BAB I PENDAHULUAN. banjir, tsunami, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain. Bencana merupakan. lingkungannya (Departemen Kesehatan RI, 2006).

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TIM SEARCH AND RESCUE TENTANG BASIC LIFE SUPPORT. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dan rumah tangga. Trauma muskuloskeletal biasanya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

BAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia secara geologis terletak di jalur lingkaran gempa (ring of

TAFSIR SURAT AL-HUMAZAH

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

Bab 1 PENDAHULUAN. QS. Al-Baqarah ayat 282 berkenaan dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ataupun kesuksesan. Keberhasilan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara otomatis, terintegrasi, dan terkoordinasi sehingga dengan

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas dan 50 juta lainnya mengalami luka-luka. Menurut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM


BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

TAFSIR SURAT اإلنفطار. (T e r b e l a h) Surat Makkiyah, Surat ke 82: 19 Ayat. Publication : 1437 H_2015 M. Tafsir Surat Al-Infithaar ( Terbelah )

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الا نبياء والمرسلين :و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

TAFSIR SURAT AL- AADIYAAT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN SISTEM AKUNTANSI ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

SIKSA N E R A KA. Muhammad Ahmad al-'amari. Publication 1437H/2016M. SIKSA NERAKA Dari Buku ADA APA DI HARI KIAMAT

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

Oleh: M. Taufik. N.T

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu masalah. Menurut Duch (1995), Problem Based Learning (PBL) pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB IV ANALISIS DATA. konseling islam, yang di analisis sebagai baerikut : A. Analisis Tentang Pengalaman orangtua mengenai anak autis.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pertanyaan : Apa yang dapat anda katakan pada kami tentang Bumi

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian menunjukkan bahwa rutinitas ibadah shalat wajib memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk semakin meningkat setiap tahunnya. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

Iman Kepada KITAB-KITAB

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, setiap individu, keluarga dan

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS.

KEMAMPUAN BERBICARA DALAM KEGIATAN PRESENTASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

Wates, 2 Maret Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI

KANDUNGAN. 1. Zikir Selepas Solat Zikir di Waktu Pagi Zikir di Waktu Petang 25-38

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang letak geografisnya pada wilayah yang rawan terkena bencana alam baik berupa bencana letusan gunung berapi, banjir, tsunami, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain. Bencana merupakan suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba/tidak terencana dan terjadi secara perlahan tetapi berlanjut yang mengakibatkan dampak terhadap pola kehidupan normal serta kerusakan sehingga diperlukan tindakan darurat untuk menolong dan menyelamatkan korban baik manusia maupun lingkungannya (Departemen Kesehatan RI, 2006). Kondisi darurat merupakan kejadian luar biasa yang dapat mendatangkan kerugian serta mengancam keselamatan jiwa manunisa. Kondisi darurat berlangsung ketika suatu bencana terjadi. Menurut World Health Organitation (WHO), salah satu kondisi darurat yang dapat terjadi yaitu kecelakaan laut yang dapat menimbulkan banyak korban tenggelam, dari data WHO 0,7% dari seluruh kematian didunia lebih dari 500.000 kematian setiap tahun disebabkan karena tenggelam. Pada 2004 diseluruh dunia terdapat 388.000 orang meninggal karena tenggelam, dan angka ini merupakan urutan ke-3 kematian didunia akibat cedera tidak segaja dan menurut Global Burden of Disease (GBD) bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding seluruh kematian akibat tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan transportasi laut, serta bencana lainnya. 1

2 Indonesia merupakan daerah yang rawan dengan berbagai bencana, berdasarkan laporan tim Search And Rescue (SAR) pada tanggal 21 November telah terjadi bencana banjir dan tanah longsor di kabupaten Tapanuli Tengah. Kejadian tersebut telah mengakibatkan 5 orang hilang setelah rumah diterjang banjir. Setelah dilakukan pencarian, 4 orang ditemukan dalam keadaan meninggal sedangkan satu korban lagi menghilang. Akses evakuasi korban terhambat akibat bencana longsor yang melanda. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tanggal 22 November 2014 telah terjadi bencana tanah longsor di Sijunjung. Bencana tersebut mengakibatkan satu rumah yang berpenghuni 4 orang tertimbun akibat longsoran. Setelah dilakukan pencarian, dari 4 orang dua diantaranya ditemukan dalam keadaan selamat dan dua orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal. Sepanjang tahun 2014, korban akibat bencana tanah longsor telah memakan korban sebanyak 262 orang meninggal dunia dari 332 kasus yang terjadi. Selain itu pada tahun 2010 Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), mengemukakan bahwa gunung merapi memberikan ancaman yang dapat menyebabkan bencana diwilayah lereng gunungnya pada waktu-waktu tertentu. Ancaman dari gunung meletus di Yogyakarta merupakan ancaman primer awan panas yang keluar dari kawahnya dan dapat menjangkau wilayah pemukiman dilerengnya dan dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Serangkaian eropsi gunung merapi yang diawali pada tanggal 26 oktober 2010 hingga mencapai puncak letusan terbesar pada tanggal 5 November 2010

3 menyebabkan kerusakan dan kerugian yang besar di empat kabupaten yaitu Magelang, Boyolali, Klaten, dan Sleman. Serangkaian erupsi tersebut telah menelan korban sebanyak 386 dengan jumlah pengungsi 399.408 pada pucak masa pegungsian. Berbagai bencana dan kerusakan yang terjadi dimuka bumi ini tidak lain karena ulah manusia juga, dan setiap bencana yang terjadi, telah dikehendaki oleh Allah S.W.T, dan seperti yang telah dituangkan dalam Al-Qur an, Q.S. Al-Isra (17:58) dan Q.S. Al-An am ayat 63 : إ ي ق سي ة إ ل ح ي ه ك ب ق بم ي و انق ي بي ة أ ي ع ر ب ب ع ر اب ب ش د يد ا ك ب ذ ن ك ف ي انك ت بة ي سط ز ا( ٨٥ ) Artinya : "Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya, sebelum hari kiamat, atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras (di hari kiamat). Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh)." (QS.17:58). ق م ي ي ج يك ى ي ظ ه بت انب س انب حس ت دع ت ض س ع ب خ في ة ن ئ أ ج ب ب ي ر ن ك ي انش بك س ي ( ٣٦ ) Artinya : "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur."-(qs.63) Berdasarkan fenomena diatas, dengan tingginya korban jiwa yang diakibatkan oleh bencana, sangatlah penting adanya suatu kelompok relawan dalam menangani dan meminimalisir korban bencana. Tim Search And Rescue

4 (SAR) merupakan kelompok awam khusus pada hakekatnya diartikan sebagai usaha dan kegiatan kemanusiaan untuk mencari dan memberikan pertolongan kepada manusia dengan kegiatan yang meliputi : mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang serta menghadapi bahaya dalam bencana atau musibah, mencari kapal dan atau pesawat terbang yang mengalami kecelakaan, Evakuasi pemindahan korban musibah pelayaran, penerbangan, bencana alam atau bencana lainya dengan sasaran utama penyelamatan jiwa manusia (BASARNAS, 2014). Adanya tim SAR yang terlibat dalam penanganan serta meminimalisir korban bencana alam wajib memiliki kemampuan dalam menguasai keterampilan untuk memberikan tindakan pertolongan pertama Basic Life Support serta mengenal keadaan gawat darurat akibat trauma maupun non trauma yang sering dijumpai pada korban bencana. Seorang penolong harus memiliki pengetahuan serta pelatihan dalam melakukan tindakan pertolongan pada korban bencana, salah-satunya yaitu Basic Life Support. Basic life support itu sendiri merupakan tindakan atau usaha yang pertama kali dilakukan dalam kondisi kegawatdaruratan untuk mempertahankan kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa (Guyton & hall, 2008). BLS dilakukan sesuai dengan prinsip dasar yang telah di tentukan, yaitu berdasarkan prioritas A (Airway) jalan nafas, B (Breathing) pernafasan, C (Circulation) sirkulasi (PUSBANKES, 2012). Pengetahuan tentang BLS merupakan hal yang penting dalam dasar keterampilan yang harus dimiliki oleh tim SAR sebagai relawan

5 korban bencana dalam menolong dan memberikan penanganan pertama untuk mempertahankan kehidupan saat kondisi kegawatdaruratan sebelum di tangani oleh petugas kesehatan. Kematian korban bencana terjadi karena ketidakmampuan petugas kesehatan dalam menangani penderita pada fase gawat darurat (Golden Period). Ketidakmampuan tersebut biasa disebabkan oleh tingkat keparahan, kurang memadainya peralatan, belum adanya sistem yang terpadu, serta pengetahuan dalam penanggulangan darurat yang masih kurang. Pengetahuan dan keterampilan dalam menangani serta memberikan pertolongan pada korban gawat darurat memegang porsi yang paling besar dalam menentukan keberhasilan pertolongan. tim SAR merupakan kelompok awam khusus yang bertugas dan terlibat secara langsung dalam menanggulangi serta menangani korban bencana alam, merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam mengetahui tindakan Basic Life Support untuk menangani korban dalam kondisi gawat darurat sebelum ditangani secara lanjut oleh petugas kesehatan. Keadaan darurat bisa saja terjadi kapan saja dan dimana saja dengan medan yang sulit ditempuh oleh petugas kesehatan serta dalam pertolongan ataupun mengevakuasi korban juga perlu diperhatikan waktu yang sangat singkat dalam menangani korban. Setiap orang harus tahu dan mampu melakukan tindakan pertolongan pertama, karena kondisi darurat bisa saja menimpa diri kita ataupun orang lain (Tygerson, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 8 Januari 2015, ketua umum harian tim SAR DIY mengatakan bahwa timnya

6 telah melakukan search and rescue terhadap korban bencana dengan baik dan semaksimal mungkin. Tapi, dalam melakukan pertolongan sering kali tim SAR DIY mengalami kesulitan dengan medan yang sangat berat dalam penyelamatan korban. Selain itu, ketua umum harian tim SAR DIY menjelaskan bahwa pemberian pertolongan pertama pada korban bencana tergantung pada golden time, sehingga sebagian besar korban yang mereka temukan telah meninggal. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan tentang Basic Life Support tim SAR Daerah Istimewa Yogyakarta pada korban bencana. B. Perumusan Masalah Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui tentang: gambaran tingkat pengetahuan tim Search And Rescue tentang basic life support?. C. Tujuan Penelitian 1 Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang Basic Life Support Tim Search And Rescue. 2 Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik demografi tim SAR DIY berdasarkan usia, pengalaman, tingkat pendidikan, dan informasi. b. Mengetahui tingkat pengetahuan tim Search And Rescue tentang konsep Basic Lfe Support.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi tim SAR DIY Membantu mengidentifikasi tingkat pengetahuan tim SAR DIY dalam penanganan kasus kegawatdaruratan serta sebagai bahan kajian serta masukan terhadap upaya peningkatan mutu pelayanan kepada korban bencana dalam kondisi kegawatdaruratan. 2. Manfaat bagi penelitian Hasil dari penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi peneliti untuk penelitian selanjutnya terkait dengan Basic Life Support. 3. Bagi Pendidikan Menjadi ilmu pengetahuan sebagai dasar dalam keterampilan Basic Life Support dalam kehidupan sehari-hari terutama kepada mahasiswa ilmu kesehatan. E. Keaslian Penelitian 1. Sugianti (2013), meneliti tentang gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang BHD di RSUD Ciawi Bogor. Penelitian ini menggunakandesain penelitian deskriptif dengan metode survey deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang melibatkan 107 sampel dengan tekhnik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mayoritas perawat (70,1%) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang BHD. Responden pada usia dewasa tengah, pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan, dan masa kerja lebih lama (>10 tahun) memiliki tingkat pengetahuan lebih baik.

8 Perbedaan dengan penelitian saya yakni menggunakan metode survey deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang melibatkan 38 anggota Tim SAR DIY dengan teknik purposive sampling. Penelitian saya, akan dilakukan dikantor Tim SAR DIY. 2. Gobel (2009) meneliti tentang tingkat pengetahuan perawat tentang BHD di RSUD Tahuna Propinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengambilan data dengan menggunakan Kuesioner yang melibatkan 110 sampel dengan tekhnik Propottionate startifed random sampling. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tinggkat pengetahuan perawat tentang bantuan hidup dasar 33,3 % berpengetahuan kurang, 66,7 % berpengetahuan cukup, sedangkan perawat yang berpengetahuan baik tidak ada. Perbedaan dengan penelitian saya yakni menggunakan metode survey deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang melibatkan 38 anggota Tim SAR DIY dengan teknik purposive sampling. Penelitian saya, akan dilakukan dikantor Tim SAR DIY. 3. Aziz Nur Fathoni (2013) meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan perwat tentang Basic Life Support (BLS) dengan Perilaku perawatan dalam pelaksanaan Primary Survey di RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan jenis rancangan descriptive correlational. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang melibatkan 20 sampel dengan tekhnik sampel jenuh. Hasil penelitian menunjukkan

9 tingkat pengetahuan perwat tentang Basic Life Support (BLS) pada kategori baik sebanyak 15 orang (75,0%). Perilaku perawat dalam pelaksanaan primary survey kategori terampil sebanyak 18 orang (90,0%). Perbedaan dengan penelitian saya yakni menggunakan metode survey deskriptif. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Penelitian saya, akan dilakukan dikantor Tim SAR DIY.