Analysis of Amino Acids on Teukak (Fermented Sweet Potato Flour)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FERMENTASI TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ASAM AMINO PADA TEPUNG GAPLEK YANG DIFORTIFIKASI TEPUNG KEDELAI (Glycine max (L))

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL C

Preparasi Sampel. Gaplek Terfortifikasi. Identifikasi Asam Amino Tepung Gaplek Terfortifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas

ANALISIS PROTEIN DAN IDENTIFIKASI ASAM AMINO PADA TEPUNG GAPLEK TERFORTIFIKASI PROTEIN TEPUNG BIJI SAGA POHON (Adenanthera pavonina LINN.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL C. ANALISIS PROTEIN dan IDENTIFIKASI ASAM AMINO PADA TEPUNG GAPLEK TERFORTIFIKASI TEPUNG KEDELAI (Glycine max (L))

Asam amino merupakan komponen utama penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes

METODE PENELITIAN. Dari tepung ubi jalar terfermentasi yang diperoleh dianalisa aktivitas antioksidan.

BIOMOLEKUL II PROTEIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia adalah faktor suhu lingkungan yang cukup tinggi. Kondisi ini

Analisis Asam Amino Pada Tepung Gaplek Terfortifikasi Tepung Kedelai (Glycine max (L))

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Asam Amino dan Protein

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama

KANDUNGAN ASAM AMINO PADA TEMPE GUDE (Cajanus cajan (L.) Millps. )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN

PENGARUH CAMPURAN KONSENTRAT PROTEIN JAGUNG DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP ANGKA LEMPENG TOTAL MI TAPIOKA

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE

KADAR PROTEIN DAN PROFIL ASAM AMINO DAGING KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) JANTAN DAN PERANAKAN BOER (PB) KASTRASI

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI. Abstrak

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

ASAM AMINO. Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - COOH

PROFIL PT CARMELITHA LESTARI

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

3. HASIL PENELITIAN Profil Protein Yakon (Smallanthus sonchifolius) Gambar 9. Profil protein daun yakon (Smallanthus sonchifolius)

TESIS NIM: satu syarat. Oleh

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan

Lampiran 1 Media pupuk untuk pertumbuhan Spirulina fusiformis


Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

BAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.

PROTEIN. Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010

Bahan BAHAN DAN CARA KERJA Larutan HCI 6N, HCl 0,11N, Larutan penyangga tri-sodium sitrat 2H 2 0 dengan 3 variasi ph yang tertentu yaitu ph 3,25 (0,2

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

Lampiran 1 Lembar penilaian uji skoring bau KPI lele dumbo afkir. Nama : Tanggal : Sampel : Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir

TUGAS ILMU HAMA TANAMAN PENGARUH PROTEIN BAGI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERANGGA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III. SUBSTANSI GENETIK

I. PENDAHULUAN. Ikan rucah merupakan ikan-ikan kecil dengan ukuran maksimum 10 cm yang ikut

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

PROFIL ASAM AMINO EKSTRAK SEREDELE DAN TEMPE KEDELAI, MAKANAN TRADISIONAL HASIL FERMENTASI

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

PEMANFAATAN AMPAS KELAPA LIMBAH PENGOLAHAN MINYAK KELAPA MURNI MENJADI PAKAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata)

METODE PENELITIAN. Bahan Dan Piranti

PROTEIN. Rizqie Auliana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Artikel Penelitian. Kata Kunci : Asam amino, Analisa Proksimat, Fermentasi, HCN, Kulit Singkong.

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

SUHARTO. Balai Penelitian Ternak, Po Box 221, Bogor RINGKASAN

A STUDY ON THE QUALITY OF NATURAL FLAVORING POWDER PROCESSED FROM SHRIMP WASTE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

PROTEIN PROTEIN DEFINISI. Protein : suatu poliamida 20/05/2014

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

BAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino.

