Sistem Kendali dan Pemantauan Kursi Roda Elektrik

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. mengerjakan tugas akhir ini. Tahap pertama adalah pengembangan konsep

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Perancangan dan Implementasi Sistem Home Automation pada Ruang Rapat Laboratorium Elektronika Universitas Kristen Petra

Mesin Pengisian dan Pengemasan Lem Putih

Crane Hoist (Tampak Atas)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dibawah ini merupakan flowchart metode penelitian yang digunakan,

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4.1 Blok diagram program

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

DAFTAR ISI. A BSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Flowchart

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. program pada arduino secara keseluruhan yang telah selesai dibuat. Mulai dari

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3,

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB I PENDAHULUAN. maju, seperti adanya perangkat wireless yang dapat menggantikan peranan kabel

KENDALI ROBOT MELALUI RF DENGAN D-JOY CONTROLLER

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

Pengendalian Kursi Bioskop 4D Menggunakan Pengendali Diskrit

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

SPC SPC. SPC Application Note AN175 Bluetooth Mobile Robot. Application Note AN175

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Analisis Analisis Kebutuhan Alat dan Bahan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

III. METODE PENELITIAN

Pembuatan Alat Pembersih Lantai Yang Dikendalikan Dari Bluetooth Software Android

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DATA HASIL PERCOBAAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Implementasi Skeletal Tarcking dalam Sistem Navigasi Mobile Robot Menggunakan Sensor Kinect

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Media Informatika Vol. 15 No. 2 (2016) SIMULASI ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN PROTEUS. Sudimanto

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU GARASI MENGGUNAKAN SMS

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xvi BAB I PENDAHULUAN Kontribusi... 3

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

Sistem Pemantauan Suhu, Tekanan Udara dan Ketinggian Tempat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB III PERANCANGAN ALAT

APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK DIGITAL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ROTARY ENCODER KARYA ILMIAH

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. lunak (software) aplikasi Android dan perangkat keras (hardware) meliputi

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. a. Alarm main controller (kontrol utama sistem alarm)

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

Transkripsi:

Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 2, September 2016, 43-48 ISSN 1411-870X DOI: 10.9744/jte.9.2.43-48 Sistem Kendali dan Pemantauan Kursi Roda Elektrik Daniel Christian Yunanto, Handry Khoswanto, Petrus Santoso Program Studi Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl.Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, Indonesia E-Mail: m23411004@john.petra.ac.id; handry@peter.petra.ac.id; petrus@peter.petra.ac.id Abstrak Banyak manula dan orang difabel yang tidak mampu berjalan dengan kakinya sendiri. Alat yang biasa ditemui untuk menolong mereka adalah kursi roda. Saat pihak keluarga ingin membantu mendorong kursi roda tersebut, beberapa dari mereka akan kesulitan, karena bobot yang tidak ringan. Beberapa manula juga memiliki kelemahan tubuh yang lain, yaitu penurunan daya ingat, bahkan ada juga yang lupa jalan pulang. Kursi roda akan lebih ringan bila dikendalikan secara elektrik. Pengendali elektrik harus bisa digunakan oleh pengguna kursi roda elektrik dan pihak keluarga. Alat pengendali yang ditambahkan berupa PS2 wireless controller, Arduino, dan EMS 30A H-Bridge. Alat pemantauan posisi juga akan ditambahkan pada kursi roda elektrik, agar bisa memantau manula yang tidak ingat jalan pulang. Alat pemantauan ini berupa sebuah Arduino, GPRS/GSM/GPS module V3.0, dan android. Kursi roda elektrik yang dimodifikasi dengan tambahan alat pengendali dan pemantauan dapat membantu pengguna kursi roda elektrik dan pihak keluarga, tetapi masih ada kelemahan pada alat pemantauan. Posisi yang ditampilkan oleh alat pemantauan masih bergeser sekitar 12 meter dari posisi sebenarnya. Kata Kunci Arduino, EMS 30A H-Bridge, GPRS/GSM/GPS module V3.0, kursi roda elektrik, PS2 wireless controller. I. PENDAHULUAN Pada zaman yang serba modern ini, sudah banyak diciptakan peralatan-peralatan elektronik yang digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, termasuk para manula (manusia lanjut usia) dan kaum difabel yang memiliki kelemahan fisik. Salah satu kelemahan fisik mereka adalah kedua kaki yang sudah tidak mampu menopang tubuh lagi atau lumpuh. Alat yang biasa membantu mengatasi kelemahan mereka adalah kursi roda. Saat pihak keluarga ingin membantu mendorong kursi roda tersebut, beberapa dari mereka akan merasa kesulitan karena bobot yang tidak ringan. Kursi roda yang biasa dikendalikan secara manual akan lebih ringan bila dikendalikan secara elektrik. Kebanyakan kursi roda elektrik yang biasa dijual di pasaran, hanya memiliki satu pengendali yang digunakan oleh pengguna kursi roda, sehingga masih diperlukan fasilitas pengendali khusus untuk pihak keluarga yang membantu. Khusus untuk para manula, mereka juga memiliki kelemahan lain, yaitu penurunan daya ingat. Ada beberapa manula yang tidak ingat jalan pulang ke rumah. Ketika mereka ingin jalan-jalan keluar rumah, mereka harus dikawal agar tidak tersesat. Dengan adanya pengawalan tersebut, seringkali mereka merasa tidak bebas. Melalui fakta ini, pihak keluarga juga memerlukan alat yang dapat memantau posisi kursi roda elektrik, sehingga pihak keluarga tidak perlu melakukan pengawalan, tetapi masih bisa mengetahui keberadaan manula tersebut. Alat pengendali dan pemantauan kursi roda elektrik ini menggunakan Arduino Uno sebagai microcontroller, karena sangat mudah digunakan dan software yang diperlukan bersifat open-source [1]. Alat pengendali kursi roda elektrik akan menggunakan PS2 wireless controller sebagai pengendali dan EMS 30A H-Bridge sebagai driver motor. PS2 wireless controller merupakan sebuah controller yang digunakan untuk bermain game playstation 2. Sebenarnya, controller ini memiliki fitur yang tidak jauh beda dari controller game playstation lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada cara komunikasinya, PS2 controller biasa berkomunikasi dengan menggunakan kabel, sedangkan PS2 wireless controller berkomunikasi melalui gelombang radio. [2]. EMS 30A H-Bridge merupakan driver H-Bridge yang didesain untuk menghasilkan drive dua arah dengan arus sampai dengan 30 A [4]. Alat pemantauan kursi roda elektrik akan menggunakan GPRS/GPS/GSM Module V3.0. GPRS/GPS/GSM Module V3.0 merupakan gabungan dari modul GSM/GPRS dan GPS dengan menggunakan chip SIM908 [3]. II. PERANCANGAN SISTEM A. Gambaran Umum Sistem Kursi roda elektrik yang semula hanya memiliki satu alat pengendali, akan dimodifikasi menjadi kursi roda elektrik yang dapat dikendalikan oleh dua pengendali. Pengendali yang ditambahkan adalah PS2 wireless controller. Pengguna memberikan perintah melalui PS2 wireless controller, setelah itu PS2 wireless controller akan mengirimkan data perintah tersebut ke receiver yang diletakkan di kursi roda elektrik. Data perintah tersebut kemudian diolah oleh Arduino dan dijadikan referensi untuk menggerakkan kursi roda elektrik Selain alat pengendali, kursi roda elektrik juga akan dilengkapi dengan alat pemantauan posisi. Alat ini digunakan agar pihak keluarga bisa memantau posisi pengguna kursi roda. Terdapat dua mode dalam alat pemantau posisi ini, yaitu mode otomatis dan mode manual. Pada mode pemantauan secara otomatis, kursi roda akan mengirim SMS ke android secara otomatis sekali setiap sepuluh menit. Setiap sepuluh menit, Arduino meminta data koordinat lokasi dari GPS module. Data tersebut selanjutnya akan diolah dan dikirim ke GSM module. Selanjutnya, GSM module akan mengirim data tersebut melalui SMS ke android. Setelah menerima SMS, android akan menampilkan koordinat lokasi kursi roda elektrik dalam bentuk map. 43

Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 2, September 2016: 43-48 Pada mode pemantauan secara manual, ketika pihak keluarga ingin mengetahui posisi kursi roda saat itu, ia harus mengirim permintaan data koordinat lokasi ke kursi roda melalui SMS dengan android. Android akan mengirim SMS ke Arduino dengan bantuan GSM module. Setelah menerima permintaan dari android, Arduino akan mengambil data koordinat lokasi saat itu dengan bantuan GPS module. Data koordinat lokasi akan dikirim ke android dengan bantuan GSM module. Setelah android menerima koordinat lokasi kursi roda, android akan menampilkan koordinat lokasi dalam bentuk map. Apabila penumpang kursi roda tidak ingat jalan pulang, penumpang tersebut hanya perlu menekan tombol bantuan yang telah dihubungkan ke Arduino. Saat tombol bantuan ditekan, Arduino akan mengambil data koordinat lokasi saat itu dengan bantuan GPS module. Selanjutnya, data tersebut akan dikirim ke android, sehingga pihak keluarga bisa mengetahui posisi penumpang kursi roda. Alat penampil posisi merupakan alat yang berupa android yang berisi aplikasi untuk menerima dan mengirim pesan ke alat perekam jejak dan menampilkan koordinat posisi yang diterima dalam bentuk map. Pada penelitian ini, pembuatan aplikasi android menggunakan software Android Studio. Gambar di bawah ini merupakan desain layout dari alat penampil posisi. Gambar 3. Desain layout alat penampil posisi Gambar 1. Blok diagram sistem B. Alat Pemantau Kursi Roda Elektrik Dalam alat pemantau kursi roda elektrik, terdapat dua bagian utama, yaitu alat perekam jejak dan alat yang menampilkan posisi kursi roda elektrik. Alat perekam jejak merupakan alat yang akan dipasang pada kursi roda elektrik dan digunakan untuk mengetahui posisi kursi roda elektrik. Pembuatan alat ini menggunakan Arduino sebagai controller dan GPRS/GSM/GPS module V3.0 sebagai pelacak koordinat dan pengirim pesan ke android. Gambar di bawah ini merupakan gambar alat perekam jejak yang berupa GPRS/GSM/GPS module V3.0 yang sudah terpasang pada Arduino. C. Alat Pengendali Kursi Roda Elektrik Selain alat pemantauan, kursi roda elektrik juga akan dilengkapi dengan alat pengendali. Pada saat pihak keluarga ingin membantu mengendalikan kursi roda, pihak keluarga tersebut hanya perlu menggerakkan joystick pada PS2 wireless controller untuk menggerakkan kursi roda searah dengan arah gerakan joystick. Tombol kanan dan tombol kiri digunakan untuk mengubah kecepatan gerak kursi roda. Dalam alat pengendali ini, terdapat dua bagian utama, yaitu: penerima data dari PS2 wireless controller dan penggerak motor kursi roda elektrik. Penerima data dari PS2 wireless controller terdiri dari Arduino dan PS2 wireless controller, sedangkan penggerak motor terdiri dari Arduino, dua EMS 30A H- Bridge, dan driver brake. Gambar-gambar di bawah ini merupakan gambar alat pengendali kursi roda elektrik. Gambar 2. Alat perekam jejak Dalam melakukan pemantauan kursi roda elektrik pada mode otomatis, alat perekam jejak ini menjalankan dua tugas, yaitu mengambil data koordinat posisi kursi roda elektrik dan mengirimkan data koordinat tersebut melalui SMS. Namun, pada mode manual, alat perekam jejak ini juga menjalankan tugas tambahan yaitu menerima SMS permintaan koordinat posisi dari android. Semua tugas tersebut akan dikendalikan oleh Arduino. Gambar 4. Alat pengendali kursi roda elektrik 44

