Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

dokumen-dokumen yang mirip
Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI JURISPRUDENSIAL BERBANTUAN LKS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI

METODE PENELITIAN. penyajian pelajaran dimana, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan. efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

ALBERT GULTOM, NIM : PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TEMBUNG T.A 2016/2017.

Berlian Mangestuti. Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas PGRI Semarang ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran Superitem pada materi fungsi linear di kelas X MA SMIP 1946

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Jambi pada semester ganjil tahun

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

Badrul Wajdi. STKIP Hamzanwadi Selong, ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental design dengan kelas

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE JIGSAW PADA MATERI SUHU DI KELAS VII-6 SMP NEGERI 1 TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode dalam penelitian ini menggunakan metode Kuasi Eksperimen (eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dikeluarkannya surat izin riset/penelitian yaitu tanggal 24 juni dan selesai tanggal 25 juli.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen berfungsi untuk mengetahui pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

III. METODELOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Sugiyono (2013: 107)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. semu adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X di SMA Negeri 2 Limboto,

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal

HASIL BELAJAR. Persyaratan. Disusun Oleh: A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbasis LKPD Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas XII 1 Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandarlampung semester genap

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Abstrak. Kata kunci: Pembelajaran Think Pair Share, konvensional, prestasi belajar PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 mulai tanggal 29 April 2014 sampai 20 Mei 2014 di SMPN 1

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Desain yang digunakan

Transkripsi:

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar Email: gayus_simarmata@gmail.com Abstrak: Kecenderungan anggapan siswa bahwa materi operasi pecahan yang dipelajari tidak bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari disebabkan karena dalam proses belajar mengajar, guru menggunakan pendekatan konvensional. Alternatif dari solusi masalah tersebut adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Penelitian eksperimen dikelas VII SMP Negeri 1 Siantar menunjukkan hasil pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual (kelas eksperimen) lebih baik dan berbeda secara signifikan dari pembelajaran dengan pendekatan konvensional (kelas kontrol). Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, disarankan guru mata pelajaran matematika memilih pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Kata kunci : kontekstual, konvensional, hasil belajar PENDAHULUAN Pembelajaran matematika sebagai salah satu pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, prosesnya bukan semata-mata hanya menghafal melainkan pemahaman terhadap konsep. Untuk berkembangnya pemahaman konsep matematika, maka siswa perlu dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai pengelola harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik dan melibatkan siswa aktif belajar. Trianto (2010:5) menyatakan bahwa: Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat kovensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Selain masalah di atas, pada waktuwaktu terakhir ini, siswa cenderung beranggapan bahwa materi matematika yang dipelajari tidak bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga mempengaruhi proses pembelajaran. Informasi dari salah seorang guru matematika di SMP Negeri 1 Siantar menyatakan bahwa pemahaman siswa terhadap konsep pecahan sangat rendah. Hal ini disebabkan karena dalam proses belajar mengajar cenderung hanya berpusat pada guru, atau guru yang lebih berperan aktif. Alternatif dari solusi masalah tersebut adalah dengan menggunakan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata. Dengan demikian, maka akan mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka dan aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, hendak diteliti Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan 48

Konvensional pada Materi Operasi Pecahan di Kelas VII SMP Negeri 1 Siantar T.A 2012/2013. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Hasil Belajar Seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri seseorang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Berhasilnya seseorang dalam belajar, merupakan gambaran menguasai materi pelajaran. Penguasaan materi pelajaran dapat diukur tingkatannya yang sering dikatakan hasil belajar. Menurut Hudojo (1988: 144) bahwa Hasil belajar adalah penguasaan hubungan-hubungan yang telah diperoleh sehingga orang itu dapat menghasilkan pengalaman dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari. Dari pengertian hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil dari semua kegiatan belajar mengajar yang hasilnya berupa pengetahuan, ketrampilan, dan mampu untuk menampilkan kembali pengetahuan yang diterima. Hasil belajar pada siswa dapat diamati melalui skor tes belajar, yaitu apabila siswa telah dapat menyatakan hubungan antara bagianbagian pelajaran serta dapat menampilkannya. Kegiatan dan usaha mencapai perubahan itu disebut proses belajar sedangkan perubahan yang dapat diukur dan diamati merupakan hasil belajar yang disajikan dalam skor. Pendekatan Kontekstual Menurut Sagala (2003:87) pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendapat ini sejalan dengan (Nurhadi 2004:4) bahwa pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyakat. Menurut Jauhari (2011:182) bahwa pendekatan kontekstual merupakan pembelajaran yang terjadi dan berhubungan dengan alat dan pengalaman sebenarnya. Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penerapan pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh guru di kelas, memiliki langkah-langkah pembelajaran. Sebagaimana yang dijabarkan oleh Depdiknas dalam (Trianto 2009:111) secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas adalah sebagai berikut: 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic. 3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi diakhir pertemuan. 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Berdasarkan langkah - langkah pembelajaran di atas, peneliti mengkaji 49

