ANALISIS TRUSS MORFOMETRIK BEBERAPA VARIETAS IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KERAGAMAN BENTUK TUBUH IKAN NILA STRAIN GIFT PADA TIGA TINGKATAN UMUR YANG BERBEDA

ANALISIS KERAGAMAN MORFOMETRIK DAN GENETIK PADA STRAIN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

KARAKTERISASI EMPAT POPULASI IKAN GURAMI (Osphronemus goramy Lac.) DAN PERSILANGANNYA BERDASARKAN METODE TRUSS MORFOMETRIKS

KARAKTERISASI MORFOLOGI KETURUNAN PERTAMA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) GET DAN GIFT BERDASARKAN METODE TRUSS MORPHOMETRICS

Evaluasi Pertumbuhan Empat Populasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Kolam Percobaan Cijeruk, Bogor

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Irin Iriana Kusmini, Rudy Gustiano, dan Mulyasari. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Raya Sempur No. 1, Bogor

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN NIFI TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

KARAKTERISTIK FENOTIPE MORFOMERISTIK DAN KERAGAMAN GENOTIPE RAPD (RANDOMLY AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA) IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DI JAWA BARAT

KERAGAMAN GENETIK IKAN KELABAU PADI (Osteochilus schlegeli Blkr) ASAL PERAIRAN UMUM KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN ANALISIS KARAKTER MORFOMETRIK

EVALUASI KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN NILAI HETEROSIS PADA PERSILANGAN DUA STRAIN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

PERTUMBUHAN JANTAN DAN BETINA 24 FAMILI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA UMUR 6 BULAN

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

KERAGAAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) STRAIN MAJALAYA, LOKAL BOGOR DAN RAJADANU DI KOLAM CIJERUK, BOGOR-JAWA BARAT

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

PERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR. Oleh: M.Husni Amarullah. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaman Fenotip Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch) di Perairan Rawa Gambut

TOLERANSI SALINITAS BENIH PERSILANGAN 3 STRAIN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN IKAN MUJAIR (O. mossambicus)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

Keragaan fenotipe ikan nila best, nirwana II, jatimbulan, dan sultana pada sistem keramba jaring apung, dan kolam air tenang

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

EVALUASI RAGAM GENETIK IKAN NILA HASIL SELEKSI BEST F4, F5 DAN NIRWANA II BERDASARKAN ANALISIS RAPD DAN TRUSS MORFOMETRIK PENI PITRIANI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanana Air Tawar Jl. Raya Sukamandi No. 2, Subang

VARIASI FENOTIPE UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DARI PERAIRAN PELABUHAN RATU, KARAWANG, DAN BONE

PENTINGNYA POPULASI KONTROL INTERNAL DALAM EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM SELEKSI

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

MORFOMETRI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linnaeus) STRAIN GIFT DI EMPAT BALAI BENIH IKAN SKRIPSI. Oleh Heny Tri Wijayanti NIM.

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Perancangan Percobaan

KERAGAMAN MORFOLOGI UDANG PAMA (Penaeus semisulcatus) DARI PERAIRAN SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI TENGGARA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

STUDI MORFOMETRI DAN JUMLAH KROMOSOM IKAN NILA. (Oreochromis niloticus L.) STRAIN GIFT DAN JICA DI SENTRA

EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI TIGA GENOTIPE IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 44/MEN/2006 TENTANG

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

EVALUASI LAJU PERTUMBUHAN, KERAGAMAN GENETIK DAN ESTIMASI HETEROSIS PADA PERSILANGAN ANTAR SPESIES IKAN PATIN (Pangasius sp.)

STUDI KERAGAMAN FENOTIPE DAN PENDUGAAN JARAK GENETIK KERBAU SUNGAI, RAWA DAN SILANGANNYA DI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANDRI JUWITA SITORUS

Kata Kunci : Heterosis; Ikan Nila (Oreochromis niloticus); Pertumbuhan.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) ANTARA GENERASI F4 DAN F5 PADA UMUR 5 BULAN

KERAGAMAN BENIH IKAN NILA Oreochromis niloticus DENGAN DUA KALI PENYORTIRAN MUHAMMAD RIZKI SULISTIONO

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) XV (1): ISSN:

ANALISIS MORFOMETRIK DAN SIFAT KUALITATIF WARNA BULU PADA PUYUH LIAR

ANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

VARIASI GENETIK HASIL PERSILANGAN NILA BEST DENGAN RED NIFI DAN NIRWANA MENGGUNAKAN PENANDA RAPD

Arief Vrahmana, Fajar Basuki*, Sri Rejeki

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

*) Penulis penanggung jawab

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

Fluktuasi asimetri ikan nila (Oreochromis niloticus) di Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Dunia Air, Banyuwangi

