PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KORELASI ANTARA STATUS GIZI (INDEKS MASSA TUBUH DAN HEMOGLOBIN) DENGAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT KOTA BEKASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

Evaluasi Prestasi Atlet Wushu Koni Kota Medan Tahun Novita (Dosen Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan)

SURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN

TINGKAT KOORDINASI MATA- TANGAN-KAKI MAHASISWA PJKR FKIP UMMI ANGKATAN TAHUN 2016/2017

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

Jurnal PPKM II (2018) ISSN(print): X ISSN(online):

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

Roesdiyanto Universitas Negeri Malang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. terampil. Tujuannya agar segala aktivitas yang dilakukan dapat diselesaikan tanpa

KEBUGARAN JASMANI. Wawan S. Suherman, M.Ed. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Kolombo 1 Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Mulai di usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik mulai

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan

KEBUGARAN. Nani Cahyani Sudarsono. pengantar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

YOHANDIKA RISWANGGA NIM

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SUGENG SANTOSA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012

Kata Kunci: Kadar Lemak, Status Gizi, Kapasitas Vital Paru, Kesegaran Jasmani.

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

K. J. Gambar 1. Hubungan Antar Komponen Kemampuan Biomotorik (Bompa, 1999:317) E.S. I E.S. II. Komponen Dasar. Fisiologis (Kualitas Fungsi Dasar)

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS MODEL EVALUASI KEBUGARAN JASMANI BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Oleh:

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

Transkripsi:

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016 Aridhotul Haqiyah 1 Universitas Islam 45 Bekasi ary_haqiyah@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil indeks massa tubuh dan tingkat kebugaran jasmani mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) angkatan 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tahun angkatan 2015/2016. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah 203 orang. Teknik analisis datanya menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan tes dan pengukuran. Terdapat beberapa instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini. Diantaranya: 1) pengukuran indeks massa tubuh, 2) sprint 50 meter, 3) illinois agility run test, 4) sit up, 5) pull up, 6) vertical jump, 7) sit and reach, 8) push up, 9) tes koordinasi mata-tangan dan 10) bleep test. Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil tes IMT menunjukkan 13 atau 6,44% mahasiswa yang berada pada kategori berat badan kurang, 129 atau 63,86% mahasiswa pada kategori berat badan normal, 41 atau 20,30% mahasiswa pada kategori berat badan lebih dan 19 atau 9,41% mahasiswa pada kategori gemuk/obesitas, (2) Hasil tes kebugaran jasmani menunjukkan bahwa 13,26% pada kategori sangat baik, 15,57% pada kategori baik, 23,43% pada kategori sedang, 24,37 pada kategori kurang, dan 23,38% pada kategori sangat kurang. Kata Kunci: Profil, Indeks Massa Tubuh, Kebugaran Jasmani, Mahasiswa PJKR Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, pola penerimaan mahasiswa baru program sarjana pada perguruan tinggi melalui pola seleksi secara nasional dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi secara bersama untuk diikuti oleh calon mahasiswa dari seluruh Indonesia. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 4 tentang Sistem Pendidikan 1 Aridhotul Haqiyah: Dosen PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi 24

Nasional mengamanatkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya pontensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain itu, dalam Pasal 1 ayat 11 Undang-undang RI Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, dijelaskan bahwa Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang dilaksanakan sebagai bagian dari proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam 45 Bekasi dikembangkan sejalan dengan visi menghasilkan tenaga kependidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang profesional, menguasai iptek yang berlandaskan STAF (Sidiq, Tabliq, Amanah, Fathonah), serta mampu mengembangkan kewirausahaan dibidang olahraga dan rekreasi pada tahun 2019. Sedangkan misi yang akan dicapai antara lain: (1) Menyelenggarakan pendidikan terkini guna menghasilkan tenaga kependidikan di ti_ngkat sekolah dasar, menengah, dan atas, (2) Mengembangkan mutu kompetensi lulusan melalui agama, ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan olaraga yang terintegrasi, (3) Memberdayakan sivitas akademik, tenaga pendukung, stakeholder serta masyarakat untuk menciptakan suasana akademik yang optimal dan kondusif, (4) Meningkatkan etos kerja organisasi, disiplin dan kepemimpinan bagi sivitas akademik dan tenaga pendukung menuju era globalisasi melalui manajemen yang bersih dan transparan (http://fkipunismabekasi.com). Adapun tujuan dari Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam 45 Bekasi diarahkan pada tujuan yang cukup komprehensip dalam kemampuan generic dalam bidang Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan formal dan non formal di masyarakat, antara lain: (1) Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan dapat menerapkan, mengembangkan serta memperluas ilmu keolahragaan, (2) Menghasilkan lulusan yang mampu mengadakan penelitian dan pengembangan ilmu keolahragaan yang hasilnya dapat diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, (3) Menghasilkan lulusan yang mampu mengabdikan 25

