KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analaisisnya, yaitu berkenaan dengan penyelenggaraan sistem

dokumen-dokumen yang mirip
lembaga ilmiah dan masyarakat ilmiah yang mengemban Perguruan tinggi di Indonesia sebagai lembaga ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. memanifestasikan perbenturan antara kepentingan yang berbeda dan sering

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

Kata Pengantar. Padang, 14 Juni Pembantu Rektor Bidang Akademik. Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram NIP

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan yang

G.Tata Pamong (Governance) 1. Struktur dan Suasana Organisasi Secara umum, posisi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia terlihat pada diagram Struktur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bertujuan untuk

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

masyarakat berdasarkan pedoman resmi dari Ditjen Dikti

pendaping dalam melaksanakan tugas pendampingan. Dalam pengembangan

BAB VI PENUTUP Kesimpulan 1. Implementasi Kebijakan Penjaminan Mutu Pada Perguruan Tinggi

MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL KINERJA PELAKSANAAN RENOP No. Revisi 00

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN BEKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis terhadap data peneliti. an yang terkumpul, maka berikut ini akan dikemukakan ke

dilingkungan UNM pada umumnya gaya kepemimpinan yang diterapkan cendemng membentahukan dan menjajakan kepada dosen. Gaya kepemimpinan ini dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan anggaran

BUKU PANDUAN PENULISAN DAN UJIAN SKRIPSI

BAB II PROFIL INSTANSI. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di kota Medan atau di luar

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 69 TAHUN 1996 TENTANG PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN, SERTA BENTUK DAN TATA CARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

belajar yaitu dengan sistem belajar modul

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI. A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNDANA. Area : Gugus Jaminan Mutu Revisi : Tujuan manual prosedur penetapan dosen penasehat akademik ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

dalam Keputusan Mendikbud RI Nomor 0487/U/1992 Bab II.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V KESIMPULAN, 1MPL1KASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

Arsip Nasional Republik Indonesia

MANAJEMEN PERKANTORAN DAN PERUMUSAN PENGORGANISASIAN KANTOR

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI Sejarah Ringkas Departemen Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya

MANAJEMEN PERKANTORAN DAN PERUMUSAN PENGORGANISASIAN KANTOR

Organizing (Pengorganisasian) I M A Y U D H A P E R W I R A

STRUKTUR ORGANISASI PT. X

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

BAB IV PENGAWASAN. memastikan dan menjamin bahwa tujuan dan sasaran serta tugas-tugas organisasi

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL INSTANSI. Darussalam (Universitas Syiah Kuala) Kutaraja (sekarang kota Banda Aceh), dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II URAIAN TEORITIS. meningkatkan efektivitas kerja pada perusahaan penerbangan PT. Mandala

-2- Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah terdiri atas pembinaan dan pengawasan umum serta pembinaan dan pengawasan te

BAB 5 PENUTUP. meningkatkan rasa tanggungjawab atas semua aktivitas-aktivitasnya untuk. mencapai tujuannya di masa yang akan datang.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

an ini diharapkan diperoleh hasil kajian secara relatif

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Sekolah Dasar adalah satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tahunan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II URAIAN TEORITIS. Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang. Teknik

Sejalan dengan sifat peran serta masyarakat di atas, pada intinya terdapat 6 (enam) manfaat lain terhadap adanya peran serta masyarakat tersebut, anta

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KONSEP PENGORGANISASIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tugas merupakan salah satu elemen penting dalam organisasi. Menurut

ini disimpulkan dari tiga kondisi pokok, yakni; Kondisi formal organisasi, kondisi pengelolaan kegiatan penyeleng

DISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

PERATURAN AKADEMI BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 Tentang : Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban, Serta Bentuk Dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang

pendidikan/pengajaran dilihat dari perhitungan ber

KETENTUAN MENGENAI TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA PIMPINAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/perusahaan, dimana SDM yang mampu menghasilkan kinerja yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. UniVersitas Esa Unggul

RINGKASAN MATA KULIAH BAB 2 LANGKAH-LANGKAH AUDIT

sebagai hasil akhir dari suatu penelitian. Selanjutnya segala praktek manajemen Tim Seleksi Peserta Diklat pada PPD.

