PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA PT MAG LAPORAN MAGANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

PENGENDALIAN INTERN 1

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB II LANDASAN TEORITIS

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

TABULASI. Pertanyaan TOTAL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

The Capital Acquisition & Repayment Cycle. KELOMPOK E Elly Juliaty Ranita Wijaya Ratna Yani Rika Christin Yoshanti Andikasari

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan di dunia usaha semakin tinggi dan ketat, disamping itu

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. C2 No. 01 Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis dan pemahaman atas internal control PT Lahanwicaksana Prima dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

Chapter 19 Audit terhadap Siklus Pembelian dan Pembayaran: Tests of Controls, Substantive Tests of Transactions, dan Hutang Usaha

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

Chapter 22 Audit terhadap Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Capital

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

Audit 2 - Sururi Halaman 1

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

Pertemuan 1 AUDITING

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

BAB II BAHAN RUJUKAN

MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

ABSTRAK. : Audit atas Beban Dibayar Dimuka pada PT ACES Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

Siklus Pengeluaran: Pembelian dan Pengeluaran Kas. Pertemuan 12

BAB 3 DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN. di Bandung. PT Gemilang Elektrik Indonesia telah mendapat Surat Keputusan

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 14 (IAI,2015) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual

Transkripsi:

UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA PT MAG LAPORAN MAGANG MUHAMMAD ARIEF 1106137186 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI KEKHUSUSAN AKUNTANSI DEPOK JULI 2014

UNIVERSITAS INDONESIA PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA PADA PT MAG LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi MUHAMMAD ARIEF 1106137186 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI KEKHUSUSAN AKUNTANSI DEPOK JULI 2014

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, dan karunia-nya saya dapat menyelesaikan proses magang di RSM AAJ Associates selama 3 bulan serta laporan magang dengan judul Pengendalian Internal atas Pengadaan Barang dan Jasa pada PT MAG dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan laporan magang ini adalah sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Ekstensi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Saya menyadari bahwa pada saat proses magang sampai penyusunan laporan magang ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Dalam proses penyusunan laporan magang ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan magang ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Allah azza wa jalla yang tidak henti-hentinya mencurahkan nikmat dan karunia-nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan masa perkuliahan dengan baik hingga laporan magang yang saya buat ini selesai. 2. Program Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi, yang telah memberi saya kesempatan untuk bisa menimba ilmu, mendapatkan banyak teman-teman yang baik dan juga mendapatkan banyak pengalaman yang berharga selama masa kuliah. 3. Ibu Dr. Ratna Wardhani, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi. 4. Bapak Taufik Hidayat S.E., Ak., M.M, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu memberikan pengarahan dan masukan kepada saya sehingga laporan laporan magang ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. RSM AAJ Associates yang telah memberikan saya kesempatan untuk dapat melaksanakan program magang selama 3 bulan. iv

ABSTRAK Nama : Muhammad Arief Program studi : Ekstensi Akuntansi Judul : Pengendalian Internal atas Proses Pengadaan Barang dan Jasa pada PT MAG Laporan magang ini membahas mengenai pelaksanaan salah satu tahapan audit yaitu pengujian pengendalian internal pada proses pengadaan barang dan jasa di PT MAG, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan koperasi. Jenis pengadaan barang dan jasa pada PT MAG mencakup pengadaan atas kendaraan, peralatan kantor, perabotan, renovasi, instalasi dan software. Pelaksanaan pengujian pengendalian yang dilakukan penulis mengacu pada audit program yang ditetapkan oleh RSM AAJ Associates. Kesimpulan dari laporan ini adalah pengendalian atas proses pengadaan barang dan jasa di PT MAG untuk tahun 2013 sudah efektif. Seluruh transaksi yang diambil secara sampling sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku (SOP). Prosedur yang dijalankan KAP terkait pengujian pengendalian atas pengadaan barang dan jasa di PT MAG juga telah sesuai dengan teori yang ada. Kata kunci: Pengendalian, pengendalian internal, pengujian pengendalian, pengadaan ABSTRACT Name : Muhammad Arief Study program : Extension of Accounting Title : Internal Control of Procurement Process in PT MAG This internship report discusses one of the stages of audit namely the tests of controls on the procurement process in PT MAG, a company engaged in the financing of micro, small medium enterprises (SMEs) and cooperatives. Types of the procurement in PT MAG include the procurement of vehicles, office equipment, furniture, renovation, installation and software. The test of control done by the writer follows the audit program established by RSM AAJ Associates. The conclusion of this report is the control over the process of procurement of goods and services in PT MAG for the year 2013 is effective. All transactions taken by sampling are already performed in accordance with the applicable procedures (SOP). Procedures that performed by CPA s Firm related to tests of controls of the procurement in PT MAG also complies with existing theory. Key words: Control, internal control, test of control, procurement. vii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang... 1 1.2 Tujuan Program Magang... 1 1.3 Manfaat Program Magang... 2 1.4 Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang... 3 1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang... 4 1.6 Tujuan Penulisan Laporan Magang... 4 1.7 Sistematika Penulisan Laporan Magang... 5 BAB 2 LANDASAN TEORI... 7 2.1 Pengendalian Internal... 7 2.1.1 Tujuan Pengendalian Internal... 7 2.1.2 Komponen Pengendalian Internal... 8 2.2 Pengendalian Internal atas Siklus Pengeluaran... 12 2.2.1 Identifikasi dan Mitigasi Risiko Siklus Pengeluaran... 12 2.2.1.1 Pemesanan Barang dan Jasa... 12 2.2.1.2 Penerimaan Barang dan Jasa... 14 2.2.1.3 Persetujuan Faktur... 16 2.2.1.4 Pengeluaran Kas... 16 2.2.2 Diagram Alur Siklus Pengeluaran... 18 2.3 Pengauditan... 20 2.3.1 Definisi Pengauditan... 20 2.3.2 Jenis-Jenis Audit... 21 2.3.3 Tujuan Audit Atas Laporan Keuangan... 21 2.3.4 Jenis-Jenis Pengujian Audit... 23 2.3.5 Tujuan Audit atas Pengujian Pengendalian Internal... 24 2.3.6 Bukti Audit... 24 2.3.7 Pengujian Pengendalian Pengadaan Barang dan Jasa... 25 2.3.7.1 Memahami Pengendalian Internal... 27 2.3.7.2 Menilai Risiko Pengendalian... 27 2.3.7.3 Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian... 28 2.3.7.4 Mendesain Pengujian Pengendalian Atas Transaksi Pembelian... 29 2.3.7.5 Mendesain Pengujian Pengendalian Atas Transaksi Pembayaran... 29 viii