METABOLISME PROTEIN/ ASAM AMINO. Dr.Yahwardiah Siregar,PhD Dr. Hidayat

HIDROLISIS PROTEIN TINTA CUMI-CUMI (Loligo sp) DENGAN ENZIM PAPAIN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes,

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

I. PENDAHULUAN. peningkatan ketersediaan bahan pakan. Bahan-bahan pakan konvensional yang

Metabolisme Protein - 2

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I. PENDAHULUAN. Pakan ternak sangat dibutuhkan bagi seekor ternak, karena merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya. Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2014), populasi ayam kampung di

KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI

Transkripsi:

Analysis of Amino Acids on Teukak (Fermented Sweet Potato Flour) Margareta Novian Cahyanti, Yosia Adi Susetyo, Sri Hartini Chemistry Department, Satya Wacana Christian University Abstract Teukak is sweet potato that has been fermented by red yeast rice. The fermentation process is intended to increase protein content and enrich amino acids. The purposes of this study was to identify amino acids in Teukak. The methods involved making Teukak using with ratio 95 g steamed sweet popato and 5 g red yeast rice during 48 hours fementation and identifying amino acids using Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC). The result showed that the amino acids in Teukak were aspartic acid, glutamic acid, serine, glycine, histidine, arginine, threonine, alanine, proline, valine, isoleucine, leucine, phenilalanine, lysin, tyrosine, cystine, metheonine. Most of the amino acids was nonpolar amino acid representing 39.28% of total amino acid. The most abundant taste amino acid was tasteless amino acid representing almost 49.66% of total amino acid. Keywords : amino acid, angkak, fermentation, sweet potato Abstrak Teukak adalah ubi jalar yang difermentasi dengan menggunakan angkak. Fermentasi dilakukan dengan tujuan meningkatkan kandungan protein dan memperkaya asam amino. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kandungan asam amino dalam teukak. Metode dalam penelitian meliputi pembuatan teukak dengan menambahkan 5 gram angkak pada 95 gram ubi jalar kukus kemudian diinkubasi selama 48 jam. Identifikasi asam amino menggunakan UPLC (Ultra Performance Liquid Chromatography). Hasil penelitian menunjukkan teukak mengandung aspartat, glutamat, serin, glisin, histidin, arginin, treonin, alanin, prolin, valin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin, tirosin, sistin, methionin. Asam amino dominan berdasarkan polaritasnya adalah asam amino non polar dengan kandungan 39,28% dan berdasarkan rasa adalah asam amino tanpa rasa dengan persentase 49,66% Kata kunci : asam amino, angkak, fermentasi, ubi jalar Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara yang menggantungkan pengadaan gandum dan produk turunannya dari impor. Berdasarkan perkembangan U.S. Wheat Associates telah memproyeksikan impor gandum beberapa negara termasuk Indonesia. Indonesia diprediksi berpotensi mengimpor gandum sebanyak 7,1 juta metric ton pada tahun 2050. Angka ini naik 34% dibanding impor tahun 2010 sebesar 5,5 juta metric ton (Weigand, 2011). Di lain sisi Indonesia kaya keanekaragaman hayati termasuk tanaman pangan yang berpotensi sebagai subtituen tepung terigu. Pangan lokal seperti ubi jalar mempunyai potensi sebagai substituen tepung terigu dari segi ketersediaannya. Produksi ubi jalar selama lima tahun terakhir lebih dari 2 juta ton per tahun (BPS, 2016). Ubi jalar dapat digunakan sebagai substituen tepung terigu dengan cara dikukus maupun diolah menjadi tepung. Pengolahan ubi jalar menjadi tepung sering kali menurunkan kandungan gizi termasuk kandungan proteinnya. Hal ini menjadi perhatian

