SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB III PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN.. ABSTRAK... ABSTRACT. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN...

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik) KESANTUNAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA SURAT UNDANGAN RESMI DAN PRIBADI

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dapat terhibur dengan humor orang lain. Menurut Wijana (2004: 37)

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriftif kualitatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. dan situasi tidak resmi akan memberikan kesan menghormati terhadap keadaan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Baby Blues terdapat tiga permasalahan yang menjadi tujuan penelitiannya.

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

Transkripsi:

KAJIAN TERJEMAHAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM NOVEL EAT PRAY LOVE (Kajian Terjemahan Dengan Pendekatan Pragmatik) Zulia Karini, S.S, M.Hum STMIK AMIKOM Purwokerto Jl Letjend Pol. Sumarto Watumas Purwokerto Telp. (0281) 623321 Abstrak Latar Belakang: Terjemahan tuturan yang mengandung implikatur pada novel dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan pragmatik. Penelitian ini difokuskan pada jenis-jenis tindak tutur yang mengandung implikatur pada novel Eat Pray Love, maksim-maksim percakapan yang terlibat, teknik-teknik penerjemahan yang diterapkan dan pola pergeseran daya pagmatisnya pada teks bahasa sasaran serta tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan tindak tutur yang mengandung implikatur. Metode: Metode penelitian yang diterapkan adalah kualitatif deskriptif. Data diperoleh dengan menggunakan metode catat simak, kuesioner dari para informan, serta wawancara. Penelitian ini merupakan studi kasus tunggal. Sumber data diperoleh dari novel Eat Pray Love karya Elizabeth Gilbert dan novel terjemahannya Makan Doa Cinta.. Penelitian penerjemahan ini berorientasi pada produk. Hasil: Ada lima jenis tindak tutur yang mengandung implikatur berdasarkan ilokusi tak langsung yang ditimbulkannya, yakni asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi. Implikatur yang ditemukan berkecenderungan merupakan ujaran yang memanfaatkan maksim-maksim dari prinsip kerjasama (PK) dan maksim-maksim dari prinsip kesantunan (PS). Ada 11 teknik penerjemahan yang digunakan. Sebagian besar teknik yang diterapkan tidak mengubah daya pragmatis tuturan, sementara beberapa teknik mengakibatkan pergeseran daya pragmatis. Tingkat keakuratan terjemahan bernilai rerata 2,8 sedangkan tingkat keberterimaan terjemahan bernilai rerata 2,9. Kesimpulan: Terjadi pergeseran daya pagmatik pada sebagian terjemahan tuturan yang mengandung implikatur dikarenakan penerapan teknik penerjemahan yang tidak tepat. Tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan juga dipengaruhi oleh teknikteknik yang diterapkan penerjemah. Kata Kunci: implikatur, prinsip percakapan, teknik penerjemahan, kualitas terjemahan, pergeseran daya pragmatis A. PENDAHULUAN Makna dan terjemahan mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut Newmark dalam Suryawinata (2003) menerjemahkan berarti memindahkan makna dari serangkaian atau satu unit linguistik dari satu bahasa ke bahasa lain. Bila seseorang tidak mengerti makna suatu kata dalam suatu bahasa maka ia dapat kembali ke kamus. Namun, banyak juga bentuk makna yang tidak dapat ditengok dalam kamus, melainkan sebagai realitas bahasa dia selalu muncul dalam pemakaian. Dasar pembentukannya juga tidak jelas dan tidak ada konvensi yang melandasinya. Maka, bentuk-bentuk kebahasaan itu arbitrer sifatnya. Kearbitreran inilah yang memunculkan aneka ketidakjelasan pemakaian. Pada gilirannya ketidakjelasan akan memunculkan rupa-rupa ketaksaan (ambiguty) (Rahardi, 2006). 291

Keambiguan atau ketaksaan dapat terjadi tidak saja pada tataran kata, tetapi juga muncul dalam tataran kalimat (sentence) dan tuturan (utterance), atau bahkan wacana (discourse). Dalam tataran di atas kata, misalnya pada tataran kalimat atau tuturan, apabila terdapat ketidakjelasan makna maka ketidakjelasan makna tersebut dapat dirunut dari keberadaan implikaturnya. Implikatur (implicature) dapat dipahami sebagai sesuatu yang ditangkap pembaca kalau bentuknya tulis, atau oleh pendengar kalau bentuknya lisan, yang biasanya tidak sama dengan makna konvensionalnya. Implikatur dapat menjelaskan secara eksplisit tentang bagaimana memaknakan apa yang diucapkan secara lahiriyah berbeda dengan apa yang dimaksud pemakai bahasa itu mengerti pesan yang dimaksud (Supriyadi, 2011). Implikatur percakapan merupakan hal yang sangat penting dalam pragmatik, seperti yang diungkapkan oleh Levinson (1983) sebagai berikut: the notion of conversational implicature is one of the single most important ideas in pragmatics. Sehingga, dalam penerjemahan implikatur percakapan, untuk mendapatkan makna yang lebih akurat daya pragmatik tetap harus muncul dalam teks terjemahannya. Daya pragmatik adalah efek pragmatik yang dimiliki dari sebuah tuturan. Daya pragmatik dapat berbentuk daya ilokusi maupun perlokusi sebuah tuturan (Supriyadi, 2011). Daya ilokusi suatu tuturan lebih berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai penutur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tindak tutur yang mengandung implikatur yang terdapat dalam percakapan-percakapan dalam novel Eat Pray Love karya Elizabeth Gilbert dan menganalisa maksud dari implikatur tersebut, mengidentifikasi maksimmaksim percakapan yang terlibat didalamnya beserta relevansinya, mencari tahu teknik yang digunakan untuk menerjemahkan implikatur teks bahasa sumber dan perubahan makna yang terdapat dalam penerjemahan implikatur tersebut, meneliti keakuratan dan keberterimaan terjemahan implikatur dalam novel Eat Pray Love. B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini berisi kutipan-kutipan dari kumpulan data yang sifatnya menuturkan, memaparkan, memerikan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menafsirkan (Wijana,2011). Lokasi penelitian dari penelitian ini adalah dalam bentuk media novel, yaitu novel Eat Pray Love karya Elizabeth Gilbert dan novel terjemahannya Makan Doa Cinta. Data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan kalimat percakapan yang mengandung implikatur dalam novel Eat Pray Love karya Elizabeth Gilbert dan novel terjemahannya Makan Doa Cinta. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah novel Eat Pray Love karya Elizabeth Gilbert dan novel terjemahannya Makan Doa Cinta oleh Silamurti Nugroho. Sumber data tambahan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah narasumber atau informan. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian, ada 85 ujaran dalam novel Eat Pray Love yang mengandung implikatur. Ujaran yang mengandung implikatur dalam novel Eat Pray Love didapatkan dari percakapan antara tokoh-tokoh dalam cerita tersebut. Proses mendapatkan ujaran yang mengandung implikatur didasarkan pada interpretasi ketika tindak tutur ujaran bersifat tidak langsung. Interpretasi didapatkan dari teks/ujaran yang telah dibenturkan dengan konteks situasi percakapan sehingga makna tersembunyi ujaran tersebut bisa bervariasi dan pada kasus tertentu bersifat subjektif, tergantung bagaimana interpretan menafsirkan ujaran tersebut. Dari analisis data, terdapat lima jenis tindak tutur yang mengandung implikatur berdasarkan ilokusi tak langsung yang ditimbulkannya dari lima kategori tindak tutur Searle dalam Leech (1993). Jenis-jenis tindak ilokusi yang mengandung implikatur yang ditemukan adalah: 1. Tindak Tutur Asertif (42 data) dengan 14 variasi makna implikatur 2. Tindak Tutur Direktif (24 data) dengan 9 variasi makna implikatur 3. Tindak Tutur Komisif (6 data) dengan 3 variasi makna implikatur 292

