AULIA ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI IUD DI DESA SIDAHARJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

KARAKTERISTIK PESERTA KONTRASEPSI STERILISASI DI KLINIK MANTAP MEDAN PERIODE 2014

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI KB IMPLANT DI RB SRI ADIKA KECAMATAN SUKATANI TAHUN 2014

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

BAB I PENDAHULUAN. Program KB dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, hingga

HUBUNGAN SIKAP AKSEPSTOR KB DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA SUNGAI PUTIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TIMUR TAHUN 2014

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas maka pemerintah memiliki visi dan misi baru. Visi baru pemerintah

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI ASEPTOR KB AKTIF TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS BANJARMASIN INDAH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paradigma baru program keluarga berencana nasional mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun Keluarga yang berkualitas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNA KB IUD DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI FAUZIA HATTA PALEMBANG

ANGKA KEJADIAN DROP OUT PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. individual maupun bagi negara. Manfaat-manfaat tersebut antara lain; dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015 dan misi sangat

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

KARAKTERISTIK AKSEPTOR METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DAN NON MKJP DI BPS Ny A DESA SUMBERWONO KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO

Mitha Destyowati ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan. Usaha

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

HUBUNGAN FAKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAAN DENGAN KEIKUTSERTAAN KB IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA. Sri Wulandari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi di Puskesmas Padang Pasir Padang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk. wilayah terpadat ke dua se-diy setelah Sleman (BPS, 2010).

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

GAMBARAN PENGETAHUAN PESERTA KB PIL DAN SUNTIK TENTANG KONTRASEPSI PIL DAN SUNTIK DI BPM LENI INDRAWATI BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2013

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENETEKI MEMPENGARUHI PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSTU KANGENAN PAMEKASAN. Nurul Kamariyah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) Keluarga Berencana adalah

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN Aibah 1, Tyasning Yuni Astuti Anggraini 1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI DETERMINAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PACARKELING KOTA SURABAYA

SIKAP IBU NIFAS DALAM KEIKUTSERTAAN KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKREJO KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

PROFIL PENGGUNA KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN. Oleh: KEETHASWNI SELVARAJA

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan "Keluarga Berkualitas 2015" adalah keluarga yang bertaqwa

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB IUD DROP OUT DI PUSKESMAS MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO FAJAR ZUNIAR VINTASARI NIM.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

PRAKTEK KELUARGA BERENCANA (KB) PADA PASANGAN USIA SUBUR MUDA PARITAS RENDAH (PUS MUPAR) JURNAL. Oleh. Ilma Safitri ( )

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Transkripsi:

