25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan gambaran untuk menunjukkan waktu dalam pengambilan data yang akan diteliti, terdapat pula jenis penelitian dan unit analisis yang membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang suatu penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sanusi (2011), penelitian asosiatif (kausalitas) merupakan penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antar variabel. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah eksplanatory survey dengan unit analisis individu-karyawan PT Petrokimia Gresik. Time horizon yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional dimana studi yang dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan dalam satu periode waktu tertentu, harian, mingguan, bulanan, dan tahunan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Tabel 3.1. Desain Penelitian Tujuan Jenis Penelitian Metode Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Eksplanatory Survey T-2 Asosiatif Eksplanatory Survey T-3 Asosiatif Eksplanatory Survey Sumber: Penulis Individu Individu Individu Cross sectional Cross sectional Cross sectional 3.2. Operasional Variabel Penelitian Operasionalisasi konsep merupakan penjabaran dari variabel-variabel penelitian, dimensi, dan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel 25
26 tersebut. Pada penelitian ini, terdapat 3 (tiga) buah variabel. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent variable), variabel terikat (dependent variable) dan variabel mediasi (mediating variable). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat dalam cara yang positif atau negatif. Dengan kata lain, perbedaan dalam variabel terikat dihitung oleh variabel bebas. Oleh karena itu, ketika variabel bebas terjadi pada saat ini, maka variabel terikat juga saat ini, dan tiap unit dari peningkatan dalam variabel bebas, ada peningkatan atau penurunan dalam variabel terikat. (Sekaran & Bougie 2010) Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Iklim Psikologis. 2. Variabel terikat Variabelterikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variable terikat menjadi variabel utama yang meminjamkan dirinya untuk penyelidikan sebagai faktor yang layak. Melalui analisis dari variabel dependen, mungkin utnuk menemukan jawaban atau solusi dari masalah. (Sekaran & Bougie 2010) Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat adalah Organizational Citizenship Behaviour. 3. Variabel Mediasi Variabel mediasi merupakan variabel yang muncul antara waktu variabel bebas mulai mempengaruhi variabel terikat dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat (Sekaran & Bougie 2010). Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel mediasi adalah komitmen afektif. Karena penelitian ini menggunakan Partial least-square, operasional variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
27 Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Iklim Psikologis Variabel Iklim Psikologis (X) iklim yang ada di perusahaan yang menyebabkan karyawan dengan sepenuh hati menyukai pekerjaan mereka atau justru pekerjaan menjadi hambatan secara psikologis bagi mereka (Kahn dalam Carudin, 2011) IP1 Indikator - Manajemen dianggap bersifat fleksibel IP2 - Dukungan organisasi IP3 - Adanya kejelasan peran IP4 - Kebebasan mengekspresikan diri IP5 - Penerimaan organisasi terhadap kontribusi yang diberikan karyawan sejalan dengan sasaran perusahaan IP6 - Pekerjaan yang menantang Sumber: (Kahn dalam Carudin, 2011) berikut: Operasionalisasi variabel untuk variabel komitmen afektif adalah sebagai Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel Komitmen Afektif Variabel Komitmen Afektif (Y) Ikatan secara emosional yang melekat pada seorang karyawan untuk mengidentifikasikan dan melibatkan dirinya dalam organisasi (Allen&Meyer dalam Tjun Han et. al. 2012) Indikator KA1 - Memiliki makna yang mendalam secara pribadi KA2 - Rasa saling memiliki yang kuat dengan organisasi KA3 - Bangga memberitahukan hal organisasi kepada orang lain KA4 - Terikat secara emosional dengan organisasi KA5 - Senang apabila dapat bekerja sampai pensiun di organisasi KA6 - Senang berdiskusi mengenai organisasi dengan orang lain diluar organisasi Sumber: (Tjun Han et. al.,2012) Operasionalisasi variabel untuk variabel Organizational Citizenship Behaviour adalah sebagai berikut:
28 Tabel 3.4. Operasionalisasi Variabel OCB Variabel Organizational Citizenship Behaviour (Z) Sikap perilaku karyawan yang dilakukan dengan sukarela, tulus, senang hati tanpa harus diperintah dan dikendalikan oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan dengan baik (Organ et. al. 2006) Indikator ALT1 - Membantu rekan kerja ALT2 - Menolong diluar kewajiban CON1 - Melebihi yang diharapkan perusahaan CON2 - Sukarela bekerja yang bukan merupakan kewajiban CON3 - Jangkauan pekerjaan lebih dari panggilan tugas SPOR1 - Toleransi tinggi terhadap keadaan yang kurang ideal SPOR2 - Berperilaku lebih sopan kepada rekan kerja COUR1 - Menjaga hubungan baik dengan rekan kerja COUR2 - Menghargai dan memperhatikan rekan kerja CIV1 - Bertanggung jawab terhadap kehidupan organisasi CIV2 - Mengambil inisiatif untuk merekomendasikan prosedur organisasi Sumber: (Hardaningtyas, 2005) 3.3. Jenis Dan Sumber Data Sumber data penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Sekaran (2006), data primer adalah informasi yang bisa didapatkan dari pembicaraan dengan orang lain, observasi kejadian, orang, objek; atau memberikan kuesioner kepada orang-orang. Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung melalui kuesioner yang akan dibagikan pada karyawan. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber yang telah ada, seperti catatan yang