Sistem Kendali dan Pemantauan Kursi Roda Elektrik [Yunanto et al.] D. Flowchart Alat Pemantau Kursi Roda Elektrik E. Flowchart Alat Pengendali Kursi Roda Elektrik Gambar 6. Flowchart alat pengendali kursi roda elektrik Gambar 5. Flowchart alat pemantau kursi roda elektrik Saat pertama kali alat ini dijalankan, Arduino akan melakukan inisialisasi pin input atau output. Inisialisasi ini bertujuan untuk menandai pin-pin yang digunakan sebagai input dan pin-pin yang digunakan sebagai output. Langkah berikutnya adalah inisialisasi serial. Inisialisasi serial digunakan untuk mengatur kecepatan pengiriman dan penerimaan data melalui serial (baudrate). Setelah itu, Arduino akan memberikan sebuah pulsa ke pin clock GPRS/GSM/GPS module V3.0 untuk mengaktifkan modul. Setelah itu, Arduino akan mengaktifkan mode GSM untuk mengirimkan AT-command. AT-command yang dikirim adalah AT-command yang digunakan untuk menyalakan GPS. GPS dinyalakan agar GPRS/GSM/GPS module V3.0 dapat mencari data dari satelit terlebih dahulu, karena mendapatkan data dari satelit secara langsung membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah menyalakan GPS, Arduino akan membaca logic dari push button apakah high atau low. Ketika push button memberikan logic low, maka Arduino akan langsung menjalankan subprogram mode manual, tetapi ketika push button memberi logic high, maka Arduino masih harus melakukan pengecekan apakah ada data yang masuk atau tidak. Ketika tidak ada data yang masuk, maka Arduino akan kembali membaca logic dari push button. Ketika ada data yang masuk, Arduino akan melihat apakah ada huruf T dan I secara berurutan di dalam data yang masuk. Apabila tidak terdapat kedua huruf ini secara berurutan dalam data yang diterima Arduino, maka Arduino akan kembali menlakukan pengecekan apakah ada data yang masuk atau tidak. Namun, apabila ada kedua huruf itu dalam data yang diterima, maka Arduino akan membaca nomor pengirim SMS dan membaca pesan yang dikirim. Pada saat alat ini dijalankan, Arduino akan melakukan inisialisasi pin yang akan menjadi pin khusus sebagai input atau output. Setelah itu, Arduino akan mengatur Brake kursi roda, agar Brake tertutup. Selanjutnya Arduino akan melakukan pengecekan koneksi dengan PS2 wireless controller. Bila PS2 wireless controller tidak terhubung, maka Arduino akan melakukan pengecekan lagi, namun apabila Arduino terhubung dengan PS2 wireless controller, Arduino akan membaca data yang masuk. Data yang masuk tersebut akan diolah dan dijadikan referensi untuk mengatur nilai kecepatan kursi roda. Setelah itu, nilai kecepatan kursi roda akan diolah lagi, agar nilai tidak langsung berubah secara drastis. Nilai kecepatan yang didapat akan digunakan untuk mengatur pergerakan kursi roda. III. PENGUJIAN SISTEM A. Pengujian pada Joystick PS2 Wireless Controller Pengujian pada joystick PS2 wireless controller dilakukan agar bisa mengetahui nilai joystick saat berada di posisi tertentu. Pengujian ini dilakukan dengan cara menghubungkan PS2 wireless receiver ke Arduino, dengan konfigurasi sebagai berikut: Pin data (1) pin 13 Pin command (2) pin 12 Pin ground (4) pin GND Pin power (5) pin 3.3V Pin attention (6) pin 11 Pin clock (7) pin 10 Setelah itu, hubungkan Arduino ke komputer, isi program pembaca data left joystick PS2 wireless controller ke Arduino. Setelah Arduino terisi program, nyalakan PS2 wireless controller, lalu ubah tampilan Arduino IDE ke tampilan serial monitor. 45

Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 2, September 2016: 43-48 Langkah selanjutnya adalah menggerakkan left joystick ke kiri selama beberapa waktu tertentu. Setelah itu, putuskan hubungan antara Arduino dan serial monitor. Pada serial monitor akan terlihat banyak nilai yang ditampilkan. Ambil 10 nilai yang berurutan dari kumpulan nilai tersebut. Nilai-nilai yang telah dipilih kemudian akan diamati. Setelah mendapatkan nilai left joystick saat digeser ke kiri, hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mendapatkan nilai left joystick saat digeser ke atas, bawah, dan kanan. Setelah itu, nilai-nilai tersebut akan diolah seperti yang telah dilakukan saat left joystick digeser ke kiri. Tabel di bawah ini merupakan nilai-nilai yang didapat dari left joystick saat digeser ke kiri, kanan, atas, dan bawah. Tabel 1. Nilai-nilai yang didapat dari left joystick PS2 wireless controller KIRI KANAN Dengan adanya masalah tersebut pada pembacaan nilai PS2 wireless controller oleh Arduino, maka diperlukan program khusus yang berfungsi sebagai filter data. Ada kemungkinan error yang didapat bukan angka 255, agar dapat menyaring error yang masuk, maka angka yang masuk di atas 140, harus diteliti dahulu. Prinsip kerja sebenarnya dari filter ini adalah membaca nilai sebanyak 20 kali, apabila tidak semua nilai mengandung angka di atas 140, maka angka 140 atau di bawahnya yang diterima oleh Arduino akan dianggap sebagai nilai sebenarnya. Namun, apabila semua nilai mengandung angka di atas 140, maka akan langsung dianggap sebagai nilai 255. B. Pengujian pada Motor Kursi Roda Elektrik Pengujian pada motor kursi roda elektrik dilakukan agar bisa mengetahui arus maksimum yang diperlukan untuk menggerakkan motor. Nilai arus maksimum yang diperlukan oleh motor, nantinya akan digunakan sebagai referensi dalam menentukan driver motor yang tepat. Selain itu, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh beban terhadap arus motor. Pengujian ini dilakukan dengan cara memasang clamp meter pada salah satu kabel yang terhubung ke motor, setelah itu kursi roda elektrik digerakkan oleh controller hasil modifikasi. BAWAH ATAS Grafik Arus Maksimum 25 20 15 10 5 Bila diamati, pada saat left joystick digerakkan ke kiri, kanan, atas, dan bawah, nilai LX dan LY terbesar adalah 255, sedangkan nilai LX dan LY terkecil adalah 0. Pada saat left joystick digerakkan ke kanan, semua nilai LX menunjukkan angka 255, sedangkan pada saat digerakkan ke bawah, semua nilai LY menunjukkan angka 255. Hal ini menunjukkan bahwa nilai maksimum LX adalah 255 dan didapat saat left joystick digerakkan ke kanan saja, sedangkan nilai LY akan maksimum bila left joystick digerakkan ke bawah saja. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa nilai LX akan semakin besar bila left joystick digerakkan ke kanan dan nilai LY akan semakin besar bila left joystick digerakkan ke bawah. Pada saat left joystick digerakkan ke kiri, nilai LX ada yang 255 dan ada juga yang 0. Nilai LY juga mengandung angka 255 dan ada angka 128. Angka 255 pada LX seharusnya terjadi pada saat left joystick berada di kanan, sedangkan angka 255 pada LY seharusnya terjadi pada saat left joystick berada di bawah. Bisa disimpulkan bahwa nilai yang diterima oleh Arduino mengandung error dan apabila diamati lebih lanjut, pada semua gerakan left joystick selalu terdapat angka 255. Hal ini menandakan bahwa angka 255 bisa menjadi nilai sebenarnya dari pergerakan joystick dan bisa juga menjadi nilai error yang diterima oleh Arduino. Bila diamati lebih lanjut, nilai 255 akan benar-benar menjadi nilai sebenarnya dari pergerakan left joystick ketika pada setiap 10 kali pengambilan nilai, semua nilai yang didapatkan adalah 255. Apabila dalam 10 kali pengambilan nilai, ada angka lain yang bukan 255, maka angka 255 merupakan nilai error. 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Beban (Kg) Gambar 7. Grafik arus maksimum kursi roda elektrik Grafik di atas menunjukkan bahwa arus maksimum motor yang dibutuhkan akan meningkat ketika beban bertambah. Pada saat tidak diberi beban, arus maksimum yang diperlukan sebesar 15 A, sedangkan pada saat kursi roda diberi beban dengan massa 100 kg, arus maksimum yang dibutuhkan motor sebesar 21 A. Dari hasil pengujian ini, driver motor yang digunakan harus mampu menggerakkan motor hingga sekitar 21 A pada beban maksimum 100 kg. EMS 30A H-Bridge mampu menggerakkan motor dengan arus hingga 30A, sehingga cocok digunakan untuk menggerakkan motor kursi roda elektrik. C. Pengujian Alat Pemantau Kursi Roda Elektrik Pengujian alat pemantau kursi roda elektrik ini dilakukan untuk mengetahui keakuratan alat pemantau kursi roda elektrik. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengaktifkan mode otomatis pada alat pemantau kursi roda elektrik. Selanjutnya android akan mengirimkan permintaan posisi melalui SMS. Setelah mendapatkan koordinat posisi, android akan menampilkan lokasi dalam bentuk map. Pengujian dilakukan saat kursi roda elektrik diam di suatu tempat dan saat kursi roda elektrik bergerak. 46

Sistem Kendali dan Pemantauan Kursi Roda Elektrik [Yunanto et al.] Pengujian alat pemantau saat kursi roda elektrik diam, dilakukan di Jl. Rungkut Mapan Tengah VI, dengan kursi roda elektrik dalam keadaan diam. Selanjutnya, alat pemantau posisi dinyalakan dalam mode otomatis. Tabel 2. Penyimpangan posisi dari alat pemantau terhadap posisi sebenarnya Gambar ke- Error (m) 1 20 2 15 3 15 4 25 5 0 6 0 7 0 8 0 9 35 10 10 Error Rata-Rata 12 Dari 10 kali pengambilan gambar posisi di atas, bisa disimpulkan bahwa gambar posisi yang ditampilkan oleh alat pemantau masih terdapat penyimpangan. Gambar posisi yang ditampilkan oleh alat pemantau posisi rata-rata menyimpang sejauh 12 meter. Penyimpangan ini terjadi karena kemampuan akurasi modul GPS yang digunakan masih belum cukup baik. Pengujian alat pemantau saat kursi roda elektrik bergerak, dilakukan di Jl. Rungkut Mapan Tengah VI, lalu bergerak ke luar dan kembali lagi ke tempat asal. Pada pengujian ini, alat pemantau posisi dinyalakan dalam mode otomatis. Dari hasil pengujian ini, bisa disimpulkan bahwa alat pemantau posisi masih menampilkan gambar posisi yang menyimpang dari posisi sebenarnya. Namun, alat pemantau ini sudah cukup baik untuk memantau keberadaan pengguna kursi roda elektrik, karena penyimpangan posisi yang terjadi hanya pada radius kurang dari 10 meter. D. Pengujian Brake pada Kursi Roda Elektrik Pengujian ini dilakukan dengan cara menempatkan kursi roda elektrik pada lintasan menurun dan menanjak. Kursi roda elektrik dalam kondisi diam dan tidak diberi beban, lalu lihat apakah kursi roda bergerak atau tidak, lalu brake pada motor diaktifkan dan lihat apakah kursi roda bergerak atau tidak. Setelah itu, beri beban pada kursi roda elektrik dan lihat apakah kursi roda bergerak atau tidak saat brake tidak aktif dan saat brake aktif. Setelah itu, ukur sudut kemiringan lintasan dengan bantuan aplikasi CPU-Z pada android. Pada aplikasi CPU-Z, masuk ke menu Sensors, cek perubahan angka pada orientation sensors. Pada saat kursi roda elektrik tidak diberi beban dan berada pada lintasan menurun, kursi roda elektrik akan tetap diam hingga sudut kemiringan lintasan mencapai 10 0. Bila sudut kemiringan lintasan sebesar 12 0, kursi roda elektrik bergerak menuruni lintasan. Namun, pada saat brake diaktifkan, kursi roda elektrik akan tetap diam hingga sudut kemiringan lintasan mencapai 12 0. Tabel 3. Hasil pengujian kursi roda elektrik tanpa beban di lintasan menurun 2 10 Diam Diam Pada saat kursi roda elektrik diberi beban sebesar 65 kg dan berada pada lintasan menurun, kursi roda elektrik akan tetap diam hingga sudut kemiringan lintasan mencapai 7 0. Bila sudut kemiringan lintasan sebesar 10 0, kursi roda elektrik bergerak menuruni lintasan. Namun, pada saat brake diaktifkan, kursi roda elektrik akan tetap diam hingga sudut kemiringan lintasan mencapai 12 0. Tabel 4. Hasil pengujian kursi roda elektrik dengan beban 65 kg di lintasan menurun 2 10 Bergerak Diam Pada saat kursi roda elektrik tidak diberi beban dan berada pada lintasan menanjak, kursi roda elektrik akan tetap diam hingga sudut kemiringan lintasan mencapai 10 0. Bila sudut kemiringan lintasan sebesar 12 0, kursi roda elektrik bergerak menuruni lintasan. Namun, pada saat brake diaktifkan, kursi roda elektrik akan tetap diam hingga sudut kemiringan lintasan mencapai 12 0. Tabel 5. Hasil pengujian kursi roda elektrik tanpa beban di lintasan menanjak 2 10 Diam Diam Pada saat kursi roda elektrik diberi beban sebesar 65 kg dan berada pada lintasan menanjak, kursi roda elektrik akan tetap diam hingga sudut kemiringan lintasan mencapai 7 0. Bila sudut kemiringan lintasan sebesar 10 0, kursi roda elektrik bergerak menuruni lintasan. Namun, pada saat brake diaktifkan, kursi roda elektrik akan tetap diam hingga sudut kemiringan lintasan mencapai 12 0. Tabel 6. Hasil pengujian kursi roda elektrik dengan beban 65 kg di lintasan menanjak 2 10 Bergerak Diam Dari pengujian ini, bisa disimpulkan bahwa brake motor pada kursi roda elektrik dapat bekerja dengan baik pada lintasan menurun maupun menanjak dengan sudut kemiringan lintasan hingga 12 0. Brake motor pada kursi roda elektrik, mampu menahan beban hingga 65 kg di lintasan menurun dan menanjak dengan sudut kemiringan 12 0. IV. KESIMPULAN Terdapat beberapa kesimpulan dari penelitian ini, di antaranya sebagai berikut: Motor yang digunakan oleh kursi roda elektrik, memerlukan arus maksimum hingga 21A. EMS 30A H- Bridge merupakan driver motor yang mampu melewatkan 47

Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 2, September 2016: 43-48 arus hingga 30A, sehingga cocok digunakan untuk mengendalikan kursi roda elektrik. Pada gambar posisi yang dihasilkan oleh alat pemantau kursi roda masih terdapat pergeseran posisi. Pergeseran posisi ini diakibatkan oleh kemampuan akurasi modul GPS yang belum cukup baik. Namun, pergeseran posisi yang dihasilkan masih dapat ditoleransi, sehingga masih bisa digunakan untuk memantau posisi pengguna kursi roda elektrik. Bila ingin mengoperasikan dua pengendali dengan output yang sama, switch harus dipasang pada bagian supply dan output pengendali agar tidak terjadi adanya arus yang masuk ke pengendali yang tidak aktif. Brake pada motor kursi roda elektrik dapat digunakan untuk menahan kursi roda elektrik di lintasan mendatar, menanjak, dan menurun dengan sudut kemiringan hingga 12 0. DAFTAR PUSTAKA [1] Arduino Uno. (2014). Retrieved Oktober 16, 2014, from Arduino - ArduinoBoardUno: http://arduino.cc/en/main/arduinoboarduno [2] Curious Inventor. (n.d.). Interfacing a PS2 (PlayStation 2) Controller. Retrieved from Interfacing a PS2 (PlayStation 2) Controller - CuriousInventor Tutorials : http://store.curiousinventor.com/guides/ps2/ [3] DFRobot. (2014, Oktober 11). GPS/GPRS/GSM Module V3.0 (SKU: TEL0051). Retrieved November 2, 2014, from GPS/GPRS/GSM Module V3.0 (SKU: TEL0051) - Robot Wiki: http://www.dfrobot.com/wiki/index.php/gps/gprs/gsm_module_v3. 0_%28SKU:TEL0051%29 [4] Innovative Electronics. (n.d.). Innovative Electronics. Retrieved from EMS 30 A H-Bridge: http://www.innovativeelectronics.com/index. php?pg=ie_pdet&idp=175. 48