2.3.7.6 Pelaksanaan dan Evaluasi Hasil Pengujian... 29 BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG... 31 3.1 Profil KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto... 31 3.1.1 Sejarah... 31 3.1.2 Visi & Misi... 32 3.1.2.1 Visi... 32 3.1.2.2 Misi... 32 3.1.3 Jasa Yang Ditawarkan... 32 3.1.4 Struktur Organisasi... 34 3.2 Profil PT MAG... 34 3.2.1 Visi & Misi PT MAG... 35 3.2.1.1 Visi... 35 3.2.1.2 Misi... 35 3.2.2 Jenis Pembiayaan PT MAG... 35 3.2.2.1 Penyertaan Saham... 35 3.2.2.2 Obligasi Konversi... 36 3.2.2.3 Bagi Hasil... 36 3.2.3 Pola Pembiayaan PT MAG... 36 3.2.3.1 Pembiayaan Langsung/Individu... 36 3.2.3.2 Kerjasama Kemitraan... 36 3.2.3.3 Kerjasama Inti - Plasma... 37 3.2.4 Struktur Organisasi PT MAG... 37 BAB 4 PEMBAHASAN... 38 4.1 Gambaran Umum Proses Pengadaan Barang dan Jasa PT MAG... 38 4.1.1 Alur Proses Pengadaan Barang dan Jasa PT MAG... 38 4.1.2 Ketentuan Otorisasi... 39 4.1.3 Pengendalian Internal atas Pengadaan Barang dan Jasa PT MAG... 40 4.1.3.1 Pemesanan Barang dan Jasa... 40 4.1.3.2 Penerimaan Barang dan Jasa... 41 4.1.3.3 Persetujuan Faktur... 41 4.1.3.4 Pengeluaran Kas... 41 4.1.4 Analisis Pengendalian Internal atas Pengadaan Barang dan Jasa pada PT MAG... 42 4.1.4.1 Pemesanan Barang dan Jasa... 42 4.1.4.2 Penerimaan Barang dan Jasa... 43 4.1.4.3 Persetujuan Faktur... 44 4.1.4.4 Pengeluaran Kas... 44 4.2 Audit Atas Pengendalian Internal Siklus Pengeluaran... 44 4.2.1 Tujuan Pengujian Pengendalian Pengadaan Barang dan Jasa PT MAG... 44 4.2.2 Prosedur Pengujian Pengendalian Pengadaan Barang dan Jasa PT MAG... 45 4.2.3 Hasil Pengujian Pengendalian Pengadaan Barang dan Jasa PT MAG oleh KAP... 47 4.2.4 Analisis Prosedur Audit KAP... 49 ix

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 50 5.1 Kesimpulan... 50 5.2 Saran... 51 5.2.1 Saran Untuk PT MAG... 51 5.2.2 Saran Untuk RSM AAJ Associates... 51 5.2.3 Saran Untuk Program Ekstensi FEUI... 51 DAFTAR REFERENSI... 53 x

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Ancaman/Risiko dan Pengendalian pada Aktivitas Pemesanan Barang dan Jasa... 13 Tabel 2.2 Ancaman/Risiko dan Pengendalian pada Aktivitas Penerimaan Barang dan Jasa... 15 Tabel 2.3 Ancaman/Risiko dan Pengendalian pada Aktivitas Persetujuan Faktur... 16 Tabel 2.4 Ancaman/Risiko dan Pengendalian pada Aktivitas Pengeluaran Kas... 17 Tabel 4.1 Kriteria Ukuran Sampel untuk Pengujian Pengendalian... 46 xi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Komponen Pengendalian Internal... 11 Gambar 2.2 Diagram Alur Sistem Pembelian Berbasis Komputer... 18 Gambar 2.3 Diagram Alur Sistem Pengeluaran Kas Berbasis Komputer... 20 Gambar 2.4 Metodologi Desain Pengujian Pengendalian... 26 Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSM AAJ Associates... 34 Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT MAG... 37 xii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Walkthrough Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa PT MAG Pengujian Pengendalian Pengadaan Barang dan Jasa PT MAG Alur Pengadaan Barang dan Jasa PT MAG xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang sebagai perguruan tinggi negeri yang mempunyai kualitas dan reputasi sangat baik di Indonesia telah banyak melahirkan bibit-bibit unggul yang ikut turut serta membangun perekonomian di negara Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas, yang selalu menjaga kualitas output yang dihasilkan dari lulusan-lulusannya agar lulusannya kelak tidak hanya memiliki kemampuan akademis dan teoritis yang baik, namun juga memiliki kemampuan teknis yang memadai, sehingga dapat bersaing di dalam dunia kerja khususnya pada era persaingan global. Demi menunjang misi tersebut, Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia merancang sebuah program magang yang merupakan salah satu usaha untuk menyiapkan lulusan-lulusan yang kompeten di bidang penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan dengan gelar sarjana di bidang ekonomi. Dengan adanya program magang tersebut, mahasiswa dapat menjadikannya sarana untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama masa perkuliahan serta menjadi sarana untuk dapat belajar dan melihat secara langsung bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya. 1.2. Tujuan Program Magang Selain sebagai suatu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana di bidang ekonomi, laporan magang ini menjabarkan beberapa tujuan program magang ini yaitu: 1. Menghasilkan praktisi yang kompeten dalam penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan untuk sebuah unit usaha. 2. Agar mahasiswa memahami penerapan berbagai perangkat akuntansi, manajemen dan sistem informasi yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan di Program Ekstensi FEUI pada perusahaan. 1

2 3. Mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi manajemen perusahaan sehari-hari dengan menggunakan perangkat-perangkat akuntansi dan manajemen yang telah dipelajari. 4. Membiasakan mahasiswa dengan kultur kerja yang sangat berbeda dengan perkuliahan mulai dari segi manajemen waktu, cara berkomunikasi, kerja sama tim, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, serta tekanan yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, sehingga mahasiswa sudah terbiasa sebelum benar benar memasuki dunia kerja seutuhnya. 1.3. Manfaat Program Magang Berdasarkan subjeknya, manfaat program magang terbagi menjadi 3, yaitu: 1. Bagi Mahasiswa a. Memberikan pengalaman serta gambaran kepada mahasiswa tentang bagaimana dunia kerja yang sebenarnya, agar tidak menjadi canggung saat bekerja di masa mendatang. b. Dapat menerapkan langsung ilmu yang didapat selama masa perkuliahan pada perusahaan tempat magang. c. Sebagai sarana untuk menyusun laporan magang agar dapat lulus dan mendapat gelar sarjana ekonomi. d. Mendapatkan penghasilan tambahan dari perusahaan tempat magang. 2. Bagi Program Ekstensi FEUI a. Dapat menjaga hubungan baik dengan perusahaan tempat magang. b. Dapat meningkatkan kualitas kelulusannya. 3. Bagi Perusahaan tempat magang a. Dapat memanfaatkan tenaga terdidik siap pakai yang mutu dan kredibilitasnya telah dikenal demi membantu proses kegiatan usahanya agar lebih efisien.

3 b. Terjalin kerjasama antara perusahaan tempat magang dengan pihak Universitas. c. Dapat dijadikan salah satu usaha dalam rangka early recruitment atau perekrutan dini bagi perusahaan yang ingin mencari bibit unggul demi kemajuan perusahaannya. d. Perusahaan telah turut serta dalam program link and match pada sistem pendidikan di Indonesia. 1.4. Ruang Lingkup Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto (RSM AAJ Associates) yang bertempat di Plaza Asia lantai 10-11, Jalan Jendral Sudirman Kav. 59, Jakarta Selatan. Pelaksanaan magang berlangsung selama 3 bulan, mulai dari tanggal 1 Oktober 2013 sampai dengan 31 Desember 2013 dengan posisi sebagai Junior Auditor yang bertugas melaksanakan kegiatan audit di bawah pengawasan senior in-charge. Program magang diawali dengan kegiatan training yang dilaksanakan selama kurang lebih 2 hari mulai dari tanggal 1 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 2 Oktober 2013. Selanjutnya, program magang dilanjutkan dengan melakukan kegiatan audit di 3 perusahaan yang berbeda. Perusahaan pertama adalah PT ISP yang berlokasi di Sampoerna Strategic Square. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa teknologi informasi. Penugasan audit dimulai tanggal 7 Oktober 2013 sampai dengan 18 Oktober 2013. Selama masa penugasan di PT ISP, kegiatan audit meliputi mengerjakan translasi mata uang dan menghitung gain/loss forex yang timbul di perusahaan tersebut. Selanjutnya penugasan audit dilaksanakan di PT ZPA yang dimulai pada tanggal 22 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 7 November 2013. Perusahaan ini bergerak di bidang pencelupan besi dan baja untuk memberikan perlindungan dari korosi. PT ZPA berlokasi di BSD City, Tangerang. Kegiatan audit dimulai dengan mengerjakan beberapa kertas kerja antara lain aset tetap, utang dagang, piutang dagang, dan persediaan, serta membuat surat konfirmasi. Terakhir, penugasan audit dilaksanakan di PT MAG yang berlokasi di daerah Sudirman, mulai tanggal 8 November 2013 sampai dengan tanggal 31

4 Desember 2013. Perusahaan ini bergerak di bidang pembiayaan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan koperasi. Selama kegiatan audit berlangsung, penugasan audit yang diberikan antara lain mengerjakan kertas kerja terkait pengujian pengendalian untuk pengadaan barang dan jasa, aset tetap, serta membuat surat konfirmasi. Setelah itu, kegiatan magang dilakukan di kantor untuk merapikan working paper, melengkapi audit procedure, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh senior in charge. 1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang Laporan magang ini menjelaskan aktivitas yang dilakukan selama proses audit di PT MAG yang berfokus pada pengendalian internal pada proses pengadaan barang dan jasa pada PT MAG dan juga bagaimana proses pengujian pengendalian (tests of control) pada proses tersebut. Pengujian pengendalian yang dilakukan mengacu pada audit program yang dimiliki RSM AAJ Associates. Alasan topik ini dipilih sebagai laporan magang adalah karena ingin mengetahui bagaimana efektifitas sistem pengendalian internal yang diterapkan di sebuah perusahaan, khususnya dalam hal pengadaan barang dan jasa. Proses pengadaan barang dan jasa pada PT MAG dilakukan secara sentral di induk perusahaannya. Selain itu, topik ini dipilih karena ketika proses magang berlangsung, penugasan lebih banyak diarahkan untuk mengerjakan prosedur audit pengujian pengendalian atau tests of control atau pengujian pengendalian PT MAG. 1.6 Tujuan Penulisan Laporan Magang Dalam penulisan laporan magang ini, tujuan penulisan dibagi menjadi 2 poin penting yaitu: 1. Memaparkan dan menganalisis efektifitas dari sistem pengendalian internal dalam hal pengadaan barang dan jasa di PT MAG. 2. Memaparkan dan menganalisis proses audit atas pengendalian internal pada pengadaan barang dan jasa di PT MAG.

5 1.7 Sistematika Penulisan Laporan magang Dalam penulisan laporan magang ini, materi laporan terbagi menjadi 5 bab, dimana setiap bab dibagi menjadi beberapa sub-bab, agar mempermudah penulisan laporan magang serta mempermudah pembaca dalam membacanya. Sistematika penulisan laporan magang tersebut adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini dijabarkan tentang latar belakang program magang, tujuan program magang, manfaat program magang, ruang lingkup pelaksanaan magang, ruang lingkup laporan magang serta sistematika penulisan laporan magang. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang mendasari penulisan laporan magang ini. Teori seputar pengendalian internal, sistem informasi akuntansi, dan pengauditan yang diambil dari buku-buku, peraturan, tulisan dan penelitian serta referensi lain yang menunjang pembahasan materi laporan. BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG Bab ini membahas gambaran umum mengenai RSM AAJ Associates tempat pelaksanaan program magang serta PT MAG, salah satu perusahaan di mana kegiatan audit dilakukan yang juga merupakan sumber data dalam penulisan laporan magang. BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini dijelaskan secara spesifik tentang topik utama yang diangkat yaitu mengenai pengendalian internal atas pengadaan barang dan jasa pada PT MAG serta bagaimana proses pengujian pengendalian yang dijalankan oleh KAP dibandingkan dengan teori yang ada, serta bagaimana efektifitas pengendalian internal di perusahaan yang diaudit dengan teori yang ada. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat kesimpulan yang diambil atas pembahasan yang dilakukan di bab 4, serta saran bagi Program Ekstensi FEUI, perusahaan tempat magang yaitu RSM AAJ Associates, dan perusahaan klien yaitu PT

6 MAG berdasarkan pengalaman yang telah didapat selama pelaksanaan program magang.

7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 69 tentang pertimbangan atas pengendalian internal dalam audit laporan keuangan, pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Arens et al (2009), pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Sedangkan menurut Romney et al (2011) pengendalian internal merupakan suatu sistem yang dapat memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan perusahaan tercapai, seperti: 1. Melindungi aset 2. Memelihara catatan secara rinci untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan handal. 3. Memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan. 4. Menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 5. Meningkatkan efisiensi operasional. 6. Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditentukan. 7. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. 2.1.1 Tujuan Pengendalian Internal Menurut Romney et al (2011) yang juga senada dengan PSA No. 69, tujuan penerapan sistem pengendalian internal yang efektif di sebuah entitas terbagi menjadi tiga: 1. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya; 2. Efisiensi dan efektivitas operasi; 3. Ketaatan pada peraturan dan hukum yang berlaku.

8 2.1.2 Komponen Pengendalian Internal Dalam PSA No. 69 terdapat lima komponen pengendalian internal yang saling terkait untuk diterapkan dalam suatu organisasi, yaitu sebagai berikut: 1. Lingkungan pengendalian (Control Environment) menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal yang lain, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian mencakup berikut ini: Integritas dan nilai etika. Komitmen terhadap kompetensi. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit. Filosofi dan gaya operasi manajemen. Struktur organisasi. Pemberian wewenang dan tanggung jawab. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen dan dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian internal, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secara kolektif. Auditor harus memusatkan pada substansi pengendalian daripada bentuk luarnya, karena pengendalian mungkin dibangun namun tidak dilaksanakan. Misalnya saja, manajemen dapat membangun aturan perilaku formal namun bertindak yang melanggar apa yang telah ditetapkan dalam aturan tersebut. 2. Penilaian risiko (Risk Assesment) adalah identifikasi, analisis, dan manajemen terhadap risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sebagai contoh, penilaian risiko dapat ditujukan ke bagaimana entitas mempertimbangkan kemungkinan transaksi tidak dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisis estimasi yang dicatat dalam laporan keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan

9 memadai tentang proses penilaian risiko entitas untuk memahami bagaimana manajemen mempertimbangkan risiko yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan dan memutuskan tentang tindakan yang ditujukan ke risiko tersebut. Pengetahuan ini mungkin mencakup pemahaman tentang bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko, melakukan estimasi signifikannya risiko, menaksir kemungkinan terjadinya, dan menghubungkannya dengan pelaporan keuangan. Tujuan penilaian risiko entitas adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang berdampak terhadap tujuan entitas. Dalam audit atas laporan keuangan, audit melakukan penilaian atas risiko bawaan dan risiko pengendalian untuk mengevaluasi kemungkinan bahwa salah saji material dapat terjadi dalam laporan keuangan. 3. Aktivitas pengendalian (Control Activities) adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Terdapat beberapa prinsip aktivitas pengendalian internal yang umumnya berlaku di kebanyakan organisasi, yaitu antara lain: Otorisasi transaksi Pencatatan akuntansi Pelaksanaan pemeriksaan secara independen Pengendalian fisik Pemisahan tugas Prosedur dokumentasi Pengawasan Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas aktivitas pengendalian yang relevan untuk merencanakan audit. Sebagai contoh, dalam memperoleh pemahaman tentang dokumen, catatan, dan tahap pengolahan dalam sistem pelaporan keuangan yang berkaitan dengan kas, auditor mungkin menjadi sadar apakah rekening bank telah direkonsiliasi. 4. Informasi dan komunikasi (Information and Communication) adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung

10 jawab mereka. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami: Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan. Bagaimana transaksi tersebut dimulai. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi. Di samping itu, auditor harus memperoleh pengetahuan memadai cara yang digunakan oleh entitas untuk mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab pelaporan keuangan dan masalah-masalah signifikan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. 5. Pemantauan (Monitoring) adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Manajemen memantau pengendalian untuk mempertimbangkan apakah pengendalian tersebut beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan bahwa pengendalian tersebut dimodifikasi sebagaimana mestinya jika perubahan kondisi menghendakinya. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor internal atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan

11 informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang tipe utama aktivitas entitas yang digunakan untuk memantau pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan, termasuk bagaimana aktivitas tersebut digunakan untuk melaksanakan tindakan koreksi. Gambar 2.1 Komponen Pengendalian Internal Sumber: http://aryandanu.blogspot.com Selain itu pengendalian internal mengalami keterbatasan yang dapat menurunkan efektivitas pencapaian tujuan antara lain disebabkan oleh keterbatasan sumber daya, kekurangan keahlian pengetahuan, atau kemampuan, tingkat motivasi manajemen maupun pegawai, kesalahan yang tidak diantisipasi. Oleh karena manajemen harus mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal perusahaan baik secara periodik maupun secara terus menerus. Tanggung jawab terhadap pengendalian internal antara manajemen suatu perusahaan berbeda dengan auditor. Manajemen perusahaan bertanggung jawab untuk merancang dan menjaga pengendalian internal perusahaan. Di sisi lain, tanggung jawab auditor adalah memahami pengendalian internal dan melakukan pengujian terhadap pengendalian internal kliennya. Di dalam laporan magang ini

12 lebih berfokus kepada dua dari lima komponen pengendalian di atas, yaitu penilaian risiko dan aktivitas pengendalian. 2.2 Pengendalian Internal atas Siklus Pengeluaran Menurut Romney et al (2011) di dalam sebuah sistem informasi akuntansi, terdapat empat jenis siklus, yaitu antara lain: 1. Siklus pendapatan; 2. Siklus pengeluaran; 3. Siklus produksi; dan 4. Siklus manajemen sumber daya manusia dan penggajian. Di dalam penulisan laporan magang ini, hanya akan dibahas mengenai siklus pengeluaran. Siklus pengeluaran mencakup proses saat pemesanan barang atau jasa, penerimaan barang atau jasa, hingga pembayaran barang atau jasa yang dibeli. 2.2.1 Identifikasi dan Mitigasi Risiko Siklus Pengeluaran Siklus pengeluaran berfokus pada perolehan atas aset tetap, bahan baku, perlengkapan, atau komponen-komponen manufaktur lainnya yang berkaitan dengan kegiatan suatu perusahaan. Menurut Romney et al (2011) terdapat empat tahapan dasar dalam siklus pengeluaran, antara lain yaitu tahap pemesanan barang dan jasa, penerimaan barang dan jasa, persetujuan faktur, dan pengeluaran kas. 2.2.1.1 Pemesanan Barang dan Jasa Aktivitas bisnis yang paling awal di dalam sebuah siklus pengeluaran adalah pemesanan barang dan jasa. Dokumen kunci dari tahapan ini antara lain adalah permintaan pembelian (purchase requisition) yang merupakan tahapan awal dari proses pemesanan barang atau jasa. Selanjutnya, dibuat dokumen pesanan pembelian (purchase order) yang merupakan sebuah dokumen yang berbentuk kertas ataupun softcopy (elektronik) yang secara formal meminta pemasok untuk menjual dan mengirimkan produk tertentu dengan harga yang telah ditentukan. Ancaman atau risiko terkait aktivitas pemesanan barang dan jasa

13 beserta pengendalian untuk dapat memitigasi risiko-risiko tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Ancaman/Risiko dan Pengendalian pada Aktivitas Pemesanan Barang dan Jasa No. Ancaman/Risiko Pengendalian 1 Pencatatan yang tidak akurat. a. Menggunakan sistem persediaan perpetual. b. Penggunaan Barcode atau RFID. c. Penghitungan fisik persediaan secara berkala. 2 Pembelian barang atau jasa yang tidak diperlukan. a. Menggunakan sistem persediaan perpetual. b. Fungsi pembelian yang terpusat. c. Pemeriksaan dan persetujuan permintaan pembelian. 3 Pembelian dengan harga yang terlalu tinggi. a. Adanya daftar harga. b. Penawaran yang kompetitif. c. Tinjauan atas pesanan pembelian. d. Membuat anggaran. 4 Pembelian barang berkualitas rendah. a. Pembelian hanya dari pemasok yang telah disetujui. b. Peninjauan kembali dan persetujuan pembelian dari pemasok baru. c. Manajer Pembelian bertanggung jawab atas pengerjaan ulang (rework) dan scrap. d. Penelusuran dan pengawasan kualitas produk melalui pemasok. 5 Pemasok yang tidak dapat a. Mewajibkan pemasok untuk

14 diandalkan. memiliki sertifikasi mutu (misalnya ISO 9000). b. Mengumpulkan dan mengawasi data kinerja pengiriman pemasok. 6 Pembelian dari pemasok yang tidak diotorisasi. a. Menjaga daftar pemasok yang telah disetujui dan mengkonfigurasi sistem untuk memungkinkan. pesanan pembelian hanya untuk pemasok yang telah disetujui. b. Meninjau kembali pembelian dari pemasok baru. 7 Pemberian suap dari supplier. a. Melatih karyawan mengenai bagaimana cara menanggapi pemberian atau hadiah dari pemasok. b. Adanya rotasi pekerjaan dan kewajiban untuk libur. c. Audit atas pemasok. Sumber: Accounting Information Systems, Romney et al, 2011 2.2.1.2 Penerimaan Barang dan Jasa Tahapan kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan barang atau jasa. Departemen penerimaan menerima pengiriman dari pemasok. dan bertanggung jawab kepada manajer gudang. Penerimaan barang harus dikomunikasikan kepada fungsi pengendalian persediaan (inventory control) untuk memperbarui catatan persediaan. Dokumen utama dalam tahapan penerimaan barang dan jasa adalah blind copy dari PO yang bentuknya seperti PO namun tidak ada informasi berapa jumlah yang dipesan beserta harganya. Tujuannya adalah agar pegawai yang menghitung barang yang diterima tidak melakukan kecurangan. Dokumen kedua adalah laporan penerimaan (receiving

15 report) yang memaparkan informasi mengenai jumlah dan kondisi dari barang yang diterima. Di dalam aktivitas ini, ancaman atau risiko yang mungkin akan terjadi beserta pengendalian internal untuk memitigasi risiko tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Ancaman/Risiko dan Pengendalian pada Aktivitas Penerimaan Barang dan Jasa No. Ancaman/Risiko Pengendalian 1 Menerima barang yang tidak dipesan. Mewajibkan adanya pesanan pembelian yang telah disetujui sebelum menerima setiap pengiriman barang. 2 Kesalahan dalam penghitungan barang. a. Bagian penerimaan tidak mengetahui berapa jumlah barang yang dipesan. b. Bagian penerimaan diwajibkan untuk menandatangani laporan penerimaan. c. Penggunaan barcode dan RFID. 3 Pencurian persediaan. a. Pembatasan akses fisik ke persediaan. b. Penghitungan fisik secara berkala atas persediaan dan rekonsiliasi atas jumlah tercatat. c. Pemisahan tugas antara bagian penyimpanan dengan penerimaan persediaan. Sumber: Accounting Information Systems, Romney et al, 2011

16 2.2.1.3 Persetujuan Faktur Persetujuan atas tagihan dari pemasok dilakukan oleh departemen hutang dagang, yang bertanggung jawab kepada controller. Kewajiban perusahaan untuk membayar timbul ketika barang sudah diterima. Ancaman atau risiko dalam aktivitas ini beserta pengendalian yang dapat dijalankan untuk memitigasi risiko tersebut antara lain adalah: Tabel 2.3 Ancaman/Risiko dan Pengendalian pada Aktivitas Persetujuan Faktur No. Ancaman/Risiko Pengendalian 1 Kesalahan pada tagihan atau faktur dari pemasok. a. Verifikasi terhadap keakuratan invoice. b. Mengevaluasi penyelesaian penerimaan (sesuaikan PO dengan laporan penerimaan). c. Pembatasan akses ke data induk pemasok. d. Melakukan verifikasi terhadap tagihan pengiriman dan menggunaan jasa pengiriman yang telah disetujui. 2 Kesalahan posting dalam akun hutang dagang. a. Pengendalian terhadap pengeditan data. b. Rekonsiliasi rincian hutang dagang dengan buku besar. Sumber: Accounting Information Systems, Romney et al, 2011 2.2.1.4 Pengeluaran Kas Aktivitas terakhir dalam siklus pengeluaran adalah pengeluaran kas atau proses pembayaran atas barang atau jasa yang telah diterima. Pembayaran atas tagihan pemasok dilakukan oleh kasir, yang bertanggung jawab kepada bendahara. Kasir menerima dokumen yang terdiri dari tagihan pemasok dan

17 dokumen pendukung lainnya seperti pesanan pembelian dan laporan penerimaan. Dokumen-dokumen yang diterima kasir tersebut memberikan kewenangan untuk menenerbitan cek ke pemasok. Dalam tabel 2.4, dijelaskan apa saja risiko atau ancaman berikut dengan pengendalian terkait risiko tersebut. Tabel 2.4 Ancaman/Risiko dan Pengendalian pada Aktivitas Pengeluaran Kas No. Ancaman/Risiko Pengendalian 4 Pencurian kas. a. Pengamanan fisik terhadap cek kosong dan mesin penandatanganan cek b. Pengendalian terhadap akses ke tempat penyimpanan cek c. Penggunaan komputer dan browser khusus untuk online banking; d. Pemisahan fungsi yang menulis cek dengan bagian hutang dagang; e. Rekonsiliasi rutin terhadap rekening bank dengan jumlah yang dicatat oleh seseorang yang independen; f. Pembatasan akses ke data induk pemasok; g. Audit yang dilakukan secara tibatiba terhadap kas kecil; 5 Pengubahan cek. a. Penggunaan tinta dan kertas khusus untuk cek; b. Pengamanan terhadap mesin pendandatangan cek; 6 Arus kas bermasalah. Membuat anggaran arus kas. Sumber: Accounting Information Systems, Romney et al, 2011

18 2.2.2 Diagram Alur Siklus Pengeluaran Menurut Hall (2010), di dalam siklus transaksi akuntansi terdapat dua jenis diagram alur (flowchart) yaitu dengan sistem manual dan computer based. Dalam laporan ini, hanya akan dibahas flowchart dengan computer based system terkait klien yang diaudit. Dalam flowchart ini, dibagi menjadi dua aktivitas yaitu proses pembelian dan pengeluaran kas. Gambar di bawah ini merupakan contoh flowchart dari pembelian dan pengeluaran kas dengan computer based system menurut Hall (2010). Gambar 2.2 Diagram Alur Sistem Pembelian Berbasis Komputer Sumber: Principles of Accounting Information Systems, Hall, 2010 Pada flowchart di atas, proses pembelian dimulai dari Data Processing Purchases System yang menyediakan data pemasok dan dokumen permintaan pembelian (Purchase Requisition). Departemen pembelian (Purchases) kemudian membuat Pesanan Pembelian (Purchase Order) rangkap 5. Satu buah dokumen

19 diberikan kepada vendor, satu buah disimpan di dalam file departemen pembelian, satu buah dikirim ke departemen penerimaan (Receiving), satu buah dikirim ke departemen hutang dagang (Accounts Payable dan sisanya dimasukkan ke dalam data processing purchases system. Data processing purchases system kemudian memproses Purchase Order (PO) tersebut dan mengupdate program. Setelah barangnya sampai, departemen penerimaan kemudian membuat receiving report dengan mencocokkan PO yang diberikan oleh departemen pembelian dan packing slip dari vendor. Receiving report dibuat rangkap 3, satu buah diberikan kepada departemen pembelian untuk kemudian disimpan, satu buah dikirim ke departemen hutang dagang, dan sisanya dimasukkan ke dalam data processing purchases system. Lalu, Data processing purchases system memproses receiving report tersebut dan mengupdate barang dalam General Ledger. Selanjutnya, bagian hutang dagang mencocokkan invoice dengan PO dan receiving report kemudian membuat cash disbursement voucher. Cash disbursement voucher tersebut lalu dimasukkan ke dalam data processing purchases system untuk kemudian dicatat dalam Voucher Register dan General Ledger. Lalu pada flowchart di bawah menggambarkan aktivitas selanjutnya dalam siklus pengeluaran yaitu pengeluaran kas. Setiap harinya, sistem memeriksa tanggal jatuh tempo dari voucher register terkait barang yang dibeli. Cek lalu dicetak untuk barang terkait, dan setiap cek tercatat dalam check register (cash disbursements journal). Nomor cek dicatat di dalam voucher register untuk memindahkan transaksi terkait ke closed AP file. Cek dan daftar transaksi (transaction listing dikirim ke departemen cash disbursements. Departemen cash disbursements lalu memeriksa kembali dan mencocokkan antara daftar transaksi dengan cek. Kemudian cek ditandatangani untuk selanjutnya diberikan ke pemasok dan satu buah salinan cek dikirimkan ke bagian Accounts Payable. Departemen Accounts Payable lalu membuka Voucher file yang berisi dokumen pendukung terkait transaksi (Purchase Requisition, Purchase Order, Receiving Report, Invoice, dan Voucher) dan mencocokkannya dengan salinan cek yang dikirim dari departemen cash disbursements.

20 Gambar 2.3 Diagram Alur Sistem Pengeluaran Kas Berbasis Komputer Sumber: Principles of Accounting Information Systems, Hall, 2010 2.3 Pengauditan 2.3.1 Definisi Pengauditan Pengauditan adalah pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti tentang suatu informasi untuk menentukan dan melaporkan tentang kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pengauditan harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. (Arens et al., 2009). Menurut Agoes (2008), pengauditan merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa, pengauditan merupakan suatu proses pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak yang independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang dapat mendukung pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

21 2.3.2 Jenis-Jenis Audit Secara umum ada 3 jenis audit yang dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (Arens et al., 2009) yaitu: 1. Audit Laporan Keuangan Historis (Financial Statement Audit) yaitu audit yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan suatu perusahaan atau entitas sudah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. 2. Audit Operasional (Operational Audit) yaitu audit yang bertujuan untuk menelaah atau me-review prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk mengevaluasi efektivitas serta efisiensinya. 3. Audit Ketaatan (Compliance Audit) yaitu audit yang bertujuan untuk menentukan apakah perusahaan atau entitas yang diaudit (auditee) telah mengikuti prosedur, peraturan, atau regulasi tertentu yang telah ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Dalam laporan ini hanya dibahas audit atas laporan keuangan yang dilakukan terhadap PT MAG. 2.3.3 Tujuan Audit Atas Laporan Keuangan Menurut SPAP PSA 02 (SA seksi 110) tahun 2001 menyatakan bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam suatu hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut SPAP PSA 07 (SA seksi 326), terdapat tiga kategori asersi manajemen sehubungan dengan tujuan audit, yaitu asersi terkait transaksi, asersi terkait saldo akun, dan asersi terkait penyajian dan pengungkapan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh manajemen secara implisit mengenai kelas transaksi dan akun terkait dalam laporan keuangan (Arens et al., 2009). Lima kategori asersi manajemen yang berhubungan dengan transaksi yaitu: 1. Occurence, untuk memastikan apakah transaksi yang telah dicatat memang benar-benar terjadi selama periode akuntansi yang berjalan.

22 2. Completeness, untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi benar-benar telah dicatat secara lengkap. 3. Accuracy, untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah dicatat dengan nilai yang benar dan tepat. 4. Classification, untuk memastikan bahwa seluruh transaksi yang telah terjadi dicatat dalam akun-akun yang benar dan tepat. 5. Cutoff, untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah dicatat pada periode akuntansi yang tepat. Selain lima asersi terkait transaksi di atas, terdapat pula empat asersi yang terkait dengan saldo akun yaitu: 1. Existence, untuk memastikan bahwa aset, liabilitas, dan ekuitas yang tercatat memang benar-benar ada dan masuk dalam tanggal neraca. 2. Completeness, untuk memastikan bahwa saldo yang tercatat telah dicatat seluruhnya secara lengkap. 3. Valuation and Allocation, untuk memastikan bahwa saldo akun sudah mencerminkan nilai yang sebenarnya (nilai bersih) atau dalam jumlah yang dapat direalisasikan. 4. Rights and Obligations, untuk memastikan bahwa penyajian aktiva memang merupakan hak perusahaan dan hutang merupakan kewajiban perusahaan. Asersi ketiga yaitu terkait penyajian dan pengungkapan, yang terdiri dari empat kategori antara lain adalah sebagai berikut: 1. Occurrence and Rights and Obligations, untuk memastikan apakah transaksi yang diungkapkan memang benar-benar terjadi dan merupakan hak ataupun kewajiban dari perusahaan. 2. Completeness, untuk memastikan bahwa seluruh pengungkapan sudah termasuk di dalam laporan keuangan. 3. Accuracy and Valuation, untuk memastikan bahwa informasi keuangan telah diungkapkan secara wajar dan pada nilai yang tepat.

23 4. Classification and Understandability, untuk memastikan bahwa seluruh angka telah diklasifikasikan pada akun yang tepat dalam laporan keuangan dan pengungkapannya dapat dimengerti. 2.3.4 Jenis-Jenis Pengujian Audit Menurut Arens et al (2009), terdapat lima jenis pengujian audit untuk menentukan apakah laporan keuangan dinyatakan secara wajar, yaitu : 1. Prosedur Penilaian Risiko (Risk Assesment Procedures) Prosedur penilaian risiko dilakukan untuk menilai risiko dari salah saji material dalam laporan keuangan klien. Auditor kemudian melakukan tests of controls, substantive tests of transactions, analytical procedures, dan tests of details of balances untuk menindaklanjuti hasil penilaian risiko auditor atas salah saji material dalam laporan keuangan. 2. Pengujian atas pengendalian (Tests of Controls) Pengujian atas pengendalian digunakan untuk menilai risiko pengendalian berdasarkan bukti yang diperoleh. Pengujian ini meliputi jenis prosedur berikut: Meminta keterangan kepada pegawai klien Menguji dokumen, arsip dan laporan Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian Pelaksanaan ulang oleh auditor terhadap prosedur-prosedur klien 3. Pengujian substantif atas transaksi (Substantive tests of transactions) Pengujian substantif atas transaksi adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dalam laporan keuangan. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit yang terkait dengan transaksi telah terpenuhi. 4. Prosedur analitis (Analytical procedures) Prosedur analitis membandingan jumlah yang dicatat dengan ekspektasi auditor. Prosedur analitis dilakukan dengan perhitungan rasio oleh auditor untuk dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan data terkait lainnya. Ada dua tujuan utama dari prosedur analitis, yaitu :

24 Menunjukkan indikasi timbulnya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci 5. Pengujian terinci atas saldo (Tests of details of balances) Pengujian terinci atas saldo berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun-akun neraca maupun laba rugi, tetapi penekanan utama pada kebanyakan pengujian terinci atas saldo adalah neraca. Dalam laporan ini, hanya akan dibahas satu dari lima tahapan audit atas laporan keuangan di atas, yaitu pengujian atas pengendalian (Tests of Control). 2.3.5 Tujuan Audit Atas Pengujian Pengendalian Internal Prosedur audit untuk menguji keefektifan pengendalian internal suatu perusahaan adalah dengan melakukan uji pengendalian (tests of control). Tujuan pengujian pengendalian dalam sebuah penugasan audit adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai risiko salah saji yang material. Dalam ISA 330.8 disebutkan bahwa auditor harus merancang dan melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk efektivitas operasi pengendalian relevan jika: 1. Penilaian auditor tentang risiko salah saji material pada tingkat asersi mencakup ekspektasi bahwa pengendalian berjalan dengan efektif (yaitu, auditor bermaksud untuk bergantung pada efektivitas pengendalian dalam menentukan sifat, waktu, dan luas prosedur substantif ) ; atau 2. Prosedur substantif saja tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat pada tingkat asersi. 2.3.6 Bukti Audit Menurut Arens et al (2009), bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selama berada dalam penugasan audit, seorang auditor dalam melaksanakan audit prosedur diharuskan untuk

25 mendapatkan bukti-bukti audit yang cukup dan tepat untuk mendukung keyakinan auditor bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Terdapat tujuh jenis bukti audit, yaitu : 1. Pengecekan Fisik (Physical Examination) 2. Konfirmasi (Confirmation) 3. Dokumentasi (Documentation) 4. Prosedur Analitis (Analytical Procedures) 5. Wawancara kepada Klien (Inquiries of Client) 6. Perhitungan Ulang (Recalculation) 7. Observasi (Observation) Di dalam pengujian atas pengendalian internal suatu perusahaan, bukti audit sangat mempengaruhi hasil pengujian auditor, apakah pengendalian suatu perusahaan berjalan dengan efektif atau tidak. Bukti-bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor ketika melakukan pengujian atas pengendalian internal adalah: 1. Wawancara dengan karyawan yang tepat terkait desain dan penerapan pengendalian internal atau prosedur yang relevan untuk risiko yang diidentifikasi; 2. Observasi oleh auditor terhadap kebijakan yang relevan atau prosedur yang diterapkan perusahaan; 3. Pemeriksaan dokumen atau laporan yang membuktikan desain atau penerapan kebijakan atau prosedur yang relevan oleh karyawan perusahaan, misalnya memeriksa bahwa transaksi telah diotorisasi dengan benar, rekonsiliasi telah disetujui, dll; 4. Pelaksanaan ulang penerapan kebijakan atau prosedur pengendalian oleh auditor, dan membandingkan antara hasil yang diperoleh auditor dengan hasil yang diperoleh klien; 2.3.7 Pengujian Pengendalian Pengadaan Barang dan Jasa Menurut Arens et al (2009) terdapat lima jenis siklus dalam pengauditan, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Siklus penjualan dan penagihan

26 2. Siklus penggajian dan personalia. 3. Siklus akuisisi dan pembayaran 4. Siklus persediaan dan pergudangan 5. Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali Terkait dengan judul laporan magang yang dibuat, laporan magang ini hanya akan membahas mengenai siklus akuisisi dan pembayaran. Menurut Arens et al (2009), pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akusisi dan pembayaran dibagi menjadi dua wilayah besar, yaitu : 1. Pengujian akusisi, yang meliputi tiga fungsi bisnis; pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang. 2. Pengujian pembayaran, yang meliputi fungsi pemrosesan dan pecatatan pengeluaran kas. Memahami pengendalian internal akusisi dan pengeluaran kas Menilai risiko pengendalian terencana akusisi dan pengeluaran kas Menentukan lingkup pengujian pengendalian Mendesian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk akusisi dan pengeluaran kas untuk memenuhi tujuan audit terkait transaksi Sampel yang dipilih Penempatan waktu Prosedur Audit Jumlah sampel Gambar 2.4 Metodologi Desain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi pada Siklus Akuisisi dan Pembayaran Sumber: Auditing, Arens et al, 2009

27 Figur diatas mengilustrasikan metodologi dalam mendesain pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akusisi dan pembayaran. 2.3.7.1 Memahami Pengendalian Internal Salah satu bagian dari proses prosedur pengujian pengendalian internal adalah mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal untuk siklus akuisisi dan pembayaran. Hal ini dilakukan dengan: 1. Mempelajari diagram alur klien yang menggambarkan alur dari dokumendokumen transaksi pengadaan barang dan jasa beserta urutan arusnya. Diagram alur ini sangat bermanfaat karena akan memberikan tinjauan yang tepat atas sistem klien, yang akan membantu auditor mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan-kelemahan dalam sistem klien. 2. Menelaah kuesioner tentang pengendalian internal. Hal yang perlu dilakukan dalam aktivitas ini adalah menanyakan serangkaian pertanyaan mengenai pengendalian pada setiap bagian pengauditan. Kuesioner ini merupakan salah satu alat dalam mengidentifikasi kelemahan dalam pengendalian internal. Dengan menggunakan kuesioner, auditor dapat mencakup masing-masing bagian pengauditan dengan cepat. 3. Melakukan walkthrough terhadap transaksi akuisisi dan pengeluaran kas. Dengan adanya walkthrough, auditor akan mendapatkan pemahaman terkait siklus pengeluaran dan memastikan semua pengendalian internal dan dokumentasi terkait dengan proses tersebut sudah dilakukan dan ditaati sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku di perusahaan. 2.3.7.2 Menilai Risiko Pengendalian Langkah selanjutnya dalam mendesain metodologi pengujian pengendalian adalah dengan menilai risiko pengendalian. Setiap fungsi bisnis dalam suatu perusahaan memiliki kunci pengendalian internal masing-masing, antara lain adalah: 1. Otorisasi pembelian. Auditor harus memastikan bahwa barang dan jasa yang diakuisisi telah diotorisasi dengan benar.

28 2. Pemisahaan tanggung jawab penanganan penerimaan barang dengan fungsi lainnya. Pada umumnya, perusahaan memisahkan antara bagian penerimaan barang dengan bagian penyimpanan. Auditor harus memastikan bahwa barang dikontrol secara fisik sejak barang diterima hingga barang tersebut digunakan. Personel di departemen penerimaan harus berbeda dari personel di bagian penyimpanan dan departemen akuntansi. 3. Pencatatan tepat waktu dan penelahaan transaksi secara independen. Auditor harus memastikan bahwa pencatatan utang atas pembelian barang atau jasa yang diterima telah dilakukan dengan tepat. Beberapa perusahaan mengakui utang pembelian saat barang atau jasa tersebut diterima. Sebagian perusahaan lainnya mencatat utang sampai faktur diterima. 4. Otorisasi pembayaran. Auditor harus memastikan pembayaran yang dilakukan oleh klien telah diotorisasi dengan tepat. Pengendalian atas pengeluaran kas yang paling penting meliputi: Penandatanganan cek oleh personel dengan otoritas yang memadai. Pemisahan tanggung jawab atas penandatanganan cek dan penjalanan fungsi utang dagang. Pemeriksaan dokumen pendukung secara seksama pada waktu cek ditandatangani oleh personel yang menandatangani cek tersebut. 2.3.7.3 Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian internal klien, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi risiko pengendalian. Ketika auditor ingin agar risiko pengendalian berada di bawah batas maksimal yang ditetapkan, auditor melakukan pengujian pengendalian untuk mendapatkan bukti bahwa pengendalian berjalan dengan efektif. Saat efektivitas pelaksanaan pengendalian meningkat dan didukung oleh pengujian pengendalian yang memadai, auditor dapat mengurangi pengujian substantif. Jika klien adalah perusahaan publik, maka auditor harus mendokumentasikan dan menguji pengendalian secara memadai agar dapat menerbitkan opini pengendalian internal atas pelaporan keuangan.