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik bersifat non profit oriented, maupun profit oriented

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun oleh Nama : Novian Fitri Nurani NIM : Prodi : Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. luar maupun di dalam organisasi. Fraud biasanya menyangkut penyajian yang secara

Transkripsi:

170 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Bab ini mengemukakan beberapa kesimpulan, implikasi dan rekomendasi yang didasarkan atas hassil penelitian dan analaisisnya, yaitu berkenaan dengan penyelenggaraan sistem administrasi akademik yang dilaksanakan di IKIP Bandung dan UNPAD. Kesimpulan yang penulis kemukakan merupakan pemaknaan secara terpadu terhadap seluruh hasil penelitian ini, yaitu tingkat keef ek.t ivan sistem administrasi akademik dalam memberikan dukungan pelayanan terhadap pelaksanaan proses pendidikan yang dituntut oleh lembaga perguruan tinggi ini. Implikasi merupakan akibat dari hasil penelitian ini. Sedangkan rekomendasi merupakan implikasi lebih lanjut dari hasil penelitian, terutama bagi penyelenggaraan sistem administrasi akademik itu sendiri. A.Kesimpulan Administrasi akademik bagi IKIP Bandung dan UNPAD me - megang peranan yang sangat penting sekali. Bidang ini berhubungan langsung dengan segi operasional perguruan tinggi sehari - hari. Berfungsi untuk memberikan pelayanan agar proses pendidikan yang akan dilaksanakan pada lembaga ini dapat berjalan efektif dan efisien. Pada kedua lembaga ini sistem administrasi akademik

171 sudah berjalan dan memberikan dukungan pelayanan terhadap jalannya pelaksanaan proses"pendidikan, tetapi dukungan pelayanan yang diberikan belum memuaskan atau dengan kata belum sepenuhnya berjalan efektif, masih terdapat gangguan atau hambatan sehingga mengakibatkan tidak tercipta tertib akademik sebagaimana yang diharapkan. Secara lebih rinci kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem administrasi akademik yang diselenggarakan oleh IKIP Bandung dan UNPAD mengandung serangkaian kegiatan yang bersifat sistemik. Masing - masing kegiatan dalam sistem administrasi akademik tersebut mempunyai sasaran yang ingin dicapai, tetapi tujuan umum yang ingin dicapai dari penyelenggaraan sistem administrasi akademik ini adalah untuk memberikan dukungan pelayanan agar proses pendidikan yang dituntut oleh lembaga tersebut dapat ber jalan dengan tertib, teratur, lancar serta efektif. 2. Penyelenggaraan sistem administrasi akademik di IKIP Bandung diatur secara sentralisasi, tetapi dalam teknis oprasional tidak seluruh kegiatan diatur oleh pusat tetapi diatur antara tingkat pusat dengan fakultas dan satuan kerja lainnya yang dtiugas untuk menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan administrasi akademik, seperti LPM, UPTPPL dan BAAK. Sedangkan dalam penyelengga raan sistem administrasi akademik di UNPAD, baik pengaturan maupun dalam teknis operasional dilimpahkan pada amasing - masing fakultas dengan memperhatikan

172 pedoman yang telah ditetapkan oleh universitas. Dalam sistem kerja yang menganut sistem sentralisasi dapat menciptakan uniformitas pengelolaan program akademik secara menyeleluruh dan secara institusional. Sedangkan dalam sistem kerja yang bersifat desentralisasi memungkinkan tidak tercipta keseragaman dalam pengelolaan program akademik secara menyeluruh dan secara institusio nal, tetapi dengan adanya pedoman yang telah ditetapkan oleh pihak universitas perbedaan tidak akan begitu mencolok. Setiap pelaksanaan kegiatan sub sistem administrasi akademik mulai, dari seleksi mahasiswa sampai dengan wisuda mempunyai sistem kerja tersendiri, yang meliputi struktur kerja, metoda kerja dan prosedur kerja. Dalam sistem administrasi akademik IKIP Bandung sistem kerja yang dikembangkan untuk setiap sub sistem administrasi akademik telah disusun dan dituangkan dalam Pedoman Penye lenggaraan sistem administrasi akademik, tetapi dalam pe laksanaannya belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman tersebut. Sedangkan dalam sistem administrasi akademik di UNPAD sistem kerja tersebut dikembangkan oleh masing masing fakultas dengan memperhatikan pedoman penyeleng - garaan sistem administrasi akademik yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, tetapi dalam pelaksanannya disesuai dengan kondisi fakultas masing. Selain berpedoman pada buku tersebut juga memperhatikan

173 ketentuan atau pedoman yang telah ditetapkan oleh universitas. 3. Ditinjau dari keterlibatan dan aliran kerja ( Flows ), pe nyelenggaraan sistem administrasi akademik yang dilaksana kan pada kedua lembaga ini melibatkan beberapa unit atau satuan kerja yang adaa di lingkungan perguruan tinggi ini setiap satuan kerja ini masing mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab. Dalam penetapan tugas, wewenang dan tanggung jawab ini dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat sentralisasi atau desentraslisasi yang ditetapkan oleh kedua lembaga ini. Koordinasi dinatara satuan kerja atau personil yang terlibat dalam penyelenggaraan sistem administrasi akademik belum tercipta dengan baik, dengan kata lain satuan kerja - satuan kerja atau personil yang terlibatdalam penyelenggaraan sistem administrasi akademik dalam melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan rencana, peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan berkenaan dengan pelaksanaan sistem administrasi akademik, misalnya dalam sistem administrasi akademik berkenaan dengan kegiatan sub sistem perkuliahan, pengambilan program studi, ujian akhir program. Dalam sistem administrasi akademik di UNPAD berkenaan dengan kegiatan penyusunan jadwal kuliah, perkuliahan, pengambi lan program studi, pemasukan nilai ujian, penyelesaian akhir studi. Koordinasi yang dilakukan dalam penyelenggaraan sistem

174 administrasi akademik berupa koordinasi fungsional, baik bersifat interrn maupun ekstern. 4. Berkenaan dengan pelaksanaan komunikasi. Komunikasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan sistem administrasi akademik meliputi komunikasi vertikal dan horizontal. Komunikasi dari atas ke bawah berupa instruksi, pengumuman, petunjuk, yang disampai secara lisan maupun tulisan. Dalam sistem administrasi akademik komunikasi dari atas ke bawah kebanyak datang dari PR I, sedangkan di UNPAD komunikasi atas ke bawah dalam rangka pelaksanaan sistem administrasi akademik kebanyakan datang dari Dekan atau PD I. Komunikasi yang datang dari atas tidak selamanya berjalan efektif hal ini ditandai dengan tindakan yang tidak sesuai dengan pesan komunikasi. Ketidak efektivan ini diantara disebabkan oleh " Technical problem", yaitu berkenaan dengan ketepatan penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima dan juga karena sikap penerima dari menghayati, meresapi dan mengingat isi pesan informasi tersebut sehingga perilaku yang ditampilkan tidak sesuai dengan pesan komunikasi. Sedangkan komunikasi dari bawah ke atas berbentuk laporan atau saran untuk perbaikan dari sistem itu sendiri. 5. Berkenaan dengan pemberian komando. Dalam sistem adminis trasi IKIP Bandung komando datang dari PR I, yang diteruskan oleh Dekan/PD I atau oleh Ketua Jurusan. Se

