Bab 5. KESIMPULAN dan SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI: SEBUAH MANDAT KEMERDEKAAN NEGARA INDONESIA

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENAGA KERJA INDONESIA: ANTARA KESEMPATAN KERJA, KUALITAS, DAN PERLINDUNGAN. Penyunting: Sali Susiana

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran N

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 61/PUU-XIII/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

BAB I PENDAHULUAN. segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Oleh karena itu negara wajib

ASPEK-ASPEK HUKUM DAN HAM TERKAIT PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

2017, No memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan tetap memperhatikan harkat, martabat, hak asasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERANAN KANTOR PERWAKILAN INDONESIA DI LUAR NEGERI DALAM MELINDUNGI TENAGA KERJA WANITA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Laut Bering lepas pantai Chukotka, Rusia. Juru bicara Kementerian Kelautan

2013, No.5 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut den

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK ANAK YANG MENJADI TENAGA KERJA MIGRAN INDONESIA DI NEGARA LAIN

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia diarahkan untuk mencapai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

1. KBRI-Kuala Lumpur tidak optimal dalam menjalankan fungsi dan misi diplomatik dalam situasi perundingan/negosiasi terkait penyelesaian kasus

Tanggapan Komnas Perempuan terhadap. Draft RUU Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri

PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tamba

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REALISIASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN (Data per Desember 2012)

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, tingkat pendidikan dan keahlian yang rendah juga menjadi salah satu

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI JURNAL ILMIAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka

Konvensi Internasional Tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA

BAB V PENUTUP. Skripsi ini menjelaskan mengenai strategi Migrant CARE dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada buruh migran Indonesia yang berada diluar negeri terlihat jelas telah

BAB V KESIMPULAN. human trafficking di Indonesia yang berkedok dengan menjadi TKI di luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Hal ini telah diatur di dalam Pasal 23 ayat (1) Deklarasi Universal Hak

BERITA NEGARA. KEMENAKER. Perjanjian Kerja. Perpanjangan. Pengguna Perseorangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

Supremasi Hukum Volume 12 Nomor 1, Januari 2016 Mofea ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BURUH MIGRAN INDONESIA DI LUAR NEGERI. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang seperti teknologi, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017. Kata kunci: Perlindungan, Hak Buruh, Migran

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-3 Kedudukan Perwakilan Diplomatik di Indonesia

BAB II ISU BURUH MIGRAN DAN MIGRANT CARE. CARE sebagai Non-Government Organization. Pembahasan tentang sejarah baik dari

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perpanjangan Perjanjian Kerja Pada Pengguna Perseorangan (Beri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dikutip dari naskah tentang TKI yang disusun oleh Ecosoc Rights dkk., Jakarta, Ibid.

I. PENDAHULUAN. sehingga seseorang merasa hidupnya menjadi lebih berharga baik bagi dirinya, keluarganya

RGS Mitra 1 of 8 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TANGGAL 31 DESEMBER 2003

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penghasil devisa negara karena setiap bulan mereka mendapatkan

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

BAB I PENDAHULUAN. di kota-kota maupun di desa-desa. Banyak keluarga mempunyai Pembantu Rumah

Lex et Societatis, Vol. I/No. 5/September/2013. Kata kunci: Hak asasi manusia, tenaga kerja.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV LANDASAN KJRI DAVAO CITY MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MASYARAKAT KETURUNAN INDONESIA DI MINDANAO YANG BERESIKO STATELESS

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013

Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia Prinsip-Prinsip Usulan Terhadap RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender

RISALAH KEBIJAKAN PENYUSUN: ENY ROFI ATUL NGAZIZAH

MAKALAH. Mengenal Konvensi-konvensi. Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara merdeka yang berdaulat. 1 Salah satu kedaulatan

KEPPRES 108/2003, ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak: Kasus Hak Buruh

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

RechtsVinding Online. manusiawi selama masa penampungan;

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

Analisa Media Edisi November 2013

JAMINAN PERLINDUNGAN HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA DALAM KUHAP DAN RUU KUHAP. Oleh : LBH Jakarta

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5, 29 persen. 1

2 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1982 tentang P

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DITINJAU DARI KONVENSI ILO NO 111 TENTANG DISKRIMINASI DALAM KERJA ARTIKEL/JURNAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON

Transkripsi:

