BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.I Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2004,2005 dan 2006 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio nilai pasar dari keempat perusahaan rokok yang menjadi sample penelitian cenderung berfluktuatif. Perusahaan yang memiliki kinerja yang paling baik yaitu PT HM Sampoerna Tbk, sedangkan perusahaan yang memiliki kinerja rendah yaitu PT BAT Indonesia Tbk. Untuk PT Gudang Garam dan PT Bentoel International kinerja keuangannya menunjukkan kondisi yang cukup baik. 2. Berdasarkan analisis diskriminan Altman Z Score rata-rata dari ketiga perusahaan rokok (PT HM. Sampoerna, PT Gudang Garam, dan PT Bentoel International) selama tahun 2004, 2005 dan 2006 berada pada kondisi yang sehat dan jauh berada dari kebangkrutan kecuali PT BAT Indonesia Tbk pada tahun 2006 cenderung mengalami kebangkrutan karena nilai Z sebesar 1,87, hal ini disebabkan karena tingkat profitabilitas yang rendah dan tingkat laba ditahan yang juga rendah. 3. Berdasarkan rasio nilai pasar yang ditinjau dari PBV yang paling tinggi dari keempat perusahaan selama tiga periode (2004, 2005, 2006) yaitu rasio PBV PT HM Sampoerna Tbk, artinya perusahaan ini yang paling memiliki prospek yang 158
baik di masa yang akan datang, sedangkan perusahaan yang memiliki rasio PBV yang terkecil dari keempat perusahaan yaitu rasio PBV PT BAT Indonesia Tbk hal ini disebabkan karena PT BAT Indonesia Tbk memiliki laba yang sangat kecil bahkan rugi. Untuk PT Gudang Garam nilai tambah bernilai positif karena rasio PBV lebih dari satu (PBV>1) selama tiga periode dan rasio nilai tambah PT Bentoel International selama periode 2004 dan 2005 nilai tambah bernilai negatif karena nilai PBV kurang dari satu (PBV<1) kemudian nilai tambah mengalami peningkatan pada tahun 2006 karena nilai PBV>1. 4. Secara umum tingkat kesehatan keuangan perusahaan yang ditinjau dari nilai Z berpengaruh positif terhadap nilai tambah ekuitas pasar yang ditinjau dari PBV yaitu dimana nilai PBV lebih dari satu (PBV>1) dan nilai Z lebih dari 2,6 (Z>2,6). Sehingga dapat diketahui para pemegang saham memperoleh laba, dan bagi perusahaan merupakan citra yang baik untuk dapat menarik para investor yang memperhatikan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan nilai tambah yang akan didapat karena hal ini akan mempengaruhi tingkat pengembalian (return) yang akan didapat oleh investor dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. 5. Setelah penulis melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan, dapat diketahui bahwa perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan yang bisa menjadi pilihan ataupun pertimbangan bagi para kreditur dan investor yang ingin berinvestasi karena perusahaan ini cukup menguntungkan dengan tingkat kesehatan keuangan yang berada jauh di atas batas kebangkrutan berdasarkan metode Altman (Z>2,6) kecuali PT BAT Indonesia yang tingkat kesehatan keuangannya cenderung menurun. 159
V.II Saran Berdasarkan hasil penilitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis memberikan saran-saran masukan kepada perusahaan - perusahaan rokok khususnya pada pihak manajemen Perseroan di masa yang akan datang, sebagai berikut : 1. Untuk rasio likuiditas maka pihak Perseroan sebaiknya mengurangi hutang lancarnya dengan cara memperkuat aktiva lancarnya dengan cara menerbitkan obligasi dan melakukan restrukturisasi hutang, salah satu caranya memilih tingkat bunga yang rendah, walaupun perusahaan tersebut mempunyai prospek keuntungan dimasa yang akan datang dengan berani mengambil tingkat resiko bunga yang tinggi. 2. Untuk rasio leverage maka pihak Perseroan sebaiknya mulai mengurangi hutang jangka panjangnya dari kreditor dengan cara, segera melunasi hutang yang memiliki bunga yang tinggi, serta restrukturisasi hutang (jangka,waktu,bunga dan angsuran) dengan cara meminta penjadwalan kembali pembayaran dan meminta pengurangan tingkat suku bunga. 3. Untuk meningkatkan profitabilitas maka yang perlu diperbaiki salah satunya caranya yaitu : Agar beban pokok penjualan dapat seminimal mungkin dengan cara : Melakukan scheduling antara persediaan dan kebutuhan produksi sehingga pembelian bahan sesuai dengan kebutuhan produksi dan mencegah penumpukan persediaan yang dapat mengakibatkan kerugiaan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan Jika perusahaan menggunakan sewa gedung, sebaiknya sewa gedung yang rendah biayanya. Jika perusahaan tetap menyewa gedung dengan 160
sewa yang tinggi dan memilki prospek keuntungan, sebaiknya management memikirkan kembali apakah sebaiknya mendirikan gedung sendiri. 4. Untuk mengatasi masalah kondisi kas, maka Perseroan dapat melakukan dengan cara mempercepat penagihan piutang usaha agar tidak terlalu lama dengan cara memperbaiki kebijakan kredit dan memberikan keuntungan kepada pelanggan, seperti dengan memperketat syarat pembayaran dan memberikan diskon untuk pembayaran dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat mempercepat penagihan piutang yang dikonversi menjadi kas. 5. Untuk meningkatkan volume penjualan : Perseroan dapat melakukan atau mengadakan promosi baik melalui media cetak maupun media elektronik, menjadi sponsor dicabang-cabang olahraga ataupun musik serta dapat pula mengadakan pameran-pameran agar masyarakat dapat mengenal produk yang dihasilkan Perseroan. 6. Memberikan bonus kepada karyawan, jika perusahaan memperoleh keuntungan yang meningkat., dapat berupa uang, asuransi kesehatan untuk keluarga yang diluar gaji para karyawan. Sehingga karyawan mempunyai motivasi bekerja yang lebih giat lagi. 7. Bagi perusahaan yang memiliki nilai Z > 2,6, sebisa mungkin dipertahankan atau ditingkatkan karena kondisi keuangan menunjukkan indikasi sehat dan tidak berpotensi bangkrut. Sedangkan bagi perusahaan yang memiliki nilai Z<2,6 manajemen harus bekerja keras untuk mempertahankan ataupun memperbaiki keberadaan perusahaan agar tidak mengalami kondisi kebangkrutan salah satu caranya memperbaiki sektor kinerja perusahaan dengan cara meningkatkan 161
aktiva lancar, meningkatkan saldo laba perusahaan, mengurangi hutang lancar, dan mengeluarkan saham baru untuk menambah ivestasi pada perusahaan agar perusahaan lebih kuat. 8. Bagi perusahaan yang memiliki nilai tambah positif (PBV>1), sedapat mungkin nilai PBV dipertahankan atau ditingkatkan. Sedangkan bagi perusahaan yang memiliki nilai tambah negatif (PBV<1), pihak manajemen seharusnya membuat sentiment positif terhadap pasar dengan cara meningkatkan kinerja di sektor keuangan yaitu dengan cara meningkatkan pada sektor saldo laba perusahaan. 9. Bagi para investor, sebelum memutuskan untuk berinvestasi seharusnya dapat memperhatikan kondisi kesehatan keuangan perusahaan yaitu dengan menggunakan analisis Z Score dan nilai tambah yang akan didapat, karena kedua variabel ini saling mempengaruhi. 162