3. HASIL PENELITIAN Profil Protein Yakon (Smallanthus sonchifolius) Gambar 9. Profil protein daun yakon (Smallanthus sonchifolius)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. HASIL PENELITIAN Profil Protein Yakon (Smallanthus sonchifolius) Gambar 9. Profil protein daun yakon (Smallanthus sonchifolius)"

Transkripsi

1 3. HASIL PENELITIAN 3.1. Efisiensi Isolat protein dan Konsentrasi Daun Yakon (Smallanthus sonchifolius) Tabel 3. Efisiensi Isolat dan konsentrasi protein daun yakon (Smallanthus sonchifolius) Metode Massa isolat Efisiensi isolat Konsentrasi isolat protein (g) protein (%)* protein (mg/ml)** TCA/Aseton 0,11 0,75 ± 0, Phenol/Chloroform 0,49 3,24 ± 0, Salting Out 0,24 1,57 ± 0, Keterangan: * Efisiensi diperoleh dengan membagi jumlah rendemen dengan massa bahan awal (15 gr). ** Konsentrasi diperoleh dengan rata-rata dari pengulangan. Dari Tabel diatas, dapat dilihat bahwa massa isolat protein tertinggi diperoleh pada metode phenol/chloroform dengan 0,49 gram dengan efisiensi sebesar 3,24% ± 0,086. Kemudian salting out sebesar 0,24 dengan efisiensi sebesar 1,57 % ± 0,007 dan yang terakhir adalah TCA/aseton dengan massa isolat protein sebesar 0,11 dengan efisiensi sebesar 0,75 % ± 0,004. Kemudian untuk konsentrasi berbagai metode diperoleh konsentrasi yang berbeda. Metode phenol/chloroform memiliki konsentrasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2 metode yang lain yaitu dengan konsentrasi sebesar 112 mg/ml, kemudian TCA/aseton sebesar 100 mg/ml dan yang terakhir adalah salting out dengan konsentrasi sebesar 93 mg/ml Profil Protein Yakon (Smallanthus sonchifolius) Gambar 9. Profil protein daun yakon (Smallanthus sonchifolius) 19

2 20 Dari Gambar 9 diatas dapat dilihat bahwa untuk metode phenol/chloroform diperoleh 8 pita protein, metode TCA/aseton diperoleh 6 pita protein dan untuk metode salting out diperoleh 8 pita protein. Metode phenol/chloroform dan salting out lebih banyak menampilkan pita protein namun yang lebih jelas dalam penampakan pita protein adalah metode salting out sehingga dapat disimpulkan bahwa metode salting out merupakan metode yang paling banyak mengendapkan protein dan juga lebih jelas dalam menampakkan pola pita protein pada profil protein daun yakon (Smallanthus sonchifolius). Selanjutnya, dari pita protein tersebut, dapat dicari berat molekul untuk tiap pita protein. Berat molekul dari tiap metode dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Berat Molekul profil protein daun yakon (Smallanthus sonchifolius) dengan 3 metode berbeda. Metode Phenol/chloroform (Kda)* TCA/aseton (Kda)* Salting Out (Kda)* Keterangan: * Kilodalton (Satuan Berat Molekul) Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa metode isolasi dengan phenol chloroform menghasilkan profil protein dengan berat molekul 15 Kda, 27 Kda, 31 Kda, 37 Kda, 39 kda 45 Kd, 48 Kda dan 97 Kda. Sementara untuk metode isolasi dengan TCA/aseton menghasilkan profil protein dengan berat molekul 27 Kda, 31 Kda, 50 Kda, 60 Kda, 97 Kda dan 180 Kda. Metode salting out menghasilkan profil protein dengan berat molekul 18 Kda, 27 Kda, 31 Kda, 50 Kda, 60 Kda, 75 Kda, 97 Kda dan 180 Kda.

3 Analisa Bioinformatika Untuk analisa bioinformatika, pengidentifikasian hanya dilakukan pada metode salting out saja karena lebih banyak dalam mengendapkan protein dan juga lebih jelas dalam menampakkan pola pita protein. Selain itu, jenis protein pada metode salting out ini juga ditemui pada metode isolasi yang lain (phenol chloroform dan TCA/Aseton). Identifikasi protein berdasarkan berat molekul yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 5 berikut. Tabel 5. Profil Protein daun Yakon (Smallanthus sonchifolius) beserta berat molekul BM (Kda) Nama Protein 18 RNA polymerase beta subunit 27 NAD(P)H-quinone oxidoreductase subunit I, chloroplastic 31 Putative 36.9 kda movement protein 50 NADH dehydrogenase subunit 4 60 ATP synthase subunit beta, chloroplastic 75 DNA-directed RNA polymerase subunit 97 NAD(P)H-quinone oxidoreductase subunit 5, chloroplastic 180 DNA-directed RNA polymerase subunit beta Keterangan: berdasarkan penelusuran bioinformatika dari Protein Data Bank Uniprot ( Dari Tabel 5 diatas, diperoleh 8 jenis protein yang terdeteksi dengan menggunakan metode salting out. Jenis-jenis protein tersebut adalah RNA polymerase beta subunit (18 Kda), NAD(P)H-quinone oxidoreductase subunit I, chloroplastic (27 kda); Putative 36.9 kda movement protein (31 Kda); NADH dehydrogenase subunit 4 (50 kda); ATP synthase subunit beta, chloroplastic (60 kda); DNA-directed RNA polymerase subunit (75 kda); NAD(P)Hquinone oxidoreductase subunit 5, chloroplastic (97 kda) dan DNA-directed RNA polymerase subunit beta (180 kda). Untuk peranan dari masing-masing protein tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

4 22 Tabel 6. Peranan Protein pada daun yakon (Smallanthus sonchifolius) BM (Kda) Nama Protein* Peran dalam tubuh Asam Amino** 18 RNA polymerase beta subunit Berperan dalam pengikatan DNA yang berkontribusi terhadap pensinyalan sekresi insulin dalam tubuh. alanin (A) 1,4%, arginin (R) 5,6%, aspargin (N) 3,5%, asam aspartat (D) 4,9%, Sistein (C) 4,2%, glutamin (Q) 4,9%, asam glutamat (E) 6,9%, glisin (G) 7,6%, histidin (H) 2,1%, isoleusin (I) 8,3%, leusin (L) 8,3%, lisin (K) 7,6%, metionin (M) 2,1%, fenilalanin (F) 3,5%, prolin (P) 6,3%, serin (S) 4,2%, treonin (T) 3,5%, triptofan (W) 1,4%, tirosin (Y) 6,9%, dan valin (V) 6,9%. 27 NAD(P)H-quinone oxidoreductase subunit I, chloroplastic 31 Putative 36.9 kda movement protein Perlindungan sel terhadap toxicity, mutagenicity dan kanker. Peranan dalam fungsi molekuler yaitu untuk mengkatalisis hidrolisis ikatan alpha-peptida internal pada rantai polipeptida. Alanin 3%, arginin 7,2%, aspargin (N) 4,8%, asam aspartat (D) 4,8%, Sistein (C) 5,4%, glutamin (Q) 3%, asam glutamat (E) 7,2%, glisin (G) 4,2%, histidin (H) 1,8%, isoleusin (I) 10,2%, leusin (L) 8,4%, lisin (K) 3,6%, metionin (M) 3,6%, fenilalanin (F) 4,8%, prolin (P) 4,8%, serin (S) 3,6%, treonin (T) 7,2%, triptofan (W) 0,6%, tirosin (Y) 6%, dan valin (V) 3,4%. Alanin (A) 6,5%, arginin (R) 9,6%, aspargin (N) 3,7%, asam aspartat (D) 9%, Sistein (C) 2,2%, glutamin (Q) 2,5%, asam glutamat (E) 6,5%, glisin (G) 7,1%, histidin (H) 1,9%, isoleusin (I) 7,7%, leusin (L) 5,9%, lisin (K) 6,2%, metionin (M) 1,9%, fenilalanin (F) 5,6%, prolin (P) 2,8%, serin (S) 8,4%, treonin (T) 3,4%, triptofan (W) 0,3%, tirosin (Y) 4%, dan valin (V) 5%.