langkah-langkah pembelajaran pendekatan kontekstual yaitu: 1. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menemukan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui konsep yang diberikan 2. Guru dengan mengaitkan pengalaman - pengalaman nyata sehingga murid akan menemukan makna dari konsep yang diajarkan. 3. Guru menciptakan masyarakat belajar sehingga dalam kelompok tersebut murid yang sudah paham tentang konsep dapat membantu temannya dan murid yang mempunyai gagasan segera memberikan usul. 4. Guru melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri pada semua topik. 5. Guru berusaha dengan membangkitkan rasa ingin tahu murid dengan memberikan pertanyaanpertanyaan kepada murid. 6. Guru menggunakan media yang sebenarnya dan menjadikan kelompok yang kreatif sebagai percontohan. 7. Guru melakukan refleksi diakhir pertemuan. 8. Guru melakukan penilaian autentik untuk mengukur tingkat pemahaman konsep murid untuk mengetahui berhasil tidaknya model pembelajaran yang diterapkan. Pendekatan Konvensional Pendekatan konvensional adalah suatu cara mengajar yang dalam melaksanakan pengajaran, komunikasi cenderung didominasi oleh guru. Pendekatan konvensional sama seperti metode ceramah, dalam hal kegiatan interaksi cenderung pasif, kebanyakan siswa hanya mendengar dan menulis dengan tekun. Ini sejalan dengan pendapat Sagala (2009:79) bahwa pendekatan konvensional sama dengan metode ceramah. Berdasarkan uraian diatas pendekatan konvensional adalah pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru dan siswa hanya menerima apa saja yang disampaika oleh guru. Sehingga aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang, siswa menjadi pasif dalam belajar serta belajar siswa kurang bermakna karena lebih banyak hafalan. Langkah - langkah pembelajaran dengan pendekatan konvensional (Sanjaya 2010: 149) adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu: a. Merumuskan tujuan yang akan di capai. b. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. c. Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu tersebut dengan mempersiapkan transparansi atau media grafis lainnya 2. Tahap Pelaksanaan a. Langkah Pembukaan Sebelum ceramah dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: 1) Yakinkan bahwa siswa dapat memahami tujuan yang akan di capai. 2) Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. b. Langkah Penyajian 1) Yakinkan bahwa siswa dapat memahami tujuan yang akan di capai. 2) Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa. 50

3) Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. 4) Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat, agar mudah dipahami oleh siswa. 5) Tanggapi respon siswa dengan segera. 6) Jaga agar kelas tetap kondusif dan menyenangkan belajar. c. Langkah mengakhiri Hal-hal yang perlu dilakukan mengakhiri ceramah, yaitu: 1) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan 2) Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan. 3) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran di atas, peneliti mengkaji langkah-langkah pembelajaran pendekatan konvensional menjadi 4 tahap, yaitu: 1. Guru mempersiapkan materi pelajaran yang akan diceramahkan 2. Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa kepada materi yang akan diajarkan (Apersepsi) 3. Guru menjelaskan materi pembelajaran 4. Guru memberikan soal atau tugas untuk dikerjakan siswa (evaluasi). Kerangka Konseptual Belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri dan memperoleh sendiri sehingga ada perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Hasil belajar matematika adalah penguasaan hubungan hubungan konsep matematika yang dipelajari dan kegiatan belajar berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap menghasilkan pengalaman dan penguasaan bahan pelajaran matematika yang dipelajari. Dengan demikian hasil belajar yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil belajar yang dicapai siswa melalui kegiatan belajar yang dinyatakan dengan skor. Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pendekatan konvensional adalah pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru dan siswa hanya menerima apa saja yang disampaikan oleh guru. Sehingga aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang, siswa menjadi pasif dalam belajar serta belajar siswa kurang bermakna karena lebih banyak hafalan. Materi yang diajarkan adalah operasi pecahan. Diajarkan pada dua kelas yang berbeda dengan metode yang berbeda pula. Dengan demikian terdapat dua kelompok dalam penelitian, yaitu kelompok yang diberi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual disebut kelas eksperimen dan kelompok yang diberi pembelajaran dengan pendekatan konvensional disebut sebagai kelas kontrol. Setelah materi pembelajaran selesai diajarkan kepada siswa, selanjutnya dilakukan tes yang sama untuk kedua kelas tersebut. Akan dibedakan hasil pembelajaran siswa. Hasil perbedaan dengan pendekatan kontekstual dan pendekatan konvensional ditinjau dalam bentuk skor. 51