KEANEKARAGAMAN 36 GENOTIPE CABAI (Capsicum SPP.) KOLEKSI BAGIAN GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERTUMBUHAN BEBERAPA STRAIN IKAN MAS YANG DIPELIHARA PADA TAMBAK BERSALINITAS RENDAH

II. BAHAN DAN METODE

Gambar 1 Tanaman P. guajava var. pomifera Sumber: Parimin (2007)

Bambang Gunadi, Priadi Setyawan, Adam Robisalmi

Bab VI. Biologi larva. Slembrouck J. (a), W. Pamungkas (b), J. Subagja (c), Wartono H. (c) dan M. Legendre (d)

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang

UKURAN DAN BENTUK SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA

SKRIPSI. KARAKTERISASI MORFOLOGI DAUN KULTIVAR DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr.) DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU DAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 HASIL PENDEDERAN I III ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

ANALISIS KARAKTER REPRODUKSI IKAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 DAN F5. Rifqi Tamamdusturi, Fajar Basuki *) ABSTRAK

STUDI MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LEMEDUK (Barbodes schwanenfeldii) DI SUNGAI BELUMAI KABUPATEN DELI SERDANG ANITA RAHMAN

Penentuan Jenis Kelamin Benih Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr.) dengan Teknik Truss Morphometrics

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

EFEKTIFITAS METODE SELEKSI MASSA PADA POPULASI BERSARI BEBAS JAGUNG MANIS

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

Dermatoglifi tipe pola dan jumlah sulur ujung jari tangan beberapa strata pendidikan masyarakat Indonesia

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

STUDI MORFOMETRIK UDANG JERBUNG (Fenneropenaeus merguiensis de Man) DARI BEBERAPA POPULASI DI PERAIRAN INDONESIA

HERITABILITAS DAN RESPON SELEKSI FAMILI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Blkr.) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BBPBAT) SUKABUMI

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

3. METODE PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL

DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

VARIASI GENETIK TIGA POPULASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) BERDASARKAN POLIMORFISME mt-dna

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

Sambutan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

ANALISA GENETIC GAIN ANAKAN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) F5 HASIL PEMBESARAN I. Nurin Dalilah Ayu, Sri Hastuti *)

Transkripsi:

Analisis truss morfometrik beberapa varietas ikan nila (Didik Ariyanto) ANALISIS TRUSS MORFOMETRIK BEBERAPA VARIETAS IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Didik Ariyanto, Nunuk Listiyowati, dan Imron Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar Jl. Raya Sukamandi No. 2, Subang, Jawa Barat 41256 E-mail: didik_ski@yahoo.com (Naskah diterima: 8 April 2010; Disetujui publikasi: 23 Juni 2011) ABSTRAK Langkah awal yang dilakukan dalam rangka pembentukan varietas ikan nila toleran salinitas adalah koleksi dan karakterisasi varietas-varietas ikan nila yang akan digunakan sebagai sumber-sumber genetik pembentukan varietas tersebut. Beberapa varietas ikan nila yang telah dikoleksi antara lain ikan nila Nirwana Wanayasa, GMT Sukabumi, GIFT Sukamandi, BEST Bogor, dan red NIFI. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keragaman morfologi antara beberapa varietas ikan nila hasil koleksi tersebut serta menduga hubungan kekerabatannya berdasarkan tingkat keragaman dan kemiripan antar populasi. Karakterisasi morfologi dilakukan menggunakan metode truss morfometrik dilanjutkan dengan analisis komponen utama (principal component analysis) dan analisis pengelompokan (cluster analysis). Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa terdapat 2 kelompok utama pada varietas-varietas ikan nila yaitu ikan nila GMT Sukabumi, GIFT Sukamandi, BEST Bogor, dan red NIFI bergabung menjadi satu kelompok sedangkan ikan nila Nirwana Wanayasa membentuk kelompok tersendiri. Di dalam kelompok pertama, ikan nila red NIFI mempunyai bentuk yang berbeda dari 3 populasi lainnya. KATA KUNCI: karakterisasi, truss morfometrik, ikan nila ABSTRACT: Truss morphometrical analysis of several varieties of tilapia. By: Didik Ariyanto, Nunuk Listiyowati, and Imron The first step in breeding program of salinity tolerant tilapia (Oreochromis sp.) is collection and characterization of tilapia strains to be used as the gene source in producing new variety of tilapia. Several strains and varieties have been collected i.e. O. niloticus such as black tilapia (Nirwana, GMT Sukabumi, GIFT Sukamandi, and BEST Bogor) and red tilapia (red NIFI). The aim of this experiment was to identify the morphological variability among these collected strains using truss morphometrical method. Principal component analyses followed by cluster analysis were used to identify the pattern of morphological variability among strains and varieties. The results show that there are two main group of tilapia. First group is GMT Sukabumi, GIFT Sukamandi, BEST Bogor, and red tilapia while the second one is Nirwana. In the first group, red tilapia has different body shape compared with GMT Sukabumi, GIFT Sukamandi, and BEST Bogor. KEYWORDS: characterization, truss morphometric, O. niloticus 187