175 dangkan dalam sistem administrasi akademik di UNPAD datang dari Dekan atau PD I. Dalam memberikan komando berpedoman pada kebijakan atau ketentuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan komando sudah sesuai dengan ketentuan, yaitu datang dari satu orang dan dengan adanya komando yang datang dari satu orang atasan ini akan memberikan kejelesan dan ketegasan kepada unsur pelaksana dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. 5. Berkenaan dengan pengawasan, secara umum pengawasan terhadap jalannya penyelenggaraan sistem administrasi akademik pada kedua lembaga ini dilakukan oleh PR I, tetapi dalam operasionalnya ada yang langsung dilakukan. oleh PR I tetapi ada juga yang dilaksanakan oleh pimpinan satuan kerja lainnya yang diberikan tugas untuk melaksanakan kegiatan - kegiatan dalam sistem administrasi akademik. Pengawasan yang dilakukan dalam bentuk pengawasan langsung maupun tidak langsung, selain itu juga dilakukan pengawasan preventif, yang dilakukan dengan menetapkan peraturan, pedoman, prosedur kerja, me netapkan tugas dan wewenang untuk setiap satuan kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan sistem administrasi akademik. Kegiatan oengawasan yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau ketidaksesuaian antara apa yang dilakukan dengan kebijakan, rencana atau instruksi yang telah disampaikan dalam pelaksanaannya belum sesuai dengan tujuan dari pengawasan tersebut.

176 Pengawasan sebagai upaya perbaikan atau peningkatan belum berjalan sebagaimana mestinya, hal karena belum disertai dengan upaya tindak lanjut yang berupa perbaikan dan pengembangan dari hasil pengawasan tersebut. Selain itu juga pengawasan ini belum memberikan kotribusi sebagaimana mestinya, khususnya terhadap sub sistem perkuliahan karena sasaran pengawasan masih terbtas pada masalah kehadiran dosen atau keberlangsungan dari kegiatan perkuliahan itu sendiri, sedangkan yang menyangkut pengawasan terhadap materi perkuliahan yang disampaikan kepada mahasiswa masih belum menjadi sasaran pengawasan. B. Implikasi Implikasi dari dukungan pelayanan sistem administrasi akademik terhadap pelaksanaan program pendidikan di IKIP Bandung dan UNPAD yang belum sepenuhnya berjalan efektif, seperti dikemukakan di atas, yakni antara lain : 1. Implikasi Terhadap Pengembangan Sistem Kerja Pelaksanaan Sistem Administrasi Akademik. Dengan adanya tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan sistem administrasi akademik akan memberikan kejelasan kepada para pelaksana dalam menetapkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, kebutuhan personil, penetapan prosedur kerja serta perilaku atau performans yang dituntut oleh setiap

177 personil pelaksana kegiatan tersebut. Berikutnya, dalam pengembangan sistem kerja, dengan menggunakan sistem kerja yang bersifat sentralisasi, seperti yang dikembangkan oleh IKIP Bandung akan tercipta uniformitas pengelolaan dalam program pendidikan/akademik secara menyeluruh dan secara institusional, tetapi dipihak lain dengan menggunakan sistem kerja seperti ini menyebabkan alur kegitan menjadi panjang, terlalu banyak pejabat atau pelaksana yang melapor kepada seseorang pejabat/pimpinan, beban kerja pada satuan kerja tertentu menjadi banyak, terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan pekerjaan. Dipihak lain dalam pengelolaan sistem administrasi akademik yang desentralisasi tidak terjadi keterpaduan dalam pengelolaan administrasi akademik secara institutsional, akan tetapi akan terjadi penyebaran dalam pekerjaan sehingga beban kerja akan menjadi menyebar/merata, penyelesaian pekerjaan relatif lebih singkat. 2. Implikasi Terhadap Kelancaran dan Ketertiban Dalam Penyelenggaraan Sistem Administrasi Akademik. Dengan belum dipahaminya serta dilaksanakannya peraturan, rencana, kebijakan, instruksi yang telah ditetapkan pimpinan oleh para pelaksana atau satuan kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan sistem adminis trasi akademik maka koordinasi dan kerja sama diantara satuan kerja atau personil dalam rangka penyelenggaraan sistem administrasi akademik akan terganggu, tidak terjadi ketertiban yang pada gilirannya dukungan