Operasi Pecahan Pendekatan Kontekstual Pendekatan konvensional 1. Guru menentukan topik pelajaran yang akan diajarkan 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 3. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. 4. Guru menggunakan pendekatan pembelajaran, media pembelajaran yang akan digunakan. 5. Guru memberikan soal kepada siswa 6. Siswa mendiskusikan soal yang diberikan oleh guru 7. Siswa melaporkan hasil diskusi mereka. 8. Melakukan refleksi 9. Penilaian 1. Guru mempersiapkan materi pelajaran 2. Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa kepada materi yang akan diajarkan (Apersepsi) 3. Guru menjelaskan materi pembelajaran 4. Guru memberikan soal atau tugas untuk dikerjakan siswa (Evaluasi) Tes Hasil Belajar Perbedaan Hasil Belajar Tes Hasil Belajar Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual Penelitian Hipotesis Penelitian H o : 1 2, Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan pendekatan konvensional. H a : 1 2, Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan pendekatan konvensional. METODE Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu membandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan pendekatan konvensional. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah skor Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 yang diperoleh siswa setelah diberikan tes pada akhir eksperimen. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Siantar. Populasi dan Sampel Populasi Siantar Tahun Ajaran 2012/2013, yang terdiri dari 256 orang. 52

Tabel 1. Populasi Penelitian Kelas VII 1 VII 2 VII 3 VII 4 VII 5 VII 6 VII 7 VII 8 Jumlah Jumlah siswa 32 32 32 32 31 32 32 33 256 Sampel Untuk penentuan sampel, terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan varians dan uji kesamaan rataan berdasarkan nilai ulangan harian siswa yang diambil pada tanggal 27 Juli 2012. Hasil belajar kelas VIII SMP Negeri 1 Siantar tidak berbeda secara signifikan yaitu dengan uji kesamaan dan rataan dari kedua kelas tersebut homogen. Dimana diperoleh b = 3,76 < = 18,5 dan F hit = 1,239 < 2 0,99:7 Rancangan Eksperimen Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dimana kedua kelompok siswa yang menjadi subjek penelitian diberi pembelajaran yang berbeda pada materi pecahan. Agar kegiatan pembelajaran efektif, maka sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, terlebih dahulu disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti pada lampiran 1 dan 2. Masingmasing untuk pembelajaran kontekstual sebanyak 3 RPP dan pembelajaran konvensional sebanyak 3 RPP dengan masing-masing waktu 2 x 40 menit. F 0,01 : 7 : 248 = 2,88. Dengan demikian pengambilan sampel sebanyak dua kelas dapat dilakukan secara acak dengan cara menulis masing-masing nama kelas dalam 8 potong kertas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil Instrumen Penelitian dua dari 8 kertas tersebut. Dua kertas Instrumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah tes. Tes terambil yaitu kelas VII 6 dan kelas VII 7 yang digunakan adalah tes tulisan sebagai kelompok sampel, dimana kelas berbentuk objektif tes berupa pilihan VII 6 sebagai kelas eksperimen yaitu kelas berganda sebanyak 20 butir soal dengan yang pembelajarannya dengan waktu 60 menit. Kisi-kisi tes sesuai menggunakan pendekatan kontekstual dengan indikator pencapaian materi adalah dan kelas VII 7 sebagai kelas kontrol yaitu seperti tabel berikut. kelas yang pembelajarannya dengan pendekatan konvensional. Tabel 2. Kisi-kisi Butir Tes No Indikator Nomor Jenjang Tes Kognitif 1 Mengetahui defenisi bilangan pecahan dan 1,2,3,4,8 C 1 memberikan contoh mengenai pecahan 2 Menyelesaikan operasi hitung tambah, kurang, kali, 5,6,7,9,10, bagi pada pecahan biasa. 11,12, 13, 3 Dapat memecahkan soal cerita pada operasi hitung tambah, kurang, kali, bagi pada pecahan biasa. 14,15 16, 17, 18, 19, 20. C 2 C 3 Tes dilaksanakan kepada sampel setelah di uji coba terlebih dahulu untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana perbandingan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah 53

pembelajaran. Maka pada awal penelitian kondisi siswa harus sama atau homogen. Sehingga dapat dikatakan perbandingan setelah proses belajar mengajar berlangsung adalah akibat pemberian pendekatan pembelajaran yang berbeda pada kedua kelas sampel. Untuk itu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan rataan dari masing-masing sampel 2. Menghitung standart deviasi dari masing-masing sampel 3. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan karena sebagai syarat dalam pengujian hipotesis data menyebar normal. Uji normalitas yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji liliefors (Sudjana, 2005: 466), yaitu: a. Pengamatan X 1,X 2,X 3,,X n dijadikan bilangan baku Z 1,Z 2,Z 3,,Z n dengan menggunakan rumus: Z i = X i X S, ( X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel) b. Untuk setiap bilangan baku dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(z i ) = P(z z i ) c. Selanjutnya dihitung proporsi Z 1, Z 2,,Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z i jika proporsi ini dinyatakan oleh S(z i ), maka: S (Z i ) = banyaknya Z1, Z 2,..., Z n yang Zi n d. Hitung selisih F(Z i ) S(Z i ) kemudian ditentukan harga mutlaknya. e. Untuk penormalan data, dibandingkan antara nilai L Hitung dengan L Tabel dari daftar nilai kritis L pada uji Liliefors pada taraf signifikan = 0,05. Dengan kriteria: Hipotesis diterima jika L Hitung < L Tabel, maka data berdistribusi normal Hipotesis ditolak jika L Hitung > L Tabel, maka data tidak berdistribusi normal. Uji Homogenitas Penelitian Untuk menguji apakah kedua populasi homogen atau tidak digunakan uji homogenitas dilakukan dengan menguji kesamaan varians kedua populasi dengan hipotesis: 2 2 H o : 1 2 : artinya kedua kelompok mempunyai varians yang sama 2 2 H a : 1 2 : artinya kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda Rumus yang digunakan adalah : Varians terbesar F = Varaians terkecil ( Sudjana, 2002 : 250) Kriteria pengujian adalah H o ditolak jika : F Hitung F Tabel, H o diterima jika : F hitung F Tabel. F didapat dari distribusi F 1 ( v 1, v2 ) 2 1 dengan peluang sedangkan derajat 2 kebebasan (dk) pembilang (n-1) dan derajat kebebasan (dk) penyebut (n-1) dengan taraf nyata = 0,01. Uji Hipotesis Penelitian Untuk membandingkan data dari kedua sampel digunakan uji selisih dua rataan. Adapun rumus yang dipakai sesuai dengan hasil uji homogenitas sebelumnya. Hipotesis untuk uji selisih dua rataan ini adalah: H o : 1 2 ; Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rataan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan kontekstual dengan pendekatan konvensional pada materi operasi pecahan. ; Ada perbedaan yang signifikan antara rataan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan kontekstual dengan H a : 2 1 54

pendekatan konvensional pada materi operasi pecahan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen penelitian diberikan kepada sampel penelitian, terlebih dahulu diuji coba di kelas VII SMP Negeri 2 Siantar pada tanggal 3 September 2012. Dari data uji coba tes penelitian diperoleh hasil perhitungan vadilitas butir tes, reliabilitas butir tes, daya pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran butir tes sebagai berikut. Validitas butir tes diuji dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson diperoleh koefisien validitas tes cukup dan tinggi. Reliabilitas tes diuji dengan menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (KR 20), diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,86. Daya pembeda butir tes baik, dan memiliki tingkat kesukaran sedang. Dengan demikian tes hasil belajar memenuhi syarat untuk digunakan dalam pengambilan data penelitian. Analisa Data Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di kelas VII 6 (kelompok kontekstual) dan VII 7 (kelompok konvensional) SMP Negeri 1 Siantar T.A 2012/2013 dengan pembelajaran operasi pecahan sesuai dengan RPP (RPP1, RPP2, dan RPP3) yang disusun. Setelah pembelajaran, dilakukan tes hasil belajar dengan menggunakan instrumen yang sudah diuji coba. Setelah dilakukan pengolahan data hasil tes belajar diperoleh seperti pada tabel 3. Tabel 3. Statistik Skor Kedua Sampel Jenis Statistik Kelompok Kelompok Kontekstual Kovensional N (banyaknya sampel) 32 32 Skor tertinggi 19 17 Skor terendah 8 6 Rata-rata 14,03 11,75 Varians 8,61 6,45 Simpangan baku 2,93 2,54 Dari tabel 3 didapat data statistik nilai kedua sampel maka hasil belajar siswa pada pendekatan kontekstual lebih baik dari pada hasil belajar siswa pada pendekatan konvensional. Berdasarkan hasil statistik diperoleh nilai dari rata-rata skor kelas kelompok kontekstual 14,03 adalah 70,15. Sehingga jika dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang dibuat di SMP Negeri 1 Siantar yaitu 70 maka pendekatan kontekstual baik diterapkan di SMP Negeri 1 Siantar. Uji Normalitas Data Pendekatan kontekstual Dari hasil perhitungan diperoleh harga L 0 = 0,0978 sedangkan L tabel = 0,1822 untuk n = 32 dan taraf nyata = 0,01. Ternyata L 0 < L tabel dengan demikian disimpulkan bahwa data pendekatan kontekstual berasal dari populasi yang menyebar normal. Pendekatan konvensional Dari hasil perhitungan diperoleh harga L 0 = 0,0852 sedangkan L tabel = 0,1822 untuk n = 32 dan taraf nyata = 0,01. Ternyata L 0 < L tabel dengan demikian disimpulkan bahwa data pendekatan 55

konvensional berasal dari populasi yang menyebar normal. Uji Homogenitas Varians Sampel Dari hasil perhitungan didapat nilai F hit = 1,33, F tabel untuk = 0,01 dengan v 1 = 31 serta v 2 = 31 atau F 0,01; (31, 31) = 2,37. Karena F hitung = 1,33 < F tabel = 2,37 maka dapat disimpulkan skor kedua kelompok sampel adalah homogen. Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis seperti disebut sebelumnya, digunakan uji selisih dua rataan yaitu uji t. Berdasarkan perhitungan diperoleh harga t hitung = 3,32. Untuk 0,01 dan dk = 62 diperoleh tiitk kritik t 0,995;62 = 2,6578. Dengan daerah kritik t hitung < - 2,6578 atau t hitung > 2,6578 ternyata t hitung untuk taraf signifikan 0,01 ternyata t hitung diatas pada daerah kritik, karena 3,32 > 2,6578 sehingga H 0 ditolak. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu ada perbedaan yang signifikan antara rataan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan kontekstual dengan pendekatan konvensional pada pokok bahasan operasi pecahan. SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dari data penelitian maka disimpulkan bahwa: 1. Hasil belajar matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi operasi pecahan adalah sebagai berikut: rataan = 14,03 simpangan baku = 2,93 serta varians = 8,61. 2. Hasil belajar matematika dengan menggunakan pendekatan konvensional pada materi operasi pecahan adalah sebagai berikut: rataan =11,75 simpangan baku = 2,54 serta varians = 6,45. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan pendekatan konvensional pada materi operasi pecahan dikelas VII SMP Negeri 1 Siantar. Skor rata-rata yang menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi dari pendekatan konvensional. Maka pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual lebih efektif dari pada pendekatan konvensional. DAFTAR RUJUKAN Andiawan, C., dkk. 2006. Matematika SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta. Hudojo, H. 1988. Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud. Muslich, M. 2011. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Sagala, S. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Simbolon, H. 2009. Statistika Dasar. Surabaya: Graha Ilmu. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 56

57