J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 187-196 PENDAHULUAN Sasaran produksi perikanan Indonesia pada tahun 2007, 2008, dan 2009 berturutturut adalah 3.088.800, 3.647.500, dan 4.270.000 ton atau setara dengan peningkatan sebesar 17,40% setiap tahunnya. Salah satu kebijakan dalam rangka pencapaian sasaran produksi tersebut adalah pengembangan kawasan budidaya dan penyediaan benih yang berkualitas. Dalam rangka pengembangan kawasan budidaya ini, selain pembukaan lahan-lahan budidaya baru juga perlu mengoptimalkan lahan yang pada saat ini relatif kurang produktif seperti lahan tambak di sebagian besar pantai utara Pulau Jawa. Salah satu upaya peningkatan produktivitas lahan budidaya tersebut antara lain dengan mencari komoditas-komoditas alternatif yang dapat hidup pada lahan dengan kondisi yang ada. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mempunyai daya adaptasi dan toleransi yang relatif tinggi terhadap perubahan lingkungan khususnya tingkat salinitas. Ikan ini dapat ditemukan di sungai, danau, waduk, serta genangan perairan tawar lainnya. Penyebaran vertikal ikan omnivora ini juga sangat luas, yaitu mulai dari daerah hulu sungai yang mempunyai suhu relatif rendah sampai ke daerah estuarin, perairan dengan kondisi suhu yang lebih tinggi dan badan air yang bersalinitas. Ikan nila yang ada di Indonesia merupakan ikan introduksi dari beberapa negara. Jenis ikan yang mempunyai kebiasaan mengerami telur dalam mulutnya (mouthbreeder) ini diintroduksi dari negara Taiwan pertama kali pada tahun 1969 dan dikenal dengan nama nila 69. Pada tahun 1981 Indonesia kembali mengintroduksi ikan nila dari negara Philipina dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan nila serta penyediaan sumber genetik baru untuk tujuan perbaikan mutu genetiknya. Ikan introduksi tersebut dikenal dengan nama red NIFI. Tiga tahun setelah ikan nila red NIFI didatangkan, kembali Indonesia mengintroduksi ikan nila dari negara Thailand yang selanjutnya dikenal dengan nama black Citralada. Pada tahun 1994 Indonesia melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar sekarang Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) mengintroduksi ikan nila unggul dari Philipina yang terkenal dengan nama nila GIFT (Genetic Improvement of Farmed Tilapia) generasi ke-4 dan generasi ke-6 pada tahun 1997. Selain strain atau varietas hasil introduksi, di Indonesia juga dikembangkan beberapa strain atau varietas hasil pemuliaan yang dilakukan di dalam negeri. Pada tahun 2006, pemerintah secara resmi me-release 2 varietas ikan nila unggul hasil pemuliaan, yaitu ikan nila Nirwana (Nila Ras Wanayasa) dan GESIT (Genetically Supermale Indonesian Tilapia). Ikan nila Nirwana dan Gesit merupakan ikan nila hasil kegiatan selective breeding yang dilakukan oleh Balai Pengembangan Benih Ikan (BPBI) Wanayasa dan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT), Sukabumi. Selain kedua jenis ikan nila unggul tersebut, pada tahun 2009 pemerintah juga me-release varietas ikan nila lainnya, yaitu nila BEST (Bogor Enhancement Strain Tilapia). Banyaknya genotipe ikan nila ini memberikan peluang untuk dimanfaatkan dalam sebuah program pemuliaan lanjutan khususnya dalam rangka pemanfaatan lahan tambak bersalinitas yang kurang optimal. Pemanfaatan keragaman genetik yang berupa strain maupun varietas dalam spesies ikan nila untuk tujuan pemuliaan membutuhkan pengenalan mengenai karakteristik dari strain atau varietas tesebut. Teknik karakterisasi yang paling mudah dilakukan adalah dengan pengamatan secara morfologi. Salah satu teknik pengamatan morfologi yang dapat memberikan hasil dengan akurasi cukup tinggi adalah pengukuran truss morfometrik. Pengukuran karakter morfometrik menggunakan pola truss network memberikan gambaran bentuk badan yang lebih menyeluruh. Metode ini menghasilkan karakterisasi geometrik bentuk badan ikan secara lebih sistematis dan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengidentifikasi perbedaan-perbedaan bentuk badan ikan (Strauss & Bookstein, 1982). Beberapa kegiatan karakterisasi menggunakan metode ini terbukti mampu memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan karakterisasi menggunakan metode konvensional antara lain pada ikan Indian Mackerel, Rastrelliger kanagurta (Jayasankar et al., 2004), populasi ikan Labeo victorianus (Rutaisire et al., 2005), ikan nila (Eknath et al., 1991; Ariyanto & Imron, 2002), ikan mas (Imron et al., 2000), ikan salmon (Winans, 1984; Swain & Holtby, 1989; Swain et al., 1991). 188