29 dipublikasikan, website perusahaan, kebijakan perusahaan, prosedur, dan peraturan yang bisa didapatkan dari catatan dan dokumen perusahaan. Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari jurnal, skripsi, buku-buku referensi. Sumber sumber pustaka perusahaan, misalnya mengenai sejarah perusahaan dan struktur organisasi. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang diukur dalam suatu skala numerik. Tabel 3.5. Jenis dan Sumber Data Data Sumber Data Jenis Data Iklim Psikologis Primer Ordinal Komitmen Afektif Primer Ordinal Organizational Citizenship Behaviour Primer Sumber: penulis Ordinal 3.4. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya yaitu sebagai berikut: 1) Kuesioner Menurut Sekaran (2006), kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan tersebut telah tersedia jawaban, sehingga responden hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya. Pertanyaan tertutup tersebut menerangkan tanggapan responden terhadap variabel iklim psikologis, komitmen afektif, dan organizational citizenship behaviour. 2) Wawancara Wawancara adalah percakapan yang dengan maksud tertentu yang dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
30 3) Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara menganalisa fakta-fakta yang berupa pendapat, hasil kerja dan karya-karya para ahli yang terdapat dalam buku, jurnal, majalah dan dokumen lainnya serta studi internet. 3.5. Teknik Pengambilan Sampel Objek yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah PT Petrokimia Gresik. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random sampling, dimana dilakukan penyebaran kuisioner kepada karyawan perusahaan. Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin sebagai berikut: n = Keterangan: n = Ukuran sample N = Ukuran populasi e 2 = Prosentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample yang masih bisa ditolerir Dalam penelitian ini, jumlah populasi karyawan yang dimiliki oleh PT Petrokimia Gresik adalah sebanyak 139 orang. Untuk mengetahui jumlah sampel dapat menggunakan Rumus Slovin: n = n = 103,15 Berdasarkan penghitungan diatas maka sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 103 orang.
31 3.6. Metode Analisis Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode x dengan menggunakan bantuan program smartpls 2.0. Selanjutnya berikut akan diuraikan metode-metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.6. Metode Analisis Tujuan Penelitian Metode Analisis T-1 Structural Equation Modeling PLS T-2 Structural Equation Modeling PLS T-3 Structural Equation Modeling PLS T-4 Structural Equation Modeling PLS Sumber: penulis 3.6.1 Skala Likert Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala pengukuran skala likert. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial, dimana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pernyataan. Satu indikator cukup mewakili satu atau lebih pertanyaan dan jawaban dari setiap pernyataan yang menggunakan skala likert mempunyai tingkatan dari sangat positif hingga sangat negatif. Untuk mengukur pendapat tersebut, maka peneliti menggunakan 5 skala Likert, yaitu poin 1 untuk sangat tidak setuju (STS) dan 5 untuk sangat setuju (SS). Skala dan kategori jawaban untuk five point scales yang akan digunakan dalam penelitian dapat dilihat seperti tertera di bawah ini: Bobot Nilai Kuisioner Tabel 3.7. Bobot Nilai Kuisioner Pernyataan Kuisioner 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Kurang Setuju 4 Setuju 5 Sangat Setuju Sumber: Penulis
32 3.7 Teknik Pengolahan Data Menurut (Urbach & Ahlemann, 2010), Partial Least Square (PLS) merupakan pendekatan berbasis komponen untuk pengujian model persamaan struktural. Penggunaan PLS memudahkan estimasi paramater karena tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu. Model evaluasi PLS berdasarkan pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non-paramatetrik. Kemudian dalam kondisi tertentu, PLS bekerja dengan ukuran sampel yang relative kecil. Menurut Ghozali dan Fuad (2008) dalam (Hartono, et. al.., 2011), analisis PLS meliputi Uji Outer Model dan Inner Model. Outer model digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas indikator, sedangkan Inner model digunakan untuk menguji signifikansi parameter yang dirumuskan dalam hipotesis. (Yamin & Kurniawan, 2009, p. 213) menyebutkan bahwa inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak laten dengan konstrak laten lainnya, sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak laten dan indikatornya. Evaluasi model dalam PLS meliputi evaluasi outer model atau model pengukuran dan evaluasi inner model atau model struktural. Untuk melihat signifikansi jalur yang ada dengan melihat angka di T-Statistics lebih besar dari 1.96 (Wong, 2013, pg. 24) Evaluasi Model pengukuran (Measurement Model atau Outer Model) meliputi convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability dengan kriteria sebagai berikut : Tabel 3.8. Kriteria Evaluasi Model Pengukuran Pengujian Kriteria Keterangan Convergent Validity Nilai faktor loading Nilai faktor loading dari setiap indikator > 0.5 dan nilai T Statistic > T Value AVE AVE > 0.5 menunjukkan ukuran convergent validity yang baik. Discriminant Validity Cross Loading Korelasi konstrak dengan pokok pengukuran (setiap indikatornya) lebih besar daripada ukuran konstrak lainnya, maka konstrak laten memprediksi indikatornya lebih baik dari konstrak lainnya.
33 Pengujian Kriteria Keterangan Internal Consistency Reliability Composite Reliability Composite reliability > 0.70 menunjukkan reliabilitas yang baik, sedangkan nilai 0.60 0.70 masih dapat diterima jika syarat validitas indikator dalam model baik. Cronbach Alpha Cronbach alpha > 0.7 Sumber : (Ghozali, 2008; Yamin & Kurniawan, 2011; Kock, 2011) Evaluasi Model Structural (Structural Model/Inner Model) meliputi pengujian koefisian jalur untuk konstruk dependen, uji t-value serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Tabel 3.9. Kriteria Evaluasi Model Struktural Pengujian Kriteria Keterangan Path Coefficients (Koefisien Jalur) Direct Effect T Statistcs > T Value, hipotesis diterima Struktur Inner Model Hybrid Inner Model Melihat besaran pengaruh dan koefisien determinasi Sumber : (Ghozali, 2008; Yamin & Kurniawan, 2011; Kock, 2011) T-value tidak hanya mencerminkan kekuatan hubungan (yang mana sudah disediakan oleh koefisien jalur itu sendiri), tetapi juga kekuatan pengujian yang meningkat dengan ukuran sampel. Semakin besar ukuran sampel, semakin rendah sebuah koefisien jalur harus menghasilkan signifikan T-value secara statistik (Kock, 2011). Sedangkan koefisien determinasi untuk menunjukkan pengukuran persentase pengaruh semua variable independen terhadap nilai variable dependen 3.7.1. Metode Sobel Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu komitmen afektif. Menurut Baron dan Kenny (1986) dalam Ghozali (2008) suatu variabel disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independen) dan variabel kriterion (dependen). Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel
34 (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) ke variabel dependen (Z) melalui variabel intervening (Y). Pengaruh tidak langsung X ke Z melalui Y dihitung dengan cara mengalikan jalur X Y (a) dengan jalur Y Z (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c c ), dimana c adalah pengaruh X terhadap Z tanpa mengontrol Y, sedangkan c adalah koefisien pengaruh X terhadap Z setelah mengontrol Y. Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus dibawah ini Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut : ab t = Sab Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu > 1,96. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi (Ghozali, 2008). 3.8 Model Hybrid Penelitian Untuk penelitian ini, berikut adalah gambar model hybrid yang akan digunakan:
35 Gambar 3.1 Model Hybrid Sumber : Penulis 3.9 Rancangan Pemecahan Masalah Setelah dilakukan penelitian pada PT Petrokimia Gresik, maka akan diperoleh gambaran mengenai iklim psikologis, komitmen afektif dan organizational citizenship behaviour pada perusahaan tersebut. Setelah membagikan kuesioner kepada karyawan PT Petrokimia Gresik, maka akan dilakukan analisis pada data-data yang diperoleh untuk mengetahui apakah iklim psikologis memiliki pengaruh terhadap organizational citizenship behaviour dengan komitmen afektif sebagai mediasinya. Apabila didapatkan ternyata variabel-variabel tersebut berpengaruh secara signifikan, maka perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan iklim psikologis, komitmen afektif, dan organizational citizenship behaviour yang dilihat melalui aspek indikator-indikator dari setiap variabel.
36
37