BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

Operations Management

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015 ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II. Landasan Teori

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lecture 2 : Teori Antrian

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

Operations Management

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

BAB II LANDASAN TEORI

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)


MODEL SISTEM ANTRIAN

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

TEORI SIMULASI ANTRIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG)

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

Pendahuluan. Teori Antrian. Pertemuan I. Nikenasih Binatari. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. September 6, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Kebon Jeruk yang berlokasi di Jl. Raya Perjuangan Kav.8 Kebon Jeruk Jakarta

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

Simulasi Model Sistem Jasa. DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,

Penelpon menunggu dilayani. A.K. Erlang tahun Teori Antrian

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

BAB II LANDASAN TEORI. Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SIMULASI PROGRAM ANTRIAN BANK

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Operations Management

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN

Model Antrian. Queuing Theory

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan

(MODUL II PROMODEL) BAB I PENGENALAN SISTEM

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Pendahuluan Antrian merupakan suatu fenomena yang timbul dalam aktivitas manusia. Antrian yang muncul disebabkan oleh aktivitas pelayanan yang tidak diimbangi oleh kebutuhan akan pelayanan sehingga pengguna layanan tersebut tidak terlayani dengan segera. Menurut Donald Gross (2008: 1-2), sistem antrian tercipta jika pelanggan datang ke tempat pelayanan, pelanggan menunggu untuk dilayani jika pelayanan tidak segera dilakukan dan pelanggan meninggalkan sistem pelayanan jika sudah terlayani. Pelanggan yang dimaksud dalam sistem pelayanan ini bukan hanya manusia, tetapi juga seperti suatu benda yang juga ingin dilayani, dalam kasus ini adalah unit mobil yang ingin mendapatkan suatu jenis perbaikan di bengkel. Teori antrian digunakan sebagai pembuktian suatu model untuk memprediksi suatu tingkah laku sistem antrian. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh A.K Erlang dalam penemuannya yang berjudul Solution of some problems in theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exchange. Beliau melakukan perhitungan waktu keterlambatan operator telepon pada jaman itu ketika para pelanggan yaitu para penelepon harus antri menunggu untuk dilayani. Analisa dari teori antrian menyediakan informasi tentang kemungkinan yang dapat membantu dalam mengambil keputusan untuk menciptakan sistem antrian dengan tujuan untuk mengatasi permintaan pelayanan yang fluktuatif secara acak dan menjaga keseimbangan antara biaya pelayanan dan biaya menunggu. Dewasa ini, teori antrian banyak digunakan dalam berbagai bidang. Menurut Hillier dan Lieberman (2005: 771-772) sistem antrian terklasifikasi menjadi beberapa sistem dimana teori antrian disimulasikan dan diterapkan secara luas. Klasifikasi sistem antrian menurut mereka adalah sebagai berikut : a) Sistem Pelayanan Komersial, dimana aplikasi teori antrian dari model antrian yang digunakan untuk kepentingan komersil seperti antrian pada toko, supermarket, kafetaria dan sebagainya. b) Sistem Pelayanan Bisnis Industri, aplikasi teori antrian dari model antrian yang digunakan dalam cakupan lini produksi seperti sistem material handling, pergudangan dan sebagainya. c) Sistem Pelayanan Transportasi, aplikasi teori antrian dari model antrian yang digunakan dalam proses transportasi seperti antrian pada kereta, antrian pendaratan pesawat, dan sebagainya. 8