5 23 50 NADH dehydrogenase subunit 4 Mengontrol glikemik pada tubuh dan merangsang metabolism glukosa pada otot rangka dan jaringan adiposa. Alanin (A) 6,5%, arginin (R) 2,9%, aspargin (N) 2,2%, asam aspartat (D) 2,9%, Sistein (C) 0,2%, glutamin (Q) 2,2%, asam glutamat (E) 2,6%, glisin (G) 8,6%, histidin (H) 2,2%, isoleusin (I) 11%, leusin (L) 13,9%, lisin (K) 3,1%, metionin (M) 4,8%, fenilalanin (F) 7,9%, prolin (P) 4,6%, serin (S) 8,4%, treonin (T) 5%, triptofan (W) 1,7%, tirosin (Y) 4,8%, dan valin (V) 4,6%. 60 ATP synthase subunit beta, chloroplastic 75 DNA-directed RNA polymerase subunit Bekerja sama dengan Dysferlin untuk memperbaiki membrane otot rangka. Menghubungkan metabolisme glukosa pada sel β pankkreas dengan regulasi transkripsi gen insulin. Alanin (A) 8,4%, arginin (R) 5,2%, aspargin (N) 4,2%, asam aspartat (D) 5,2%, Sistein (C) 0,2%, glutamin (Q) 4,2%, asam glutamat (E) 6,2%, glisin (G) 9,8%, histidin (H) 0,8%, isoleusin (I) 6,2%, leusin (L) 9,8%, lisin (K) 4%, metionin (M) 3,2%, fenilalanin (F) 3,6%, prolin (P) 5,2%, serin (S) 5,4%, treonin (T) 7%, tirosin (Y) 2,4%, dan valin (V) 8,6%. Alanin (A) 5%, arginin (R) 9%, aspargin (N) 4,4%, asam aspartat (D) 5%, Sistein (C) 1,8%, glutamin (Q) 3,3%, asam glutamat (E) 7,2%, glisin (G) 5,9%, histidin (H) 2,4%, isoleusin (I) 9,4%, leusin (L) 11,7%, lisin (K) 4,8%, metionin (M) 1,8%, fenilalanin (F) 3,3%, prolin (P) 5,3%, serin (S) 5%, treonin (T) 4%, triptofan (W) 1,5%, tirosin (Y) 4,4% dan valin (V) 4,8%.

6 24 97 NAD(P)H-quinone oxidoreductase subunit 5, chloroplastic Mengontrol glikemik pada tubuh. Alanin (A) 5,3%, arginin (R) 2,8%, aspargin (N) 5,1%, asam aspartat (D) 3%, Sistein (C) 1,1%, glutamin (Q) 2,3%, asam glutamat (E) 2%, glisin (G) 6,6%, histidin (H) 1,8%, isoleusin (I) 9,6%, leusin (L) 12,4%, lisin (K) 4,3%, metionin (M) 3,8%, fenilalanin (F) 9,2%, prolin (P) 3,9%, serin (S) 9,3%, treonin (T) 4,7%, triptofan (W) 2%, tirosin (Y) 5,1% dan valin (V) 5,8%. 180 DNA-directed RNA polymerase subunit beta Berpengaruh pada luka pada penderita diabetes. Alanin (A) 5,8%, arginin (R) 7,9%, aspargin (N) 4,1%, asam aspartat (D) 4,5%, Sistein (C) 0,7%, glutamin (Q) 5,2%, asam glutamat (E) 6,4%, glisin (G) 8,4%, histidin (H) 2,4%, isoleusin (I) 7,4%, leusin (L) 10,6%, lisin (K) 5,3%, metionin (M) 2,3%, fenilalanin (F) 3,6%, prolin (P) 4,7%, serin (S) 5,9%, treonin (T) 4,5%, triptofan (W) 1%, tirosin (Y) 3,5% dan valin (V) 5,6%. Keterangan: * sumber dari Uniprot (Protein Data Bank) ** sumber dari PIR (Protein Information Resource) (

