BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 8 tahun

Berikut langkah-langkah penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Skripsi dan Tugas Akhir Jurusan Ilmu

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM. analisis dan perancangan dijadikan acuan dalam pembuatan kode program. Pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... SURAT PERNYATAAN KARYA ASLI TUGAS AKHIR..

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. (user) dan fungsinya, diagram alir sistem, perancangan basis data,

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iv. MOTTO... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu dokter spesialis penyakit mata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

1.2. Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Tugas Akhir Manfaat Tugas Akhir... 2

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. dibidang penjualan alat elektronik seperti Computer, Notebook, Tablet, Camera, Projector, Printer dan Accesories Computer.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada semester Genap Tahun Pelajaran

BAB III PEMBAHASAN. pada website masih bersimafat statis dan proses update data belum secara online

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. bertujuan untuk memberikan gambaran dan rancangan bangun yang jelas

BAB IV. HASIL DAN Uji Coba

PENERAPAN APLIKASI VISUAL BASIC 6.0 DALAM DUNIA MEDIS UNTUK SISTEM PAKAR PENYAKIT KULIT

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem agar dapat siap untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan.

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 1.1 Alat dan Bahan Alat

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN


TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

3.3 Metode Pengumpulan Data Studi Pustaka ( Library Research Method Wawancara ( Interview

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretariat Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (BP-KKN). Waktu penelitian

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Tahap implementasi sistem adalah tahap penerapan dari hasil analisis dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. apabila program dijalankan. Pada halaman ini user dapat memilih menu apa

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo

BAB III PEMBAHASAN. Perancangan Antarmuka meliputi perancangan struktur menu dan perancangan tampilan pada tampilan user.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan di bahas perancangan database, perancangan website, dan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. analisis dan perancangan sebelumnya diterjemahkan ke dalam suatu bentuk

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. pembuatan sebuah web. Langkah ini sebagai gambaran apa saja yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut adalah tahapan penelitian yang dilakukan : Menentukan kebutuhan data yang digunakan, seperti data makanan, data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibutuhkan desain penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam desain

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI. Tabel 4 1 Spesifikasi Perangkat Keras 8192MB RAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Atika Fashion yang berlokasi di Jl. Letjend Sukowati Gupolo Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap penerapan sistem supaya siap

BAB III METODE PENELITIAN. penulisan dan penyusunan dalam laporan ini, metode tersebut adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Proses pengembangan sistem ini menggunakan metode System Development Life

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Tahap implementasi akan dipersiapkan bagaimana RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK BANTU PENDAFTARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tata kelola pemerintahan dalam melakukan pekerjaan

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. 3.2. Alat Pendukung Alat pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Perangkat Keras - Notebook dengan spesifikasi : Processor RAM Harddisk : Intel Core i5-2410m CPU @ 2,30 GHz : 4096 MB : 640 GB B. Perangkat Lunak - Sistem Operasi Windows 8.1 Pro 64-bit - Text Editor (Notepad++ v.6.6.8) - XAMPP v.3.2.1

44 - Web browser (Chrome v.43.0) 3.3. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi studi literatur, pengumpulan data, perancangan sistem, pembuatan sistem, pengujian sistem, dan pembuatan laporan. Bagan tahapan penelitian disajikan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Tahapan Penelitian 3.3.1. Studi Literatur Pada metode ini peneliti melakukan pencarian dan pembelajaran dari berbagai macam literatur dan dokumen yang berkaitan dengan sistem pakar, metode forward chaining, dan mencari informasi tentang penyakit ikan budidaya air tawar sebagai

45 bahan referensi dalam penyusunan laporan. Mencari informasi terkait sistem yang akan dibuat dan menganalisa sistem-sistem yang sudah ada. 3.3.2. Pengumpulan Data Tahapan ini mengumpulkan data-data terkait penyakit ikan budidaya air tawar. Data yang dikumpulkan berasal dari hasil konsultasi dengan pakar dan literatur-literatur tentang penyakit ikan budidaya air tawar. Data-data yang dikumpulkan disusun menjadi basis aturan yang akan digunakan dalam sistem pakar. 3.3.3. Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan tahapan rencana pengembangan sistem ke dalam bentuk desain yang digunakan untuk memudahkan pengguna dalam memahami sistem yang akan dibuat. Tahapan perancangan sistem meliputi deskripsi sistem, perancangan struktur perangkat lunak seperti flowchart, diagram konteks, data flow diagram, dan desain antarmuka. Perancangan sistem juga meliputi perancangan struktur data yaitu menggunakan entity relationship diagram (ERD). 3.3.3.1.Deskripsi Sistem Deskripsi sistem merupakan gambaran umum tentang sistem yang akan dikembangkan. Sistem pakar diagnosa penyakit ikan budidaya air tawar merupakan aplikasi berbasis web yang digunakan untuk membantu pembudidaya dalam mendiagnosa penyakit pada ikan yang mereka budidayakan. Menggunakan metode forward chaining yang diwujudkan dengan adanya dialog antara pembudidaya dengan sistem. Pada proses ini sistem akan memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa gejala penyakit. Jawaban pembudidaya kemudian diproses sehingga menghasilkan kesimpulan tentang penyakit dan solusi mengatasi penyakit tersebut.

46 3.3.3.2.Flowchart Pada sistem pakar diagnosa penyakit ikan budidaya air tawar dibagi menjadi dua pengguna yaitu pakar dan pembudidaya. Pakar yaitu pengguna yang berhak mengelola data-data dan basis pengetahuan pada sistem pakar seperti menambah, merubah, dan menghapus data. Sedangkan pembudidaya merupakan pengguna yang hanya dapat mengakses menu tertentu dalam sistem seperti melakukan konsultasi penyakit. Untuk menggambarkan proses-proses dari kedua pengguna digunakan flowchart. Flowchart untuk pakar dari sistem pakar diagnosa penyakit ikan budidaya air tawar disajikan pada Gambar 3.2, sedangkan flowchart pembudidaya dalam melakukan konsultasi dari Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ikan Budidaya Air Tawar disajikan pada Gambar 3.3. 3.3.3.3.Diagram Konteks (Context Diagram) Diagram Konteks disebut juga DFD Level 0, diagram ini menggambarkan aliran data dari sistem pakar yang dibuat secara keseluruhan. Diagram Konteks memiliki satu proses utama, melibatkan eksternal entity dan arus datanya. Diagram Konteks dari Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ikan Budidaya Air Tawar disajikan pada Gambar 3.4. 3.3.3.4.Data Flow Diagram A. DFD Level 1 DFD Level 1 dari Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ikan Budidaya Air Tawar disajian pada Gambar 3.5.

Gambar 3.2. Flowchart Sistem Pakar untuk Pakar 47

Gambar 3.3. Flowchart Sistem Pakar untuk Konsultasi Pembudidaya 48

49 Gambar 3.4. Diagram Konteks Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ikan Budidaya Air Tawar DFD Level 1 menggambarkan proses-proses yang terjadi pada diagram konteks secara terperinci dan melibatkan data store untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari proses yang dilakukan. Proses-proses pada DFD Level 1 adalah sebagai berikut : 1. Proses Login Pada proses ini pakar melakukan proses login ke sistem dengan memasukkan nama pakar dan kata sandi. Kemudian sistem melakukan pengecekan nama pakar dan kata sandi dengan membandingkan data yang dimasukkan dengan data yang ada di database. Jika sesuai maka sistem akan mengijinkan untuk masuk ke menu pakar. Akan tetapi jika tidak maka sistem akan memberikan pesan kesalahan bahwa nama pakar dan kata sandi tidak sesuai. 2. Proses Kelola Data Pakar

