BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan dibutuhkan anak dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Keluarga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai warga negara yang baik perlu mengembangkan diri. Apa lagi saat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

PENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP PRESTASI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Karena

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2015 POLA ASUH PANTI ASUHAN AL-FIEN DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan tempat awal kontak anak dalam anggota keluarga (ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

PERANAN ORANGTUA DALAM MENANAMKAN DISIPLIN ANAK USIA DINI. DAMAIWATY RAY Dosen PG PAUD FIP Unimed

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya. Oleh

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan hukuman menurut konsep ini, disiplin digunakan hanya bila anak

MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA. Oleh: As-as Setiawati

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari manusia merupakan suatu hal yang menarik. Banyak hal yang tak terduga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. A. Prestasi Belajar Siswa dengan Pola Asuh Otoriter. Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempit, keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak dari hasil perkawinan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN. a. Tempat (lingkungan fisik): keadaan iklim. Keadaan tanah dan keadaan alam

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social

Fungsi Keluarga dalam Pendidikan. Keluarga yang telah terbentuk mempunyai fungsifungsi yang sangat erat sekali dengan keluarga kehidupan itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

2015 POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

M E M U T U S K A N. Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG IJIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian perkawinan menurut para ahli sbb : santun-menyantuni, kasih-mengasihi, tenteram dan bahagia.

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman. Pendidikan adalah pengalaman belajar yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap aspek kehidupan selalu berkaitan erat dengan masalah belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Dikatakan lingkungan utama karena sebagian kehidupan anak-anak dihabiskan

BAB I PENDAHULUAN. unik. Koswara Sjarkawi menjelaskan bahwa:

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan sah yang dapat membentuk sebuah keluarga kecil, kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan sangatlah penting. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Penduduk dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, dinyatakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anak, atau ayah dan anaknya. Berdasarkan dimensi hubungan sosial, keluarga dapat didefenisikan sebagai sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal yang sama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga tercipta suasana saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri. Dalam pengertian psikolagis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri (Soeleman, 1994:5-10). Keluarga dikatakan utuh apabila di samping lengkap anggotanya, juga dirasakan lengkap oleh anggotanya, terutama anak-anaknya. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan, perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga ketidakadaan ayah atau ibu di rumah tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara psikologis. Ini diperlukan agar pengaruh, arahan bimbingan, dan sistem nilai yang direalisasikan orang tua senantiasa tetap dihormati, mewarnai sikap dan pola perilaku anak-anaknya (Soeleman, 1994:12-13).

Sebagian besar waktu kehidupan anak dilalui bersama dengan orang tua (misalnya ibu kandung) terutama pada ibu tak bekerja di luar rumah. Namun untuk masyarakat kota-kota besar, di mana seorang ibu berperan ganda, yakni juga bekerja di luar rumah, maka anak hidup bersama dengan kakek dan nenek, atau pembantu rumah tangga. Hal itu sering kali menjadi masalah, terutama berkaitan dengan bagaimana perkembangan diri anak. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan sifat masing-masing dari anggotanya, terutama pada anak-anak yang masih berada dalam bimbingan dan tanggung jawab orang tuanya. Sehingga orang tua merupakan dasar pertama dalam pembentukkan pribadi anak. Mendidik anak di upayakan pertumbuhannya secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti. Upaya-upaya tersebut dapat terwujud apabila di dukung dengan pola pengasuhan orang tua yang tepat. Pola asuh orang tua dalam membantu anak mengembangkan kemampuan dan potensinya sangatlah besar, di mana orang tua berkewajiban memberikan pendidikan kepada anak terhadap perkembangan keperibadian anak dalam keluarga tersebut yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perkembangan keperibadian anak dalam keluarga tersebut, dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam pendidikannya. Menurut Baumrind (dalam Agoes Dariyo, 2007), ada empat jenis pola asuh, yaitu otoriter (outhoritarian), permisif (permissive), demokratis (authoritative), dan situasional (situational). Kehidupan manusia di atur oleh macam-macam aturan agar tidak timbul kekacauan dan kesewenangan tingkah laku. Tata cara kehidupan berarti tingkah laku seseorang di atur oleh keharusan-keharusan memperlihatkan suatu tingkah laku apa yang baik dan tidak baik untuk dilakukan. Tingkah laku ini harus mengakar sebagai kebiasaan dan tidak menimbulkan

ketekanan. Tingkah laku sedemikian harus sudah terbiasa sejak kecil dan terbentuk melalui disiplin. Dalam mendidik, disiplin berperan mempengaruhi, mendorong, mengendalikan, mengubah, membina dan membentuk perilaku-perilaku tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan, diajarkan, dan diteladankan. Konsep populer dari disiplin adalah sama dengan hukuman. Menurut konsep ini, disiplin digunakan hanya bila anak melanggar peraturan dan perintah yang diberikan orang tua, guru, atau orang dewasa yang berwenang mengatur kehidupan bermasyarakat, tempat anak itu tinggal. Disiplin berasal dari kata yang sama dengan disciple yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin, dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka tentang cara hidup menuju ke kehidupan yang lebih berguna dan bahagia. Disiplin selalu dianggap perlu untuk perkembangan anak, tetapi pandangan tentang apa yang merupakan disiplin yang baik telah mengalami banyak perubahan. Banyak orang tua tidak mau berusaha untuk menanamkan kedisiplinan pada anak-anaknya, sehingga menyebabkan timbulnya rasa benci pada anak, yang kemudian membuat hubungan orang tua dengan anak menjadi tidak menyenangkan. Konsep positif dari disiplin ialah sama dengan pendidikan dan bimbingan, karena menekankan pertumbuhan disiplin diri dan pengendalian diri. Ini kemudian akan melahirkan motivasi dari dalam diri anak. Disiplin negatif memperbesar ketidakmatangan individu, sedangkan disiplin positif menumbuhkan kematangan. Fungsi pokok disiplin ialah mengajarkan anak menerima pengekangan yang diperlukan dan membantu mengarakan energi anak ke jalur yang berguna dan diterima secara sosial. Keyakinan bahwa anak-anak memerlukan disiplin sejak dahulu telah ada, tetapi terdapat perubahan dalam sikap mengenai mengapa mereka memerlukannya. Pada masa lampau, disiplin dianggap perlu untuk menjamin bahwa anak akan menganut standar yang

ditetapkan masyarakat dan yang harus dipatuhi anak agar ia tidak ditolak masyarakat. Sekarang telah diterima bahwa anak membutuhkan disiplin, bila mereka ingin bahagia, dan menjadi orang yang baik penyesuaiannya dengan lingkungan. Melalui disiplinlah mereka dapat belajar berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan juga merupakan hak bagi setiap warga negara, namun kenyatannya masih banyak warga negara yang belum dapat terbantu dalam penyelesaian pendidikannya. Sebab, keberhasilan suatu progam pendidikan sangat tergantung pada penyelenggarannya. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Karo merupakan salah satu lembaga Pemerintah yang memiliki program mengutamakan membangun manusia seutuhnya yang mampu meningkatkan sumber daya manusia. Program tersebut antara lain Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Keaksaran Fungsional, Kejar Paket A, Kejar Paket B, Kejar Paket C, Kursus. Paket B salah satu program SKB Karo yang bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi warga belajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan utama, karena pendidikan yang diperoleh warga belajar melalui proses belajar mengajar bukanlah sekedar di pandang untuk menambah pengetahuan saja, melainkan harus pula di pandang sebagai proses perubahan tingkah laku pribadi secara keseluruhan. Belajar adalah suatu proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk mendapatkan pola respon baru yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungannya. Banyak faktor yang mempengaruhi disiplin belajar anak, salah satunya adalah pola asuh orang tua di dalam keluarga. Pola perilaku seorang anak dalam kehidupannya dipengaruhi oleh pergaulannya di rumah, yaitu dengan orang tuanya. Orang tua yang mendidik anaknya secara keras akan mengakibatkan anak menjadi agresif dan ketergantungan pada orang tuanya, dan pada

akhirnya, pada saat memasuki lingkungan sekolah anak, akan menjadi takut diperlakukan sama seperti orang tuanya di rumah. Ketakutan ini mengakibatkan hasil belajar yang diperolehnya tidak memuaskan. Sebagian orang tua yang tidak peduli dengan kehidupan anak-anaknya, biasanya disebabkan karena terlalu sibuknya orang tua dengan pekerjaannya dalam mencari nafkah, sehingga orang tua acuh tak acuh dengan segala kegiatan anaknya, kapan anaknya belajar dan sedang apa anaknya. Mengakibatkan anak tidak termotivasi dengan belajar di sekolahnya, misalnya, anak tidak mengerjakan tugas sekolahnya, tidak mau belajar, dan bahkan anak bolos sekolah. Hal ini juga berpengaruh terhadap kedisiplinan anak. Begitu juga halnya dengan orang tua yang terlalu memanjakan anak-anaknya, mengakibatkan anak selalu ingin berbuat sekehendak hatinya. Dari penjelasan di atas, orang tua adalah model utama dan tokoh teladan buat anak dalam proses interaksinya. Dari model yang ditonjolkan orang tua, anak meniru pola perilaku orang tua dengan seksama, cara mengeksperesikan, cara bicara, membuat keputusan, dan sebagainya yang membuat anak merasa dewasa. Dengan demikian, pola asuh orang tua mempunyai pengaruh terhadap kedisiplinan belajar anak di sekolahnya. Atas pemikiran di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut, khususnya berkenaan dengan pola asuh di dalam keluarga, untuk itu penulis mengajukan skripsi yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua (Permisif) Terhadap Kedisiplinan Belajar Warga Belajar Paket B SKB Karo. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang diteliti, sebagai berikut:

1. Orang tua kurang memberikan pola asuh yang baik terhadap anak di dalam meningkatkan disiplin anak. 2. Orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga orang tua kurang memiliki waktu untuk memperhatikan anak. 3. Keluarga yang kurang harmonis membuat perilaku anak menjadi kurang baik. 4. Kurang adanya komunikasi antara orang tua dengan anak. 5. Rendahnya pendidikan orang tua, sehingga kurang memahami bagaimana cara-cara yang baik dan tepat dalam mendidik anak. C. Batasan Masalah Karena terbatasnya waktu tenaga serta sarana yang tersedia, maka penulis membatasi permasalahan kepada Pengaruh Pola Asuh Orang Tua (Permisif) Terhadap Kedisiplinan Belajar Warga Belajar Paket B SKB Karo. D. Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dari batasan masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah secara umum yaitu, Apakah Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Pola Asuh Orang Tua (Permisif) Terhadap Kedisiplinan Belajar Warga Belajar Paket B SKB Karo? E. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Belajar Warga Belajar Paket B SKB Karo.

F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dari penulisan ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai masukan bagi peneliti lain umumnya, dan bagi mahasiswa Unimed khususnya, dalam menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman untuk membuat penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang. b. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan acuan bagi penyelenggara Program Pendidikan Luar Sekolah dalam membantu kegiatan belajar masyarakat khususnya tentang Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Belajar. b. Sebagai sumbangsih pemikiran dari peneliti, bagi jurusan Pendidikan Luar Sekolah kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.