BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bentuk nyata dari kinerja pemerintah daerah yaitu dengan adanya berbagai fasilitas yang telah dibangun hingga masyarakat merasa nyaman, aman dan sejahterah atas daerah tersebut. Namun seluruh pembangunan daerah dibutuhkan adanya dana, baik itu bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ataupun Anggaran Pendapatan Belaja Daerah (APBD), dana tersebut dianggarkan untuk kebutuhan daerah selama satu periode tertentu, kemudian anggaran yang sudah di realisasikan dituangkan dalam laporan realisasi anggaran hingga terbentuknya laporan keuangan. Laporan keuangan juga mencerminkan bagaimana kinerja pemerintah daerah, sebab laporan keuangan salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah terhadap masyarakat melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Masyarakat mempercayai laporan keuangan untuk diperiksa oleh Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Dalam hal ini BPK dapat mengungkapkan berbagai kecurangan atau ketidak lengkapan dari transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Kemudian BPK memberikan opini audit ataupun informasi aktual atas kewajaran dari laporan keuangan pemerintah yang telah diperiksa. 1
2 Kemudian dalam sebuah organisasi kunci utama keberhasilan yaitu memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten, begitu juga dalam penyusunan laporan keuangan dibutuhkan SDM yang berkompetensi. Hal tersebut bisa dilihat dari pola pikir, pengalaman, latar belakang pendidikan serta kemampuan nyata dalam melaksanakan kewajibannya. Menurut Kadek, Nyoman dan Ni Kadek (2014) menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia sangat diperlukan agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan. Sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dapat berkualitas dan bermanfaat dalam hal pengambilan keputusan. Selain itu sumber daya manusia adalah faktor penting demi terciptanya laporan keuangan yang berkualitas. Keberhasilan entitas bukan hanya dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang dimilikinya melainkan kompetensi sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan entitas yang bersangkutan. Kompetensi merupakan dasar seseorang untuk mencapai kinerja tinggi dalam menyelesaikan kinerjanya. Sumber daya manusia yang tidak memiliki kompetensi tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaanya secara efisien, efektif, dan ekonomis. Dalam hal ini pekerjaan yang dihasilkan tidak akan tepat waktu dan terdapat pemborosan waktu serta tenaga. Dengan adanya kompetensi sumber daya manusia maka waktu pembuatan laporan keuangan akan dapat dihemat. Hal ini karena sumber daya manusia tersebut telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hal-hal yang harus
3 dikerjakan, sehingga laporan keuangan yang disusun dapat diselesaikan dan disajikan tepat pada waktunya. Semakin cepat laporan keuangan disajikan maka akan semakin baik dalam hal pengambilan keputusan (Mardiasmo, 2002: 146) Menurut Purwaniati dan Imam (2008) menyatakan bahwa sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 2003 tersebut, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Peran internal audit sangatlah penting dalam pelaksanaan keuangan daerah. Dimana peran internal audit dapat memberikan jasa konsultasi untuk setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), agar penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah dan tersaji secara wajar. Menurut Lusi (2014) menyatakan bahwa rendahnya kualitas laporan keuangan juga dipengaruhi oleh peran auditor internal pemerintah yang dalam hal ini adalah peran Inspektorat sebagai pengawas intern di pemerintahan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 2008 peran Inspektorat adalah melakukan pengawasan intern, yaitu seluruh proses kegatan audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap
4 penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Ni Made, dkk (2014) mengemukakan bahwa otonomi daerah merupakan bagian dari demokrasi dalam menciptakan sebuah sistem akuntansi di daerah. Tetapi hal itu harus disesuaikan dengan kewenangan pemerintah pusat dan daerah, termasuk kewenangan keuangan guna melakukan pengambilan keputusan ekonomi, sosial, politik dan budaya, diperlukan suatu informasi akuntansi yang akurat yaitu berupa laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Dalam LKPD 2013 Audited DKI Jakarta menyatakan bahwa, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta Anggaran 2013 merupakan konsolidasian dari Laporan Keuangan SKPD-SKPD selaku entitas akuntansi sebanyak 745 SKPD/UKPD dan selanjutnya menjadi 48 entitas akuntansi penggabung. Laporan keuangan SKPD merupakan gabungan dari UKPD dibawahnya. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD kota Administrasi/Kabupaten merupakan gabungan dari Kecamatan-Kecamatan dan Kelurahan, Suku Dinas Suku Dinas dan Unit Pelayanan Teknis menginduk pada Dinas-dinas, khusus untuk Dinas Kesehatan selain menggabungkan laporan keuangan Suku Dinas Suku Dinas juga Laporan Keuangan BLUD Puskesmas, sedangkan untuk Laporan Keuangan Biro-Biro menginduk pada SKPD Sekretaris Daerah. Hal ini diatur dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 924 2013 tentang Entitas
5 Akuntansi dan Entitas Akuntansi Penggabung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Apabila informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam PP No. 71 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yaitu releven, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami hal tersebut menyatakan bahwa Pemerintah Daerah mampu mewujudkan transparasi dan akuntanbilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Tempo.Co (2015) menurut Harry Azhar Azis laporan keuangan pemerintah daerah memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP) meningkat, walapun opini tersebut meningkat tidak sebaik di kementrian hal tersebut dilihat berdasarkan data pada 2009 opini WTP diberikan kepada 15 dari 504 daerah atau sekitar 3 persen namun pada 2013 membaik yaitu diberikan kepada 153 dari 456 atau sekitar 33 persen dari keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan laporan hasil pemeriksaaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang khususnya pada Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010 medapat pernyataan Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dan tahun 2011 2012 memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Pengecualian (WTP-DPP). Untuk hasil pemeriksaan LKPD dari tahun anggaran 2013-2014 memperoleh opini WDP (http//:www.bpk.go.id).
