1,700,892 1,769,767 1,805,335 1,864,908 1,915,800 B Tanaman Perkebunan 184,201 161,402 171,869 199,073 215,920 C Peternakan dan 266,092 hasilnya 224,641 244,684 287,415 303,370 D Kehutanan 510,160 467,855 481,352 510,887 506,730 E Perikanan 941,732 864,280 895,733 980,131 1,064,030 II P D R B Papua 18,931,842 23,138,444 22,407,284 21,137,538 21,436,210 Sumber : BPS Papua (Diolah Dinas PKP) Tabel 13. Pertumbuhan PDRB Papua Sub Sektor Bahan Tanaman Pangan 2009-2012 Tahun Capaian (%) 2009 4,05 2010 2,01 2011 3,30 2012 2,73 Rata rata 3,02 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) salah satu indikator yang hingga kini masih digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Dari data seperti ditujukkan pada grafik 2.2 di bawah ini menunjukkan bahwa NTP di Provinsi Papua (sub sektor tanaman pangan dan hortikultura) selama periode 2008-2011 secara umum memperlihatkan masih berada diatas angka 100 kecuali di tahun 2010 terjadi penurunan pada sub sektor tanaman pangan. Kondisi ini menggambarkan bahwa tingkat kesejahteraan petani yang terus mengalami perbaikan tingkat kesejahteraannya. Grafik 2. Nilai Tukar Petani di Provinsi Papua 2008-2011 29

140.00 130.00 120.00 110.00 100.00 90.00 2008 2009 2010 2011 2012 NTP Tanaman Pangan NTP Hortikultura Sumber : BPS Papua 3. Pandapatan Ekonomi Kerakyatan Pendapatan ekonomi kerakyatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur/daya beli masyarakat dengan menggunakan pendekatan pendapatan penduduk melalui Product Domestic Regional Bruto (PDRB) ekonomi kerakyatan per kapita pada sektor pertanian seperti ditunjukkan pada Tabel 14. Tahun Tabel 14. Pendapatan Perkapita Sektor Pertanian di Papua Tahun 2008-2012 TK sek Pertanian Pertanian PDRB (juta) Papua Pendapatan Perkapita (sektor Pertanian Pendapatan Per Hari 2008 746.786 3.419.070 18.931.842 4.578.380 12.543,51 2009 803.843 3.563.404 23.138.444 4.432.961 12.145,10 2010 1.133.982 3.707.520 22.407.284 3.269.470 8.957,45 2011 1.036.520 3.842.414 21.137.538 3.707.034 10.156,26 2012 1.112.814 4.005.850 21.436.210 3.599.748 9.862,32 Pada Tabe 14 di atas menunjukkan bahwa selama periode 2008-2012 sektor pertanian sebagai penyerap tenaga kerja terbesar dan memberikan kontribusi terhadap PDRB Papua dengan petumbuhan rata-rata 4,08 % per tahun, namun dilain hal terlhat pendapatan per kapita penduduk yang bergerak di sektor pertanian hingga tahun 2012 masih berada dibawah standart pendapatan yang ditetapkan FAO sebesar US 2/hari 30

No 4. Produksi Komoditas Pertanian 2007-2012 Selama periode 2007-2012, pencapaian produksi komoditas pertanian tanaman pangan di Papua cukup bervariasi. Komoditas padi tahun 2012 sebesar 138.032 ton atau mengalami peningkatan 40,83 % dibandingkan tahun 2007 dengan produksi sebesar 81.677 ton GKG. Pencapain produksi komoditi jagung, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, mengalami pertumbuhan terkoreksi negatif. Sedangkan komoditi ubi kayu dan ubi jalar untuk periode yang sama mengalami pertumbuhan rata-rata per tahun 1,20 % dan 2,26 %, namun kedua komoditi tersebut pada tahun 2012 mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun capaian produksi komoditas tanaman pangan selama periode tahun 2007-2012 selengkapnya disajikan pada Tabel 15 di atas. Komoditi Tabel 15. Produksi Komoditi Tanaman Pangan di Papua 2007-2012 Tahun (ha) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan (%) 1 Padi 22.957 24.505 26.336 26.686 29.262 37.149 8,92 2 Jagung 4.141 4.523 3.955 3.903 3.825 3.553 3,39 3 Kedelai 3.601 3.897 3.626 3.763 3.549 3.732 0,53 4 Kacang Tanah 2.745 2.597 2.408 2.437 1.979 1.990 6,99 5 Kacang Hijau 901 811 605 757 727 807 3,86 6 Ubi Kayu 2.987 2.548 3.046 2.988 2.867 3.020 0,40 7 Ubi Jalar 30.634 33.133 35.028 34.670 34.413 33.071 1,42 Sedangkan pertumbuhan produksi komoditas hortikultura selama tahun 2007-2012 mengalami peningkatan produksi pada komoditas sayuran sebesar 10,34%. Sebaliknya komoditas buah-buahan mengalami penurunan produksi. Adapun capaian produksi komoditi hortikultura selama tahun 2007-2012 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16i. Tabel 16. Produksi Komoditi Hortikultura di Papua 2007-2012 No Komoditi 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan 31