Analisis truss morfometrik beberapa varietas ikan nila (Didik Ariyanto) Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan bahan dan informasi dasar mengenai keragaman morfologi beberapa varietas ikan nila yang akan digunakan dalam pembentukkan varietas ikan nila toleran salinitas menggunakan metode truss morfometrik. Hasil yang diharapkan adalah diperolehnya koleksi hidup beberapa varietas ikan nila sebagai bahan dasar pembentukan ikan nila toleran salinitas yang sudah diketahuinya karakter morfologinya. BAHAN DAN METODE Koleksi Koleksi beberapa varietas ikan nila difokuskan pada beberapa varietas unggul yang secara resmi telah di-release pemerintah ke masyarakat. Pemilihan varietas dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh baik dari penghasil varietas unggul tersebut maupun dari masyarakat pembudidaya. Pemilihan individu-individu pada masing-masing populasi dilakukan secara acak untuk menghindari terjadinya proses seleksi yang tidak diinginkan. Ikan nila hasil seleksi selanjutnya dibawa ke Sukamandi dan dipelihara pada kolam dengan kondisi optimal yang terpisah antar varietas. Pengukuran karakter truss morfometrik dilakukan pada sampel benih ikan nila hasil seleksi. Karakterisasi Morfologi Analisis keragaman morfologi antar varietas dilakukan melalui pengukuran secara morfometrik. Pengukuran morfometrik menggunakan metode truss morphometric yang diadopsi dari Talbott (1989) dalam Nugroho et al. (1991) yang dilakukan pada ikan mas yang telah dimodifikasi. Sampel diletakkan di atas kertas tahan air dengan bagian kepala berada di sebelah kiri. Titik-titik patokan yang jelas, konsisten dan homolog dari satu sampel ke sampel lain dipilih di sekitar garis bentuk (outline) badan ikan. Tujuh buah titik patokan yang dipilih membagi garis bentuk badan ikan menjadi 3 bidang dan menghasilkan 13 karakter truss. Pengukuran jarak antara titiktitik patokan tersebut, dilakukan menggunakan mistar ukur dengan ketelitian 0,5 mm. Secara lebih jelas titik-titik outliner pada badan ikan disajikan pada Gambar 1 dan Tabel 1. Berdasarkan titik-titik pada outliner badan ikan tersebut, kemudian dilakukan pengukuran pada 13 karakter truss yang dibentuk. Deskripsi lebih detail mengenai karakter truss yang dianalisis disajikan pada Tabel 1. Gambar 1. Lokasi 7 titik pada garis luar badan ikan untuk mendapatkan data truss network. (1) ujung depan mulut atas, (2) pangkal depan dasar sirip perut, (3) pangkal depan dasar sirip punggung, (4) pangkal depan dasar sirip dubur, (5) pangkal jari terakhir sirip punggung, (6) pangkal belakang dasar sirip dubur, dan (7) pangkal belakang dasar sirip punggung Figure 1. Location of 7 points on fish body outliner for truss network data. (1) end of upper mouth, (2) origin of abdominal fin, (3) origin of dorsal fin, (4) origin of anal fin, (5) end of hard spine of dorsal fin, (6) end of anal fin, and (7) end of dorsal fin 189

J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 187-196 Tabel 1. Table 1. Deskripsi 13 karakter truss morfometrik untuk analisis keragaman antar varietas ikan nila Description of 13 truss morphometric characters used to explore the body shape variability among the varieties of nile tilapia Karakt er truss Truss character Kepala (Head ) Badan bagian depan Front part of body Badan bagian belakang Behind part of body Kode Code A1 A2 A3 B1 B2 B3 B4 B5 C1 C2 C3 C4 C5 Deskripsi Descript ion Ujung depan mulut atas pangkal dasar sirip perut End of upper mouth origin of abdominal fin Ujung depan mulut atas pangkal depan dasar sirip punggung End of upper mouth origin of dorsal fin Pangkal depan dasar sirip punggung pangkal dasar sirip perut Origin of dorsal fin origin of abdominal fin Pangkal dasar sirip perut ujung belakang dasar sirip dubur Origin of abdominal fin end of anal fin Pangkal dasar sirip punggung ujung belakang dasar sirip punggung. Origin of dorsal fin end of dorsal fin Pangkal dasar sirip perut ujung belakang dasar sirip punggung Origin of abdominal fin end of dorsal fin Pangkal depan dasar sirip punggung ujung belakang dasar sirip dubur Origin of dorsal fin end of anal fin Ujung belakang dasar sirip punggung ujung belakang dasar sirip dubur End of dorsal fin end of anal fin Pangkal depan dasar sirip dubur pangkal belakang dasar sirip dubur Origin of anal fin end of anal fin Pangkal jari keras terakhir sirip punggung pangkal belakang dasar sirip punggung End of hard spine of dorsal fin end of dorsal fin Pangkal depan dasar sirip dubur pangkal belakang dasar sirip punggung Origin of anal fin end of dorsal fin Pangkal jari keras terakhir sirip punggung pangkal belakang dasar sirip dubur End of hard spine of dorsal fin end of anal fin Pangkal belakang dasar sirip dubur pangkal belakang dasar sirip punggung End of anal fin end of dorsal fin 190

Analisis truss morfometrik beberapa varietas ikan nila (Didik Ariyanto) Analisis Data Identifikasi keragaman bentuk antar populasi harus bebas dari bias yang disebabkan oleh perbedaan ukuran (Imron et al., 2000). Upaya meminimalkan pengaruh keragaman ukuran mengikuti prosedur Edge et al. (1991). Analisis komponen utama (Principal Component Analysis/PCA) yang bertujuan untuk mengidentifikasi pola keragaman antar varietas (Strauss & Bond, 1990), dilakukan menggunakan data gabungan jantan dan betina. Hal ini dilakukan karena sampel masih terlalu kecil untuk identifikasi seks. Selain itu, pada ukuran benih ikan nila fenomena seksual dimorfisme diduga belum terlihat secara nyata. Analisis pengelompokan atau cluster analysis dilakukan sebagai analisis lanjutan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengelompokan masing-masing populasi dan melihat seberapa jauh perbedaan dan kemiripan morfologi antar populasi. Analisis komponen utama dan pengelompokan (clustering) dilakukan dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows versi 16.0. HASIL DAN BAHASAN Koleksi beberapa varietas ikan nila yang difokuskan pada beberapa varietas unggul yang secara resmi telah di-release pemerintah ke masyarakat berhasil mendapatkan 5 populasi ikan nila. Jenis varietas, jumlah sampel untuk analisis morfometrik, ukuran ikan, koefisien keragaman ukuran, dan asal ikan nila unggul yang dikoleksi pada kegiatan ini disajikan pada Tabel 2. Jumlah ikan koleksi untuk masing-masing jenis sebanyak 10.000 ekor, namun demikian jumlah sampel untuk analisis morfometrik sebanyak 50 ekor yang diambil secara acak dari setiap populasi. Jumlah sampel ini diharapkan dapat mewakili masing-masing populasi karena ukuran masing-masing populasi relatif seragam. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien keragaman populasi yang relatif kecil (<10%). Hasil analisis komponen utama (Principal Component Analysis/PCA) menggunakan data truss morfometrik pada 5 populasi sampel ikan nila disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan nila-nilai koefisien skor komponen pada Tabel 3 terlihat bahwa keragaman bentuk badan beberapa varietas ikan nila dipengaruhi oleh karakter-karakter yang tersebar pada karakter yang membentuk kepala, badan bagian depan, dan badan bagian belakang. Pada komponen utama 1 hampir semua karakter yang diuji memberikan kontribusi dalam membedakan bentuk badan ikan nila. Karakter-karakter terutama pada bagian kepala dan badan bagian depan mampu memberikan kontribusi pembedaan bentuk badan ikan nila sebesar 25,82%. Pada komponen utama 2, karakter-karakter yang mempunyai kontribusi besar terhadap pembedaan bentuk badan ikan nila adalah bagian kepala dan sebagian besar badan bagian belakang. Namun demikian, karakter pada badan bagian belakang tersebut memberikan kontribusi lebih kecil yaitu sekitar 17,78%. Hal ini berarti pembedaan bentuk badan ikan nila lebih banyak disebabkan oleh karakter-karakter pada bagian kepala dan badan bagian depan, yaitu mulai dari ujung moncong depan kemudian ke bagian atas dahi dan berlanjut ke bagian punggung ke arah belakang. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ariyanto & Imron. (2002) yang menyatakan bahwa perbedaan bentuk Tabel 2. Table 2. Jenis varietas, jumlah sampel, ukuran, koefisien keragaman (KK), dan sumber asal ikan nila hasil koleksi The varieties, numbers, size, coefficient of variance (CV), and origin of collected nile tilapia Variet as Varieties Asal Origin Jumlah (ekor) Panjang Number (ind.) Lengt h (mm) KK CV (%) GIFT LRPTBPAT, S ukamandi 50 80.65±6.31 7.82 Nirwana BPBI, Wanayasa 50 101.60±6.74 6.63 GMT BBPBAT, Sukabumi 50 61.40±4.04 6.59 BEST BRPBAT, Bogor 50 65.80±4.02 6.11 Red NIFI PT. CPP, Subang 50 95.75±8.93 9.33 191

J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 187-196 Tabel 3. Table 3. Skor dan proporsi keragaman yang dapat dijelaskan oleh empat sumbu utama pertama pada analisis komponen utama menggunakan 13 karakter truss morfometrik pada 5 varietas ikan nila Score and variability proportion explained by the first four PCs in Principal Component Analysis (PCA) using 13 truss morphometric characters of 5 varieties of nile tilapia Karakter t russ Truss characters Komponen utama (Principal components) 1 2 3 4 A1-0. 378 0. 32 0.312 0. 68 A2-0. 593 0. 504 0.265-0.315 A3 0. 472 0. 28 0. 425 0.201 B1 0. 628-0.179 0.274-0. 478 B2 0. 468-0. 536 0.041 0. 391 B3 0. 738-0.139 0.136-0. 364 B4 0. 627-0. 55 0.165 0.294 B5 0. 516 0. 517 0.057 0.273 C1 0.183 0.136-0. 808-0.054 C2 0.261 0. 307-0. 627 0.095 C3 0. 63 0. 475-0.146 0.026 C4 0. 513 0. 574-0.081 0.111 C5 0.243 0. 551 0.393-0.217 Keragaman Variability (%) Ke ragaman kumulatif Cumulative variability (%) 25.82 17.799 13.09 10.378 25.82 43.619 56.708 67.087 Keterangan (Remark): Nilai yang dicetak tebal menunjukkan skor yang signifikan, di mana nilai absolutnya lebih dari setengah nilai koefisien maksimal pada komponen utama yang bersangkutan Bold printed values represent score considered to be significant which absolute value is greater than half of maximum coefficient for relevant PC (Velasco et al., 1996) badan antar strain ikan nila yang terbesar terletak pada karakter-karakter yang membentuk kepala dan batang ekor (caudal peduncle). Pada penelitian ini, karakter-karakter truss pada batang ekor tidak dianalisis. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ariyanto (2003) menggunakan metode morfometrik konvensional juga menunjukkan bahwa karakter-karakter yang berkontribusi besar dalam pembedaan bentuk badan ikan nila adalah bagian kepala dan badan bagian depan, yaitu panjang kepala, panjang dahi serta panjang dan tinggi badan. Pada komponen utama 3, karakter-karakter yang berkontribusi membedakan bentuk badan ikan nila adalah tinggi kepala (A3) dan panjang badan bagian belakang (C1 dan C2), sedangkan pada komponen utama 4, bagian yang mempunyai kontribusi relatif besar adalah karakter A1 serta sebagian besar karakter pada badan bagian depan (B1, B2, dan B3). Secara umum komponen utama 1, 2, 3, dan 4 mampu membedakan bentuk badan antar varietas ikan nila berturut-turut sebesar 25,82%; 17,62%; 13,09%; dan 10,38% dengan nilai kumulatif sebesar 67,09%. Relatif rendahnya nilai keragaman ini diduga disebabkan karena ukuran sampel berupa benih (muda). Hasil penelitian Ariyanto (2002) menunjukkan bahwa pada populasi benih ikan nila GIFT mempunyai tingkat keragaman bentuk badan antar populasi relatif rendah dan ini akan 192

Analisis truss morfometrik beberapa varietas ikan nila (Didik Ariyanto) meningkat seiring bertambahnya umur ikan tersebut. Penggunaan sampel ikan nila dengan ukuran rata-rata 160,25 g per ekor menghasilkan nilai keragaman sebesar 34,60 pada komponen utama 1 (Ariyanto, 2002) sedangkan sampel dengan ukuran rata-rata 62,90 g per ekor memberikan nilai keragaman sebesar 27,8 pada komponen utama yang sama (Ariyanto, 2003). Namun demikian, skor keragaman di atas 25% hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakter-karakter truss yang digunakan cukup mampu memberikan gambaran perbedaan bentuk badan 5 varietas ikan nila hasil koleksi. Diagram pencar skor individu-individu ikan nila pada komponen utama 1 dan 2 serta komponen utama 1 dan 4 disajikan pada Gambar 2 dan 3. Secara umum, kedua diagram pencar secara konsisten memperlihatkan pola pengelompokan antar populasi. Berdasarkan Gambar 2, terdapat fenomena yang memperlihatkan adanya pengelompokan beberapa varietas menjadi satu kelompok yaitu varietas GMT Sukabumi, GIFT Sukamandi, dan BEST Bogor, sedangkan varietas Nirwana cenderung mempunyai bentuk badan yang berbeda terutama terhadap GMT Sukabumi. Bentuk badan ikan nila red NIFI cenderung general dalam arti tidak mempunyai bentuk spesifik yang berbeda dari varietas lainnya. Analisis ini diperkuat dengan hasil analisis diagram pencar komponen utama 1 dan 4 yang disajikan pada Gambar 3. Berdasarkan sumbu komponen utama 1 pada Gambar 3, terlihat secara jelas bahwa bentuk badan ikan nila GMT Sukabumi cenderung mempunyai kemiripan tinggi dengan varietas BEST Bogor, tetapi berbeda dengan varietas Nirwana. Hal ini ditunjukkan dengan posisi titik-titik sampel populasi GMT 3.00 2.00 B G M N S Komponen utama 1 First component 1.00 0.00-1.00-2.00-3.00 Gambar 2. Diagram pencar skor komponen utama sepanjang komponen utama 1 dan 2 pada 5 varietas ikan nila menggunakan 13 karakter truss morfometrik. B: BEST Bogor, G: GMT Sukabumi, M: red NIFI, N: Nirwana, dan S: GIFT Sukamandi Figure 2. -3.00-2.00-1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 Komponen utama 2 (Second component) Scatter plot of Principal Component (PC) scores along the first and second component of 5 varieties of Nile tilapia using 13 truss morphometric characters. B: BEST Bogor, G: GMT Sukabumi, M: red NIFI, N: Nirwana, dan S: GIFT Sukamandi 193

J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 187-196 3.00 2.00 B G M N S Komponen utama 1 First component 1.00 0.00-1.00-2.00-3.00 Gambar 3. Diagram pencar skor komponen utama sepanjang komponen utama 1 dan 4 pada 5 varietas ikan nila menggunakan 13 karakter truss morfometrik. B: BEST Bogor, G: GMT Sukabumi, M: red NIFI, N: Nirwana, dan S: GIFT Sukamandi Figure 3. -3.00-2.00-1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 Komponen utama 2 (Second component) Scatter plot of Principal Component (PC) scores along the first and fourth component of 5 varieties of nile tilapia using 13 truss morphometric characters. B: BEST Bogor, G: GMT Sukabumi, M: red NIFI, N: Nirwana, and S: GIFT Sukamandi Sukabumi dan BEST Bogor sebagian besar berada pada sumbu negatif komponen utama 1, sedangkan varietas Nirwana berada pada sumbu positifnya. Pada analisis ini, bentuk badan ikan nila GIFT Sukamandi maupun red NIFI cenderung general. Meskipun general, secara samar populasi ikan nila GIFT Sukamandi cenderung mengelompok dengan populasi GMT Sukabumi dan BEST Bogor. Berdasarkan hasil analisis komponen utama di atas selanjutnya dapat dibuat suatu dendrogram yang mengelompokkan varietasvarietas ikan nila berdasarkan tingkat kemiripan bentuk badan antar populasi. Hasil pengelompokan 5 varietas ikan nila tersebut dalam bentuk dendrogram disajikan pada Gambar 4. Berdasarkan pengelompokan pada dendrogram di atas menunjukkan bahwa ikan nila BEST yang berasal dari Bogor mempunyai kemiripan yang relatif tinggi dengan ikan nila GMT dari Sukabumi dan ikan nila GIFT yang berasal dari Sukamandi sedangkan ikan nila Nirwana relatif berbeda dengan ketiga jenis ikan nila tersebut. Analisis pengelompokan menggunakan dendrogram ini konsisten dengan hasil analisis diagram pencar di atas. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa ketiga varietas ikan nila tersebut berasal dari sumber yang sama yaitu ikan nila GIFT G-6 yang diintroduksi pada tahun 1997. Ikan nila nirwana mempunyai bentuk yang relatif berbeda dari yang lain karena jenis ini merupakan hasil kegiatan selective breeding menggunakan bahan dasar selain nila GIFT juga nila GET (Genetically Enhanced Tilapia). Jenis nila GET ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan nila GIFT dan diduga mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan ikan Nirwana. Bentuk ikan 194

