BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Arikunto (2010:135) mengemukakkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas. peningkatan proses dan praksis mengajar.

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung bertujuan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di SDN Cicadas 03 Desa Cicadas Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom action reseaech, penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI. masalah - masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Yaitu masalah

Endang Srininsih Guru SMPN 4 Mataram. menyanyi sesuka mereka tanpa memperdulikan adanya aturanaturaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masing siklus terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, tindakan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

Jasmanyah76.wordpress.com

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

Transkripsi:

37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), karena penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang berusaha memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme atau kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, membuat guru dapat meneliti dan mengkaji sendiri kegiatan pembelajaran yang dilakukannya dalam kelas dan dalam pelaksanaannya tidak membuat guru meninggalkan tugasnya, sehingga cocok untuk dilaksanakan, karena guru benar-benar mengalami sendiri permasalahan yang ada. Penelitian ini merupakan penelitian berlanjut (siklus) yang terdiri dari dua siklus dengan empat kegiatan utama, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, seperti model PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart (Gambar 3.1). Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya diarahkan untuk kebutuhan praktis dalam kependidikan. Selama ini memang banyak penelitian-penelitian yang dilakukan oleh guru (peneliti), tetapi kurang dirasakan dampaknya dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Dalam Penelitian Tindakan Kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilaksanakannya di dalam kelas, karena secara langsung guru sangat berperan dalam penelitian dan terlibat juga dalam proses perencanaan, observasi, tindakan, dan refleksi.

38 Langkah-langkah penelitian yang akan di tempuh apabila digambarkan adalah sebagai berikut: Identifikasi Masalah Rumusan Masalah Penyusunan Rencana Tindakan Refleksi I Refleksi II SIKLUS I Observasi Penyusunan Rencana TIndakan SIKLUS II Observasi Rencana TIndakan Selanjutnya Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc.Taggart (Hermawanet all. 2007:128) 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, guru menyusun rencana pembelajaran, perencanaan tersebut dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan beberapa instrumen penelitian, seperti pedoman observasi, angket, dan sebagainya. Dan juga

39 menyediakan media pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk RPP. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan oleh penulis sebagai peneliti yang berkolaborasi dengan guru sebagai observer. Dalam hal ini, peneliti dalam pelaksanaan tindakan bertugas melaksanakan rencana tindakan pembelajaran mengungkapkan isi cerita melalui metode sosiodrama, lalu mengkomunikasikan tindakan yang akan dilakukan sehingga memperoleh kesepakatan antara penulis (peneliti) dengan guru sebagai observer. Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan membahas topik cerita anak dengan kompetensi dasar menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat dan indikator : a) menyebutkan nama dan watak tokoh dalam cerita, b) menanggapi isi cerita secara lisan, c) menceritakan kembali secara tertulis cerita yang telah didengar dengan gaya bahasa sendiri, d) menyusun naskah drama yang akan diperankan, e) memerankan tokoh dengan watak yang sesuai dalam cerita. 3. Pengamatan/Observasi Menurut Suyanto (1997:16) dalam Kunandar, bahwa observasi adalah mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

40 Observasi ini dilakukan dengan cara terus menerus mulai dari siklus ke I sampai siklus yang diharapkan tercapai. Observasi yang dilakukan dalam satu siklus dapat memberikan pengaruh pada penyusunan perencanaan tindakan siklus berikutnya. Hasil observasi ini kemudian dijadikan bahan refleksi yang berpengaruh pada perencanaan siklus berikutnya. 4. Refleksi Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran. Guru (observer) dan guru (peneliti) mendiskusikan hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari data hasil observasi rekan sejawat dan data hasil observasi peneliti terhadap siswa, maka diperoleh gambaran tentang pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan. Dengan data tersebut, guru (peneliti) dapat menentukan langkah berikutnya yaitu memperbaiki proses pembelajaran dan menyusun tindakan untuk siklus berikutnya. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gudangkahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Letaknya tepat di depan gedung BALATKOP (Balai Latihan Koperasi), sekolah ini juga menyatu dengan sekolah lain yaitu SD I dan SD III Gudangkahuripan.

41 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Mei 2010, yaitu pada semester II Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melaksanakan pembelajaran dalam dua siklus. Untuk siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal 26 April 2010, dan siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 Mei 2010. C. Subyek Penelitian Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Gudangkahuripan dengan jumlah siswa 21 orang yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Tempat tinggal siswa tidak jauh dari sekolah, karena dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Bahasa yang biasa digunakan adalah bahasa daerah yaitu bahasa sunda. D. Prosedur Penelitian Setiap manusia tentu mempunyai banyak kekurangan, begitu juga guru makhluk Tuhan yang banyak memiliki kekurangan dan kelemahan seperti dalam kegiatan pembelajaran. Baik dalam memberikan pelajaran pada siswa maupun menggunakan metode dalam pembelajarannya, guru masih banyak kekurangannya. Prosedur yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mengkaji semua tindakan yang ada dalam setiap siklus, yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Rancangan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus.

42 1. Tahap Persiapan dan Perencanaan Sebelum melaksanakan siklus, peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan dan membuat perencanaan. Tahap persiapan dan perencanaan tersebut adalah meminta izin kepada kepala sekolah SDN 2 Gudangkahuripan dan juga guru kelas yang akan menjadi observer dalam penelitian tersebut, menentukan kelas yang akan digunakan dalam penelitian yaitu kelas V, kemudian melakukan analisis kurikulum dan kajian pustaka tentang bahan ajar dalam mengungkapkan isi cerita dengan metode sosiodrama untuk menyusun langkah-langkah atau rencana pembelajaran, selanjutnya membuat instrumen penelitian yang akan dilaksanakan dalam mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama, terakhir peneliti membuat Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan. RPP tersebut dilengkapi dengan lembar observasi, lembar angket siswa, dan lembar evaluasi. Tidak lupa juga dalam persiapan dan perencanaan sebelum siklus peneliti menyiapkan beberapa media pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan a. Siklus I Pada siklus I sebelum melaksanakan pembelajaran, terlebih dahulu peneliti memperkenalkan diri kepada siswa. Topik yang dibahas pada siklus I adalah tentang cerita anak yang berjudul Malin Kundang dengan

43 kompetensi dasar menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat, dan indikator sebagai berikut: 1. Memahami struktur cerita 2. Menyebutkan nama dan watak tokoh dalam cerita. 3. Menyusun naskah drama yang akan diperankan. 4. Membuat sinopsis dari isi cerita yang dibaca. 5. Memerankan tokoh drama yang akan diperankan. 6. Menanggapi isi cerita secara lisan. 7. Menceritakan kembali secara tertulis cerita yang telah didengar dengan gaya bahasa sendiri. 8. Memberikan tanggapan mengenai pesan yang terdapat dalam cerita tersebut. Langkah-langkah pembelajaran digunakan sesuai dengan prosedur yang terdiri dari kegiatan awal yang di dalamnya meliputi mempersiapkan pada situasi belajar yang kondusif, mengadakan apersepsi, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru (peneliti) menjelaskan materi tentang cerita yang meliputi struktur cerita, dan jenis-jenis cerita, dengan menggunakan metode ceramah. Selanjutnya guru (peneliti) memberikan teks bacaan cerita yang berjudul Malin Kundang, kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 / 6 orang siswa. Setelah itu, dari setiap kelompok secara bergiliran melakukan kegiatan bermain drama berdasarkan isi cerita. kemudian setelah menampilkan

44 drama di depan kelas, guru (peneliti) dan siswa melakukan tanya jawab mengenai isi cerita yang telah di pentaskan. b. Siklus II Setelah siklus pertama dilaksanakan, peneliti kembali merancang pembelajaran untuk siklus berikutnya yaitu siklus II. Dimana dalam siklus II ini peneliti mencoba untuk memperbaiki proses pembelajaran dari siklus pertama, langkah-langkah pada siklus II sama seperti siklus I yaitu terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan juga refleksi. Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini, dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti. Tidak jauh berbeda pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini, karena topik yang dibahas sama seperti pada siklus I yaitu tentang cerita dengan kompetensi dasar menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat, dan indikator sebagai berikut: 1. Memahami struktur cerita 2. Menyebutkan nama dan watak tokoh dalam cerita. 3. Menyusun naskah drama yang akan diperankan. 4. Membuat sinopsis dari isi cerita yang dibaca. 5. Memerankan tokoh drama yang akan diperankan. 6. Menanggapi isi cerita secara lisan. 7. Menceritakan kembali secara tertulis cerita yang telah didengar dengan gaya bahasa sendiri.

45 8. Memberikan tanggapan mengenai pesan yang terdapat dalam cerita tersebut. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II, peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Dalam siklus II, langkah-langkah yang dilakukan sama seperti pada siklus yaitu sesuai dengan prosedur dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya. Pada kegiatan awal, peneliti mempersiapkan siswa untuk siap belajar pada situasi belajar yang kondusif, melakukan apersepsi dengan tujuan untuk merangsang daya pikir siswa terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian memberikan motivasi kepada siswa dengan maksud supaya siswa bersemangat dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran. Di dalam kegiatan inti, peneliti memberikan penjelasan tentang materi cerita sama seperti yang dilakukan pada siklus I sebelumnya. Pada siklus II cerita yang dibaca adalah yang berjudul Sangkuriang. Sebelum melakukan bermain drama, terlebih dahulu siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5/6 orang siswa. Setelah itu, kemudian peneliti memberikan pengarahan/arahan kepada siswa sebelum bermain drama. Selanjutnya masing-masing kelompok secara bergantian untuk menampilkan drama di depan kelas. Setelah itu, peneliti dan siswa melakukan tanya jawab tentang isi dari cerita yang telah diceritakan melalui bermain drama.

46 Pada kegiatan akhir atau di akhir kegiatan pembelajaran, peneliti melaksanakan evaluasi sebagai umpan balik dan untuk perbaikan proses pembelajaran. Evaluasi disini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa samapai sejauh mana siswa tersebut memahami pelajaran yang telah disampaikan. 3. Pembahasan Hasil dari penelitian yang dialkukan pada siklus I sampai dengan siklus II yaitu data utama berupa hasil tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan analisis data dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan juga hasil angket yang diisi oleh siswa. Peneliti melaksanakan tes pada setiap siklus dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan selama dua siklus, hasil observasi dilakukan oleh guru kelas sebagai observer untuk mengetahui bagaimana kinerja guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, sedangkan angket yang diisi oleh siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode sosiodrama. E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil dari program tindakan akan dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu :

47 1. Lembar Observasi Peneliti menggunakan lembar observasi dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, sikap guru dalam memberikan pembelajaran, serta interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi dilakukan oleh teman guru kelas sebagai observer. 2. Angket Siswa Angket siswa di sini dilakukan untuk memperoleh data mengenai sikap siswa, kesan dan tanggapan siswa, respon siswa tentang materi cerita anak setelah pembelajaran dengan menggunakan metode bermain drama. 3. Kamera Photo Dalam penelitian ini, digunakan kamera sebagai alat untuk memotret situasi proses pembelajaran cerita. Hal ini terutama untuk melihat secara langsung gambar aktivitas selama proses belajar mengajar di dalam kelas. 4. Tes Tertulis Tes tertulis merupakan alat bantu bagi peneliti untuk mengukur sampai dimana kemampuan siswa dalam menyimak cerita yang telah diceritakan, dalam proses berfikirnya, ketelitian menyimak ceritanya, penulisan dan bahasa yang digunakannya dalam merangkaikan cerita.

48 5. Tes Lisan Tes lisan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa dalam memahami isi cerita sesuai dengan cerita yang disajikan oleh guru, yang diceritakan kembali ke dalam bentuk bahasa lisan. F. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, yaitu data tersebut diperoleh dari : 1. Hasil Tes Tes ini dilakukan pada saat pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui dan memperoleh data nilai keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada pokok bahasan cerita anak melalui penggunaan metode sosiodrama. 2. LKS (Lembar Kerja Siswa) LKS merupakan lembar kerja siswa yang digunakan untuk mengetahui hasil pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, dimana di dalam LKS tersebut terdapat langkah-langkah proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh siswa. 3. Observasi Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode sosiodrama.

49 Lembar observasi/pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dilakukan oleh observer pada saat pelaksanaan pembelajaran, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan Siswa No. Kegiatan Guru Ya Tidak Ket. Kegiatan Siswa Ket. 1. Membuka Pelajaran. 1. Antusias siswa. 2. Melakukan Apersepsi. 2. Perhatian terhadap belajar. 3. Menjelaskan materi 3. Aktivitas dan pelajaran. kreativitas siswa. Memberikan arahan/pengarahan 4. Keaktifan siswa dalam belajar. 4. mengenai materi pembelajaran yang akan dipraktikan dalam bermain drama. 5. Membimbing dan mengawasi kegiatan 5. Tanggapan siswa terhadap belajar. bermain drama. 6. Membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dibahas. 7. Melaksanakan evaluasi. 8. Menutup pelajaran.

50 Untuk mengetahui kriteria nilai pada penilaian aktivitas siswa dalam bermain drama, dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Nilai Kriteria 85 100 Baik Sekali (BS) 70 84 Baik (B) 60 69 Cukup (C) < 60 Kurang (K) Lembar angket yang diisi oleh siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama, dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 3.3 Angket Untuk Siswa No. Pernyataan Ya Tidak 1. Apakah kamu suka dengan pelajaran bahasa Indonesia? 2. Apakah kamu suka dengan pembelajaran cerita? 3. Setelah kamu mengikuti pelajaran seperti bermain drama ini, apakah kamu lebih menyukainya? 4. Apakah kamu pernah bertanya kepada guru pada saat pembelajaran berlangsung? 5. Menurut kamu, apakah pembelajaran seperti yang sudah dilakukan lebih menarik dibandingkan dengan pembelajaran yang biasanya? 6. Apakah ada kesulitan yang kamu hadapi saat pembelajaran ini dilaksanakan? 7. Apakah dengan bermain drama seperti ini kamu lebih

51 8. 9. 10. mudah untuk menjawab pertanyaan tentang soal cerita? Apakah ada kendala dalam memerankan tokoh yang kamu perankan? Apakah kamu suka mengungkapkan pendapat pada saat pembelajaran berlangsung? Apakah kamu pernah mendapat nilai yang besar pada saat ulangan, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia? Lembar penilaian siswa dalam bermain drama dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Format Penilaian Bermain Drama No. Aspek Penilaian Skala Nilai 1 2 3 4 5 Bobot 1. Lafal 4 2. Intonasi 4 3. Ekspresi 6 4. Penghayatan 6 Jumlah Skor Ideal 100 Jumlah Bobot Ideal 20 Diadaptasi dari Fini Harfiani (2008:43) dengan modifikasi peneliti sendiri. Kriteria : 1. Lafal a. Jika siswa melafalkan kata dengan tepat dan jelas, skor 5. b. Jika siswa melafalkan kata dengan tepat tapi tidak jelas, skor 4. c. Jika siswa melafalkan kata dengan tidak tepat tapi jelas, skor 3. d. Jika siswa melafalkan kata dengan tidak tepat dan tidak jelas, skor 2. e. Jika siswa tidak dapat melafalkan kata sama sekali, skor 1.

52 2. Intonasi a. Jika intonasi siswa jelas dan tepat, skor 5. b. Jika intonasi siswa tidak jelas tapi tepat, skor 4. c. Jika intonasi siswa jelas tapi tidak tepat, skor 3. d. Jika intonasi siswa tidak jelas dan tidak tepat, skor 2. e. Jika intonasi siswa tidak tampak, skor 1. 3. Ekspresi a. Jika ekspresi siswa sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan, skor 5. b. Jika ekspresi siswa kurang sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan, skor 4. c. Jika ekspresi siswa menyimpang dari karakter tokoh yang diperankan, skor 3. d. Jika ekspresi siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan, skor 2. e. Jika ekspresi siswa sama sekali tidak tampak, skor 1. 4. Penghayatan a. Jika penghayatan siswa terhadap tokoh yang diperankan sesuai dengan penjiwaan, skor 5. b. Jika penghayatan siswa terhadap tokoh yang diperankan kurang sesuai dengan penjiwaan, skor 4. c. Jika penghayatan siswa terhadap tokoh yang diperankan tidak sesuai dengan penjiwaan, skor 3. d. Jika penghayatan siswa terhadap tokoh yang diperankan sangat tidak sesuai dengan penjiwaan, skor 2. e. Jika penghayatan siswa terhadap tokoh yang diperankan sama sekali tidak tampak, skor 1.

53 G. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan mengacu pada prinsip on-going analysis data hasil pengamatan berupa perilaku empirik dan hasil kerja yang dikumpulkan, dipilih sesuai dengan fokus yang telah ditetapkan. Data tersebut berupa hasil tes, observasi baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa, dan juga hasil angket, yang kemudian akan dianalisis mulai dari siklus I sampai dengan siklus II. Data-data tersebut akan dirata-ratakan, dikelompokkan, dipersentasekan, dan dihitung secara tepat. Data hasil nilai yang telah diperoleh penulis, dianalisis dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Lembar evaluasi, berupa tes tertulis singkat yang memuat 10 soal, kriteria penilaian jika benar mendapat nilai satu (1), jika salah mendapat nilai nol (0). 2. Jawaban benar diberi nilai satu (1), siswa dianggap sudah memahami konsep. Jawaban yang salah diberi nilai nol (0), siswa dianggap tidak/belum memahami konsep. Untuk Menentukan jumlah persentase jumlah siswa yang menjawab (Ya) atau (Tidak) pada lembar angket, dapat menggunakan cara berikut: Jumlah siswa yang menjawab (Ya) atau (Tidak) x 100% Jumlah siswa seluruhnya Untuk menghitung rata-rata nilai dapat menggunakan cara: Rata-rata = Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa

54 R = nilai seluruh siswa x 100 % Banyaknya siswa