atau mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang pendidikan jasmani kepada masyarakat. Salah satu sasaran dan strategi pencapaian Program studi PJKR adalah menghasilkan lulusan dengan kemampuan sebagai pendidik yang berpengetahuan luas dalam bidang pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi serta mampu menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional serta menyebarluaskan pengetahuannya pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Sebelum menjadi seorang pendidik, seorang mahasiswa PJKR perlu mempunyai kebugaran jasmani yang baik agar dalam proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal. Kebugaran jasmani guru pendidikan jasmani akan sangat mempengaruhi kompetensi dan kinerja guru. Dalam upaya mengoptimalkan lulusan, program studi PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi menyusun beberapa instrumen tes fisik dan keterampilan yang mampu mengidentifikasi kebugaran jasmani dan keterampilan calon mahasiswa baru, yaitu: tes kesehatan dan tes kebugaran jasmani. Rangkaian tes tersebut dilaksanakan untuk menjaring calon guru penjas sesuai kriteria yang diharapkan. Pada tes kesehatan, dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan indeks massa tubuh, pemeriksaan tekanan darah serta pemeriksaan mata menggunakan tes buta warna Ishihara. Sedangkan pada tes kebugaran meliputi: sprint 50 meter, illinois agility run test, sit up, pull up, vertical jump, sit and reach, push up, tes koordinasi mata tangan dan tes daya tahan kardiorespirasi dengan bleep test. Dalam penelitian ini, variabel penelitiannya adalah indeks massa tubuh dan kebugaran jasmani mahasiswa PJKR Universitas Islam 45 Bekasi angkatan Tahun 2015/2016. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui profil indeks massa tubuh dan kebugaran jasmani mahasiswa PJKR Universitas Islam 45 Bekasi. Indeks Massa Tubuh Salah satu item tes yang ada pada tes kesehatan adalah pengukuran indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh (IMT) adalah rasio standar berat terhadap tinggi, dan sering digunakan sebagai indikator kesehatan umum. IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Angka IMT antara 18,5 dan 24,9 dianggap normal untuk kebanyakan orang dewasa. IMT yang lebih tinggi mungkin mengindikasikan kelebihan berat badan atau obesitas (http://kamuskesehatan.com). Rumus yang digunakan untuk mengukur indeks massa 26

tubuh adalah: IMT = BB/TB². Metode ini bisa memperkirakan lemak tubuh, tetapi tidak dapat diartikan sebagai persentase yang pasti dari lemak tubuh. Metode ini sangat berguna untuk memperkirakan berat badan seseorang yang ideal dari hasil perbandingan dari berat badan dan tinggi badannya. Kebugaran Jasmani Tabel 1. Pedoman Praktis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa (Sumber: Giriwijoyo, dkk (2007: 265) Dalam dunia olahraga dan kesehatan dikenal suatu istilah untuk menggambarkan tentang kesanggupan atau kemampuan fisik terhadap suatu beban atau tugas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berarti yaitu kebugaran jasmani / kesegaran jasmani/ kesamaptaan jasmani (physical fitness). Menurut Widiastuti (2015: 13-14) kesegaran atau kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang menggambarkan potensi dan kemampuan jasmani untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan hasil yang optimal tanpa memperlihatkan keletihan yang berarti. Sedangkan menurut Giriwijoyo (2007: 43) kebugaran jasmani adalah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik tersebut. Kategori Keterangan Wanita Pria BB Kurang IMT = < 90% <18,9 <20,2 BB Ideal IMT = 100% 21 22,5 BB Normal IMT = 90 110% 18,9 23,1 20,2 24,7 BB Lebih IMT = 110 120% 23,1 25,2 24,7 27,0 Gemuk/Obes IMT =>120% >25,2 > 27 Lebih lanjut lagi Menurut Widiastuti (2015: 14) kebugaran jasmani dibagi menjadi dua aspek, yaitu: kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness). Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: (1) daya tahan jantung paru (kardiorespirasi), (2) kekuatan otot, (3) daya tahan otot, (4) fleksibilitas, dan (5) komposisi tubuh. Sedangkan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan yaitu: (1) kecepatan, (2) power, (3) keseimbangan, (4) kelincahan, (5) koordinasi, dan (6) kecepatan reaksi. Adapun pengertian mengenai komponen kebugaran jasmani menurut Widiastuti (2015: 13-15) dapat dilihat pada tabel 2. 27

Komponen Kebugaran Jasmani Tabel 2. Komponen Kebugaran Jasmani Pengertian Daya tahan jantung dan paru Kesanggupan sistem jantung, paru-paru dan kekuatan otot Kelentukan (fleksibility) Kecepatan Daya eksplosif (power) Kelincahan (agility) Keseimbangan (balance) Koordinasi pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari, dalam waktu cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban. Kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal. Kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu sesingkat-singkatnya Gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum. Kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya. Kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara cepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance) Kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dengan teknik analisis data deskriptif persentase. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam 45 Bekasi tahun ajaran 2015/2016 28

yang berjumlah 203 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu keseluruhan populasi dijadikan sampel penelitian. Maka, sampel penelitian berjumlah 203 orang. Adapun instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: (1) pengukuran indeks massa tubuh, (2) sprint 50 meter, (3) illinois agility run test, (4) sit up, (5) pull up, (6) vertical jump, (7) sit and reach, (8) push up, (9) tes koordinasi mata tangan, dan (10) bleep test. Teknis analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah adalah deskriptif kuantitatif dengan tes dan pengukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang profil indeks massa tubuh dan kebugaran jasmani mahasiswa PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi tahun ajaran 2015/2016. Maka persentase dan daftar distribusi frekuensi per item tes dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Pengukuran Indeks Massa Tubuh Tabel 3. Rekapitulasi hasil IMT mahasiswa PJKR (%) 1 BB Kurang 13 6,44 2 BB Normal 129 63,86 3 BB Lebih 41 20,30 4 Gemuk/Obes 19 9,41 Berdasarkan tabel 3, terdapat 13 mahasiswa yang berada pada kategori berat badan kurang (6.44%), 129 mahasiswa pada kategori berat badan normal (63.86%), 41 mahasiswa pada kategori berat badan lebih (20.30%), dan 19 mahasiswa pada kategori gemuk/obesitas (9.41%). Tes Kebugaran Jasmani Berikut ini dipaparkan hasil tes kebugaran jasmani mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam 45 Bekasi. 29

Tabel 4. Hasil tes sprint 50 meter 1 Sangat Baik 0 0 2 Baik 7 3,47 3 Sedang 97 48,02 4 Kurang 82 40,59 5 Sangat Kurang 16 7,92 Berdasarkan tabel diatas, hasil tes sprint 50 meter dari 202 mahasiswa adalah: 7 mahasiswa berada pada kategori baik (3.47%), 97 pada kategori sedang (48.02%), 82 pada kategori kurang (40.59%), dan 16 pada kategori sangat kurang (7.92%). Tabel 5. Hasil illinois agility run test 1 Sangat Baik 0 0 2 Baik 0 0 3 Sedang 0 0 4 Kurang 0 00 5 Sangat Kurang 202 100 Dari hasil tes kelincahan (illinois agility run test) semua mahasiswa berada pada kategori sangat kurang (100%). Tabel 6. Hasil tes sit up 1 Sangat Baik 64 31,68 2 Baik 103 50,99 3 Sedang 32 15,84 4 Kurang 2 0,99 5 Sangat Kurang 1 0,50 Berdasarkan tabel 6, hasil tes sit up terhadap 202 mahasiswa terdapat 64 orang (31,68%) pada kategori sangat baik, 103 orang (50,99%) pada kategori baik, 32 orang (15,84%) pada kategori sedang, 2 orang (0,99%) pada kategori kurang, dan 1 orang (0,50%) pada kategori sangat kurang. 30

Tabel 7. Hasil tes pull up 1 Sangat Baik 1 0,50 2 Baik 8 3,96 3 Sedang 28 13,86 4 Kurang 81 40,10 5 Sangat Kurang 84 41,58 Berdasarkan tabel 7, hasil tes pull up terhadap 202 mahasiswa terdapat 1 orang pada kategori sangat baik (0.50%), 8 orang pada kategori baik (3.96%), 28 orang pada kategori sedang (13.86%), 81 orang pada kategori kurang (40.10%), dan 84 orang pada kategori sangat kurang (41.58%). Tabel 8. Hasil tes vertical jump 1 Sangat Baik 0 0 2 Baik 24 11,88 3 Sedang 63 31,19 4 Kurang 88 43,56 5 Sangat Kurang 27 13,37 Berdasarkan tabel 8, hasil tes vertical jump terhadap 202 mahasiswa tidak ada mahasiswa yang dalam kategori sangat baik (0%), 24 orang pada kategori baik (11.88%), 63 orang pada kategori sedang (31.19%), 88 orang pada kategori kurang (43.56%), dan 27 orang pada kategori sangat kurang (13.37%). Tabel 9. Hasil tes sit and reach 1 Sangat Baik 39 19,31 2 Baik 95 47,03 3 Sedang 68 33,66 4 Kurang 0 0 5 Sangat Kurang 0 0 Berdasarkan tabel 9, hasil tes kelentukan dengan sit and reach test terhadap 202 mahasiswa terdapat 39 orang pada kategori sangat baik (19.31%), 95 orang pada kategori baik (47.31%), 68 orang pada kategori sedang (33.66%), dan tidak ada yang 31

berada dalam kategori kurang (0%). Tabel 10. Hasil tes push up 1 Sangat Baik 0 0 2 Baik 7 3,47 3 Sedang 33 16,34 4 Kurang 85 42,08 5 Sangat Kurang 77 38,12 Berdasarkan tabel 10, hasil tes push up terhadap 202 mahasiswa tidak ada yang berada dalam kategori sangat baik (0%), 7 orang pada kategori baik (3.47%), 33 orang pada kategori sedang (16.34%), 85 orang pada kategori kurang (42.08%), dan 77 orang pada kategori sangat kurang (38.12%). Tabel 11. Hasil tes koordinasi mata-tangan 1 Sangat Baik 137 67,82 2 Baik 38 18,81 3 Sedang 26 12,87 4 Kurang 1 0,50 5 Sangat Kurang 0 0 Berdasarkan tabel 10, hasil tes koordinasi mata-tangan atau lempar tangkap bola terhadap 202 mahasiswa terdapat 137 orang pada kategori sangat baik (67.82%), 38 orang pada kategori baik (18.81%), 26 orang pada kategori sedang (12.87%), 1 orang pada kategori sangat kurang (0.50%), dan tidak ada yang berada pada kategori sangat kurang (0%). Tabel 12. Hasil bleep test 1 Sangat Baik 0 0 2 Baik 1 0,50 3 Sedang 79 39,11 4 Kurang 104 51,49 5 Sangat Kurang 18 8,91 32

Berdasarkan tabel 12, hasil tes daya tahan kardiorespirasi dengan bleep test terhadap 202 mahasiswa tidak ada mahasiswa yang berada dalam kategori sangat baik (0%), 1 orang atau (0.50%) pada kategori baik, 79 orang (39.11%) pada kategori sedang, 104 orang (51.49%) pada kategori kurang, dan 18 orang (8.91%) pada kategori sangat kurang. Selanjutnya, hasil tes kebugaran jasmani tersebut dibuat norma sehingga terlihat kategorinya secara keseluruhan. Berikut hasil rekapitulasi tes kebugaran jasmani mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam 45 Bekasi. Tabel 13. Hasil Rekapitulasi Tes Kebugaran Jasmani No Kategori Persentase 1 Sangat Baik 13.26 2 Baik 15.57 3 Sedang 23.43 4 Kurang 24.37 5 Sangat Kurang 23.38 Jumlah 100 Berdasarkan ringkasan dan rekapitulasi hasil tes kebugaran jasmani menunjukkan bahwa 13,26% mahasiswa berada pada kategori sangat baik, 15,57% pada kategori baik, 23,43% pada kategori sedang, 24,37 pada kategori kurang, dan 23,38% pada kategori sangat kurang. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif dapat diketahui bahwa keadaan kebugaran jasmani mahasiswa PJKR Universitas Islam 45 Bekasi tahun 2015/2016 dominan dalam kategori kurang, meskipun dengan persentase yang mendekati kategori sedang. Hasil pengukuran indeks massa tubuh mahasiswa dominan pada kategori normal. Terdapat satu tes yang persentase terbesar pada kategori sangat baik, yaitu tes koordinasi mata-tangan. Sedangkan dua jenis tes yang persentasenya termasuk dalam kategori baik yaitu pada tes sit up dan kelentukan (sit and reach test). Item tes yang dominan dalam kategori kurang adalah tes push up, vertical jump dan bleep tes dan yang berada pada kategori sangat kurang adalah tes kelincahan (illinois agility run test) 33

dan tes pull up. Kebugaran jasmani merupakan satu kesatuan yang utuh dari beberapa komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Menurut Dewi Laelatul Badriah (2009: 33), kebugaran jasmani meliputi berbagai sistem tubuh, yaitu: sistem otot (muscular), sistem saraf (nervorum), sistem tulang (skelet), sistem pernapasan (respirasi), sistem jantung (cardio), sistem ginjal (eksresi) dan kerjasama antara berbagai sistem secara holistik. Berdasarkan pada sistem tubuh yang membentuknya, maka komponen kebugaran jasmani meliputi: 1) kekuatan otot, 2) kelentukan, 3) daya tahan kardiorespirasi dan daya tahan otot, 4) daya ledak otot, 5) kecepatan, 6) kelincahan, 6) keseimbangan, 7) kecepatan reaksi, 8) koordinasi, 9) komposisi tubuh yang ideal. Lebih lanjut lagi, Dewi Laelatul Badriah (2009: 33) mengatakan bahwa sesungguhnya kebugaran jasmani merupakan derajat sehat dinamis tertentu yang diharapkan dapat menghadapi tuntutan pekerjaan serta masih mempunyai cadangan energi untuk mengerjakan tugas fisik lainnya. Derajat kebugaran jasmani maksimal, dimungkinkan untuk meminimalkan seseorang mengalami penyakit kronik-degeneratif pada usia menjelang tua dan masih produktif pada usia tua. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan pemeliharaan kebugaran jasmani seseorang. Untuk keberhasilan pelaksanaan tugas, perlu adanya kesesuaian antara syarat yang harus dipenuhi yaitu yang bersifat anatomis dan fisiologis terhadap semacam intensitas tugas fisik yang harus dilaksanakan. Dengan demikian kebugaran yang harusnya dimiliki seorang mahasiswa baru adalah dengan kategori baik, bahkan kalau mungkinkan pada kategori baik sekali. Hal ini sangat dibutuhkan karena banyak matakuliah praktik yang membutuhkan tingkat kebugaran yang sangat baik. Jika tidak, maka banyak mahasiswa yang akan masalah dalam kuliah, bahkan jatuh sakit ketika mereka dalam sehari harus mendapatkan 2 sampai 3 kali mata kuliah praktek. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik yaitu faktor latihan, prinsip prinsip beban lebih, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, faktor lingkungan, dan juga faktor makanan dan gizi. Faktor latihan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang. Dengan latihan yang teratur akan dapat meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan dapat juga mengurangi lemak yang berada dalam tubuh, yang berarti seluruh organ yang 34

dilatih secara teratur dapat beradaptasi terhadap mata kuliah. Di samping itu penyelenggaraan pola makan yang memenuhi persyaratan empat sehat lima sempurna merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kondisi tubuh yang baik sangat diperlukan oleh tubuh. Karena dengan menu empat sehat lima sempurna tersebut kebutuhan gizi tubuh akan dapat terpenuhi. Dengan terpenuhinya gizi tubuh makan kondisi tubuh akan selalu sehat, tidak mudah lelah, mudah mengantuk, atau mudah terserang penyakit. Dengan kenyataan yang sudah dihadapi bahwa hasil tes fisik penerimaan mahasiswa baru tahun 2015/2016 yang memiliki tingkat kebugaran yang kurang baik, maka perlu adanya pendekatan-pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan oleh dosen pengampu matakuliah khususnya matakuliah praktek dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehinga akan membatu mahasiswa dalam meningkatkan kebugaranya secara bertahap dan memungkinkan untuk mencapai derajat sehat yang baik dalam meningkatkan kinerja lulusan guru penjasorkes Universitas Islam 45 Bekasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil tes IMT menunjukkan mahasiswa yang berada pada kategori berat badan kurang sebanyak 13 (6,44%), mahasiswa pada kategori berat badan normal sebanyak 129 (63,86%), mahasiswa pada kategori berat badan lebih sebanyak 41 (20,30%), dan mahasiswa pada kategori gemuk/obesitas 19 (9,41%), dan (2) Hasil tes kebugaran jasmani menunjukkan bahwa 13,26% pada kategori sangat baik, 15,57% pada kategori baik, 23,43% pada kategori sedang, 24,37 pada kategori kurang, dan 23,38% pada kategori sangat kurang. DAFTAR PUSTAKA Badriah, Dewi Laelatul. 2009. Fisiologi Olahraga Edisi II. Bandung: Multazam. Giriwijoyo, dkk. 2007. Ilmu Kesehatan Olahrga (Sport Medicine). Bandung: FPOK UPI Bandung. http://kamuskesehatan.com/arti/indeks-massa-tubuh/. Diakses pada tanggal 20 April 2016. 35

http://fkipunismabekasi.com/statis-6/penjaskesrek.html. diakses pada tanggal 21 April 2016. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2005 tentang olahragaan Nasional. Sistem Ke- Widiastuti. 2015. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: Rajawali Pers. 36