Siti Hanifah Riani Gambaran Karakteristik Akseptor KB Suntik Hormonal Di RSIA AULIA. Jakarta Selatan Periode Januari Februari 2014. ABSTRACT Based on data from Indonesia Demographic and Health Survey (SDKI), the number of family planning acceptors has increased from 50%. Year 2003 to 57% and increase with the latest data 61% in 2010. The province of KB participant is injected (26,4%), 12,5% pills, IUD 5.9%, norplant 4.1%, MOW 3, 5%, condom 0.8%, MOP 0.4% and the rest are traditional KB participants such as periodic abstinence and interrupted intercourse Injectable contraception is a way to prevent pregnancy by hormonal injection (Harnawatiaj, 2011). This study aims to find out what affects the hormonal contraceptive injectors at RSIA AULIAJak-Sel Periode January -Desember 2014 This study was performed on all of the female hormonal inhibitors. The study was conducted because of the decrease in the acceptor of KB injections hormonalyaitu as much as 106 of 106. The researcher used descriptive method by collecting secondary data by looking at the data on medical record in 2014 and then doing sampling with the whole population on the hormonal contraceptive acceptor and using univariate analysis. Given the limited time, the authors limit the independent variables studied is limited to the description of karekteristis akseptor KB hormonal injection is the mother's age, education, parity, work. While for dependent variable in this research is KB hormonal injection acceptor. References: 14 books (2010-2011) Keywords: KB acceptor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigama baru program keluarga berencana nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju mandiri, memiliki jumalah anak yang ideal, berwawaan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa (Saifudin, 2011 ). Jumlah penduduk dunia menurut data Organisasi kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2008 adalah 6,952,939,682 jiwa, jumlah penduduk dunia yang mencapai 7 miliar di tahun 2011 ini jumlahnya lebih banyak 1 miliar dibandingkan 12 sampai 13 tahun lalu (WHO, 2011). Kebijakan Departemen kesehatan daalm upaya mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategi Four Fillars Safe Motherhood. Untuk menggambarkan ruang lingkup upaya penyelamatan ibu dan bayi. Empat fillars Safe Motherhood tersebut adalah keluarga berencana, asuhan antenatal, perslinan bersih dan aman dan pelayanan obstetri asensial. Program Keluarga Berencana ( KB ) adalah bagian yang terpadu ( Integral ) dalam Program Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spititual dan sosial budaya penduduk Indonesia ( Saifudin, 2011 ). Berdasarkan data dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) jumlah akseptor KB mengalami peningkatan dari 75 %. Tahun 2003 menjadi 57 % dan meningkatkan dengan data terakhir 61% pada tahun 2012. Propinsi peserta KB terbayak adalah suntik (26,4 %), pil 12,5 %, AKDR 5,9 %, norplant 4,1 %, MOW 3,5 %, kondom 0,8 %, MOP 0,4 % dan sisanya merupakan peserta KB tradisional seperti pantang berkala maupun senggama terputus. (SDKI, 2011). Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan program KB. Menurut data SUSENAS ( Survey Sosial Ekonomi Nasional ) ( 2012 ) yang menyatakan bahwa pada persentase peserta KB aktif, yaitu pasangan usia 15-49 tahun yang berstatus kawin dan sedang menggunakan/memakai salah satu alat kontrasepsi adalah 52,54%. Di wilayah perkotaan presentase mereka yang

menggunakan alat-alat kontrasepsi (54,6%) sedikit lebih tinggi daripada di pedesaan (51,0%). Dari mereka yang sedang menggunakan/memakai alat kontrasepsi, sebagian besar (47,36%) menggunakan alat/cara KB suntik, (25,99%) menggunakan pil KB, (11,31%) menggunakan AKDR/IUD, dan sisanya (15,34%) menggunakan alat/cara KB MOW, MOP, susuk, kondom dan lainnya ( Depkes RI, 2011 ). Berdasarkan visi dan misi tersebut, program KB nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mewujudkan kebersihannya. Selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dan prilaku masyarakat dalam upaya membangun keluarga berkualitas ( Prawirohardjo, 2010). Di puskesmas jagakarsa Jakarta selatan yang menggunakan alat kontrasepsi KB suntik (89,99%), menggunakan pil KB, (30,98%), menggunakan AKDR/IUD (15,31%), dan sisanya menggunakan alat/cara KB kondom dan lainnya (16,35%) ( Puskesmas Jagakarsa Jakarta Selatan). Jumlah keseluruhan akseptor yang menggunakan KB suntik tiga bulan di RSIA AULIA Jakarta Selatan pada tahun 2013 adalah 150 orang sedangkan pada tahun 2014 yang menggunakan akseptor KB suntik tiga bulan adalah 106 orang, Dan diketahuinya jumlah akseptor KB suntik tiga bulan pada bulan Januari Desember 2014 yaitu 106 orang (Buku Register RSIA AULIA Jakarta Selatan Tahun 2014). Maka dari itu penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul Gambaran Karakteristik Akseptor KB Suntik 3 bulan di RSIA AULIA Jakarta Selatan Tahun 2014. B. Rumusan Masalah Rendahnya penggunaan KB Suntik 3 bulan di RSIA AULIA Jakarta Selatan Tahun 2014, dimana pada tahun ke tahun adanya peningkatan, namun pada saat tahun 2014 adanya penurunan sampai dengan 106 angka. berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah ingin mengetahui Gambaran Karkteristik akseptor KB suntik 3 bulan di RSIA AULIA Jakarta Selatan Tahun 2014. C. Pertanyaan Penelitian Bagaimana Gambaran Karakteristik Akseptor KB Suntik 3 bulan di RSIA AULIA Jakarta Selatan Tahun 2014.