karena kadar protein ubi jalar basah juga rendah yaitu 2,3 gram per 100 gram bahan yang dimakan (Juanda dan Cahyono, 2000). Peningkatan kadar protein dapat dilakukan lewat proses fermentasi. Martono dkk., (2016) menggunakan ragi tempe untuk meningkatkan kandungan protein tepung gaplek yang difortifikasi dengan tepung kedelai. Ayuningtyas (2016) menggunakan substrat kulit singkong dengan berbagai konsentrasi angkak untuk meningkatkan nilai gizi tepung kulit singkong termasuk protein. Selama proses fermentasi, protein akan terdegradasi menjadi asam amino. Asam amino kulit singkong yang difermentasi dengan menggunakan inokulum angkak sebanyak 5% kemudian ditepungkan mengalami peningkatan jumlah dan perubahan komposisi. Peningkatan asam amino dari 40.367,38 ppm menjadi 68.681,96 ppm. Fermentasi memunculkan sistin yang awalnya tidak terdeteksi dalam tepung kulit singkong (Ayuningtyas, 2016). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis asam amino pada tepung ubi angkak dengan penambahan inokulum sebanyak 5%. Bahan dan Metode Sampel yang digunakan yaitu ubi jalar dan angkak yang dibeli di Pasar Salatiga dan sekitarnya. Peralatan yang dipakai dalam penelitian antara lain: neraca analitis 2 digit (Ohaus TAJ602, Ohaus Corp., USA), drying cabinet, ayakan 61 mesh, UPLC Pembuatan Tepung Ubi jalar dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran dan tanah yang masih melekat kemudian dikukus selama ± 60 menit setelah itu dikupas kulitnya dan bagian-bagian yang cacat dibuang. Ubi jalar dipotong kecil-kecil kemudian ditambah angkak dengan dosis 0% w/w (sebagai kontrol), 5% w/w, 10% w/w, 15% w/w dan 20% w/w kemudian dikemas di dalam plastik setelah itu difermentasi pada suhu ruang dengan lama fermentasi 48 jam. Setelah proses fermentasi selesai, dilakukan pengeringan menggunakan drying carbinet pada suhu 50 sampai kering. Setelah kering, irisan dihancurkan dan diayak sampai menjadi tepung dengan tingkat kehalusan 61 mesh. Analisis Asam Amino Analisa asam amino dengan mengunakan UPLC dan dilakukan di PT. Saraswanti Indo Genetech dengan kondisi operasional sebagai berikut: Jenis Kolom : ACC Q-Tag Ultra C18 Temperatur : 49 Fase gerak : Sistem komposisi gradient Laju alir : 0,7 ml per menit Detektor : PDA, pada panjang gelombang 260 nm Volume injeksi : 1 ul Analisis Data Data kromatogram asam amino hasil analisis KCKT dianalisa secara deskriptif. Hasil dan Pembahasan Kromatogram sampel tepung ubi, tepung angkak dan teukak disajikan pada Gambar 1. Rincian jenis asam amino dan besarnya pada masing-masing sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

1(a) 1(b) 1(c) Gambar 1. Kromatogram Sampel Keterangan : 1(a) Kromatogram Tepung Ubi Jalar 1(b) Kromatogram Tepung Angkak 1(c) Kromatogram Tepung Ubi Angkak (Teukak)

Tabel 1. Hasil Analisa Asam Amino Sampel Asam Tepung Amino Angkak *) Ubi Jalar Teukak Aspartat 5.826,56 4.157,03 3.468,16 Glutamat 12.009,38 5.128,91 4.305,93 Serin 3.694,70 1.654,79 1.752,08 Glisin 3.268,95 1.325,85 1.638,88 Histidin 1.292,19 352,64 566,14 Arginin 4.045,05 898,4 1.053,04 Threonin 2.711,88 1.598,63 1.738,02 Alanin 5.204,68 1.874,68 2.013,56 Prolin 3.255,66 1.171,94 1.343,72 Valin 4.038,64 1.654,66 1.872,63 Isoleusin 2.775,83 1.281,04 1.338,97 Leusin 4.790,41 1.929,48 2.382,20 Fenilalanin 5.092,86 1.467,36 1.795,64 Lisin 1.451,13 1.491,51 996,25 Tirosin 2.314,24 648,12 961,86 Sistin 0 22,22 792,33 Metionin 5.165,60 515,07 429,67 Total 66.937,76 27.172,35 28.449,08 Keterangan : *) Sumber : Ayuningtyas (2016) Tabel 1 menunjukkan peningkatan kadar asam amino bebas pada sampel tepung teukak dibandingkan dengan tepung ubi jalar. Hasil ini juga selaras dengan penelitian Ayuningtyas dkk. (2016) yang menunjukkan selama fermentasi menggunakan angkak terjadi peningkatan asam amino bebas pada substrat kulit singkong. Peningkatan terjadi hampir pada semua jenis asam amino kecuali aspartat, glutamat, lisin, dan metionin. Peningkatan asam amino tertinggi terjadi pada sistin dan paling rendah terjadi pada isoleusin. Peningkatan sistin dapat disebabkan adanya metabolisme sistin oleh angkak dengan menggunakan bahan baku metionin. Metionin dengan adanya energi berupa ATP membentuk S-adenosil metionin. Proses ini melibatkan enzim metionin adenosil transferase. S-adenosil metionin mengalami reaksi metilasi membentuk S-adenosil homosistein. S-adenosil homosistein bereaksi dengan adenosil homosisteinase membentuk adenosil dan homosistein. Homosistein dan serin bereaksi membentuk sistationin. Sistationin bereaksi dengan enzim sistationin γ-liase membentuk sistein dan oksobutirat (Michal dan Schomburg, 2012). Sistein dan sistein bergabung membentuk sistin. Berdasarkan data pada Tabel 1. asam amino dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2. Pengelompokan kategori kepolaran mengacu pada Satyanarayana dan Chakrapani (2013) yang mengelompokkan asam amino menjadi golongan asam amino non polar (alanin, leusin, isoleusin, valin, methionin, fenilalanin, triptofan, dan prolin), asam amino polar dengan rantai samping netral (glisin, serin, treonin, sistein, glutamin, asparagin, dan tirosin), asam amino polar dengan rantai samping positif (lisin, arginin, dan histidin), serta asam amino polar dengan rantai samping negatif (asam aspartat dan asam glutamat). Pengelompokan asam amino menurut rasa mengacu pada Solm (1969) yang membagi asam amino menjadi asam amino tanpa rasa (Dalanin, D- dan L-arginin, D- dan L-aspartat, D-glutamin, L-histidin, D- dan L-isoleusin, D- dan L-lisin, D- dan L-prolin, D- dan L-serin, D- dan L-treonin, D- dan L-valin), asam amino manis (D-triptofan, D-histidin, D-fenilalanin, D-tirosin, D-leusin, L-alanin, glisin) asam

amino pahit (L-tryptofan, L-fenilalanin, L-tirosin, L-leusin), asam amino dengan rasa sulfur (D- dan L-sistein serta D- dan L-methionin) dan asam amino dengan rasa unik (L-glutamat). Tabel 2. Klasifikasi Asam Amino Berdasarkan Kepolaran dan Rasa Klasifikasi Tepung Angkak Tepung Ubi Jalar Teukak Kepolaran : Non Polar 30.323,68 9.894,23 11.176,39 Polar Rantai Samping Bermuatan Netral 11.989,77 5.249,61 6.883,17 Polar Rantai Samping Bermuatan Positif 6.788,37 2.742,55 2.615,43 Polar Rantai Samping Bermuatan Negatif 17.835,94 9.285,94 7.774,09 Rasa : Tidak ada rasa 29.091,64 14.260,64 14.129,01 Manis 8.473,63 3.200,53 3.652,44 Pahit 12.197,51 4.044,96 5.139,70 Sulfur 5.165,60 537,29 1.222,00 Unik 12.009,38 5.128,91 4.305,93 Rasa dalam makanan merupakan suatu komponen penting yang menentukan diterimanya suatu bahan pangan oleh masyarakat. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi rasa suatu bahan pangan salah satunya adalah kandungan protein, peptida, dan asam amino bebas. Rasa dipengaruhi oleh kepolarannya dan struktur asam amino. Asam amino dengan rantai samping polar bermuatan negatif mempunyai rasa mirip MSG. Asam amino dengan rantai samping non polar dan polar bermuatan positif memberikan rasa pahit (Dajanta et al., 2011). Rasa pahit lebih senditif dibandingkan rasa yang lain. Hal ini disebabkan rasa pahit pada umumnya merupakan peringatan terhadap sifat beracun suatu zat. Tidak seperti reseptor manis yang mempunyai kekhususan, reseptor pahit tidak mempunyai kekhususan dalam struktur molekul (Yarmolinsky et al., 2009). Teori yang menjelaskan terjadinya kemanisan diajukan oleh Shallenberger dan Acree yang mendasarkan sifat-sifat ikatan hidrogen pada senyawa yang manis. Teori ini menjelaskan bahwa rasa manis akan muncul ketika senyawa mempunyai gugus donor proton (AH) dan gugus aseptor proton (B) yang terpisah sejauh 3 angstroms. Gugus AH senyawa akan berikatan dengan gugus B reseptor, sedangkan gugus B senyawa akan gugus AH reseptor pada lidah (Winarno, 2002). Persentase masing-masing kepolaran dan rasa asam amino pada tepung ubi jalar dan teukak berbeda. Persentase asam amino non polar dan polar dengan rantai samping netral naik, sedangkan asam amino polar dengan rantai samping positif dan negatif turun. Persentase terbesar adalah asam amino non polar dengan persentase pada tepung ubi jalar sebesar 36,41% dan pada teukak 39,28%. Hal ini selaras dengan penelitian Dajanta et al. (2011) yang menggunakan kedelai sebagai substrat dan Bacillus subtilis sebagai biakan. Persentase asam amino tanpa rasa dan umami menurun pada teukak sedangkan persentase asam amino manis, pahit, dan sulfur naik. Persentase rasa tertinggi dari segi rasa adalah asam asam amino tanpa rasa dengan persentase 52% pada tepung ubi jalar dan 49,66% pada teukak. Rasa dominan yang lain pada teukak adalah pahit dengan persentase 18,06%. Produk hasil fermentasi pada umumnya mempunyai profil asam amino dengan dominan rasa pahit. Penelitian Dajanta et al. (2011) yang menggunakan kedelai sebagai substrat dan Bacillus subtilis sebagai biakan menghasilkan produk dengan profil asam amino dengan dominan rasa pahit. Biji jarak yang difermentasi menggunakan Bacillus subtilis sebagai biakan menghasilkan produk dengan profil asam amino dengan dominan rasa pahit (Ojinaka and Ojimelukwe, 2013). Rasa produk fermentasi ini penting diperhatikan pada proses aplikasi pada produk pangan agar tetap dapat diterima masyarakat.