6 Kompas.com (2015) BPK menyebutkan, terdapat permasalahan dalam pengelolaan keuangan Provinsi DKI Jakarta, sehingga pada tahun 2014 BPK hanya memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian Permasalahan tersebut dibacakan oleh anggota V BPK Moermahadi Soerdja Djanegara, dalam Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta perihal penyampaian laporan hasil pemeriksaan BPK, di Gedung DPRD DKI. Disamping itu BPK memberikan rekomendasi pada temuan pemeriksaan atas laporan keuangan tahun anggaran 2013 agar Pemprov DKI menerapkan mekanisme penggunaan uang persediaan, dengan menggunakan sistem revolving fund, namun belum dilaksanakan sehingga BPK masih menemukan pencatatan belanja pada 15 SKPD senilai Rp 268,87 miliar tidak didukung dengan bukti pertanggungjawaban. Hal ini menunjukkan bahwa lemahnya peran internal audit pada pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta atas laporan keuangan yang disajikan, sebab BPK telah menemukan berbagai permasalahan. Meskipun telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam pengelolaan keuangan daerah dengan memberikan pembinaan kepada Kepala SKPD berserta entitas SKPD sebagai pengelolaan keuangan daerah, agar laporan keuangan yang dihasilkan SKPD tersebut dapat memberikan informasi yang berkulitas.
7 Tempat Penelitian dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi ini dilakukan karena peneliti tertarik dengan opini BPK-RI terhadap Provinsi LKPD DKI Jakarta yang pada lima tahun terakhir tidak konsisten untuk memperoleh opini. Opini tersebut mengindikasikan bahwa masih banyak kelemahan dalam pencatatan dan pelaporan keuangan daerah yang perlu diperbaiki dan tercermin dari masih adanya temuan dan rekomendasi dari BPK. Tabel 1.1 : Opini Audit BPK No Entitas Pemerintah Daerah 2010 2011 1 Prov. DKI Jakarta WDP WTP- DPP Sumber : IHPS I 2015 (Diolah oleh Penulis) 2012 WTP- DPP 2013 WDP 2014 WDP Berdasarkan pengungkapan latar belakang maka akan diajukan penelitian dengan judul Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Implementasi Standar Akuntansi Pemerintah dan Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada SKPD Provinsi DKI Jakarta. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan fenomena yang terjadi pada latar belakang penelitian maka disusun permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia Berpengaruh Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
8 2. Apakah Implementasi Standar Akuntansi Pemerintah Berpengaruh Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 3. Apakah Peran Internal Audit Berpengaruh Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian Mengacu pada rumusan masalah maka penulis memperoleh tujuan dan manfaat dalam penelitiannya, sebagai berikut : 1. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris, antara lain : a. Untuk menguji dan menganalisis Pemahaman Sumber Daya Manusia Berpengaruh Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah b. Untuk menguji dan menganalisis Implementasi Standar Akuntansi Pemerintah Berpengaruh Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah c. Untuk menguji dan menganalisis Peran Internal Audit Berpengaruh Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 2. Kontribusi Penelitian Selain itu, penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap berbagai pihak, antara lain :
9 a. Bagi Pemerintah Daerah, Penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan atau saran dalam meningkatkan nilai-nilai kualitas informasi keuangan pemerintah daerah. b. Bagi Masyarakat, Sebagai bentuk informasi bentuk pelaksanaan atau pengelolaan antara dana APBD dengan realisasi sesuai atau tidak dengan manfaat yang masyarakat dapatkan. c. Bagi Akademis, Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan untuk penulis sekaligus memenuhi salah satu syarat mendapat gelar Serjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana.