GAMBARAN KONSEP DIRI ORANG TUA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 2011). Retardasi mental juga memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak normal pada

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

GAMBARAN POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK PENYANDANG EPILEPSI USIA BALITA DI POLIKLINIK ANAK RSUP.PERJAN DR. HASAN SADIKIN BANDUNG.

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI KERJA GURU SEKOLAH LUAR BIASA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT kepada setiap orangtua. Setiap orangtua akan merasa bahagia jika

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

p. ISSN: e. ISSN: Jurnal Elektronik Sistem Informasi Dan Komputer VOL 1 No.2 Juli-Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENYESUAIAN DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB IV PENUTUP. awal penulisan ini. Adapun kesimpulan tersebut sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua

BAB I PENDAHULUAN. secara fisik maupun psikologis. Sementara anak cenderung di dominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) persennya merupakan penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP PELAYANAN 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. yang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan secara

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

BAB I PENDAHULUAN. Anak retardasi mental memperlihatkan fungsi intelektual dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Konsep Diri pada remaja: Faktor yang memengaruhi. -Citra Tubuh Positif Konsep Diri:

BAB 6 PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang ditinjau secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pada retardasi mental. Anak dengan down sindrom memiliki kelainan pada

FAKTOR PEMILIHAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA TANPA INDIKASI MEDIS DI RSU BUNDA THAMRIN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. membesarkan anak tersebut. Perintah kepada kedua orang tua untuk menjaga dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berarti. Anak datang menawarkan hari-hari baru yang lebih indah, karena

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang tidak jelas, dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan. menekan sistem kekebalan tubuh (Wardhana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka

KONSEP DIRI OIeh: Purwanta, S.Kp., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. pasien dalam merawat pasien. Dengan demikian maka perawatan dan spiritual telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

Sugiarti dan Vera Talumepa

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

Nur Izzah 1, Aida Rusmariana 2, Teti Retnawati 3 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. belumlah lengkap tanpa seorang anak. Kehadiran anak yang sehat dan normal

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

PERAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP ANAK DOWN SINDROM DI SEKOLAH LUAR BIASA-C YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang primer dan fundamental. Pengertian keluarga disini berarti nuclear family

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

BAB I PENDAHULUAN. melihat sisi positif sosok manusia. Pendiri psikologi positif, Seligman dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. sosial emosional. Masa remaja dimulai dari kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

Transkripsi:

GAMBARAN KONSEP DIRI ORANG TUA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Adi Widiyanto dan Aulia Muhammad Afif Abstrak Masalah retardasi mental terkait dengan semua pihak terutama keluarga. Orang tua yang memiliki anak retardasi mental berada dalam situasi yang sulit karena sikap masyarakat sehingga merasa malu karena anak mereka cacat, yang dapat berakibat penolakan pada anak dengan retardasi mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran konsep diri orang tua dengan anak retardasi mental di di SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian adalah deskriptif. Sampel penelitian adalah semua orang tua yang mempunyai anak retardasi mental di SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan sebanyak 116 orang dengan teknik pengambilan total sampling. Alat Pengumpulan data adalah kuesioner. Hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari separuh (53,4%) orang tua dengan anak retardasi mental mempunyai konsep diri yang kurang meliputi lebih dari separuh (58,6%) konsep diri citra tubuh adalah kurang, lebih dari separuh (55,2%) konsep diri ideal diri adalah kurang, lebih dari separuh (59,5%) konsep diri harga diri adalah kurang, lebih dari separuh (58,6%) konsep diri peran adalah kurang dan lebih dari separuh (58,6%) konsep diri identitas diri adalah kurang. Perawat direkomendasikan dapat memberikan informasi tentang tentang konsep diri khususnya pada orang tua dengan retardasi mental, sehingga dapat digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada orang tua dengan anak retardasi mental. Kata kunci : Konsep Diri, Orang Tua, PENDAHULUAN Retardasi mental adalah keadaan dengan intelegensia kurang (abnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa kanak-kanak) sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan seseorang menjadi terganggu (Sunaryo 2004, h.185). Retardasi mental merupakan masalah dunia karena mempunyai implikasi yang besar terutama bagi negara berkembang. Faktor penyebab retardasi mental yaitu lingkungan (misal problem pranatal dan perinatal, penyakit pada masa bayi, penelantaran psikososial, malnutrisi) dengan keterlibatan poligenik yang belum jelas pada beberapa kasus. Penyebab yang khas (biasanya faktor biologik) diidentifikasikan pada kurang dari 50% pasien, sebagian besar terdapat pada pasien dengan retardasi mental sedang-sangat berat.

Masalah retardasi mental ini terkait dengan semua pihak terutama keluarga atau orang tuanya. Lingkungan keluarga secara tidak langsung berpengaruh dalam mendidik seorang anak karena pada saat lahir dan untuk masa berikutnya yang cukup panjang anak memerlukan bantuan dari keluarga dan orang lain untuk melangsungkan hidupnya. Orang tua yang memiliki anak retardasi mental berada dalam situasi yang sulit karena sikap masyarakat, mereka mungkin merasa malu karena anak mereka cacat dan perasaan malu itu mungkin mengakibatkan anak itu ditolak baik secara terang-terangan maupun tidak terang-terangan. ). Konsep diri orang tua juga mengalami gangguan sebagai akibat mempunyai anak dengan retardasi mental (Asmadi 2008, h.7). Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual Rumusan masalah penelitian adalah Bagaimanakah gambaran konsep diri orang tua dengan anak retardasi mental di SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan? METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang mempunyai anak retardasi mental di SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan sebanyak 116 orang. Sampel dalam penelitian adalah orang tua yang mempunyai anak retardasi mental di SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling sebanyak 116 orang. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner dengan cara teknik angket. Pengolahan data melalui langkahlangkah editing, coding, processing dan cleaning. Penelitian ini menggunakan analisa univariat untuk mendeskripsikan konsep diri orang tua dengan anak retardasi mental di SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan... HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Distribusi Frekuensi Konsep Diri Orang Tua dengan Anak di SLB Konsep Diri Jumlah Persentase (%) 54 62 46,6 53,4 Distribusi Frekuensi Citra Tubuh Orang Tua dengan Anak di SLB Citra Tubuh Jumlah Persentase (%) 48 68 41,4 58,6 2

Diri (%) 48 68 41,4 58,6 Distribusi Frekuensi Ideal Diri Orang Tua dengan Anak di SLB Ideal Diri Jumlah Persentase (%) 52 64 44,8 55,2 Distribusi Frekuensi Harga Diri Orang Tua dengan Anak di SLB Harga Diri Jumlah Persentase (%) 47 69 40,5 59,5 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua dengan Anak di SLB Peran Jumlah Persentase (%) 48 68 41,4 58,6 Distribusi Frekuensi Identitas Diri Orang Tua dengan Anak di SLB Identitas Jumlah Persentase B. Pembahasan 1. Citra Tubuh Orang Tua Dengan Anak Responden yang mengalami citra tubuh yang kurang disebabkan cara pandang dan sikap orang lain untuk dapat menerima dirinya dalam pergaulan di lingkungan sekitar dengan kondisi responden yang mempunyai anak dengan retardasi mental. Hal ini sesuai dengan pendapat Mubarak & Chayatin (2007, h.234) yang menyatakan salah satu hal yang terkait dengan citra tubuh bahwa citra tubuh sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respons orang lain terhadap dirinya, dan sebagian lagi oleh eksplorasi individu terhadap dirinya. Orang tua dengan anak retardasi mental mengalami gangguan konsep diri citra tubuh karena adanya aggapan masyarakat sekitar bahwa orang tua yang memiliki anak retardasi mental merupakan individu dengan gen yang tidak baik sehingga menghasilkan keturunan yang tidak baik (retardasi 3

mental). Retardasi mental disebabkan adanya kelainan kromosom atau sindrom genetikal lain. Kelainan kromoson adalah penyebab yang paling sering teridentifikasi, dengan penyebab utama adalah sindrom down dan sinar X fragil. Citra tubuh yang baik dari orang tua yang mempunyai anak dengan retardasi mental disebabkan orang tua tetap merasa menjadi bagian penting dalam pergaulan di lingkungan sosialnya. Citra tubuh dipengaruhi oleh sikap, nilai kultural dan sosial terhadap anak retardasi mental. Lingkungan yang tidak mengucilkan anak retardasi mental dari pergaulan layak menjadi bagian dari masyarakat dan mendapatkan pendidikan yang sama di masyarakat sehingga citra tubuh orang tua dengan anak retardasi mental yang baik disebabkan faktor kondisi sosial termasuk nilai dan budaya masyarakat setempat dalam menerima kondisi anak retardasi mental. Konsep diri citra tubuh orang tua dengan retardasi mental dipengaruhi sikap dalam setiap pertumbuhan dan perkembangan manusia dalam suatu lingkungan sosial. Bila ditinjau dari kajian Agama Islam, bahwa orang tua yang diberikan anak retardasi mental oleh Allah SWT merupakan sebuah tahapan manusia yang telah direncanakan Allah SWT dengan maksud dan tujuan orang tua dengan anak retardasi mental mempunyai pola kehidupan yang sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia 2. Ideal Diri Orang Tua Dengan Anak Responden yang mempunyai ideal diri kurang dapat dikarenakan kepercayaan diri yang turun karena mempunyai anak dengan retardasi mental. Anak retardasi mental akan mempengaruhi ideal diri orang tuanya. Hal ini dapat disebabkan tuntutan dan harapan dari orang-orang yang dianggap penting seperti orang tua, saudara dan kerabat terhadap suatu kesuksesan kehidupan seseorang. Anak retardasi mental seringkali menjadi beban bagi orang tua dan tidak dapat memenuhi standar yang sesuai dengan tuntutan dan harapan orang di sekelilingnya. Ideal diri orang tua dengan anak retardasi mental yang baik disebabkan 4

lingkungan keluarga atau masyarakat mampu menerima anak retardasi mental dan beradapatasi dengan lingkungannya. Pada prinsipnya setiap orang tua terutama orang tua dengan anak retardasi mental ingin mengembangkan kemampuan dan potensi anak retardasi mental secara optimal karena anak merupakan karunia dari Allah SWT. Berdasarkan konsep diri ideal diri, orang tua dengan anak retardasi mental harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. 3. Harga Diri Orang Tua Dengan Anak Harga diri yang kurang pada orang tua dengan anak retardasi mental disebabkan oleh munculnya perasaan malu bertemu dengan orang lain karena mempunyai anak retardasi mental dan tidak dapat menjadikan anak retardasi mental sebagai suatu kebanggaan. Harga diri orang tua dengan anak retardasi mental dipengaruhi cara penerimaan dan penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dalam kehidupan dengan mempunyai anak retardasi mental. Hal ini sesuai dengan Suliswati (2005, hh.92-93) yang menyatakan bahwa harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri orang tua dengan anak retardasi mental yang baik disebabkan sikap positif yang ditunjukkan oleh orang setelah mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua yang mempunyai anak retardasi mental tidak menjadikan sebuah ancaman terhadap harga dirinya. Harga diri akan mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya usia dan tahap perkembangan manusia. Orang tua dengan anak retardasi mental mempunyai konsep diri harga diri yang tidak sesuai dengan standar hidup yang telah terbentuk selama proses pertumbuhan dan perkembangan. Anak dengan retardasi mental seringkali kadang tidak dapat diterima oleh orang tua karena tidak sesuai dengan keinginan dan standar yang telah ditetapkan olehnya. Perbedaan individual antara anak yang normal dan retardasi mental merupakan kehendak Allah dan sudah ditentukan 5

melalui pembawaan hereditas dan lingkungan. 4. Peran Orang Tua Dengan Anak Peran orang tua dengan anak retardasi mental yang kurang disebabkan orang tua merasa gagal menjadi orang tua seutuhnya karena anak yang dilahirkan mengalami retardasi mental. Di sisi lain, peran orang tua sangat dibutuhkan bagi pengasuhan dan perawatan anak retardasi mental dalam sebuah keluarga. Hal ini sesuai dengan Muttaqin (2008, h.426) yang menyatakan bahwa keluarga merupakan tempat tumbuh kembang seorang individu, maka keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas dari individu yang terbentuk dari norma yang dianut dalam keluarga sebagai patokan perilaku setiap hari. Peran orang tua dengan anak retardasi mental yang baik disebabkan adanya kebutuhan terhadap aktualisasi diri dalam menjalankan peran baik sebagai orang tua, pekerja, atau sebagai anggota masyarakat. Hal ini sesuai dengan Mubarak & Chayatin (2007, h.236) yang menyatakan bahwa salah satu hal yang penting terkait penampilan peran yaitu peran dibutuhkan individu sebagai aktualisasi diri. Orang tua dengan anak retardasi mental mempunyai konsep diri peran sebagai pendidik. Orang tua tetap harus bertanggung jawab pada pendidikan anak, karena anak merupakan amanat dari Allah SWT yang akan dimintakan pertanggungjawaban kelak di kemudian hari 5. Identitas Diri Orang Tua dengan Anak Identitas diri orang tua dengan anak retardasi mental yang kurang disebabkan orang tua seringkali merasa jenuh dan rapuh menghadapi anak retardasi mental. Identitas diri orang tua dengan anak retardasi mental yang kurang disebabkan adanya identitas diri yang kuat yang membedakan dirinya dengan orang lain. Anak retardasi mental merupakan suatu aib sehingga menjadi suatu hal yang mengganggu konsep identitas diri orang tua. Hal ini sesuai dengan Mubarak & Chayatin (2007, h.237) menjelaskan salah satu hal yang penting terkait dengan identitas 6

SIMPULAN personal. Individu yang memiliki identitas personal yang kuat akan memandang dirinya tidak sama dengan orang lain, unik, dan tidak ada duanya. Identitas diri orang tua dengan anak retardasi mental yang baik disebabkan orang tua dengan anak retardasi mental selalu bersikap terbuka kepada keluarga. Pada dasarnya anak merupakan identitas dari orang tua. Seorang anak sekalipun mengalami retardasi mental merupakan generasi penerus dari generasi sebelumnya (orang tua). Al- Qur an surat An-Nisa ayat 9 mengatakan: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-oarng yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendakalah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An-Nisa : 9). Hasil penelitian diketahui bahwa Gambaran konsep diri citra tubuh orang tua dengan anak retardasi mental, lebih dari separuh (58,6%) adalah kurang, gambaran konsep diri ideal diri orang tua dengan anak retardasi mental, lebih dari separuh (55,2%) adalah kurang, gambaran konsep diri harga diri orang tua dengan anak retardasi mental, lebih dari separuh (59,5%) adalah kurang, Gambaran konsep diri peran orang tua dengan anak retardasi mental, lebih dari separuh (58,6%) adalah kurang dan gambaran konsep diri identitas diri orang tua dengan anak retardasi mental, lebih dari separuh (58,6%) adalah kurang. SARAN 1. Bagi Profesi Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang konsep diri khususnya pada orang tua dengan anak retardasi mental, sehingga dapat digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada orang tua dengan anak retardasi mental. 2. Bagi Sekolah Pihak sekolah sebaiknya lebih meningkatkan peran orang tua dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan memberikan fasilitas konseling (bimbingan karier) bagi orang tua tentang perkembangan anak dalam proses belajar dan membantu kesulitan orang tua dalam membimbing anak selama proses belajar. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai psikologis orang tua ditinjau dari aspek konsep diri serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya dengan 7

variabel yang lain seperti variabel dukungan keluarga dan tingkat kecemasan DAFTAR PUSTAKA Al-Qur an Nul Khariim Asih 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktek, EGC, Jakarta. Asmadi, 2008, Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit EGC, Jakarta Mubarak, W & Chayatin, N 2007, Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik, EGC, Jakarta. Muttaqin, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Salemba Medika, Jakarta Suliswati, dkk, 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta Sunaryo, 2004, Psikologi untuk Keperawatan, EGC, Jakarta 8