9 d) Sistem Pelayanan Sosial, yaitu sistem pelayanan yang digunakan oleh perusahaan atau instansi nasional, seperti registrasi SIM dan STNK, sistem pelayanan di rumah sakit, dan sebagainya. 2.1.2 Karakteristik Dasar Sistem Antrian Subyek penting yang berperan dalam sistem antrian ini adalah pelanggan dan pelayan, di mana terdapat periode waktu antar pelanggan untuk mendapatkan kebutuhan pelayanan dari pelayan. Menurut Donald Gross (2008: 3-6) ada enam karakteristik dasar dari proses antrian yang menyediakan deskripsi yang cukup dari sistem antrian : 1. Kedatangan Setiap antrian timbul dari suatu kedatangan yang biasa disebut proses input. Dalam sistem antrian, proses kedatangan pelanggan merupakan peristiwa secara acak dan mempunyai peluang kejadian. Jumlah kedatangan bisa dikatakan tidak terbatas jika jumlah pelanggan tidak tergantung pada jumlah pelanggan yang telah ada sebelumnya didalam sistem. Contoh dari jumlah kedatangan tidak terbatas pada kasus ini adalah unit mobil yang datang untuk mendapatkan suatu pelayanan berupa perbaikan di bengkel. Dengan demikian diperlukan distribusi probabilitas untuk menggambarkan antara kedatangan pelanggan berturut-turut secara acak. 2. Pelayanan Pelayanan merupakan salah satu faktor dalam sistem antrian, dimana ada periode waktu yang dibutuhkan oleh seorang pelanggan untuk mendapatkan pelayanan. Mekanisme pelayanan dapat terdiri dari tunggal atau jamak mengenai jumlah fasilitas pelayanan atau yang biasa disebut server. Proses pelayanan mungkin tergantung pada jumlah pelanggan menunggu suatu layanan. Sebuah antrian dapat bekerja lebih cepat jika jumlah server banyak namun sebaliknya dapat mengakibatnya tidak efisiennya sistem antrian. Distribusi probabilitas diperlukan untuk menggambarkan urutan waktu layanan pelanggan. 3. Antrian Sifat kedatangan dan proses pelayanan sangat mempengaruhi satu sama lain sehingga dapat terbentuknya suatu antrian. Disiplin antrian berkaitan erat dengan urutan pelayanan yang diterima pelanggan ketika memasuki fasilitas pelayanan. Disiplin antrian ini terbagi menjadi empat bentuk, yaitu : a) FCFS (First Come, First Served/ Datang Pertama, Dilayani Pertama) merupakan suatu peraturan dimana pelanggan yang dilayani terlebih dahulu adalah pelanggan yang datang pertama kali. Contohnya seperti pelanggan yang antri pada loket penjualan karcis.

10 b) LCFS (Last Come, First Served/ Datang Terakhir, Dilayani Pertama) merupakan antrian dimana pelanggan yang datang terakhirlah yang akan dilayani terlebih dahulu. Contohnya seperti pada sistem antrian bongkar muat barang dalam truk, dimana barang yang masuk terakhir akan keluar terlebih dahulu. c) SIRO (Service in Random Number/ Pelayanan dalam Urutan Acak) merupakan salah satu disiplin antrian dimana pelayanan dilakukan dengan urutan acak (Random Order). Contohnya seperti dalam suatu kegiatan arisan, dimana pemenangnya didasarkan pada proses undian. d) Priority Queue (Antrian Prioritas) merupakan prioritas pelayanan yang dilakukan khusus kepada pelanggan utama yang mempunyai prioritas tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas rendah. Contohnya seperti pada pasien rumah sakit yang mendapatkan prioritas penanganan terlebih dahulu dikarenakan mempunyai penyakit yang lebih berat dibandingkan dengan pasien lain. 4. Kapasitas antrian Dalam beberapa proses antrian ada keterbatasan fisik mengenai jumlah ruang tunggu, sehingga ketika jumlah pelanggan yang mengalami antrian mencapai jumlah maksimal tertentu, maka tidak ada lagi jumlah pelanggan yang diizinkan masuk ke dalam sistem antrian sampai jumlah pelanggan dalam antrian tersebut tidak mencapai batas maksimal. Sebuah antrian dengan ruang tunggu yang terbatas dapat dikatakan sebagai balking dimana pelanggan dipaksa untuk menolak jika hendak memasuki sistem antrian dengan jumlah pelanggan yang sudah mencapai batas maksimal. 5. Struktur Antrian Menurut Eddy (2003: 105-107) struktur antrian dikategorikan menjadi empat struktur dasar menurut fasilitas pelayanan dalam sistem antrian, yaitu: a) Single Channel Single Phase Subjek pemanggilan dalam pelanggan yang dilayani dalam sebuah antrian akan membentuk antrian tiap satu barisan antrian dan selanjutnya akan berhadapan dengan satu fasilitas pelayanan. Contoh dari struktur antrian ini adalah sistem antrian pada sebuah salon dimana masing-masing tukang cukur mempunyai antrian pelanggan sendiri. Gambar 2.1 Model Single Channel Single Phase