Gambar 3.5. DFD Level 1 Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ikan Budiaya Air Tawar 50

51 Merupakan proses yang dilakukan pakar untuk mengelola data pakar yang disimpan di tabel pakar. 3. Proses Kelola Data Penyakit Merupakan proses yang dilakukan pakar untuk mengelola data penyakit yang disimpan di tabel penyakit. 4. Proses Kelola Data Gejala Merupakan proses yang dilakukan pakar untuk mengelola data gejala yang disimpan di tabel gejala. 5. Proses Kelola Relasi Merupakan proses yang dilakukan pakar untuk menghubungkan antara data ikan dan penyakit yang akan disimpan di tabel relasi penyakit. Juga menghubungkan data penyakit dan gejala yang akan disimpan di tabel relasi gejala. Relasi ini yang akan dijadikan basis aturan pada sistem pakar. 6. Proses Kelola Data Konsultasi Merupakan proses yang dilakukan pakar untuk mengelola data hasil konsultasi pembudidaya yang disimpan di tabel konsultasi. 7. Proses Konsultasi Penyakit Merupakan proses yang dilakukan pembudidaya untuk mengidentifikasi penyakit yang diderita ikannya, dengan menginputkan data jenis ikannya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan. 8. Proses Simpan Data Konsultasi

52 Merupakan proses penyimpanan data konsultasi yang akan disimpan di tabel konsultasi. Data konsultasi terdiri dari data hasil diagnosa dan data pembudidaya. B. DFD Level 2 Pengelolaan Data Pakar DFD Level 2 pada proses pengelolaan data pakar disajikan pada Gambar 3.6. Gambar 3.6. DFD Level 2 Pengelolaan Data Pakar Pada DFD Level 2 proses pengelolaan data pakar terdapat satu proses yaitu proses mengubah kata sandi. Dalam proses ini pakar memasukkan kata sandi baru untuk mengganti kata sandi lama. Kemudian data tersebut disimpan di tabel pakar. C. DFD Level 2 Pengelolaan Data Ikan DFD Level 2 pada proses pengelolaan data ikan disajikan pada Gambar 3.7. Gambar 3.7. DFD Level 2 Pengelolaan Data Ikan

53 Proses-proses pada DFD Level 2 pengelolaan data ikan adalah sebagai berikut : 1. Proses Tambah Data Ikan Proses yang digunakan untuk menambahkan data ikan budidaya air tawar baru, kemudian data tersebut disimpan di tabel ikan. 2. Edit Data Ikan Proses yang digunakan untuk melakukan perubahan pada data ikan yang sudah ada pada tabel ikan. 3. Hapus Data Ikan Proses yang digunakan untuk menghapus data ikan dari tabel ikan. 4. Tampilan Data Ikan Proses yang digunakan untuk menampilkan data-data pada tabel ikan. D. DFD Level 2 Pengelolaan Data Penyakit DFD Level 2 pada proses pengelolaan data penyakit disajikan pada Gambar 3.8. Gambar 3.8. DFD Level 2 Pengelolaan Data Penyakit

54 Proses-proses pada DFD Level 2 pengelolaan data penyakit adalah sebagai berikut: 1. Proses Tambah Data Penyakit Proses yang digunakan untuk menambahkan data penyakit baru, kemudian data tersebut disimpan di tabel penyakit. 2. Edit Data Penyakit Proses yang digunakan untuk melakukan perubahan pada data penyakit yang sudah ada pada tabel penyakit. 3. Hapus Data Penyakit Proses yang digunakan untuk menghapus data penyakit dari tabel penyakit. 4. Tampilan Data Penyakit Proses yang digunakan untuk menampilkan data-data pada tabel penyakit. E. DFD Level 2 Pengelolaan Data Gejala DFD Level 2 pada proses pengelolaan data gejala disajikan pada Gambar 3.9. Gambar 3.9. DFD Level 2 Pengelolaan Data Gejala

55 Proses-proses pada DFD Level 2 pengelolaan data gejala adalah sebagai berikut: 1. Proses Tambah Data Gejala Proses yang digunakan untuk menambahkan data gejala baru, kemudian data tersebut disimpan di tabel gejala. 2. Edit Data Gejala Proses yang digunakan untuk melakukan perubahan pada data gejala yang sudah ada pada tabel gejala. 3. Hapus Data Gejala Proses yang digunakan untuk menghapus data gejala dari tabel gejala. 4. Tampilan Data Gejala Proses yang digunakan untuk menampilkan data-data pada tabel gejala. F. DFD Level 2 Pengelolaan Data Relasi DFD Level 2 pada proses pengelolaan data relasi disajikan pada Gambar 3.10. Proses-proses pada DFD Level 2 pengelolaan data relasi adalah sebagai berikut : 1. Tambah/Edit Relasi Ikan & Penyakit Proses yang digunakan untuk menambahkan dan mengubah relasi antara penyakit dan ikan yang kemudian disimpan di tabel relasi penyakit. 2. Tambah/Edit Relasi Penyakit & Ikan Proses yang digunakan untuk menambahkan dan mengubah relasi antara penyakit dan gejala yang kemudian disimpan di tabel relasi gejala.

56 3. Tampilan Relasi/ Basis Aturan Proses yang digunakan untuk menampilkan data relasi antara ikan, penyakit, dan gejala. Menampilkan tabel basis aturan. Gambar 3.10. DFD Level 2 Pengelolaan Data Relasi G. DFD Level 2 Pengelolaan Data Konsultasi DFD Level 2 pada proses pengelolaan data konsultasi disajikan pada Gambar 3.11. Gambar 3.11. DFD Level 2 Pengelolaan Data Konsultasi

57 Proses-proses pada DFD Level 2 pengelolaan data konsultasi adalah sebagai berikut: 1. Hapus Data Konsultasi Proses yang digunakan untuk menghapus data konsultasi dari tabel konsultasi. 2. Tampilan Data Gejala Proses yang digunakan untuk menampilkan data-data pada tabel konsultasi. H. DFD Level 2 Proses Konsultasi Penyakit DFD Level 2 pada proses diagnosa penyakit ikan disajikan pada Gambar 3.12. Proses-proses pada DFD Level 2 diagnosa penyakit ikan adalah sebagai berikut : 1. Proses Mengisi Form Pembudidaya Proses ini merupakan proses awal untuk melakukan identifikasi penyakit ikan. Pembudidaya mengisi form biodata lalu disimpan di tabel pembudidaya. 2. Proses Memilih Ikan Pada proses ini pembudidaya memilih jenis ikan yang akan didiagnosa. 3. Proses Memilih Pertanyaan Berdasarkan Relasi Pada proses ini pertanyaan akan dipilih berdasarkan jenis ikan yang dipilih pada proses sebelumnya, kemudian data ikan dicocokkan pada tabel relasi penyakit kemudian didapatkan data relasi penyakit. Data relasi penyakit ini dicocokkan dengan tabel relasi gejala kemudian akan didapatkan data aturan. Data aturan ini digunakan untuk pertanyaan pada proses selanjutnya. 4. Proses Tampilkan Pertanyaan

Gambar 3.12.DFD Level 2 Proses Diagnosa Penyakit 58

59 Pada proses ini pembudidaya menjawab pertanyaan yang disediakan. Jawaban pembudidaya disimpan pada tabel jawaban(tmp). Tabel analisa(tmp) berisi data aturan atau relasi gejala yang penyakitnya mungkin terjadi. Data dari analisa(tmp) digunakan untuk menampilkan pertanyaan yang terkait dengan jawaban yang diberikan pembudidaya dan menyimpan aturan analisa kemungkinan penyakit yang diderita ikan pembudidaya. 5. Proses Diagnosa Pada proses ini hasil analisa pada proses sebelumnya dicocokkan dengan tabel penyakit(tmp) sehingga didapat data diagnosa yang digunakan pada proses hasil diagnosa. 6. Proses Hasil Diagnosa Proses ini menampilkan hasil diagnosa penyakit yang diderita dan memberikan informasi tentang penyakit tersebut, serta memberikan solusi penanganannya. 3.3.3.5.Entity Relationship Diagram (ERD) Entitiy Relationship Diagram (ERD) merupakan tahapan pemodelan data dari suatu sistem, untuk menjelaskan hubungan antar data dalam database berdasarkan objekobjek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. ERD sistem pakar diagnosa penyakit ikan air tawar dapat dilihat pada Gambar 3.13. 3.3.3.6.Desain Antarmuka Antar muka sistem dibuat untuk memberikan kemudahan kepada pengguna dalam memahami dan mengoperasikan fungsi fungsi yang ada pada sistem. Dalam sistem

Gambar 3.13. ERD Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ikan Budidaya Air Tawar 60

61 pakar diagnosa penyakit ikan budidaya air tawar yang akan dibuat terdapat dua aktor yang dapat mengakses, yaitu pakar dan pembudidaya. A. Pakar Pakar merupakan aktor yang dapat mengelola data dan basis pengetahuan pada sistem pakar. Seorang pakar harus melakukan proses login agar dapat mengakses halaman ini. Adapun halaman yang disediakan bagi pakar adalah sebagai berikut : 1. Halaman Login Merupakan halaman yang digunakan oleh pakar untuk dapat mengakses halaman utama. Pakar harus mengisi nama pakar dan kata sandi, kemudian sistem akan membandingkan data yang dimasukkan dengan data yang ada di database. Apabila data sesuai maka pakar dapat masuk ke halaman pakar. Jika tidak sesuai maka proses login gagal dan ditampilkan pesan kesalahan. Desain halaman login dapat dilihat pada Gambar 3.14. Gambar 3.14. Desain Form Login

62 2. Halaman Utama Pakar Merupakan halaman utama seorang pakar setelah proses login. Pada halaman ini disediakan menu-menu untuk mengelola data-data pada sistem pakar. Desain halaman utama pakar dapat dilihat pada Gambar 3.15. 3. Halaman Ganti Kata Sandi Gambar 3.15. Desain Halaman Utama Pakar Merupakan halaman untuk mengganti kata sandi yang lama dengan yang baru. Desain form ganti kata sandi dapat dilihat pada Gambar 3.16. Gambar 3.16. Desain Form Ganti Kata Sandi

63 4. Halaman Tambah Data Ikan Merupakan halaman untuk menambahkan data ikan baru. Desain form tambah data ikan dapat dilihat pada Gambar 3.17. Gambar 3.17. Desain Form Tambah Data Ikan 5. Halaman Tambah Data Penyakit Merupakan halaman untuk menambahkan data penyakit baru. Desain form tambah data penyakit dapat dilihat pada Gambar 3.18. Gambar 3.18. Desain Form Tambah Data Penyakit

64 6. Halaman Tambah Data Gejala Merupakan halaman untuk menambahkan gejala baru. Desain form tambah data gejala dapat dilihat pada Gambar 3.19. Gambar 3.19. Desain Form Tambah Data Gejala 7. Halaman Relasi Merupakan halaman untuk menambahkan dan merubah relasi atau hubungan antara ikan dan penyakit, serta penyakit dan gejala. Pada relasi ikan dan penyakit, pakar harus memilih jenis ikan lalu memilih penyakit-penyakit terkait ikan yang dipilih. Desain halaman relasi ikan dan penyakit dapat dilihat pada Gambar 3.20. Gambar 3.20. Desain Halaman Relasi Ikan dan Penyakit

65 Sedangkan pada relasi penyakit dan gejala, pakar harus memilih jenis penyakit lalu memilih gejala-gejalanya. Desain halaman relasi penyakit dan gejala dapat dilihat pada Gambar 3.21. 8. Halaman Laporan Gambar 3.21. Desain Halaman Relasi Penyakit dan Gejala Halaman ini digunakan untuk melihat data-data yang ada pada sistem pakar seperti data ikan, data penyakit, data gejala, dan data konsultasi. Desain halaman laporan dapat dilihat pada Gambar 3.22. Gambar 3.22. Desain Halaman Laporan

66 9. Halaman Basis Aturan Halaman ini menampilkan data-data basis aturan dari sistem pakar diagnosa penyakit ikan budidaya air tawar. Sebelumnya pakar harus memilih jenis ikan yang akan dilihat aturan-atrannya. Desain halaman basis aturan dapat dilihat pada Gambar 3.23. B. Pembudidaya Gambar 3.23. Desain Halaman Basis Aturan Pembudidaya merupakan aktor yang hanya dapat mengakses bagian tertentu dalam sistem pakar yang dibuat. Pembudidaya hanya dapat melihat informasi seputar penyakit ikan dan melakukan konsultasi. 1. Halaman Beranda Merupakan halaman awal yang digunakan pembudidaya dalam mengakses sistem pakar penyakit ikan budidaya air tawar. Pada halaman ini terdapat menu data penyakit untuk melihat penyakit-penyakit apa saja yang menjangkit ikan budidaya

67 air tawar. Untuk melakukan konsultasi pengguna dapat memilih menu konsultasi. Desain halaman beranda dapat dilihat pada Gambar 3.24. Gambar 3.24. Desain Halaman Utama Pembudidaya 2. Halaman Form Pembudidaya Merupakan halaman awal untuk melakukan konsultasi. Pembudidaya diwajibkan untuk mengisi form pembudidaya agar dapat melakukan konsultasi. Desain form pembudidaya dapat dilihat pada Gambar 3.25. Gambar 3.25. Desain Form Pembudidaya

68 3. Halaman Pilih Ikan Merupakan halaman untuk memilih jenis ikan yang akan dianalisa penyakitnya. Desain halaman pilih ikan dapat dilihat pada Gambar 3.26. 4. Halaman Konsultasi Gambar 3.26. Desain Halaman Pilih Ikan Merupakan halaman konsultasi yang terdiri dari pertanyaan seputar gejala penyakit. Desain halaman konsultasi dapat dilihat pada Gambar 3.27. Gambar 3.27. Desain Halaman Konsultasi

69 5. Halaman Hasil Diagnosa Merupakan halaman untuk menampilkan hasil diagnosa penyakit yang diderita ikan. Desain halaman hasil diagnosa dapat dilihat pada Gambar 3.28. Gambar 3.29. Desain Halaman Hasil Diagnosa 3.3.4. Pembuatan Sistem Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan sistem pakar yang dibuat, berdasarkan hasil perancangan yang ditetapkan pada tahap sebelumnya. Pembuatan sistem menggunakan bahasa pemrograman php dan database yang digunakan yaitu MySQL.

70 3.3.5. Pengujian Sistem Tahapan setelah pembuatan sistem yaitu melakukan pengujian. Tujuan dilakukan pengujian ini untuk memastikan apakah sistem yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Tahapan pengujian berfungsi untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan sistem pakar akan memberikan hasil yang akurat. Pada penelitian ini dilakukan dua pengujian yaitu pengujian internal dan pengujian eksternal. 3.3.6. Penulisan Laporan Penulisan laporan dilakukan apabila semua tahapan penelitian sudah terpenuhi dan tidak ada kesalahan lagi. Penulisan laporan bertujuan untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan pengembangan sistem pakar dari awal hingga akhir. Tahap ini merupakan tahap akhir dalam melakukan penelitian sebagai bukti dokumentasi dari penelitian yang telah dilakukan.