4. Tindak Tutur Ekspresif (12 data) dengan 7 variasi makna implikatur 5. Tindak Tutur Deklarasi (1 data) dengan 1 variasi makna implikatur Implikatur yang ditemukan pada penelitian ini berkecenderungan merupakan ujaran yang memanfaatkan maksim-maksim dari prinsip kerjasama yang diproposisikan oleh Grice (1975) dan maksim-maksim dari prinsip kesantunan yang diproposisikan oleh Leech (1993). Maksim-maksim dari prinsip kerjasama yang ditemukan adalah maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim hubungan. Sementara itu, maksim-maksim dari prinsip kesantunan yang ditemukan meliputi maksim kearifan, maksim pujian, maksim simpati, dan maksim kesepakatan. Tindak tutur asertif merupakan jenis tindak tutur yang mengandung implikatur paling dominan yang ditemukan dalam penelitian ini. Ada 42 data atau 50% dari keseluruhan data yang menunjukkan tindak ilokusi yang termasuk dalam tindak tutur asertif ini. Implikatur dengan ilokusi asertif ini membuat penutur terikat pada kebenaran proposisi yang disampaikannya. Daya ilokusi (makna implikatur) yang termasuk dalam jenis asertif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah : menolak memberi informasi (2 data), menyatakan penyesalan (1 data), mengiyakan (6 data), membual (2 data), menolak (6 data), menyatakan pendapat (1 data), menerangkan (3 data), meyakinkan (5 data), menyatakan ketidaksetujuan (2 data), menyindir (5 data), menyanggah (4 data), mengecam (2 data), menyatakan kesediaan (2 data), dan menyatakan (1 data). Sementara itu, ada 24 data atau sekitar 28% data yang menunjukkan tindak ilokusi tak langsung yang termasuk dalam tindak tutur direktif. Dalam tindak tutur direktif ini penutur menyatakan sesuatu yang akan berakibat petutur melakukan sesuatu. Daya ilokusi (makna implikatur) yang termasuk dalam jenis direktif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah : memberi peringatan (2 data), mempersilakan (1 data), mengajak (2 data), menganjurkan (9 data), menenangkan (2 data), memerintah (3 data), mengingatkan (2 data), memaksa (2 data), dan merekomendasi (1data). Ada 6 data atau sekitar 7% data yang menunjukkan tindak ilokusi tak langsung yang termasuk dalam tindak tutur komisif. Dalam implikatur dengan ilokusi komisif ini, penutur menjanjikan sebuah tindakan di masa yang akan datang. Daya ilokusi (makna implikatur) yang termasuk dalam jenis komisif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah : berjanji (4 data), menawarkan (1 data), dan mengancam (1 data). Ada 12 data atau sekitar 14% data yang menunjukkan tindak ilokusi tak langsung yang termasuk dalam tindak tutur ekspresif. Dalam implikatur dengan ilokusi ekspresif ini, penutur mengekspresikan apa yang dirasakannya. Daya ilokusi (makna implikatur) yang termasuk dalam jenis ekspresif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah : menyatakan ketidaksukaan (4 data), menyatakan kekhawatiran (1 data), bersimpati (1 data), menggoda (2 data), menyatakan kekecewaan (2 data), menyatakan kemarahan (1 data), dan berterima kasih (1 data). Hanya ada 1 data atau 1% yang menunjukkan tindak ilokusi yang termasuk dalam tindak tutur deklarasi. Jenis tuturan ini menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan. Tindak tutur deklarasi memiliki beberapa aturan, antara lain: ujaran yang dikatakan oleh penutur akan mengubah situasi, penutur adalah seseorang yang memiliki otoritas, tuturan tersebut terjadi di tempat yang sesuai, terkadang memiliki serangkaian aturan, kalimat yang diujarkan sudah diformulasi, dan nama tindakan turut disebutkan. Daya ilokusi (makna implikatur) yang termasuk dalam jenis deklarasi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah : memberi nama. Pergeseran daya pragmatis terjadi apabila teks terjemahan ujaran yang mengandung implikatur menghasilkan daya ilokusi yang berbeda dengan teks bahasa sumber. Secara umum daya pragmatis teks terjemahan pada novel Makan Doa Cinta sudah sepadan dengan daya pragmatis ujaran pada teks bahasa sumber dalam novel Eat Pray Love. Dalam penelitian ini, dari 85 data ujaran yang mengandung implikatur, hanya ada 4 data yang menunjukkan pergeseran daya pragmatis pada teks bahasa sasaran. Data tersebut adalah data dengan implikatur asertif dengan ilokusi tak langsung menyatakan penyesalan, implikatur asertif dengan ilokusi tak langsung menyatakan ketidaksetujuan, implikatur direktif dengan ilokusi tak 293

langsung mempersilahkan dan data dengan implikatur ekspresif dengan ilokusi tak langsung berterimakasih. Terjadinya pergeseran daya pragmatis ini diprediksi karena adanya mistranslation pada tataran kata dan gramatika pada teks bahasa sumber sehingga menjadi penyebab berubahnya makna implikatur pada teks bahasa sasaran. Selain itu, pergeseran daya pragmatis juga terjadi karena penerjemah gagal menangkap pesan yang tersembunyi. Perubahan bentuk dan struktur kalimat yang berbeda antara bahasa sumber dan bahasa sasaran juga menjadi penyebab terjadinya pergeseran daya pragmatis. Untuk menjelaskan bagaimana ujaran yang mengandung implikatur sebagai data pada penelitian ini diterjemahkan, digunakan analisis teknik penerjemahan sebagai pisau analisis. Teknik penerjemahan, dengan demikian, pada dasarnya adalah alat yang dipakai oleh penerjemah dalam rangka menyampaikan pesan secara tepat. Meskipun secara umum hasil terjemahan menunjukkan pemakaian teknik penerjemahan yang tepat, dari analisis data, ada teknik penerjemahan yang mengakibatkan pergeseran daya pragmatis pada terjemahan ujaran. Teknik penerjemahan yang menyebabkan terjadinya pergeseran daya pragmatis pada penelitian ini adalah teknik literal, teknik reduksi, teknik amplifikasi, dan teknik modulasi. Kekurangcermatan penerjemah dalam memahami makna ujaran berakibat pada kesalahan menginterpretasikan pesan implikatur ujaran. Hal ini dijumpai pada data percakapan yang perlu pemahaman yang lebih hati-hati karena ujaran yang berupa respon, sepertinya tidak gayut dengan ujaran mitra tutur. Berdasarkan analisis teknik penerjemahan, ditemukan 11 variasi teknik yang digunakan oleh penerjemah novel Eat Pray Love untuk menerjemahkan ujaran-ujaran yang mengandung implikatur dengan frekuensi penerapan tiap-tiap teknik yang berbeda. Variasi teknik tersebut adalah: teknik literal, teknik reduksi, teknik amplifikasi, teknik amplifikasi linguistik, teknik transposisi, teknik peminjaman, teknik deskripsi, teknik modulasi, teknik kompensasi, teknik kompresi linguistik dan teknik adaptasi. Beberapa teknik dipakai secara lebih sering dibandingkan teknik yang lain. Teknikteknik yang diterapkan dengan frekuensi sangat tinggi antara lain teknik literal, transposisi dan peminjaman. Sebaliknya, teknik adaptasi sangat jarang digunakan; teknik ini diterapkan hanya satu kali dari keseluruhan kasus. Pada sebuah data, yang berupa ujaran, ditemukan lebih dari satu teknik yang diterapkan. Beberapa data mendapatkan terapan 3 teknik sekaligus. Ini membuktikan bahwa untuk mencapai keakuratan terjemahan, seorang penerjemah memerlukan banyak teknik penerjemahan. Tingkat keakuratan terjemahan ujaran yang mengandung implikatur pada novel Eat Pray Love bernilai 2,8. Nilai rata-rata ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat keakuratan terjemahan cukup tinggi; 62 dari 85 data atau 73% data mendapat nilai tertinggi baik dari kedua rater maupun peneliti. Kenyataan diatas memberi gambaran bahwa terjemahan ini memiliki keakuratan tinggi secara obyektif. Tingginya angka keakuratan ini karena diterapkannya banyak variasi teknik penerjemahan dalam menerjemahkan ujaran yang mengandung implikatur. Keberterimaan menunjukkan seberapa tinggi teks terjemahan mengikuti kaidah-kaidah bahasa sasaran, baik kaidah gramatikal maupun kaidah cultural. Keberterimaan tidak bersangkut paut dengan teks bahasa sumber. Tingkat keberterimaan terjemahan ujaran yang mengandung implikatur pada novel Eat Pray Love ini bernilai 2,9. Dapat disimpulkan bahwa tingkat keberterimaan terjemahan ini cukup tinggi. Keberterimaan terjemahan yang tinggi diperoleh dari pilihan kata dan tata bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sasaran dalam hal ini adalah bahasa Indonesia. Berikut ini contoh bagaimana penerjemah memanfaatkan pragmatik ke dalam proses penerjemahan untuk memperjelas pesan dalam bahasa sasaran yang diambil dari novel Eat Pray Love. Nomor Data: 25/EPL/93/MDC/97 294

Bsu : It would have been so easy for Catherine to have responded to my divorce and depression with a: Ha! Look at Little Mary Sunshine now! Bsa : Akan sangat mudah bagi Catherine menanggapi perceraian dan depresi yang saya alami dengan mengatakan: Ha! Lihatlah sekarang pada Anak Yang Selalu Beruntung Ini! Ujaran di atas merupakan ujaran Catherine yang merupakan kakak perempuan Elizabeth. Konteks situasinya adalah, di dalam keluarga, Elizabeth lebih disukai, dicintai dan beruntung, dibandingkan dengan Catherine yang hidupnya penuh perjuangan. Kehidupan perkawinan Catherine lebih baik dibandingkan Elizabeth, yang mengalami kegagalan. Oleh sebab itu, Catherine sering mengolok-olok Elizabeth seputar perkawinannya. (1) Ha! Look at Little Mary Sunshine now! (2) Ha! Lihatlah sekarang pada Anak Yang Selalu Beruntung Ini! Dalam teks bahasa sumber, pernyataan Catherine di atas merupakan ekpresi menyindir secara tidak langsung. Pernyataan Catherine merupakan ujaran yang mengandung implikatur karena ujaran itu menyampaikan lebih dari sekedar yang diinformasikannya. Kesimpulan ini didapat berdasarkan konteks situasi dimana dahulunya hidup Elizabeth selalu lebih beruntung dan bahagia dibandingkan dengan kakaknya Catherine. Ujaran Catherine itu sekilas melanggar maksim kualitas dimana terjadi Floating quality yakni terjadi ketika penutur tidak mengatakan ujaran yang sesuai dengan apa yang dia maksud. Ini juga dapat diungkapkan melalui majas. Pada ujaran Catherine di atas, penutur membesar-besarkan maksud dari ujaranya dengan menggunakan majas metafora. Dalam teks bahasa sasaran, ujaran Catherine : Ha! Lihatlah sekarang pada Anak Yang Selalu Beruntung Ini! juga sepintas melanggar maksim kualitas karena Catherine tidak mengatakan sesuatu yang benar. Berdasarkan konteks situasi, kehidupan Elizabeth kini mengalami kegagalan, terutama kegagalan dalam kehidupan perkawinannya, juga kegagalan dalam menjalin hubungan cintanya dengan kekasih barunya. Sehingga ketika Catherine mengatakan bahwa Elizabeth adalah Anak yang selalu beruntung tentulah ini tidak benar, buktinya kini Elizabeth tidak beruntung lagi. Maksud tersembunyi dari ujaran Catherine ini adalah bahwa ia hendak menyindir Elizabeth. Tidak terjadi pergeseran daya pragmatik dalam penerjemahan ujaran ini. Meskipun tidak terjadi pergeseran daya ilokusi pada ujaran secara keseluruhan, namun majas metafora yang digunakan dalam teks bahasa sumber tidak lagi tampak pada teks bahasa sasaran. Dalam teks bahasa sasaran, makna metafora sudah diungkapkan secara