11 b) Single Channel Multi Phase Subjek pemanggilan dalam pelanggan yang dilayani dalam sebuah antrian akan masuk dan membentuk satu barisan antrian dan selanjutnya akan berhadapan dengan satu fasilitas pelayanan kemudian membentuk barisan antrian lagi sampai pelayanan selesai. Contoh dari struktur antrian ini adalah sistem antrian pada proses produksi dalam perusahaan manufaktur. Gambar 2.2 Model Single Channel Multi Phase c) Multi Channel Single Phase Subjek pemanggilan dalam pelanggan yang dilayani dalam sebuah antrian akan masuk dan membentuk satu barisan antrian dan selanjutnya akan berhadapan dengan beberapa fasilitas pelayanan identik secara pararel. Contoh dari struktur antrian ini adalah sebuah bengkel yang memiliki beberapa stall dengan satu jalur antrian jenis perbaikan. Gambar 2.3 Model Multi Channel Single Phase d) Multi Channel Multi Phase Subjek pemanggilan dalam pelanggan yang dilayani dalam sebuah antrian akan masuk dan membentuk beberapa barisan antrian dan selanjutnya akan berhadapan dengan beberapa fasilitas pelayanan identik secara pararel kemudian membentuk barisan antrian lagi sampai pelayanan selesai. Contoh dari struktur antrian ini adalah pelayanan pasien dirumah sakit dari mulai pendaftaran, diagnosa, peneyembuhan sampai dengan pembayaran.

12 Gambar 2.4 Model Multi Channel Multi Phase 6. Tingkat Pelayanan Tingkat pelayanan memberikan tahap-tahap untuk melaksanakan suatu pelayanan dalam suatu sistem antrian. Sebuah sistem antrian mungkin hanya satu tahap pelayanan, atau biasa yang disebut sebagai tingkat pelayanan tunggal seperti dalam salon rambut atau mungkin memiliki beberapa tahapan atau yang biasa disebut tingkat pelayanan ganda. Sebuah contoh dari sistem antrian tingkat pelayanan ganda misalnya pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit. Perawatan ini memiliki prosedur pemeriksaan fisik di mana pasien harus melalui beberapa tahapan perawatan seperti sejarah medis, pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan, pemeriksaan darah, elektrokardiogram, pemeriksaan mata, dan sebagainya. 2.1.3 Notasi Sistem Antrian Menurut Donald Gross (2008: 7-8) notasi pada sistem antrian atau yang disebut sebagai notasi Kendall digunakan sebagai singkatan untuk menggambarkan proses antrian. Sebuah proses antrian digambarkan oleh serangkaian simbol dan garis miring seperti A/B/X/Y/Z, dimana A menunjukkan distribusi kedatangan, yaitu jumlah kedatangan. B menunjukkan distribusi waktu pelayanan, yaitu selang waktu antara satuan-satuan yang dilayani. X menunjukkan jumlah saluran layanan paralel. Y menunjukan pembatasan kapasitas sistem antrian dan Z merupakan disiplin antrian. Beberapa simbol standar untuk notasi Kendall ini disajikan dalam Tabel 2.1.

13 Tabel 2.1. Simbol Standar Notasi Kendall Karakteristik Simbol Penjelasan Distribusi Kedatangan (A) Distribusi Waktu Pelayanan (B) Jumlah Saluran layanan pararel (X) kapasitas sistem antrian (Y) Disiplin antrian (Z) M D G 1,2,... 1,2,... FCFS LCFS SIRO PR Distribusi satuan unit menggunakan Poisson atau satuan waktu menggunakan ekponensial Antar Kedatangan atau waktu pelayanan tetap Distribusi umum pemberangkatan atau waktu pelayanan First Come, First Served Last Come, First Served Service in Random Number Priority Queue 2.1.4 Karakteristik Operasi sistem antrian Karaketristik operasi menjelaskan sistem bekerja dalam bentuk berbagai ukuran misalnya rata-rata banyaknya unit yang antri, rata-rata waktu menunggu, dan lain-lain. Dalam menentukan karakteristik operasi sistem antrian, hal pertama yang harus perlu dilakukan adalah menentukan notasi model dalam sistem antrian. Dalam penelitian ini, notasi model antrian yang digunakan adalah notasi Multiple Channel Model dengan notasi M/M/2/3/FCFS. Model M/M/2/3/FCFS adalah notasi model antrian yang megungkapkan jumlah unit kedatangan mengikuti distribusi Poisson, dan pelayananan mengikui distibusi Eksponensial. Sedangkan jumlah saluran layanan pararel pada kondisi aktual berjumlah dua (multiple channel) dan kapasitas antrian ini berjumlah 3 dengan disiplin antrian First Come First Out (FIFO). Menurut Donald Gross (2008: 69-73), berikut adalah rumus dalam menenetukan karakteristik operasi antrian dengan model M/M/2/3/FCFS adalah 1. Tingkat intesitas kegunaan pelayanan 2. Probabilitas tidak ada pengantri dalam sistem

14 3. Rata-rata banyaknya unit yang menunggu untuk dilayani λ s Po ( ) p µ Lq = 2 s!(1- p) 4. Rata-rata banyaknya unit yang antri dalam sistem λ L = λw = Lq + µ 5. Rata-rata waktu menungggu sebelum dilayani Lq Wq = λ 6. Rata-rata waktu menunggu dalam sistem 7. Probabilitas dari kedatangan kurang dari jumlah pelayanan (Po<k) λ ( )n µ Pn = x( Po) n! 2.1.5 Kerangka Keputusan Masalah Antrian Dalam menentukan solusi untuk mengatasi masalah timbulnya antrian, hal yang penting dilakukan adalah bagaimana menentukan jumlah tingkat pelayanan yang tepat didalam sistem antrian. Dikarenakan keputusannya adalah tingkat pelayanan, variabel yang relevan dalam hubungannya dengan tingkat pelayanan adalah total biaya yang diharapkan. Hubungan variabel total biaya yang diharapkan yang terdiri dari biaya pelayanan dan biaya menunggu dengan tingkat pelayanan dapat terlihat di gambar 2.5. Solusi yang tepat dalam mengatasi masalah antrian adalah bagaimana menentukan titik terendah dari total biaya yang diharapkan dengan tingkat pelayanan yang bertambah seperti yang dijelaskan dalam garis putus pada gambar 2.5.

15 Total Biaya yang diharapkan Biaya Biaya pelayanan Tingkat Pelayanan Biaya menunggu Gambar 2.5 Hubungan antara total biaya yang diharapkan dengan tingkat pelayanan Biaya pelayanan akan bertambah seiring dengan tingkat pelayanan yang bertambah. Sebagai contoh suatu bengkel jika ingin menambahkan stall perbaikan dalam meningkatkan tingkat pelayanan pasti akan menambah biaya pelayanan seperti menambah gaji mekanik baru. Tingkat pelayanan bertambah juga yang mengakibatkan waktu menganggur pelayanan atau waktu non produktif yang bertambah. Biaya menunggu akan menurun sesuai dengan tingkat pelayanan yang bertambah. Biaya menunggu juga dapat digambarkan sebagai biaya kehilangan keuntungan bagi perusahaan, seperti pada penelitian ini adalah biaya lembur yang sangat tinggi dibandingkan dengan biaya pelayanan. Biaya lembur ini berlaku pada saat di luar jam kerja perusahaan. Hubungan antara biaya pelayanan dan menunggu sehingga didapatkan total biaya yang diharapkan untuk keputusan masalah antrian dapat dirumuskan sebagai : Tc = Ec(Ci) + Ev(Cw) dimana : Ec = Jumlah server menganggur Ci = Biaya pelayanan Ev = Rata-rata waktu menunggu dalam sistem Cw = Biaya menunggu

16 Biaya yang sudah diketahui dapat diuji kelayakannya melalui analisa investasi. Kelayakan investasi sangat diperlukan dalam penganggaran modal untuk melaksanakan suatu investasi tertentu. Investasi yang tepat adalah investasi yang benar-benar memberi hasil pengembalian sesuai yang diinginkan perusahaan. Berikut ini adalah metode yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi yang dilakukan: a) Metode Masa Pengembalian Investasi (Payback Period Method) Menurut Fuad (2000: 230) Payback Period merupakan metode perhitungan berapa lama arus kas yang masuk dapat menutupi biaya aliran kas yang dijadikan biaya investasi awal. b) Metode Net Present Value Menurut Fuad (2000: 232) Net Present Value merupakan metode perhitungan dengan memperhatikan nilai waktu dari uang tersebut. Metode ini menggunakan pengurangan dari suku bunga yang ditetapkan selama periode tertentu. c) Metode Profitability Index Menurut Johar A. (2005: 97) Profitability Index merupakan metode dengan melakukan perbandingan nilai keuntungan yang sudah dikurangi dengan suku bunga dengan nilai investasi. Metode ini dapat dikatakan diterima jika indeks keuntungan yang diperoleh lebih dari 1%. d) Metode Internal Rate of Return Menurut Vincent.G (2005: 364) Internal Rate of Return merupakan metode menentukan suku bunga yang membuat nilai Net Present Value menuju nol. 2.2 Distribusi dalam karakteriskitik operasi antrian Karakteristik dasar model antrian bergantung kepada faktor-faktor berikut: 2.2.1 Distribusi Kedatangan Pola kedatangan dapat terjadi secara acak. Model antrian pada kasus ini adalah model probabilitas karena variabel acak berpengaruh pada pola kedatangan dalam proses antrian. Menurut Siagian (2000: 84) variabel acak merupakan bilangan nyata yang variasinya ditentukan oleh percobaan acak. Terjadinya kedatangan bersifat bebas dan tidak terpengaruh oleh kedatangan sebelum ataupun sesudahnya. Variabel acak seringkali digambarkan terhadap distribusi probabilitas yang menurut Montgomery (2009: 72) adalah model matematika yang berhubungan dengan nilai variabel dengan probabilitas terjadinya nilai tersebut di dalam suatu populasi. Pola Jumlah Kedatangan Menggunakan Distribusi Poisson Distribusi ini pertama kali diperkenalkan oleh Siméon-Denis Poisson (1781 1840) dalam karyanya mengenai Penelitian Peluang Hukum Masalah Pidana dan Perdata. Karyanya memfokuskan peubah acak N yang menghitung antara lain jumlah kejadian diskret (kadang juga disebut "kedatangan") yang terjadi selama interval waktu tertentu. Distribusi diskret menurut Montgomery (2009: 73) muncul

17 ketika parameter yang diukur hanya dapat mengambil nilai-nilai tertentu, seperti bilangan bulat, dalam kasus ini adalah jumlah kedatangan. Percobaan yang menghasilkan variabel acak X yang menyatakan banyaknya probabilitas terhadap jumlah kedatangan selama interval waktu tertentu dinamakan percobaan Poisson. Asumsi dari distribusi peluang Poisson ini adalah kedatangan pelanggan sifatnya acak dan mempunyai rata-rata kedatangan sebesar lamda (λ). Menurut Bocharov dkk (2004: 8-9) keterkaitan jumlah kedatangan waktu dalam distribusi Poisson sebagai berikut: 1. Tidak punya memori atau ingatan, yaitu banyaknya kedatangan dalam satu interval waktu (atau daerah) tidak bergantung pada banyaknya kedatangan pada waktu atau daerah yg lain. 2. Probabilitas terjadinya satu kali jumlah kedatangan dalam interval waktu (atau daerah) yang sangat pendek (kecil) sebanding dengan lama waktu interval waktu tersebut (atau luas daerahnya). Berikut adalah persamaan fungsi Peluang Poisson untuk jumlah kedatangan adalah sebagai berikut : P(x-kedatangan) dengan : P (x) = Peluang bahwa ada x pelanggan datang dalam sistem λ = Harga rata-rata tingkat kedatangan e = Bilangan natural (e = 2,71828) x = Frekuensi kedatangan pelanggan, dalam bilangan bulat (0,1,2,3, ) Salah satu keterkaitan antara distribusi Poisson dengan Eksponensial adalah bahwa jika banyaknya kedatangan per satuan waktu mengikuti distribusi Poisson dengan rata-rata tingkat kedatangan, maka waktu antar kedatangan akan mengikuti distribusi Eksponensial negatif. 2.2.2 Distribusi Pelayanan Pola pelayanan pada model antrian ini juga menggunakan bentuk distribusi probabilitas. Waktu pelayanan pada model antrian ini didistribusikan secara acak, maka harus ditentukan distribusi probabilitas yang paling cocok untuk menggambarkan karakter perilakunya. Besaran ini bergantung pada jumlah pelanggan yang telah berada di dalam fasilitas tersebut. Pola pelayanan ditentukan oleh waktu pelayanan yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan dalam suatu fasilitas. Fasilitas pelayanan yang terdiri dari satu atau lebih biasa disebut dengan

18 server. Dalam kasus model antrian ini, pada sistem kondisi aktual hanya terdapat dua server, sedangkan pada sistem usulan bertambah menjadi tiga server. Pola Waktu Pelayanan Menggunakan Distribusi Eksponensial Asumsi dari distribusi peluang Eksponensial ini berguna untuk mendeskripsikan waktu pelayanan dari variabel acak yang dilayani oleh server dalam sistem antrian ini. Distribusi Eksponensial termasuk ke dalam distribusi kontinyu. Distribusi kontinyu menurut Montgomery (2009: 73) muncul ketika variabel yang diukur dinyatakan dalam skala kontinyu. Waktu pelayanan merupakan sifat dari distribusi yang kontinyu. Menurut Bocharov dkk (2004 :6-7) keterkaitan waktu pelayanan dalam distribusi Eksponensial sebagai berikut: 1. Waktu antar pelayanan bersifat acak. 2. Waktu antar pelayanan berikutnya independen terhadap waktu antar kejadian sebelumnya. 3. Waktu pelayanan dalam antrian tergantung dari unit yang dilayani. Karena dalam distribusi Eksponensial memiliki standar deviasi sama dengan rata-rata, distribusi probabilitas Eksponensial hanya cukup menggunakan pengujian untuk melakukan perkiraan atau pun prediksi dengan hanya membutuhkan perkiraan rata-rata populasi. Rumus umum density function probabilitas eksponensial adalah: dengan : P (x) = Peluang waktu pelayanan daam sistem µ = Rata-rata tingkat pelayanan 1/µ = Rata-rata waktu pelayanan t = Waktu pelayanan e = Bilangan natural ( e = 2,71828 ) Asumsi yang biasa digunakan bagi distribusi waktu pelayanan adalah distribusi Eksponensial negatif. Sehingga jika waktu pelayanan mengikuti distribusi Eksponensial negatif, maka tingkat pelayanan mengikuti distribusi Poisson. 2.2.3 Uji Goodness of Fit Asumsi distribusi Eksponensial maupun Poisson sering kali harus diuji keabsahannya. Menurut Lehmann dan Romano (2005: 583-584) hipotesa statistik merupakan pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Pengambilan secara acak oleh distribusi probabilitas dari suatu populasi harus diperiksa untuk mengetahui benar atau salahnya suatu hipotesa. Bukti dari contoh yang tidak

19 konsisten dengan hipotesa akan membawa penolakan atau yang disebut Hipotesis satu (H1), sedangkan bukti yang mendukung hipotesa tersebut akan membawa penerimaan atau yang disebut hipotesis nol (H0). Pada penelitian ini digunakan Uji chi kuadrat melalui test goodness of fit untuk menguji frekuensi dari variabel acak pada jumlah kedatangan atau data waktu pelayanan sudah sesuai atau menyimpang dari pola distribusi yang telah ditetapkan. Adapun kriteria penerimaan apakah data tersebut mengikuti pola distribusi atau tidak dilihat dari uji chi kuadrat ( ) yang telah dilakukan. Perhitungan uji frekuensi teoritis atau yang diharapkan ini didapat dari Dimana : e i = frekuensi teoritis pada kelas interval ke-i F i = probabilitas distribusi pada kelas ke-i = total frekuensi pengamatan Pengukuran mengenai perbedaan yang terdapat antara frekuensi yang diharapkan dengan yang diamati melalui uji chi kuadrat adalah Dimana : = Uji chi kuadrat Bila frekuensi pengamatan mendekati dari frekuensi teoritis akan mengakibatkan nilai x lebih kecil dari nilai x pada tabel chi kuadrat sehingga menunjukan adanya kesesuaian begitupun jika frekuensi pengamatan berbeda cukup besar dari frekuensi teoritis akan mengakibatkan nilai x lebih besar dari nilai x pada tabel chi kuadrat sehingga menunjukan adanya penyimpangan. 2.3 Model Simulasi 2.3.1 Pendahuluan Menurut Thomas J. (2004: 1), simulasi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang penuh dengan ketidakpastian baik dengan tidak atau menggunakan model metode tertentu. Persoalan yang rumit akan lebih mudah diselesaikan apabila kita membangun model percobaan dari suatu sistem melalui pendekatan simulasi. Seringkali dalam kasus pemilihan keputusan, contoh perilaku

20 yang dihasilkan oleh model percobaan sering dijadikan acuan dasar oleh pihak manajemen atau pengambil keputusan. Melalui pendekatan simulasi, dampak dari keputusan tersebut dapat dianalisa melalui hasil rekayasa tanpa merubah dari sistem yang ada. Dengan demikian banyak sistem yang dapat disimulasikan dengan baik guna memperoleh hasil yang optimal. Berikut adalah beberapa keuntungan yang bisa dimanfaatkan oleh pendekatan simulasi menurut Charles H. (2001: 7) : a) Dapat menghemat waktu b) Perilaku sistem dapat diamati secara menyeluruh c) Dapat dilakukan trial dan error d) Percobaan dapat dilakukan setiap saat dan dapat diulang-ulang 2.3.2 Teknik Simulasi dengan ProModel ver 7.5 Semakin pesatnya perkembangan teknologi, pendekatan simulasi dapat dilakukan dengan komputer sebagai alat bantu dalam menentukan keputusan. ProModel merupakan salah satu software alat simulasi untuk pemodelan berbagai bidang seperti industri, bisnis, mulai dari toko-toko skala kecil sampai dengan mesin produksi skala besar, pada sistem manufaktur, maupun sistem rantai pasokan. ProModel adalah sistem berbasis Windows dengan antarmuka grafis dan pemodelan yang berorientasi pada objek konstruksi mudah digunakan (Charles H. 2001: 80). ProModel menggunakan optimasi tool bernama SimRunner yang melakukan analisis dengan menjalankan desain kontruksi yang dibuat pada model, sehingga dapat memberikan jawaban terbaik mungkin kapabilitas dan kaya fitur (Charles H. 2001: 80). 2.3.3 Elemen ProModel Menurut Charles H. (2001: 145-157), untuk membuat simulasi pada sistem, terkebih dahulu kita harus menentukan beberapa elemen yang telah disediakan oleh ProModel ver 7.5, yaitu : a) Lokasi Lokasi dalam ProModel merupakan objek yang ditempatkan tetap dalam sistem (misalnya mesin, antrian, area penyimpanan, stasiun kerja, tangki,dan lainlain) di mana lokasi tersebut mengalami atau menunggu suatu proses dalam simulasi. Jumlah lokasi dapat berupa unit tunggal lokasi (misalnya hanya satu mesin) atau lokasi multi-unit (misalnya sekelompok mesin yang bersama-sama melakukan yang operasi secara paralel. Berikut atribut-atribut lokasi yang terdapat dalam ProModel pada gambar 2.6 :

21 Gambar 2.6 Atribut dari elemen Location i. Icon, merupakan perwujudan grafik yang menunjukkan lokasi yang bersangkutan. ii. Name, merupakan nama dari lokasi iii. Capacity adalah jumlah kapasitas banyaknya produk dalam satu unit lokasi. iv. Unit, merupakan banyaknya unit lokasi. v. Dts (Down Times), merupakan pilihan perhitungan berdasarkan waktu, banyak material yang masuk, ataupun lama pemakaian. vi. Stat, merupakan pencatatan secara statistik terhadap lokasi simulasi yang akan dijalankan. vii. Rules, merupakan aturan bagaimana entitas dalam proses akan masuk, keluar dalam lokasi sesuai ketentuan disiplin antrian. viii. Notes, merupakan catatan tambahan mengenai detil lokasi. b) Entitas Entitas mengacu pada barang yang diproses di sistem. Barang tersebut dapat berupa barang jadi, bahan baku, ataupun barang setengah jadi. Berikut atributatribut entitas yang terdapat dalam ProModel pada gambar 2.7: Gambar 2.7 Atribut dari elemen Entitas i. Icon, merupakan perwujudan grafik yang menunjukkan entitas yang bersangkutan. ii. Name, merupakan nama dari entitas iii. Speed (Fpm), digunakan untuk menentukan kecepatan entitasnya sendiri. iv. Stat, merupakan pencatatan secara statistik terhadap entitas simulasi yang akan dijalankan v. Notes, merupakan catatan tambahan mengenai detil entitas.

22 c) Kedatangan Kedatangan merupakan suatu peristiwa masuknya entitas kedalam sistem. Berikut atribut-atribut kedatangan yang terdapat dalam ProModel pada gambar 2.8: Gambar 2.8 Atribut dari elemen kedatangan i. Entity, merupakan jenis entitas yang akan diatur kedatanganya masuk ke dalam sistem. ii. Locations, menunjukkan lokasi mana yang akan didatangi oleh entitas iii. Qty each, menunjukan jumlah entitas yang akan datang didalam sistem. iv. First Time, menunjukan waktu pertama kali entitas masuk kedalam sistem. v. Occurrences, merupakan jumlah entitas yang datang selama satu kali simulasi. vi. Frequency, merupakan interval waktu dari antara jumlah dua kedatangan. vii. Logic, merupakan penambahan algoritma untuk mengatur kedatangan. viii. Disable, berguna untuk menonaktifkan atau mengaktifkan peristiwa kedatangan. d) Proses Proses mendefinisikan urutan pengolahan dan aliran logika entitas antara lokasi yang satu dengan lainnya di dalam suatu sistem. Elemen proses menentukan rute yang dilalui oleh tiap-tiap entitas pada tiap-tiap lokasi yang dilaluinya. Elemen ini akan terdiri dari dua bagian, yaitu window process dan window routing yang terlihat pada gambar 2.9: Gambar 2.9 Atribut dari elemen proses i. Entity, merupakan jenis entitas yang akan diatur prosesnya di dalam sistem. ii. Locations, menunjukkan lokasi mana yang akan didatangi oleh entitas iii. Operations,menunjukan perintah tambahan untuk menjalankan suatu proses. iv. Output, menunjukan entitas yang keluar setelah mengalami proses.. v. Destination, menunjukan tujuan entitas masuk ke proses berikutnya. vi. Rule, berisi aturan sesuai dengan dispilin antrian. vii. Move logic, berisikan peraturan tentang perpindahan rute.

23 2.3.4 Menjalankan Simulasi Setelah menentukan elemen untuk kontruksi simulasi dalam ProModel, penting untuk melakukan pengaturan dalam menjalankan simulasi. Berikut ini adalah beberapa peraturan dalam menjalankan simulasi ProModel ver 7.5: Gambar 2.10 Peraturan dalam menjalankan simulasi ProModel ver 7.5 a) Run Length, adalah penentuan dalam menjalankan simulasi berdasarkan jangka waktu atau tanggal. b) Run Hours, menentukan jangka waktu lamanya pendataan statistik dilakukan. c) Warmup Hours, menentukan berapa lama simulasi akan dijalankan sebelum pendataan statistik dicatat. d) Clock Precision, menentukan parameter interval waktu dalam pencatatan statistik entah berdasarkan detik, menit, jam, atau hari. e) Output Reporting, menentukan format hasil laporan yang akan dibuat. f) Number of Replication, menyatakan berapa kali jumlah percobaan yang akan disimulasikan. g) Disable yaitu perintah menonaktifkan fitur entah perhitungan statistik berdasarkan waktu, animasi selama simulasi, perhitungan biaya dalam simulasi, perhitungan melalui susunan sistematis objek. h) Start, memulai simulasi dari keadaan pause, awal, atau pada saat mulai menampilkan catatan. i) Display Note, menampilkan catatan yang sudah dibuat pada elemen ProModel.

24 2.3.5 Hasil Simulasi dari ProModel Setelah melakukan simulasi, ProModel akan menghitung pendataan statistik di dalam hasil laporannya. Hasil laporan inilah yang merupakan bagian terpenting dalam melakukan analisa pengambilan keputusan. Berikut ini adalah hasil laporan dari simulasi ProModel ver 7.5: a) Grafik diagram batang dalam Location Utilization, berguna untuk menjelaskan tingkat utilisasi penggunaan dari setiap lokasi di dalam sistem. b) Grafik diagram batang dalam Single Capacity Location States, berguna untuk mengetahui komposisi tingkat produktifitas penggunaan fasilitas pelayanan dengan tingkat non produktifitas penggunaan fasilitas tersebut. c) Grafik diagram batang dalam Entity States, berguna untuk mengetahui tingkat waktu menunggu entitas yang antri dalam memasuki pelayanan fasilitas.