PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA Evie Trihartiningsih*, Masdianti Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya ABSTRAK Status gizi ibu hamil merupakan upaya penilaian terhadap ibu hamil, yang dianggap berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan kelangsungan kehamilan ibu. Penilaian status gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan cara memeriksakan keadaan ibu hamil, dilakukan dengan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) secara rutin kepada ibu hamil dengan menimbang berat badan, lingkar lengan atas (LILA) serta memeriksa kadar hemoglobin (Hb). Penelitian ini dilakukan untuk melihat penilaian status gizi ibu hamil dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di Puskesmas Kalampangan. Desain penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional. Pengambilan sampel dilakukan secara aksidental dengan melibatkan ibu hamil yang datang memeriksakan diri di Puskesmas Kalampangan pada saat pengumpulan data dilakukantara bulan Januari sampai dengan Mei tahun 2016. Jumlah sampel yang diperoleh pada saat pengambilan data tersebut berjumlah 35 orang. Analisis dilakukan secara univariat dengan menghitung frekuensi masing-masing variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki status gizi kurang baik berdasarkan pengukuran LILA adalah ibu-ibu hamil yang berusia antara 20-35 tahun yaitu sebesar 31.4% dari seluruh populasi. Berdasarkan paritas ibu yang memiliki status gizi kurang baik adalah ibu-ibu yang berada pada kelompok primipara yaitu sebesar 28.6%. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat dilihat bahwa gambaran ibu hamil yang status gizinya kurang baik adalah ibu-ibu primipara yang berusia antara 20-35 tahun Kata Kunci : Gizi; LILA; Umur; Paritas PENDAHULUAN Status gizi selama masa kehamilan ibu merupakan sumber nutrisi bagi bayi yang dikandungnya. Status gizi ibu hamil merupakan upaya penilaian terhadap ibu hamil, yang dianggap berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan kelangsungan kehamilan ibu. Apabila wanita hamil memiliki status gizi kurang selama kehamilannya maka ia beresiko memiliki bayi dengan kondisi kesehatan yang buruk dan status gizi yang buruk dapat berpengaruh terhadap meningkatnya AKI/AKB dan wanita dengan status gizi baik akan melahirkan bayi yang sehat. Wanita hamil dengan status gizi kurang, memiliki kategori resiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat dan berat lahir rendah. Selain itu umumnya pada ibu dengan status gizi kurang tersebut dapat terjadi 2 komplikasi yang cukup berat selama kehamilan yaitu anemia (kekurangan sel 27
darah merah) dan pre eklamsia/eklamsia. (Rukiyah, 2013) Penilaian status gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan cara memeriksakan keadaan ibu hamil, dilakukan dengan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) secara rutin kepada ibu hamil dengan menimbang berat badan, lingkar lengan atas (LILA) serta memeriksa kadar hemoglobin (Hb). Untuk menentukan apakah kebutuhan zat gizi ibu hamil terpenuhi gizinya atau tidak, dilakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dengan nilai normal 23,5 cm. (Sartika, 2013) Pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 228/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 32/1000 kelahiran hidup. Berbagai faktor yang terkait dengan risiko terjadinya komplikasi kehamilan dan cara pencegahannya telah diketahui. Akan tetapi, jumlah kematian ibu dan bayi masih tetap tinggi. Di Indonesia penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia, sedangkan penyebab tak langsung kematian ibu diantaranya anemia, dan Kurang Energi Kronik (KEK). KEK adalah keadaan dimana seorang wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. (Depkes RI, 2013) Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) di Kalimantan Tengah masih mengikuti angka nasional yaitu hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah Kematian Ibu yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2012 sebesar 63 kasus lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah kematian pada tahun 2011 sebesar 79 dan tahun 2010 adalah 80 kematian ibu. (Profil Dinkes Kal-teng, 2012) Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami fluktuasi dari dalam kurun waktu 2003-2012. Menurut data dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) di provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2003 sebesar 40/1000 kelahiran hidup. Namun berdasarkan hasil SDKI tahun 2012 Angka Kematian Bayi mengalami peningkatan menjadi sebesar 49/1000 kelahiran hidup. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan manifestasi dari keadaan kurang gizi pada janin saat dalam kandungan. BBLR di Kalimantan Tengah pada tahun 2012 sebesar 1,90% dari 44.133 kelahiran hidup, terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 1,68% dari 43.959 lahir hidup, namun lebih rendah dari tahun 2010 dilaporkan BBLR sebanyak 2,1%. (Profil Dinkes Kal-teng, 2012) Puskesmas Kalampangan, data yang diperoleh pada tahun 2013 jumlah ibu hamil yang dilakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan hasil 23,5 cm berjumlah 50 orang dari 75 orang ibu hamil, di tahun 2014 berjumlah 57 orang dari 77 orang ibu hamil dan pada tahun 2015 berjumlah 60 orang dari 84 orang ibu hamil. Sedangkan pada saat dilakukan studi pendahuluan data yang diperoleh pada bulan Januari-Mei 2016 jumlah ibu hamil yang dilakukan pengukuran LILA 23,5 cm berjumlah 18 orang dari 35 orang ibu hamil. Dari 35 orang ibu hamil 28