(ton) (%) 1 SAYURAN 36.414 38.197 38.948 45.528 48.044 64.404 10,34 2 BUAH-BUAHAN 110.043 73.758 73.999 72.556 30.701 15.404 57,30 Selain potensi komoditi diatas, Provinsi Papua juga memliki potensi sumberdaya pangan spesifik lokal yang sangat beragam. Untuk komoditi umbi-umbian seperti diantaranya keladi, talas/bete, syafu, masih dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai sumber pemenuhan pangan dan sumber pendapatan keluarga. Namun potensi pangan lokal tersebut hingga saat ini belum terekam dalam data statistik BPS. Keragaman pangan lokal tersebut sudah seharusnya dapat dipertahankan bahkan mendapat perhatian secara proposional terutama dalam pengembangnnya sebagai upaya mendukung ketahanan pangan masyarakat, daerah, regional, dan nasional.. 5. Pembangunan Infrastruktur Pertanian Dalam mendukung peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura, selama tahun 2007-2011 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi telah memfasilitasi melalui perbaikan dan pembangunan infratruktur pertanian berupa Perbaikan dan Pengembangan Jaringan Irigasi seluas 13.400 ha, Embung (33 unit), Sumur Serapan (14 unit), Irigasi Tanah Dangkal (127 unit), Irigasi Air Permukaan (19 unit), Pengembangan Sumber Air (11 Paket) dan Melakukan Konservasi Air. 6. Pembangunan Kelembagaan dan Penguatan Modal Petani Upaya pengembangan usaha pertanian dan kapasitas petani di Papua, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulrtura selama periode tahun 2008-2011 melalui program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang bersumber dari alokasi dana APBN memfasilitasi dalam bentuk bantuan penguatan modal kepada setiap gapoktan sebesar Rp. 32

100.000.000,-/desa/kampung. Sejak program PUAP dijalankan tahun 2008 hingga 2011 bantuan penguatan modal yang sudah di salurkan berjumlah Rp. 85,1 M. kepada 1.307 desa atau 36 persen jumlah desa di Papua. 7. Pengolahan Produk Pertanian Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan nilai tambah dan mengurangi kehilangan hasil produk tanaman pangan dan hortikultura, perlu didukung dengan adanya peralatan pengolahan produksi dan pasca panen. Selama tahun 2007-2011 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi memfasilitasi pengembangan pengolahan hasil produksi tanaman pangan dan fasilitas bangunan yang tersebar di 10 Kabupaten/Kota berupa RMU dan RMU Mobile sebanyak 7 unit, Power Tresher (10 Unit), Moisture Tester (1 Unit), Drayer (1 Unit), Peralatan Penepung Ubi Jalar (8 Unit), Peralatan perajang ubi jalar (2 Unit), Vacum Frying, alat kemas (1 Unit), Peralatan Penepung sagu (1 Unit), dan Bangunan pengolahan ubi jalar. (1 Unit), 8. Ketersediaan Pangan Dalam UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, disebutkan ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.. Salah satu indikator untuk dapat mengetahui ketahanan pangan suatu wilayah adalah dengan mengengetahui ketersediaan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk di Papua selain dari produksi beras, ubi kayu maupun ubi jalar. juga masih terdapat sumber pangan pokok lainnya yang sudah lama dikenal dan dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh masyarakat disekitarnya diantaranya, pokem, keladi, talas, bête, syafu dan gembeli. Namun untuk melakukan perencanaan sebagai 33

upaya pengembangan komoditas pangan lokal tersebut masih terkendala akan potensinya karena hingga saat ini belum tercatat di BPS. Selama periode tahun 2007-2011 pencapaian kinerja sub sektor tanaman pangan untuk menghasilkan produksi padi, ubi kayu dan ubi jalar sebagai sumber pangan pokok penduduk di Papua mencapai... ton. Namun dari 29 kabupaten/kota di Papua, produksi tanaman pangan padi, ubi kayu, dan ubi jalar hanya terdapat 5 Kabupaten (17,24 %) yang termasuk kategori surplus. Sedangkan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi pangan di Papua sebagian besar (83 %) didominasi pangan pokok (beras) yang masih di datang dari luar wilayah Papua. D. Tantangan dan Peluang Dalam Pelayanan Strategi pembangunan pertanian sangat diperlukan untuk menghasilkan langkah-langkah konkrit dalam implementasinya. Strategi yang baik harus menunjukkan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan visi dan misi Gubernur terpilih. Strategi yang tepat ditetapkan dapat dilakukan dengan mengetahui tantangan dan peluang yang dimiliki Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, sebagai berikut : 1. Peluang a. Adanya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Pemberian Otonomi Khusus untuk Papua (Papua dan Papua Barat); b. Sumberdaya lahan potensial sangat luas; c. Letak geografis Papua yang sangat strategis terhadap negara-negara pasifik; d. SDM petani sangat besar; e. Pasar dalam dan luar daerah/negeri masih terbuka lebar; f. Peningkatan nilai tambah produk hasil pertanian; g. Keragaman potensi pangan lokal yang dimiliki masing-masing daerah di Provinsi Papua; h. Pangan merupakan pemicu instabilitas politik dan ekonomi bila terjadi kekurangan produksi. 34

2. Ancaman/Tantangan a. Pola penguasaan lahan secara komunal (hak ulayat) oleh masyaakat adat; b. Kapasitas dan Kemampuan sumberdaya petani masih rendah; c. Peningkatan jumlah penduduk tidak seimbang dengan peningkatan produksi; d. Ketersediaan sarana transportasi yang berhubungan pemasaran dan distribusi hasil-hasil pertanian masih terbatas; e. Import (antar wilayah / negara) beberapa komoditi tanaman pangan dan hortikultura; f. Akses modal petani belum merata. g. Ketergantungan pada pangan beras sehingga pangan lokal tidak berkembang h. Ketersediaan irigasi teknis dan non teknis masih terbatas i. Distribusi pangan belum merata ke semua wilayah BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Penyusunan Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua 2014-2018 dilakukan dengan terlebih dahulu menggali permasalahan-permasalahan yang terjadi di Provinsi Papua yang kemudian diformulasikan menjadi isu strategis yang merupakan permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. 35

A. Identifikasi Permasalahan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Pembangunan sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan hortikultura diprioritaskan untuk meningkatkan produksi dalam pemenuhan kebutuhan pangan di wilayah Provinsi Papua dan kebutuhan lainnya, juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kwalitas produksi melalui peningkatan nilai tambah (value added) produksi pertanian. Dengan memperhatikan evaluasi kinerja maupun peluang dan tantangan yang dihadapi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua pada saat ini dan masa-masa akan datang sebagai upaya mewujudkan pertanian ke arah kemandirian pangan maka dapat dikemukakan beberapa permasalahan yang masih dihadapi antara lain : 1. Belum optimalnya pemanfaatan lahan berwawasan lingkungan 2. Alih fungsi kepemilikan lahan pertanian 3. Masih rendahnya produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura 4. Tata guna dan tata kelola air belum optimal 5. Pertumbuhan sektor pertanian dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar belum diikuti dengan penambahan nilai tambah produk pertanian. 6. Nilai Tukar Petani (NTP) masih rendah 7. Kapasitas dan kemampuan petani belum optimal 8. Jaringan informasi pasar produk pertanian belum optimal 9. Akses permodalan bagi petani belum merata 10. Pelestarian kekayaan plasma nutfah yang terdapat di Papua mendukung diversifikasi keanekaragaman pangan belum optimal 11. Masih kurangnya ketersediaan infrastruktur, dan sarana prasarana produksi pertanian 12. Koordinasi lintas sektor antar provinsi dan kabupaten/kota belum berjalan optimal 36

B. Telaahan Visi, Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Dengan berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian RPJMD Papua pada 5 tahun akan datang adapun Visi Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2014-2018 adalah Mewujudkan Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera. Untuk mengembangkan seluruh pencapaian pembangunan yang berkelanjutan di Papua maka misi yang akan dilaksanakan yaitu : 1. Mewujudkan Suasana Aman, Tentram, Dan Nyaman Bagi Seluruh Masyarakat Papua Dalam Kedaulatan NKRI; 2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih Dan Berwibawa Serta Penguatan Otonomi Khusus 3. Mewujudkan Kualitas Sumberdaya Manusia Papua Yang Sehat Berprestasi Dan Berahlak Mulia 4. Pengembangan Dan Peningkatan Taraf Ekonomi Masyarakat Yang Berbasis Potensi Lokal 5. Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Konektivitas Antar Kawasan Dan Antar Daerah Dengan Mengedepankan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Dari 5 (lima) poin misi Gubernur dan Wakil Gubernur di atas dan terkait langsung dengan pembangunan pertanian sebagai tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk periode 2014-2018 terdapat pada MISI ke-4 yaitu Pengembangan Dan Peningkatan Taraf Ekonomi Masyarakat Yang Berbasis Potensi Lokal Adapun arah kebijakan umum pembangunan pertanian di Papua yang ingin dicapai sebagai penjabaran visi, misi, tujuan dan sasaran pada RPJMD Provinsi Papua 2014-2018 untuk pengembangan dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat yang berbasis potensi lokal yaitu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang berbasis keunggulan sumberdaya alam daerah dengan dapat mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam dalam mendukung peningkatan daya saing kawasan dan produk unggulan daerah sehingga dapat berfungsi sebagai pusat pertumbuhan yang dapat menggerakkan wilayah tertinggal. 37