178 pelayanan terhadap penyelenggaraan proses pendidikan yang dituntut oleh lembaga menjadi tidak eektif dan efisien, hal ini karena dalam pelaksanaan sistem administrasi akademik menyertakan beberapa satuan kerja, mengingat kegiatan dalam administrasi akademik cukup komplek dan tidak bisa ditangani oleh satu satuan kerja saja. Demikian pula hal akibat adanya gangguan dalam pelaksanaan komunikasi, baik vertikal maupun horizontal akan mengakibatkan koordinasi atau kerja sama tidak akan tercapai dengan baik, juga pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi akademik menjadi terganggu, tidak lancar, sehingga apa yang sudah direncanakan tidak bisa dilaksanakan dengan sebaik mungkin sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 3. Implikasi Bagi Penyempurnaan Sistem Administrasi Akademi Dengan belum efektifnya pelaksanaan pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan sistem administrasi akademik maka upaya perbaikan atau penyempurnaan terhadap sistem yang sedang berjalan akan mengalami gangguan, karena untuk bisa melakukan penyempurnaan terhadap sistem yang ada harus diketahui terlebih dahulu kebaikan dan kelemahan yang sudah ada, karena atas dasar hasil pengawasan ini perbaikan dan pengembangan itu dilaksanakan, dan ini merupakan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan pengawasan.

179 C. REKOMENDASI Berdasarkan analisis terhadap temuan penelitian dan kesimpuln di muka, pada bagian ini dirumuskan rekomendasi mengenai kebijakan atau program yang harus ditempuh oleh pimpinan kedua lembaga ini dalam penyelenggaraan sistem administrasi akademik, serta beberapa rekomendasi untuk kepentingan ilmiah lebih lanjut. 1. Bagi IKIP Bandung Rekomendasi bagi unsur pimpinan institut dan Fakultas serta satuan kerja lainnya yang ditugaskan untuk melaksanaan sistem administrasi akademik, adalah sebagai berikut : a. Untuk lebih menertibkan dalam pelaksanaan sistem administrasi, baik yang dilaksanakan pada tingkat institut maupun di tingkat Fakultas harus adanya pembinaan disiplin dan komitment terhadap segenap civitas akademika yang terlibat dalam kegiatan ini dalam melaksanakan segala kebijakan, instruksi atau pedoman akademik yang telah ditetapkan oleh IKIP. Selain itu juga harus adanya distribusi wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan dipahami antara unit non akademik pada tingkat institut seperti BAAK, dengan unit non akademik pada tingkat fakultas, khususnya yang mengurus masalah akademik. b. Untuk menghindari kekeliruan atau kesalahan dalam pelaksanaan sistem administrasi akademik maka para personil atau pejabat yang terlibat dalam kegiatan ini

180 harus ditingkatkan pemahamannya dalam sistem kerja yang dikembangkan. Selain itu juga informasi yang terus-menerus, baik melalui fakultas atau jurusan mengenai sistem kerja ini harus senantiasa dilakukan sehingga sistem kerja yang dikembangkan dalam penyelenggaraan ini dapat diketahui. c. Untuk lebih meningkatkan efisiensi dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan sistem administrasi akademik maka alur kegiatan hendaknya dirancang sesederhana mungkin atau tetap dijaga agar tidak ter - lalu rinci dan mendetail sehingga dapat memperlambat proses penyelenggaraan kegiatan yang sudah direncanakan. d. Untuk menghindari penyimpangan yang berlarut-larut serta dalam upaya menyempurnakan sistem yang sedang berjalan maka tindak lanjut pengawasan yang berupa upaya perbaikan dan pengembangan harus senantiasa dilakukan. Pengawasan yang dilakukan harus menemukan fakta baimana tugas - tugas yang berkaitan dengan administrasi akademik tersebut dilaksanakan. 2. Rekomendasi Untuk UNPAD a. Untuk lebih memudahkan pengawasan atau penilaian terhadap efektivitas pelaksanaan administrasi akademik yang dilaksanakan pada setiap fakultas maka perlu dikembangan sistem administrasi akademik yang bisa dijadikan rujukan bagi pimpinan universitas dalam me laksanakan pengawasan, dan bagi fakultas dalam

181 b. Untuk lebih memperlancar dan menertibkan jalannya pelaksanaan sistem administrasi akademik maka harus di tanamkan pemahaman kepada semua unsur yang terlibat dalam kegiatan ini bahwa administrasi akademik pada dasarnya sebagai suatu sistem, antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya menunjukkan adanya saling ketergantungan jadi satu kegiatan tidak berfungsi dengan baik maka kegiatan lainnya menjadi terganggu.^ b. Selain itu juga dalam upaya membina kerja sama dan koordinasi serta efektivitas dalam penyelenggaraan sistem administrasi akademik maka pembinaan terhadap kedisiplinan, komitmen, ketaatan terhadap berbagai perturan, kebijakan, rencana harus dilakukan secara terus menerus karena adanya sikap disiplin ketaatan dan komitment dikalangan penyelenggara maka ketertiban dan keefektivan sulit dicapai. c. Dalam upaya memperbaiki dan mengembangkan sistem administrasi akademi yang sudah berjalan maka penilaian terhadap sistem ada harus senantiasa dilakukan, selain itu juga tindak lanjut dari kegiatan pengawasan harus senantiasa dilakukan karena suatu pengawasan tanpa diikuti dengan kegiatan tindak lanjut apakah dalam bentuk bentuk perbaikan atau pengembangan maka pengawasan tersebut kurang berarti, yang pada gilirannya tidak akan terjadi penyempurnaan terhadap sistem kerja yang sedang berjalan.

182 3. Rekomendasi untuk kepentingan studi dan penelitian lebih lanjut. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini selain mempunyai kebaikan, juga mempunyai keterbatasan atau kelemahan, yaitu :(a). Studi ini baru mengungkapkan proses penyelenggaraan sistem administrasi akademik yang dilaksanakan di IKIP Bandung dan UNPAD pada kurun waktu tertentu, sedangkan untuk kurun waktu berikutnya sangat perlu untuk dikaji atau diteliti mengenai sikap atau perilaku para penyelenggara sistem administrasi akademik tersebut dalam melaksanakan tugas - tugas yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, (b), hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini belum tentu sama hasilnya, jika penelitian yang sama penulis lakukan pada perguruan tinggi lainnya, baik yang berstatus negeri maupun swasta. (c), pada tempat yang berbeda, tetapi pada jenis lembaga yang sama, mungkin juga dikaji atau diteliti melalui studi yang lainnya misalnya melalui eksperimen. Sehubungan dengan hal - hal tersebut disarankan agar : 1) Penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan pengkajian tentang sikap atau perilaku para pelaksana sistem ad - ministrasi akademik dalam melaksanakan tugasnya. 2) Sebagai bahan perbandingan dan penguat, dapat pula dilakukan studi yang sama untuk wilayah yang berbeda atau dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda. 3) Penelitian ini dapat juga dilakukan terhadap perguruan tinggi yang sama pada tempat yang berbeda, dan melalui

183 jenis penelitian yang berbeda untuk mengungkapkan hasil studi yang relevan yang diungkapkan melalui penelitian ini. Ketiga aspek tersebut cukup mendorong penulis untuk mengkajinya melalui studi atau penelitian lebih lanut pada kesempatan lain, serta diharapkan dapat menggugah para peneliti lain untuk mela-kukan studi lebih lanjut.