tersebut, dilakukan kembali pengukuran LILA pada 15 orang ibu hamil untuk memastikan dan memperkuat data, yang diperoleh hasil ibu dengan LILA 23,5 cm berjumlah 9 orang. LILA merupakan alat yang digunakan untuk penilaian status gizi ibu. (Sartika, 2013) Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Status Gizi Ibu Hamil dengan Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di Puskesmas Kalampangan. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilaksanakan di Puskesmas Kalampangan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang memeriksakan diri di Puskesmas Kalampangan. Pengambilan sampel dilakukan secara aksidental dengan melibatkan ibu hamil yang datang memeriksakan diri di Puskesmas Kalampangan pada saat pengumpulan data dilakukantara bulan Januari sampai dengan Mei tahun 2016. Jumlah sampel yang diperoleh pada saat pengambilan data tersebut berjumlah 35 orang. Pengolahan data dan analisis dilakukan secara manual dengan menggunakan program excel. Analisis secara univariat dengan menghitung frekuansi masing-masing variabel sehingga dapat memberikan gambaran mengenai status gizi ibu hamil di Puskesmas Kalampangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel 1. Dapat dilihat bahwa sebagian memiliki status gizi baik sementara sebagian lainnya memiliki status gizi yang kurang baik. Penilaian status gizi dilakukan berdasarkan acuan pengukuran LILA Tabel 1. Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil dengan pengukuran LILA LILA Frekuensi Persentase > 23.5 18 51.4 23.5 17 48.6 Jumlah 35 100 Status gizi ibu hamil berdasarkan pengukuran LILA menunjukkan sebagian berada pada kelompok gizi baik (LILA 23.5) yaitu sebanyak 51.4% dan sebagian lagi ada pada kelompok gizi kurang baik (LILA < 23.5) yaitu 48.6%. Tabel 2. Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil dengan pengukuran LILA berdasarkan umur Variabel Yang Frekuensi Persentase Diteliti < 20 tahun 2 5 1 2.9 3 8.9 20-35 tahun 7 20 11 31.4 >35 tahun 9 25.7 4 11.4 29
Tabel 2. memperlihatkan bahwa ibu hamil yang status gizinya termasuk kedalam katagori kurang baik terbanyak terdapat pada kelompok ibu dengan usia antara 20-35 tahun yaitu sebesar 31.4%. Tabel 3. Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil dengan pengukuran LILA berdasarkan paritas Variabel Yang Frekuensi Persentase Diteliti Primipara 2 5 4 11.4 10 28.6 Multipara 13 37.1 7 20 Grandemultipara 0 0 1 2.9 Berdasarkan data pada tabel 3 di atas, ibu-ibu yang memiliki status gizi baik terbanyak ada pada kelompok multipara yaitu sebesar 37.1%. Sedangkan yang paling sedikit adalah kelompok ibu grandemultipara yang status gizinya kurang baik yaitu 2.9% dari total responden pada penelitian ini. Menurut teori Huclok, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. Ini berkaitan dengan usia muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk usia tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung, sehingga usia yang paling baik adalah 20-30 tahun, diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik. (Wawan,2011) Paritas menggambarkan pengalaman ibu dalam kehamilan. Misalnya, jumlah kehamilan yang pernah dialaminya dapat dibandingkan terhadap kelahiran dan kegugurannya. Ibu yang sering mengalami keguguran mestinya mempunyai latar belakang kesehatan yang berbeda dibanding dengan yang tidak pernah mengalami abortus. Selain itu juga kehamilan sebelumnya memberikan pengalaman terhadap pemenuhan kebutuhan gizi baik bagi dirinya maupun bagi janin yang dikandungnya. Pada kehamilan pertama kali mungkin saja perhatian terhadap kesejahteraan ibu dan janin besar. Namun seiring dengan semakin banyaknya pengalaman kehamilan sebagian ibu mungkin sudah menganggap kehamilan sebagai peristiwa yang biasa sehingga menjadi agak lalai dalam memperhatikan kesejahteraan dirinya dan janin yang dikandungnya. 30
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah dipaparkan di atas, memberikan gambaran bahwa ibu-ibu yang memiliki status gizi kurang baik dengan ukuran LILA <23.5 ternyata ada pada kelompok ibu-ibu multipara dengan usia antara 20-35 tahun. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi ibu hamil dengan usia maupun paritas serta variabel lain yang mungkin ikut memengaruhinya. DAFTAR PUSTAKA Achandi, Ending. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers. Depkes RI. 2008. Perawatan Kehamilan (ANC). Campbell, Stuart. 2007. Kehamilan hari demi hari. Penerjemah: Damariang tyas wulandari, Ssi. Jakarta: Erlangga. Dewi lia, Nanny Vivian. 2011. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Hani U, dkk. 2010. Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, Alimul. 2011. Metodologi penelitian kebidanan & teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika. Machfoedz, Ircham. 2010. Metodologi penelitian. Yogyakarta: Fitramaya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Sartika, wiwi dan Mitayani. 2010. Buku saku ilmu gizi. Jakarta: TIM. Sibagariang, Eva dkk. 2010. Metodologi penelitian. Jakarta :TIM. Sibagariang, Eva dkk. 2010. Gizi dalam kesehatan reproduksi. Jakarta: TIM. Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. 31