72 Bab 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Setiap manusia berhak atas penghidupan yang layak. Amanat konstitusi menghendaki agar negara mampu memberikan setiap Warga Negara Indonesia pekerjaan dan dengan pekerjaan tersebut mereka dapat hidup layak sebagai manusia yang mempunyai hak-hak yang dilindungi oleh hukum. Pria dan wanita mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu negara harus dapat melindungi hak-hak para pekerja, terutama pekerja wanita karena pada kenyataannya hak-hak pekerja wanita seringkali dilanggar. Perkerjaan tersebut dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri. Kantor perwakilan RI di luar negeri mempunyai kewajiban mempertahankan hakhak TKI yang bekerja di luar negeri. Kewajiban tersebut dapat dilaksanakan berdasarkan wewenang yang diperoleh kantor perwakilan berdasarkan berbagai macam produk hukum, baik secara internasional maupun nasional. Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik secara khusus memberikan wewenang kepada Pejabat Diplomatik untuk melindungi kepentingan setiap warga negara serta badan hukum yang berasal dari Negara Pengirim. Wewenang ini kemudian diperkuat oleh Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler yang memberi wewenang untuk pejabat konsuler untuk melakukan perlindungan yang hampir serupa dengan pejabat diplomatik. Hukum internasional dalam melindungi hak-hak para pekerja migran semakin lengkap dengan ditetapkannya International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families. Pada konvensi ini Pejabat Diplomatik dan Konsuler berhak membela hak-hak pekerja migran apabila hak-hak pekerja tersebut telah dilanggar atau manakala pekerja migran tersebut ditahan. Wewenang tersebut merupakan pernyataan dari fungsi perlindungan yang dimiliki oleh Pejabat Diplomatik dan Konsuler sebagaimana diatur dalam Konvensi Wina 1961 dan Konvensi Wina 1963. Akan tetapi sampai saat ini Indonesia belum meratifikasi konvensi ini.

73 Peranan kantor perwakilan sangat penting dalam membela hak-hak TKI. Kantor perwakilan menjadi ujung tombak pemerintah dalam hal mempertahankan hak-hak TKI yang dilanggar selama mereka bekerja di luar negeri. Pemerintah menyadari betul bahwa melindungi hak TKI haruslah mendapat perhatian khusus dan kantor perwakilan harus diberikan wewenang yang tertulis secara jelas. Oleh karena itu pemerintah mengesahkan UU Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Pada UU PPTKILN tersebut wewenang kantor perwakilan tertera secara jelas. Kantor perwakilan dapat menggunakan UU PPTKILN ini untuk menjadi payung hukum dalam melakukan tindakan perlindungan terhadap TKI yang tersandung masalah hukum. Kantor perwakilan dapat melindungi kepentingan TKW dengan 2 cara, yaitu advokasi serta penguatan fungsi perwakilan RI. Advokasi dapat diwujudkan dengan tindakan penunjukan kuasa hukum bagi TKW yang tersandung masalah hukum. Tindakan advokasi ditunjukan dengan penyediaan bantuan hukum oleh kantor perwakilan bagi para TKW yang tersandung masalah hukum. Tindakan advokasi juga dapat ditunjukan dengan tindakan pendampingan oleh pejabat kantor perwakilan kepada TKW manakala menghadapi proses hukum. Penguatan fungsi perwakilan ditunjukan dengan tindakan pro aktif kantor perwakilan kepada pejabat lokal dalam rangka melindungi hak-hak TKW yang terlibat masalah. Jika dibandingkan dengan Filipina maka peranan kantor perwakilan Indonesia jauh tertinggal dengan kantor perwakilan Filipina. Pemerintah Filipina memberikan wewenang kepada kantor perwakilannya untuk melindungi kepentingan tenaga kerja migrannya lebih terperinci. Filipina juga menempatkan sebuah badan khusus di kantor perwakilan yang menjadi negara tujuan utama tenaga kerja migran asal Filipina. Badan tersebut bertujuan untuk melindungi kepentingan tenaga kerja migran mereka. Dalam hal yang berhubungan dengan tenaga kerja wanita, badan ini diharapkan peka terhadap kebutuhan tenaga kerja wanita tersebut. Peranan kantor perwakilan dalam melaksanakan fungsi perlindungan dapat kita lihat secara jelas dalam Kasus S dan E v Keluarga Sabhnani. S dan E, yang

74 merupakan TKW yang bekerja pada keluarga Sabhanani, melaporkan kedua majikannya karena telah menyiksa mereka dan tidak membayar gaji mereka. Selama persidangan kantor perwakilan, dalam hal ini KJRI di New York, melakukan pendampingan terhadap kedua TKW serta melaporkan jalannya persidangan kepada instansi-instansi pemerintah yang terkait lainnya. KJRI juga secara berkelanjutan berkomunikasi dengan pihak penuntut umum serta kuasa hukum kedua TKW tersebut untuk mengetahui perkembangan terakhir kasus mereka. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis merasa bahwa wewenang kantor perwakilan masih perlu diperluas dalam berberapa hal. Perluasan wewenang ini diperlukan agar kantor perwakilan dapat secara mudah mengawasi para TKW yang bekerja di wilayah kerjanya serta mempermudah para TKW dalam menjalankan pekerjaannya. Salah satu wewenang yang mungkin harus dimiliki oleh kantor perwakilan saat ini adalah hak kantor perwakilan untuk mendapat laporan berjangka dari mitra usaha PJTKI mengenai pelaksanaan perjanjian kerja serta kondisi TKI selama bekerja dengan pengguna jasa TKW. Perluasan wewenang ini disertai pula dengan penguatan fungsi perwakilan. Penguatan fungsi perwakilan dapat diwujudkan dengan membentuk lebih Atase Ketenagakerjaan di negara-negara tujuan TKW. Keberadaan atase ini akan lebih mempermudah kantor perwakilan dalam mengurusi segala permasalahan yang berkenaan dengan TKW yang bekerja di luar negeri. Penguatan fungsi perwakilan harus pula disertai dengan penyediaan diplomat yang mempunyai latar belakang hukum atau paling tidak mengerti mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai hukum karena hukum, terutama hukum internasional, menjadi modal yang utama bagi diplomat dalam menjalankan peranan mereka. Wewenang lain yang penulis rasa perlu untuk segera pemerintah realisasikan adalah wewenang kantor perwakilan untuk melakukan perpanjangan perjanjian kerja. Penulis selama penelitian menemukan banyak TKW tidak dapat dilindungi karena mereka telah bekerja melewati batas waktu yang telah tertera dalam perjanjian kerja. TKW merasa enggan untuk memperpanjang perjanjian kerja

75 tersebut karena harus kembali terlebih dahulu ke tanah air untuk memperpanjang perjanjian kerja tersebut. Penulis merasa untuk alasan efisiensi waktu maka pihak kantor perwakilan dapat menjadi jembatan antara TKW dengan PJTKI dalam proses perpanjangan perjanjian kerja. Masalah penegakan hukum juga menjadi salah satu masalah yang harus segera dipecahkan pemerintah dalam melindungi hak-hak TKI. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam peraturan yang cukup komprehensif dalam melindungi hak-hak TKI akan tetapi pada kenyataannya pemerintah sangat sulit melakukan perlindungan karena, baik TKW ataupun PJTKI, tidak melakukan proses administrasi seperti yang telah disyaratkan oleh pemerintah. Masalah pembekalan terhadap TKW juga menjadi salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah. Selama ini TKW kurang mengetahui peranan kantor perwakilan terhadap diri mereka. Penulis melihat sebuah kenyataan bahwa ketika TKW mengalami masalah sangat jarang dari diantara mereka yang pergi ke kantor perwakilan untuk mengadukan masalah mereka tersebut. Pembentukan perjanjian bilateral, seperti perjanjian ketenagakerjaan atau perjanjian Mandatory Consular Notification, dengan negara-negara yang menjadi tujuan TKW juga menjadi hal yang sangat mendesak dilakukan pemerintah saat ini. Perjanjian ini dibutuhkan untuk memperkuat posisi tawar TKW di luar negeri dan memperkuat posisi kantor perwakilan dalam melindungi hak-hak TKW. Ratifikasi Konvensi Internasional Mengenai Hak-Hak Tenaga Kerja Migran dan Keluarganya juga sangat penting untuk dilakukan sesegera mungkin. Ratifikasi konvensi ini menggambarkan betapa besar keinginan Indonesia untuk dapat melindungi pekerja migran dalam wilayahnya dan kita juga menginginkan pekerja asal Indonesia diperlakukan serupa selama mereka bekerja di luar negeri. Penulis merasa bahwa pemerintah Indonesia perlu untuk belajar dari Filipina tentang bagaimana cara mereka melindungi tenaga kerja migrannya. Hal ini melihat betapa suksesnya kantor perwakilan mereka melindungi hak tenaga kerjanya. Indonesia perlu belajar dari mereka mengingat bawa Filipina adalah salah satu negara pengirim tenaga kerja migran yang cukup besar. Filipina dan

76 Indonesia secara kultur tidak jauh berbeda sehingga sistem yang diterapkan di Filipina mungkin cocok jika diterapkan di Indonesia.