jelas. Tampak di sini penerjemah memanfaatkan pragmatik untuk memperjelas pesan yang ada dalam teks bahasa sumber. Implikatur pada teks bahasa sumber berubah menjadi eksplikatur. Meskipun terjadi pergeseran dari implikatur menjadi eksplikatur tapi secara keseluruhan ujaran diatas berimplikasi menyindir perceraian Elizabeth- seorang anak yang dianggap paling beruntung dalam keluarganya tapi kini seorang yang tidak beruntung dalam kehidupan perkawinannya. Teknik penerjemahan yang dipakai pada data di atas adalah dengan menggunakan teknik amplifikasi. Teknik amplifikasi adalah teknik penerjemahan dengan mengeksplisitkan atau memparafrase suatu informasi yang implisit dalam BSu. Teknik ini dipakai untuk memunculkan pesan yang apabila diterjemahkan secara literal tidak akan tersampaikan. Eksplisitasi pada data 25/EPL/93/MDC/97 di atas berfungsi untuk mengeksplisitkan ungkapan Little Mary Sunshine pada ujaran yang diucapakan oleh kakak Elizabeth yakni Catherine. Ujaran ini mengacu pada kehidupan Elizabeth dulu dan sekarang. Kalimat Ha! Look at Little Mary Sunshine now! mengandung implikatur menyindir. Implikatur ini pada teks terjemahan menjadi bersifat eksplikatur. Di sini penerjemah berusaha mengeksplisitkan pesan yang pada teks bahasa sumber bersifat implisit pada tataran pragmatik. Tindakan ini mungkin dilakukan penerjemah untuk menghindari tidak tersampaikannya pesan ini ke pembaca apabila diterjemahkan secara literal. Contoh pembahasan lain diambil dari data dari tindak tutur asertif yang mengandung implikatur dengan daya ilokusi menyatakan penyesalan. Data tersebut adalah: Nomor data : 24/EPL/91/MDC/96 295

Teks Bsu Teks Bsa : I take a deep breath and offer a heavily abridged (yet somehow totally complete) Italian-language version of my situation: It s about a love story, Giovanni. I had to say good-bye to someone today. : Saya menarik nafas panjang dan menyingkat (tetapi lengkap) situasi saya dalam bahasa Italia: Ini mengenai kisah cinta, Giovanni. Saya harus mengatakan selamat tinggal pada seseorang hari ini. Konteks situasinya adalah Elizabeth terus menangis di depan Giovanni, karena merasa telah kehilangan David, orang yang sangat ia cintai semenjak perceraiannya dengan suaminya. Ia berharap David tidak mau diputuskan olehnya. Giovanni pun bertanya apakah Elizabeth kehilangan sesuatu hari ini. Tetapi Elizabeth masih sulit untuk berkata-kata, Giovanni pun berkata agar Elizabeth bisa menjelaskan sesuatu dengan kata-kata yang sederhana dan tepat, dan tidak macam-macam. Dari konteks situasi, Giovanni meminta Elizabeth untuk menjelaskan alasan Elizabeth menangis dengan kata-kata yang sederhana, dengan kata meminta Elizabeth untuk to the point, namun Elizabeth dalam memberikan responnya telah melanggar maksin hubungan, dengan demikian Elizabeth telah melakukan flouting relation, yakni terjadi ketika penutur berharap petutur dapat membayangkan ujaran yang tidak diujarkan dan menyambungkanya dengan ujaran yang diujarkan. Pelanggaran maksim hubungan ini untuk memenuhi maksim kesepakatan, yakni mengusahakan agar ketaksepakatan antara diri dan lain terjadi sesedikit mungkin. Relevansinya adalah, ketika lewat lonteks situasi diilustrasikan Elizabeth yang sedang menangis, maka tentulah Elizabeth sedang menghadapi sesuatu yang menyedihkan. Ketika Elizabeth berujar: It s about a love story maka bisa disimpulkan bahwa sesuatu yang menyedihkan ini adalah sesuatu yang berkenaan dengan love story. Kemudian Elizabeth kembali berujar bahwa I had to say good-bye to someone today bermakna bahwa kejadian yang membuat ia menangis adalah karena ia harus say good-bye to someone today. Karena ini adalah mengenai love story maka say good-bye to someone today bukan hanya sekedar greeting mengucapkan