Kesimpulan Teukak mengandung aspartat, glutamat, serin, glisin, histidin, arginin, treonin, alanin, prolin, valin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin, tirosin, sistin, methionin. Asam amino dominan berdasarkan polaritasnya adalah asam amino non polar dengan kandungan 39,28% dan berdasarkan rasa adalah asam amino tanpa rasa dengan persentase 49,66%. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT Indofood melalui Indofood Riset Nugraha yang telah memberi dukungan finansial terhadap penelitian ini. Daftar Pustaka Ayuningtyas, I., Hartini, S. & Cahyanti, M.N., 2016. Optimasi Pembuatan Tepung Ferkusi (Fermentasi Kulit Singkong) Ditinjau dari Variasi Penambahan Angkak. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 5, pp.44-50. Badan Pusat Statistik.2015. Produksi Ubi Jalar Menurut Provinsi (ton), 1993-2015. https://www.bps.go.id/linktabledinamis/view/id/883. Diakses tanggal 15 Juli 2016 Dajanta, K., Apichartsrangkoon, A., Chukeatirote, E., Frazier, R.A.2011.Free-Amino Acid Profiles of Thua Nao, a Thai Fermented Soybean.Food Chemistry 125 halaman 342-347 Juanda, D. dan Cahyono, B.2010. Ubi Jalar, Budi Daya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Martono, Y., Danriani, L.D., Hartini, S. 2016. Pengaruh Fermentasi terhadap Kandungan Protein dan Asam Amino pada Tepung Gaplek yang Difortifikasi Tepung Kedelai (Glycine max (L)). Agritech Volume 36 Nomor 1 halaman 56-63 Michal, G., Schomburg, D.2012.Biochemical Pathways : An Atlas of Biochemistry and Molecular Biology. John Wiley&Son, Inc., Publication, New Jersey Ojinnaka, M.C., Ojimelukwe, P.C. 2013. Study of the Volatile Compounds and Amino Acid Profile in Bacillus Fermented Castor Oil Bean Condiment. Journal of Food Research 2 halaman 191 203 Satyanarayana, U., Chakrapani, U.2013.Biochemistry.Elsevier Reed Elsevier India Private Limited, New Delhi Solms, J. 1969. Taste of Amino Acids, Peptides, and Proteins.Journal of Agricultural and Food Chemistry 17 (4) halaman 686-688 Yarmolinsky, D.A., Zuker, C.S., Ruba, N.J.2009.Common Sense About Taste: From Mammals to Insects. Cell139 halaman 234-244 Weigand, C. 2011. Wheat Import Projections Towards 2050. U.S. Wheat Associates Winarno, F.G.2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramedia