BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Kelompok tani adalah petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) keakraban dan keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua. (Trimo, 2006). Kelompok tani menurut Anonim dalam Mardikanto diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau yang terdiri dari petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/pemudi) yang terikat secara formal dalam suatu wilayah keluarga atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani. (Mardikanto, 1993). Efektifitas kelompok dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan sistem dan pendekatan tujuan. Teori pendekatan sistem menekankan pentingnya adaptasi terhadap tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian keefektifan kelompok. Teori sistem menerangkan pembahasan pengembangan kelompok secara intern dan ekstern. Secara intern melihat bagaimana dan mengapa orang di dalam organisasi melaksanakan tugas individual dan kelompok, sedangkan ekstern menghubungkan transaksi organisasi tersebut dengan organisasi atau lembaga lain. Setiap organisasi membutuhkan sumber daya dari lingkungan luar dimana organisasi tersebut menjadi bagiannya dan pada gilirannya menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan lingkungan yang lebih luas. Sedangkan pendekatan tujuan
menekankan seberapa jauh tujuan kelompok yang ditetapkan telah tercapai sebagai penilaian keefektifan kelompok. (Gibson, 1995). Kelompok tani pada dasarnya merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini akan terjadi suatu situasi kelompok dimana setiap petani anggota telah melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan mengenal satu sama lain. (Samsudin, 1993). Suhardiyono menyatakan bahwa untuk meningkatkan dinamika kelompok tani harus dikembangkan sepuluh jenis kemampuan kelompok tani yang disebut dengan sepuluh jurus kemampuan kelompok tani yang terdiri atas : (1) menyusun rencana kerja kelompok tani, (2) kerjasama intern kelompok tani, (3) menerapkan teknologi baru, (4) memecahkan masalah kelompok dan mengatasi keadaan darurat, (5) pemupukan modal usaha, (6) kemampuan mengembangkan peralatan dan fasilitas kelompok, (7) membina hubungan melembaga dengan KUD, prosesor, eksportir, perbankan dan instansi terkait, (8) peningkatan produktivitas usaha tani, (9) ketaatan terhadap perjanjian, dan (10) pembinaan kader pimpinan kelompok. (Suhardiyono, 1992). Kelompok tani biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat diantara anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan ketua kelompok tani sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompot tani yaitu sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksi-seksi yang mendukung kegiatan kelompoknya. Seksi-seksi yang ada disesuaikan dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan. Masing-masing
pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap pemegang tugasnya. Selain itu juga kelompok tani harus memiliki dan menegakkan peraturan-peraturan yang berlaku bagi setiap kelompoknya dengan sanksi-sanksi yang jelas dan tegas. Biasanya jumlah anggota kelompok tani berkisar antara 10-25 orang anggota. (Suhardiyono, 1992). Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani, antara lain sebagai berikut : a) Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok. b) Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani. c) Semakin cepatnya proses perembesan (difusi) penerapan inovasi (teknologi) baru. d) Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang (pinjaman) petani. e) Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan (input) maupun produk yang dihasilkan. f) Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasan oleh petani. (Mardikanto, 1996).
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Kelompok Tani : a) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani. b) Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok tani dan petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku. c) Wajib bekerja sama dan akrab antar sesama anggota, pengurus maupun dengan petugas/penyuluh. d) Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usahatani kelompok. (Nasir, 1997). 2.2. Landasan Teori Pengaruh kehidupan kelompok yang makin kokoh terhadap kehidupan individu anggotanya ialah timbulnya sense of belongingness (rasa memiliki), yang ternyata mempunyai arti cukup mendalam pada kehidupan individu anggotanya. Sense of belongingness merupakan sikap peranan bahwa ia termasuk di dalam suatu kelompok sosial dan di dalamnya ia mempunyai peranan dan tugas sehingga merasakan semacam kepuasan dirinya, bahwa ia berharga sebagai anggota kelompok tani. Kepuasannya ialah bahwa ia sebagai makluk sosial di dalam kelompoknya telah memperoleh peranan sosial yang juga berdasarkan usahanya untuk menyumbangkan sesuatu demi kemajuan kelompok. (Gerungan, 2002). Dinamika kelompok tani adalah gerakan bersama yang dilakukan oleh anggota kelompok tani secara serentak dan bersama-sama dalam melaksanakan seluruh kegiatan kelompok tani dalam mencapai tujuannya yaitu peningkatan hasil produksi dan mutunya yang gilirannya nanti akan meningkatkan pendapatan mereka. Dinamika kelompok tani mencakup seluruh kegiatan meliputi inisiatif,
daya kreatif dan tindakan nyata yang dilakukan oleh pengurus dan anggota kelompok tani dalam melaksanakan rencana kerja kelompoknya yang telah disepakati bersama. (Suhardiyono, 1992). Untuk melakukan analisis terhadap dinamika kelompok, pada hakekatnya dilalukan melalui pendekatan, yakni pendekatan psiko-sosial, yaitu analisis dinamika kelompok melalui analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok itu sendiri. Analisis dinamika kelompok dengan pendekatan psiko-sosial, dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap perilaku anggotaanggota kelompok dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan kelompok. (Mardikanto, 1996). Sebuah kelompok tani dinilai efektif, bila kelompok itu memiliki karakteristik berikut : a) Memahami dengan jelas tujuan sasarannya. b) Mampu menetapkan prosedur secara luwes demi tercapainya sasaran bersama. c) Komunikasi lancar serta adanya pengertian di antara anggotanya. d) Tegas dalam pengambilan keputusan dengan melibatkan seluruh anggota. e) Keseimbangan produktivitas kelompok dan kepuasan individu terjaga. f) Tanggung jawab kepemimpinan dipikul bersama, sehingga semua anggota terlibat dalam menyumbangkan ide dan pendapat. g) Rasa kebersamaan. h) Mampu mengatasi perbedaan pendapat di antara anggota.
i) Tidak ada dominasi baik oleh pemimpin maupun anggota kelompok. j) Keseimbangan antara perilaku emosi dan perilaku rasional dalam setiap usaha pemecahan masalah. (Soewartoyo dan Lumbantoruan, 1992). Unsur-unsur dinamika kelompok yang disebut juga variabel-variabel dinamika kelompok terdiri dari : (1) tujuan kelompok, (2) kekompakan kelompok, (3) struktur kelompok, (4) fungsi tugas kelompok, (5) pengembangan dan pemeliharaan kelompok, (6) suasana kelompok, (7) efektivitas kelompok, (8) tekanan kelompok, (9) maksud terselubung. (Huraearah dan Purwanto, 2006). 2.3. Kerangka Pemikiran Di dalam struktur organisasi penyuluhan, petani anggota kelompok tani memiliki hubungan fungsional dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Hubungan ini terlihat dari penyampaian kebijaksanaan pembangunan pertanian oleh PPL kepada petani, penyampaian inovasi oleh PPL dan umpan balik dari petani anggota kelompok tani, pemecahan masalah yang dihadapi kelompok tani, pembinaan PPL dalam perencanaan program kelompok tani. Kelompok tani yang terdiri dari kumpulan para petani yang bergabung di dalam kelompok pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kelompok tani dianggap sebagai wadah belajar dan wahana kerjasama dalam pembinaan petani untuk menyerap informasi dan mengadopsi inovasi yang berhubungan dengan kegiatan usaha tani mereka, membentuk kerja sama yang
saling menguntungkan yaitu mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah. Fase pertumbuhan kemampuan dalam kelompok tani yang disebut dengan kelas kemampuan kelompok terdiri dari kelas pemula dan kelas utama, masing-masing kelompok tani berdasarkan tingkat kemampuannya memiliki anggota dimana anggota kelompok tani kelas pemula dan kelas utama berbeda-beda karakteristiknya, yaitu (1) umur, (2) tingkat pendidikan, (3) masa keanggotaan, (4) dan luas lahan. Masing-masing anggota kelompok tani memiliki tugas dan wewenang terhadap organisasi kelompok tani. Anggota-anggota yang memiliki keterpaduan kelompok yang tinggi, ditunjukkan dengan semakin besarnya kekuatan dalam aktivitas kelompok, yang terwujud dalam sedikit absennya pada setiap pertemuan kelompok. Dan sebaliknya anggota kelompok yang memiliki kohesi kelompok rendah menunjukkan kerendahan keterikatannya dalam aktivitas kelompok. Sebagaimana diketahui, perilaku yang diharapkan seorang anggota kelompok adalah suatu posisi yang memberikannya nilai tersendiri dalam pekerjaan kelompoknya. Melalui peran tersebut, suatu pelaksanaan tugas dapat dikerjakan dengan baik dan efektif untuk mencapai tujuan kelompok. Dinamika kelompok, secara umum tidak dapat dipisahkan dari tingkat kepuasan yang dimiliki para anggota kelompok tani dalam pengejaran tujuan, besarnya tujuan yang dicapai. Tujuan kelompok tani merupakan tujuan bersama, yang menjadi arah kegiatan bersama, karena tujuan ini merupakan integrasi dari tujuan individu masingmasing. Kelompok yang baik seringkali mengadakan penilaian secara kontinu
terhadap perencanaan kegiatan, dan pengawasan kelompok, sehingga dapat diketahui tercapai atau tidaknya tujuan kelompok. Selain itu dapat diketahui semua motivasi dan hambatan yang dialami anggota maupun kelompok tani itu sendiri. Dinamika kelompok tani merupakan analisis dari hubungan-hubungan kelompok sosial yang berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku dalam kelompok itu adalah harus dari interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi sosial. Dimana anggota-anggota kelompok tani yang digolongkan berdasarkan kelas kemampuan kelompok taninya melakukan evaluasi atau penilaian terhadap dinamika organisasi kelompok tani. Penilaian anggota kelompok tani kelas pemula dan utama adalah terhadap dinamika organisasi kelompok tani yang terdiri dari 9 unsur, yaitu : (1) tujuan kelompok, (2) kekompakan kelompok, (3) struktur kelompok, (4) fungsi tugas kelompok, (5) pengembangan dan pemeliharaan kelompok, (6) suasana kelompok, (7) efektivitas kelompok, (8) tekanan kelompok, (9) maksud terselubung. Kerangka alur penelitian disajikan pada gambar skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
Penyuluh Petani Kelompok tani kelas pemula Kelompok tani Kelompok tani kelas utama Anggota Karakteristik anggota kelompok tani 1.Umur 2.Tingkat pendidikan 3.Masa keanggotaan 4.Luas lahan Anggota Unsur-Unsur Dinamika Kelompok tani 1.Tujuan kelompok 2.Kekompakan kelompok 3.Struktur kelompok 4.Fungsi tugas kelompok 5.Pengembangan dan pemeliharaan kelompok 6.Suasana kelompok 7.Efektivitas kelompok 8.Tekanan kelompok 9.Maksud terselubung Masalah Organisasi Kelompok tani Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : Menyatakan Hubungan Menyatakan Penilaian
2.4. Hipotesis Penelitian 1. Penilaian anggota kelompok tani kelas pemula dan kelompok tani kelas utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani adalah baik. 2. Tidak terdapat perbedaan penilaian anggota kelompok tani kelas pemula dan utama terhadap dinamika organisasi kelompok tani.