Analisis truss morfometrik beberapa varietas ikan nila (Didik Ariyanto) GMT Sukabumi BEST Bogor GIFT Sukamandi Merah NIFI Nirwana Wanayasa 0 5 10 15 20 25 Gambar 4. Dendrogram yang menggambarkan tingkat kemiripan antar varietas ikan nila Figure 4. The dendrogram depicting the morphological similarity among several varieties of nile tilapia nila red NIFI pada penelitian ini cenderung general dan mempunyai kemiripan dengan kelompok pertama pada karakter-karakter tertentu dan juga mempunyai kemiripan dengan Nirwana pada karakter-karakter yang lain. Penampilan fenotipik paling nyata yang membedakan ikan nila ini dibanding varietas lainnya adalah warna merah pada sebagian besar permukaan badannya sedangkan ikan nila yang lain berwarna hitam keabu-abuan dan putih pada bagian bawah dada dan perut. KESIMPULAN Kesimpulan 1. Pada ukuran benih, terdapat 2 kelompok besar varietas ikan nila berdasarkan bentuk badannya: GMT Sukabumi, GIFT Sukamandi, BEST Bogor, dan red NIFI menjadi satu kelompok sedangkan varietas Nirwana terpisah menjadi kelompok tersendiri. 2. Dalam kelompok pertama, varietas red NIFI secara sendiri terpisah dari GMT Sukabumi, GIFT Sukamandi, dan BEST Bogor. Saran Bentuk badan ikan akan mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya umur dan ukuran badan sehingga karakterisasi pada ukuran yang lebih besar perlu dilakukan untuk mengevaluasi hasil penelitian ini. Selain itu, hasil penelitian ini perlu diverifikasi lebih lanjut melalui karakterisasi genetika secara molekuler untuk menghindari adanya bias yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan terhadap keragaman morfologi ikan nila. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh APBN melalui DIPA pada Satker Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar (LRPTBPAT), Sukamandi. Terima kasih disampaikan kepada semua teknisi dan pihakpihak yang terlibat baik selama koleksi sampel, pengambilan data maupun dalam penyelesaian makalah ini. DAFTAR ACUAN Ariyanto, D. & Imron. 2002. Keragaman truss morfometri ikan nila (Oreochromis niloticus) strain 69, GIFT G-3 dan GIFT G-6. J. Pen. Perik. Indonesia, 8(5): 11-18. Ariyanto, D. 2003. Analisis keragaman genetik tiga strain ikan nila dan 1 strain ikan mujair berdasarkan karakter fenotipik. Zuriat, 14(1): 44-53. Edge, T.A., McAllister, D.E., & Qadri, S.U. 1991. Meristic and morphometric variation between the endangered Acadian whitefish, Coregonus hutsmani and the lake whitefish, Coregonus clupeaformis, in the Canadian maritime provinces and the State of Maine, USA. Can. J. Fish. Aquat. Sci., 48(11): 2,140-2,151. Eknath, A.E., Macaranas, J.M., Agustin, L.Q., Velasco, R.R., Ablan, M.C.A., Pante, M.J.R., & Pullin, R.S.V. 1991. Biochemical and morphometric approaches to characterize farmed tilapias. ICLARM Quarterly Report, Manila, 14(2): 7-9. Imron, Arifin, O.Z., & Subagyo. 2000. Keragaman truss morfometrik pada ikan mas (Cyprinus 195

J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 187-196 carpio) galur Majalaya, Rajadanu Wildan dan Sutisna. Prosiding Seminar Penelitian Perikanan 1999/2000. Puslitbang Eksplorasi Laut dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta, hlm. 188-197. Jayasankar, P., Thomas, P.C., Paulton, M.P., & Mathew, J. 2004. Morphometric and genetic analyzes of Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta) from Peninsular India. Asian Fisheries Science, 17: 201-215. Rutaisire, J., Booth, A.J., Masembe, C., Nyakaana, S., & Muwanika, V.B. 2005. Morphometric and genetic differentiation of two Labeo victorianus populations in Lake Victoria. African Zoology, 40(2): 309 317. Nugroho, E., Wahyudi, N.A., & Sudarto. 1991. Penentuan jenis kelamin ikan mas dengan membandingkan bentuk tubuh melalui tehnik Truss Morphometrics Bulletin Penelitian Perikanan Darat, 10(1): 23-29. Strauss, R.E. & Bond, C.E. 1990. Taxonomic methods: morphology. In C. B. Shreck and C.B. Moyle (eds). Methods for fish biology American Fisheries Society, Bethesda, Maryland, USA, p. 109-140. Swain, D.P. & Holtby, L.B. 1989. Differences in morphology and behavior between juvenile Coho salmon, Oncorhynchus kisutch rearing in a lake or in its tributary stream. Can. J. Fish. Aquat. Sci., 46(8): 1,406-1,414. Swain, D.P., Riddell, B.E., & Murray, C.B. 1991. Morphological differences between hatchery and wild populations of Coho salmon, Oncorhynchus kisutch: environmental versus genetic origin Can. J. Fish. Aquat. Sci., 48(9): 1,783-1,791. Velasco, R.R., Pante, M.J.R., Macaranas, J.M., Janagap, C.C., & Eknath, A.E. 1996. Truss morphometric characterization of eight strains of nile tilapia (O. niloticus). In. R.S.V. Pullin, J. Lazard, M. Legendre, J.B.A. Kothias, and D. Pauly (eds.). The Third international symposium on tilapia in aquaculture. ICLARM Conf. Proc., 4: 415-425. Widiyati, A. & Sudarto. 1996. Evaluasi pertumbuhan ikan nila 69, Chitralada dan GIFT. Prosiding Laporan Hasil Penelitian Balitkanwar 1994/1995, hlm. 44-49. Winans, G.A. 1984. Multivariate morphometric variability in Pacific salmon: Technical demonstration. Can. J. Fish. Aquat. Sci., 41: 1,150-1,159. 196