good bye kepada seseorang, tapi memiliki makna lebih apabila dihubungkan dengan konteks situasi dan ujaran sebelumnya, yakni ia hendak mengucapkan i had broken my relatioship with my love. Frasa had to pada ujaran ini apabila dikaitkan dengan konteks situasi maka terkandung suatu pesan tersembunyi yaitu menyatakan suatu penyesalan Elizabeth, mengingat Elizabeth yang masih sangat mencintai kekasihnya itu dan masih mengharapkan kekasihnya untuk kembali padanya. Frasa I had to... termasuk salah satu ekspresi penyesalan (ekspression of regrets). Dalam teks bahasa sasaran, makna dibalik ujaran Saya harus mengatakan selamat tinggal pada seseorang hari ini adalah Saya telah putus. Jawaban Elizabeth dalam teks bahasa sasaran ini hanyalah sekedar memberikan informasi kepada Giovanni bahwa ia baru saja putus dengan kekasihnya. Tidak terkandung maksud tersembunyi lainnya. Dalam teks bahasa sasaran, pernyataan Elizabeth mengandung daya ilokusi yang berbeda dengan teks bahasa sumber. Pergeseran ilokusi tak langsung dalam proses penerjemahan ujaran ini adalah dari menyatakan penyesalan menjadi pernyataan memberi informasi. Ujaran I had to say good-bye to someone today diterjemahkan secara literal/ kata per kata menjadi Saya harus mengatakan selamat tinggal pada seseorang hari ini. Namun penerapan teknik literal ini dirasakan kurang pas, karena kurang dapat menyampaikan makna tersembunyi yang terdapat dalam bahasa sumber. Dalam teks bahasa sumber makna implisit dari i had to... adalah bahwa saya telah menyesal.... Penerapan teknik literal ini telah menyebabkan pergeseran makna pragmatis antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran. Penggunaan teknik penerjemahan untuk ujaran Elizabeth di atas, misalnya dengan teknik amplifikasi menjadi Saya telah menyesal mengatakan selamat tinggal pada seseorang hari ini mungkin dapat meningkatkan keakuratan teks terjemahan. 296

D. SIMPULAN DAN SARAN Ada tiga komponen hasil analisis yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Ketiga komponen hasil analisis tersebut adalah teknik penerjemahan, pergeseran daya pragmatis, dan kualitas terjemahan. Relasi ketiganya secara sederhana dapat dideskripsikan bahwa teknik penerjemahan yang diterapkan menentukan apakah makna implikatur teks bahasa sumber tersampaikan sepadan atau tidak. Dengan kata lain apakah terjadi pergeseran pragmatis pada proses penerjemahan ujaran. Terjadinya pergeseran pragmatis mengakibatkan terjemahan menjadi tidak akurat dan sebaliknya. Contoh pembahasan di atas memberikan sebuah kesimpulan betapa pendekatan pragmatik sangat diperlukan ketika seseorang menerjemahkan, terutama apabila teks itu berupa teks percakapan dengan konteks situasi dan konteks kultural tertentu. Penerjemahan dan pragmatik memiliki keterkaitan satu sama lain, oleh karena itu dalam proses menerjemahkan dari suatu teks bahasa sumber ke bahasa sasaran hendaklah seorang penerjemah tidak mengabaikan unsur-unsur pragmatik seperti misalnya konteks situasi. REFERENSI Gilbert, E. (2006). Eat Pray Love. London: Bloomsbury. Gilbert, E. (2010). Makan Doa Cinta (Edisi terjemahan oleh Silamurti Nugroho). Abdi tandur. Leech, G. (1993). Prinsip-Prinsip Pragmatik (Edisi Terjemahan Bahasa Indonesia oleh M.D.D.Oka). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Levinson, S.C. (1983). Pragmatics. Cambridge: University Press. Rahardi, K. (2003). Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma. Supriyadi, S. (2011). Wacana Karikatur Indonesia: Perspektif Kajian Pragmatik. Surakarta: UNS Press. Suryawinata, Z & Hariyanto, S. (2003). Translation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius. Wijana, I.D.P. & Rohmadi, M. (2011). Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. 297