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Kakteristik Akseptor KB Suntik 3 bulan di RSIA AULIA Jakarta Selatan pada periode Januari februari tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui jumlah Akseptor KB Suntik 3 bulan di RSIA AULIA Jakarta Selatan periode Januari februari 2014. b. Diketahui gambaran Karakteristik Akseptor KB Suntik 3 bulan berdasarkan umur di RSIA AULIA Jakarta Selatan periode Januari februari 2014. c. Diketahui gambaran Karakteristik Akseptor KB Suntik 3 bulan berdasarkan pendidikan di RSIA AULIA Jakarta Selatan periode Januari Februari 2014. d. Diketahui gambaran Karaktersitik Akseptor KB Suntik 3 bulan berdasarkan paritas di RSIA AULIA Jakarta Selatan periode Januari Februari 2014. e. Diketahui gambaran Karaktersitik Akseptor KB Suntik 3 bulan berdasarkan pekerjaan di RSIA AULIA Jakarta Selatan periode Januari februari 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadan secara objektif ( Notoajmodjo, 2010 ). Penelitian ini menggunakan metode sectional yaitu variabel dependent dan variabel independent dilihat dan diteliti dalam waktu yang bersama-sama untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Akseptor KB Suntik 3 bulan di RSIA AULIA Jakarta Selatan pada periode Januari februari 2015. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RSIA AULIA Jakarta Selatan pada periode Januari februari tahun 2015. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Soekijo, 2008). Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah 106 akseptor KB suntik 3 bulan di RSIA AULIA Jakarta Selatan pada periode Januari februari tahun 2015. 2. Sampel Sampel yaitu objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel yang digunakan dalam karya tulis ini adalah seluruh populasi/total populasi akseptor KB suntik 3 bulan di RSIA AULIA wilayah jakarta selatan sebanyak 106 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara Total Sampling yaitu pengambilan sampel yang diambil dari seluruh populasi. Teknik pengumpulan data yang gunakan adalah dimulai dari izin RSIA Aulia untuk mengadakan penelitian, selanjutnya penelitian melakaukan pengumpulan data sekunder dengan cara menguumpulakan data dari buku register KB di RSIA AULIA Jakarta Selatan pada periode Januari februari tahun 2015.

D. Tehnik pengumpulan data 1. Pengolahan Data a. Editing Tahap ini adalah tahap pemeriksaan kelengkapan data yang telah terkumpul, sehingga data yang diolah adalah data yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Menurut referensi Notoatmodjo (2010), editing adalah proses pemeriksaan data dilakukan sehingga dapat menghasilkan data yang akurat untuk pengolahan data selanjutnya. b. Coding Tahap selanjutnya yaitu coding atau peng kodean yaitu merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. Hal ini di lakukan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga entry data. Data di peroleh dari sumber data yang sudah diperiksa kelengkapannya kemudian dilakukan pengkodean yaitu untuk menyederhanakan data yang diperoleh, yang berguna untuk melakukan pemprosesan data. c. Entri Setelah semua data dimasukkan kedalam cek list pengumpulan data dan telah melewati pengkodean maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisa dengan cara memasukkan data dari format pengumpulan data kedalam komputer system SPSS. D. Analisa data Anlisa Univariat Analisa Univariat adalah analisa yang menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Sehingga dapat di gunakan rumus sebagai berikut : F = X x 100% N Keterangan : F : Frekuensi X : Jumlah akseptor KB yang memilih KB suntik 3 bulan berdasarkan variabel N : Jumlah akseptor KB

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Univariat Berdasarkan pengumpulan, pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan oleh penulis tentang Gambaran krakteristik akseptor KB suntik 3 bulan di RSIA AULIA Jakarta Selatan pada Tahun 2014. Hasil penelitian dianalisa univariat dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut Variabel independent Umur Tabel 5.1 Distribusi Akseptor KB Suntik 3 Bulan Menurut Tingkat Umur di RSIA AULIA Jakarta Selatan Tahun 2014 No. Umur Jumlah Presentase % 1. 20 tahun 0 orang 0 2. 20 35 tahun 88 orang 83% 3. 35 tahun 18 orang 17% Total 106 orang 100 Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi Akseptor KB Suntik 3 Bulan menurut pendidikan di RSIA AULIA Jakarta Selatan Tahun 2014 No. Pendidikan Frekuensi Presentase % 1. Rendah (SD, SMP) 49 orang 46,2% 2. Menengah (SMA, SMU) 50 orang 47,2% 3. Tinggi (D1, S1 dan seterus 7 orang 6,6%

Paritas Tabel 5.3 Distribusi Akseptor KB Suntik 3 Bulan Menurut Paritas di RSIA AULIA Jakarta Selatan Tahun 2014 No. Paritas Frekuensi Presentase % 1. Primipara 31 orang 29,2% 2. Multipara 64 orang 60,4% 3. Grandemultipara 11 orang 10,4% Total 106 100 Pekerjaan Tabel 5.4 Distribusi Akseptor KB Suntik 3 Bulan Menurut Pekerjaan di RSIA AULIA Jakarta Selatan Tahun 2014. No. Pekerjaan Frekuensi Presentase % 1. Karyawan 33 orang 31,1% 2. pns 1 orang 9% 3. Buruh 27 orang 25,5% 4. IRT 45 orang 42,5%

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang KB Suntik Hormonal di RSIA AULIA Jakarta Selatan Periode Januari Desember 2014 didapatkan : 1. Jumlah ibu dengan akseptor KB suntik hormonal di RSIA AULIA Jakarta Selatan Periode Januari Desember 2014 sebanyak 106 orang. 2. Berdasarkan usia paling banyak yang berusia 20-35 tahu sebanyak 88 orang (83%), yang berusia > 35 tahun sebanyak 18 orang (17%), yang berusia < 20 tahun sebanyak 0 orang (0%). 3. Berdasarkan pendidikan paling banyak yang berpendidikan menengah (SMA) sebanyak 50 orang (47,2%), yang berpendidikan rendah (SD-SMP) sebanyak 49 orang (46,2%), yang berpendidikan tinggi (PT) sebanyak 7 orang (6,6%). 4. Berdasarkan paritas yang paling banyak ibu yang multipara sebanyak 64 orang (60,4%), ibu yang primipara sebanyak 31 orang (29,2%), ibu yang grandemultipara sebanyak 11 orang (10,4%). 5. Berdasarkan pekerjaan yang paling banyak ibu rumah tangga sebanyak 45 orang (42,2%), yang pns 1 orang (9%). B. Saran 1. Bagi RSIA AULIA Jakarta Selatan Diharapkan untuk lebih meningkatkan kembali dalam hal pemberian informasi dan sosialisasi tentang kontrasepsi KB suntik hormonal guna mencapai keberhasilan suatu program kesehatan terutama dalam hal program KB Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan memberikan informasi secara jelas tentang kontrasepsi terutama tentang KB suntik hormonal, dengan cara menjelaskan dengan memberikan gambaran melalui lembar bilik KB agar ibu paham dan mengerti tentang kontrasepsi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA BKKBN, 2010. Kependudukan KB dan Keluarga Sejahtera : Jakarta Depkes RI, 2010. Pusat data dan Informasi, Depkes RI : Jakarta Notoatmodjo, S. 2008. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Yogyakarta : Andy Offset Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta : Jakarta Prawirohardjo, Sarwono, (2009). Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010 Prawirohardjo, Sarwono, (2009). Ilmu Kandungan, jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010 Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). 2010. Jakarta Suratun. 2010. Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Copy Editor Setriani, Ika. 2010. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pil KB. FK. UI