7 RNA polymerase beta subunit RNA polymerase beta subunit merupakan salah satu protein yang terdeteksi dalam daun yakon (Smallanthus sonchifolius). Menurut Uniprot, protein ini memiliki fungsi dalam metabolisme molekuler yaitu untuk mengikat DNA dan untuk mengkatalisis dari persamaan reaksi nucleoside triphosphate + RNA(n) = diphosphate + RNA(n+1) sekaligus unutk memulai rantai De Novo. Selain fungsi molekuler, protein ini juga berperan dalam fungsi biologi yaitu untuk sintesis seluler RNA pada template dari DNA. Sekuens asam amino dari RNA polymerase beta subunit berjumlah 144. Asam amino yang terkait dengan protein ini adalah alanin (A) 1,4%, arginin (R) 5,6%, aspargin (N) 3,5%, asam aspartat (D) 4,9%, Sistein (C) 4,2%, glutamin (Q) 4,9%, asam glutamat (E) 6,9%, glisin (G) 7,6%, histidin (H) 2,1%, isoleusin (I) 8,3%, leusin (L) 8,3%, lisin (K) 7,6%, metionin (M) 2,1%, fenilalanin (F) 3,5%, prolin (P) 6,3%, serin (S) 4,2%, treonin (T) 3,5%, triptofan (W) 1,4%, tirosin (Y) 6,9%, dan valin (V) 6,9% NAD(P)H-quinone oxidoreductase subunit I, chloroplastic NAD(P)H-quinone oxidoreductase subunit I, chloroplastic (NQO1) merupakan sebuah enzim flavoprotein yang memiliki kemampuan untuk mengkatalisis reduksi 2 elektron dari substrat quinone yang eksogen dan endogen menjadi hydroquinones (Jaiswal, 2000). NQO1 dalam jumlah yang tinggi ditemukan pada jaringan hati pada tikus. Sementara pada manusia, jenis flavoprotein ini ditemukan pada paru-paru, gastrointestinal, endothelium vaskular, jaringan adiposity, sum sum tulang dan beberapa pada area mata namun tidak terdapat pada hati (Hayes, 2008). Menurut Gaikward et al (2001), NQO1 dalam metabolismenya menggunakan NAD(P)H untuk mendonorkan elektron dan sebagai katalis dari reduksi dua elektron dari senyawa endogen dan kuinon. Reaksi ini akan menjaga keseimbangan antara NAD(P)H dan NAD(P) sehingga memberikan kontribusi pada sintesis glukosa dan asam lemak dalam tubuh. Pada jaringan tumbuhan, NQO1 berfungsi untuk mengkatalis detoksifikasi kuinon dan turunannya beserta pencegahannya dalam siklus redoks dan oxidative stress. Selain itu, ditemukan juga adanya peran dari NQO1 ini terkait dengan perlindungan terhadap mutagenesis dan karsinogenesis (Palming et al, 2007). Sekuens asam amino dari NAD(P)H-quinone oxidoreductase subunit I, chloroplastic berjumlah 166. Asam amino yang terkait dengan protein ini adalah alanin (A) 3%, arginin (R) 7,2%, aspargin (N) 4,8%, asam aspartat (D) 4,8%, Sistein (C) 5,4%, glutamin (Q) 3%, asam glutamat (E) 7,2%, glisin (G) 4,2%, histidin (H) 1,8%, isoleusin (I) 10,2%, leusin (L) 8,4%, lisin (K) 3,6%, metionin (M) 3,6%, fenilalanin (F) 4,8%,

8 26 prolin (P) 4,8%, serin (S) 3,6%, treonin (T) 7,2%, triptofan (W) 0,6%, tirosin (Y) 6%, dan valin (V) 3,4% Putative 36.9 kda movement protein Putative 36.9 kda movement protein merupakan protein yang memiliki asam amino berjumlah 323. Asam amino yang terkait dengan protein ini adalah alanin (A) 6,5%, arginin (R) 9,6%, aspargin (N) 3,7%, asam aspartat (D) 9%, Sistein (C) 2,2%, glutamin (Q) 2,5%, asam glutamat (E) 6,5%, glisin (G) 7,1%, histidin (H) 1,9%, isoleusin (I) 7,7%, leusin (L) 5,9%, lisin (K) 6,2%, metionin (M) 1,9%, fenilalanin (F) 5,6%, prolin (P) 2,8%, serin (S) 8,4%, treonin (T) 3,4%, triptofan (W) 0,3%, tirosin (Y) 4%, dan valin (V) 5%. Protein ini merupakan protein yang dihasilkan oleh yacon virus A dan terdapat pada tanaman yakon (Smallanthus sonchifolius). Berdasarkan ( Putative 36.9 kda movement protein ini memiliki peranan dalam fungsi molekuler yaitu untuk mengkatalisis hidrolisis ikatan alphapeptida internal pada rantai polipeptida dengan mekanisme katalitik yang melibatkan triad katalitik yang terdiri dari serine nucleophile yang diaktifkan oleh proton yang melibatkan residu asam dan residu dasar (biasanya histidine) NADH dehydrogenase subunit 4 NADH dehydrogenase subunit 4 merupakan salah satu jenis protein yang ditemukan pada genus smalllanthus. Protein ini merupakan protein yang terletak di bagian membran NADH dehydrogenase dan dikodekan oleh NADH dehydrogenase pada mitokondria. Menurut Weiss (1991), NADH dehydrogenase subunit 4 ini mengalami evolusi gen dari gen awal sehingga rantai phylo-genetic dari NADH dehydrogenase subunit 4 ini berhubungan dengan NADH dehydrogenase subunit 2 dan 5. Heteroplasmi dengan substitusi nukleotida tertentu dalam DNA yang bermutasi yang mengubah arginine pada posisi 340 dari subunit 4 NADH dehydrogenase ke dalam histidine ini menyebabkan Leber Hereditary Optic Neuropathy (LHON). Penyakit ini menimbulkan kehilangan penglihatan secara bilateral. Penyakit ini bekerja dengan cara menghambat mitokondria sehingga berakibat pada terjadinya mutasi DNA yang berkaitan dengan NADH dehydrogenase subunit 4 ini (Yu et al, 2012). Protein ini memiliki asam amino sebanyak 417. Asam amino yang terkait dengan protein ini adalah alanin (A) 6,5%, arginin (R) 2,9%, aspargin (N) 2,2%, asam aspartat (D) 2,9%, Sistein (C) 0,2%, glutamin (Q) 2,2%, asam glutamat (E) 2,6%, glisin (G) 8,6%, histidin (H) 2,2%, isoleusin (I) 11%, leusin (L) 13,9%, lisin (K) 3,1%, metionin (M) 4,8%, fenilalanin (F) 7,9%, prolin (P) 4,6%, serin (S) 8,4%, treonin (T) 5%, triptofan (W) 1,7%, tirosin (Y) 4,8%, dan valin (V) 4,6%.

9 ATP synthase subunit beta, chloroplastic The Chloroplast ATP synthase (CF1CF0) merupakan protein mitokondria yang berfungsi untuk mengkatalis fosforilasi dari ADP (Adenosin difosfat) menjadi ATP (Adenosin trifosfat) dengan menggunakan gradient proton. ATP synthase secara biokimia dapat dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu CF0 (Chloroplast 0) dan CF1 (Chloroplast 1). CF0 merupakan protein yang terintegrasi dalam membran kompleks yang berfungsi untuk mentranslokasi proton, dan CF1 merupakan bagian katalitik dari kompleks CF1CF0 (Cruz et al, 1995). Dalam penelitian ini diperoleh protein Chloroplast ATP synthase pada subunit beta (ß). ATP synthase subunit beta merupakan bagian dari CF1. Menurut penelitian dari Cruz et al (1995) CF1 terdiri dari 5 jenis subunit berbeda yang dilambangkan dengan α, β, γ, δ, dan ε (diurutkan berdasarkan berat molekul terkecil). Pada saat diterangi cahaya, CF1 memiliki kinerja yang tinggi dalam mensintesis ATP. Sementara jika saat kurang cahaya, enzim tidak mampu mengkatalis hidrolisis ATP. Sekuens asam amino dari ATP synthase subunit beta, chloroplastic berjumlah 498. Asam amino yang terkait dengan protein ini adalah alanin (A) 8,4%, arginin (R) 5,2%, aspargin (N) 4,2%, asam aspartat (D) 5,2%, Sistein (C) 0,2%, glutamin (Q) 4,2%, asam glutamat (E) 6,2%, glisin (G) 9,8%, histidin (H) 0,8%, isoleusin (I) 6,2%, leusin (L) 9,8%, lisin (K) 4%, metionin (M) 3,2%, fenilalanin (F) 3,6%, prolin (P) 5,2%, serin (S) 5,4%, treonin (T) 7%, tirosin (Y) 2,4%, dan valin (V) 8,6%. Dysferlin merupakan protein transmembrane yang sangat banyak diekskresikan pada otot lurik dan pada jaringan lain termasuk monosit, sinsitiotrofoblas, endotelium, otak, pankreas, dan ginjal. Dysferlin ditemukan secara intraselular pada vesikula dan pada membran plasma. Dalam metabolismenya, protein Dysferlin akan bekerjasama dengan ATP synthase subunit beta (ATP5b) untuk memungkinkan terbentuknya vesikula dengan kandungan ATP untuk berpartisipasi dalam proses perbaikan membran otot rangka. Hasil penelitian didukung dengan fungsi dari ATP5b itu sendiri yaitu untuk mempertahankan ATP (Adenosin trifosfat) dan ADP (Adenosin difosfat) ekstraseluler dan sebagai reseptor membrane untuk HDL (high-density lipoprotein). Dysferlin terlibat dalam sinyal ATP dan ADP ekstraselular pada ATP synthase subunit beta (ATP5b). Mekanisme perbaikan membran otot rangka adalah dengan cara menambal membran yang rusak, dan merombak sitoskeleton yang rusak tersebut secara proteolitik oleh calpains (Moree et al, 2010).

10 DNA-directed RNA polymerase subunit DNA-directed RNA polymerase (DNA-dependent RNA polymerase) merupakan polimer yang terdapat pada semua sel eukariotik pada organisme. Polimer ini memiliki peranan penting dalam semua siklus transkripsi (1-5). Bakteri, archaeal, dan sel eukariotik memiliki struktur DNA-directed RNA polymerase yang besar dan memiliki banyak subunit enzim. Bakteri ini memilik 5 subunit yaitu β, β, α 1, α II, dan ὠ dan memiliki massa molekul 0.35 MDa. Subunit β merupakan subunit yang terbesar dan berperan dalam katalisis pada archaeal dan pada eukariotik. Sementara subunit β yang merupakan subunit terbesar kedua juga memiliki fungsi yang sama yaitu dalam katalisis. Sementara subunit α 1, α II yang merupakan subunit yang sama namun berbeda dalam interaksi (α 1 pada subunit β dan α II pada subunit β) memiliki fungsi dalam regulasi dari transkripsi. Dan untuk subunit ὠ masih dalam tahap penelitian (Minakhin et al, 2001). Sekuens asam amino dari DNA-directed RNA polymerase berjumlah 545. Asam amino yang terkait dengan protein ini adalah alanin (A) 5%, arginin (R) 9%, aspargin (N) 4,4%, asam aspartat (D) 5%, Sistein (C) 1,8%, glutamin (Q) 3,3%, asam glutamat (E) 7,2%, glisin (G) 5,9%, histidin (H) 2,4%, isoleusin (I) 9,4%, leusin (L) 11,7%, lisin (K) 4,8%, metionin (M) 1,8%, fenilalanin (F) 3,3%, prolin (P) 5,3%, serin (S) 5%, treonin (T) 4%, triptofan (W) 1,5%, tirosin (Y) 4,4% dan valin (V) 4,8% NAD(P)H-quinone oxidoreductase subunit 5, chloroplastic Sekuens asam amino dari NAD(P)H-quinone oxidoreductase subunit 5, chloroplastic berjumlah 742. Asam-asam amino tersebut adalah alanin (A) 5,3%, arginin (R) 2,8%, aspargin (N) 5,1%, asam aspartat (D) 3%, Sistein (C) 1,1%, glutamin (Q) 2,3%, asam glutamat (E) 2%, glisin (G) 6,6%, histidin (H) 1,8%, isoleusin (I) 9,6%, leusin (L) 12,4%, lisin (K) 4,3%, metionin (M) 3,8%, fenilalanin (F) 9,2%, prolin (P) 3,9%, serin (S) 9,3%, treonin (T) 4,7%, triptofan (W) 2%, tirosin (Y) 5,1% dan valin (V) 5,8%. Protein ini merupakan protein yang dihasilkan oleh Smallanthus microcephalus dan terdeteksi juga sebagai protein pada Smallanthus sonchifolius DNA-directed RNA polymerase subunit beta DNA-directed RNA polymerase subunit beta merupakan enzim kompleks yang terdiri dari 5-15 subunit yang berperan dalam mengkatalisisis transkripsi gen dalam sel. 4 subunit dalam enzim ini (α, β, β, dan ὠ) pada bakteri akan membentuk inti struktural yang berperan dalam organisme selular (Valiunas, 2013). Sekuens asam amino dari DNA-directed RNA polymerase subunit beta berjumlah 824. Asam-asam amino tersebut adalah alanin (A) 5,8%, arginin (R)

11 29 7,9%, aspargin (N) 4,1%, asam aspartat (D) 4,5%, Sistein (C) 0,7%, glutamin (Q) 5,2%, asam glutamat (E) 6,4%, glisin (G) 8,4%, histidin (H) 2,4%, isoleusin (I) 7,4%, leusin (L) 10,6%, lisin (K) 5,3%, metionin (M) 2,3%, fenilalanin (F) 3,6%, prolin (P) 4,7%, serin (S) 5,9%, treonin (T) 4,5%, triptofan (W) 1%, tirosin (Y) 3,5% dan valin (V) 5,6%.

4. PEMBAHASAN Efisiensi Isolat Protein

4. PEMBAHASAN Efisiensi Isolat Protein 4. PEMBAHASAN Analisa profil protein daun yakon (Smallanthus sonchifolius) dilakukan dengan menggunakan Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrilamide Gel Elektroforesis (SDS-PAGE) dan Bioinformatika. Sampel yang

Lebih terperinci

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes Asam Amino, Peptida dan Protein Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes Pendahuluan Protein adalah polimer alami terdiri atas sejumlah unit asam amino yang berkaitan satu dengan yg lainnya Peptida adalah oligomer

Lebih terperinci

BIOMOLEKUL II PROTEIN

BIOMOLEKUL II PROTEIN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 22 Sesi NGAN BIOMOLEKUL II PROTEIN Protein dan peptida adalah molekul raksasa yang tersusun dari asam α-amino (disebut residu) yang terikat satu dengan lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggandaan dan penyediaan asam amino menjadi amat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Daun Yakon

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Daun Yakon 4. PEMBAHASAN Daun yakon yang digunakan untuk pengobatan dan telah beredar dipasaran, umumnya dijual dalam bentuk kering. Untuk mengetahui aplikasi dari daun yakon dalam bidang makanan, maka dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PROFIL PROTEIN DAUN YAKON

ANALISIS PROFIL PROTEIN DAUN YAKON ANALISIS PROFIL PROTEIN DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius) YANG TERLIBAT DALAM PENGATURAN KADAR GULA DARAH MENGGUNAKAN SDS-PAGE DAN BIOINFORMATIKA YAKON LEAF PROTEIN PROFILE ANALYSIS (Smallanthus sonchifolius)

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa

Lebih terperinci

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN Protein Kuliah Biokimia ke-3 PS Teknologi Hasil Pertanian Univ.Mulawarman Krishna P. Candra, 2015 PROTEIN Protein berasal dari kata latin Proteus (penting) Makromolekul yang dibentuk dari satu atau lebih

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein 59 4. PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengujian peran sorbet buah naga yang ditambahkan isolat protein Spirulina platensis pada perubahan kadar gula darah. Pengujian dilakukan uji in vivo menggunakan

Lebih terperinci

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hiperglikemia merupakan kondisi terlalu tingginya kadar gula darah pada tubuh, hal ini ditandai dengan kadar gula darah puasa yaitu 126 mg/dl dan menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB III. SUBSTANSI GENETIK

BAB III. SUBSTANSI GENETIK BAB III. SUBSTANSI ETIK Kromosom merupakan struktur padat yg tersusun dr komponen molekul berupa protein histon dan DNA (kumpulan dr kromatin) Kromosom akan tampak lebih jelas pada tahap metafase pembelahan

Lebih terperinci

METABOLISME PROTEIN. Oleh : Tim Pengampu MK Biokimia

METABOLISME PROTEIN. Oleh : Tim Pengampu MK Biokimia METABOLISME PROTEIN Oleh : Tim Pengampu MK Biokimia Outline Perkuliahan Katabolisme Protein Degradasi Protein Asam Amino Katabolisme Asam Amino Siklus Urea Anabolisme Protein Biosintesis Asam Amino Biosintesis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Kadar Asam Urat Darah Itik Cihateup Fase Grower

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Kadar Asam Urat Darah Itik Cihateup Fase Grower IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Kadar Asam Urat Darah Itik Cihateup Fase Grower Hasil pengamatan kadar asam urat darah itik Cihateup fase grower yang diberi

Lebih terperinci

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas Asam Amino dan Protein Tri Rini Nuringtyas Protein Molekul yg sangat vital untuk organisme terdapt di semua sel Polimer disusun oleh 20 mcm asam amino standar Rantai asam amino dihubungkan dg iktn kovalen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewaspadaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia agar dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari dengan baik (Guyton & Hall, 2007). Kewaspadaan adalah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daun yakon (Smallanthus sonchifolius) atau yang dikenal sebagai daun insulin merupakan salah satu spesies tanaman yang secara efektif dapat menurunkan kadar gula darah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014), dari 241.000.000 orang penduduk Indonesia, Prevalensi gangguan karena penggunaan alkohol adalah

Lebih terperinci

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE protein A. PENGERTIAN PROTEIN PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE ARTINYA : TERUTAMA ATAU PENTING G. MULDER MENEMUKAN BAHWA SENYAWA INI DITEMUKAN PADA SEMUA ORGANISME

Lebih terperinci

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I UJI ASAM AMINO UJI MILLON UJI HOPKINS-COLE UJI NINHIDRIN Oleh LUCIANA MENTARI 06091010033 PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lebih terperinci

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme Protein Tenaga Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme protein Tenaga Pendahuluan Metabolisme protein dan asam amino Klasifikasi asam amino Katabolisis

Lebih terperinci

Asam Amino dan Protein

Asam Amino dan Protein Modul 1 Asam Amino dan Protein Dra. Susi Sulistiana, M.Si. M PENDAHULUAN odul 1 ini membahas 2 unit kegiatan praktikum, yaitu pemisahan asam amino dengan elektroforesis kertas dan uji kualitatif Buret

Lebih terperinci

Definisi Sintesis Protein

Definisi Sintesis Protein Definisi Sintesis Protein Manusia, hewan, dan tumbuhan sangat memerlukan protein sebagai unsur utama penyusun tubuhnya. Protein pada manusia dan hewan terdapat paling banyak pada membran sel, sitoplasma,

Lebih terperinci

PROTEIN. Sulistyani, M.Si

PROTEIN. Sulistyani, M.Si PROTEIN Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id KONSEP DASAR Kata protein berasal dari kata Yunani, proteios yang berarti pertama. Dalam kehidupan sehari-hari, protein terdapat dalam telur, kacangkacangan,

Lebih terperinci

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan PROTEIN Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan tubuh Fungsi khas: membangun & memlihara sel2 &

Lebih terperinci

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur III. DASAR

Lebih terperinci

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Adenin: salah satu jenis basa purin yang terdapat pada DNA dan RNA

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia KODE MK: IKF 207 DOSEN: DR.dr. BM.WARA KUSHARTANTI MS RUANG LINGKUP BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup.

Lebih terperinci

V. GENETIKA MIKROORGANISME

V. GENETIKA MIKROORGANISME V. GENETIKA MIKROORGANISME Genetika merupakan suatu cabang ilmu yang membahas tentang sifat-sifat yang diturunkan oleh suatu organisme. Penelaahan genetika secara serius pertama kali dilakukan oleh Gregor

Lebih terperinci

SOAL BIOKIMIA. d. 14 P 6) Pada tahap pertama metabolism karbohidrat akan terjadi pemecahan glukosa menjadi: a. Asam amino

SOAL BIOKIMIA. d. 14 P 6) Pada tahap pertama metabolism karbohidrat akan terjadi pemecahan glukosa menjadi: a. Asam amino SOAL BIOKIMIA 1) Proses pembentukan glukosa baru dari senyawa non karbohidrat disebut: a. Glikogenolisis b. Glukoneogenesis 2) Dimanakah terjadinya proses glikogenesis: a. Liver b. Jantung c. Glikogenesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit kronik dimana penderita mengalami kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat dilakukan secara medis

Lebih terperinci

Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia

Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Protein adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan baku energi, pembentukan dan perbaikan sel, sintesis hormon, enzim,

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN BERSAMA TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN 2016/2017

ULANGAN HARIAN BERSAMA TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN 2016/2017 ULANGAN HARIAN BERSAMA TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN 2016/2017 Mata Pelajaran : Biologi Hari / Tanggal : Selasa, 25 Oktober 2016 Kelas / Peminatan : XII / IPA Waktu : 09.30 11.00 WIB ooooo Pilihlah salah

Lebih terperinci

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan PROTEIN Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan 2-2015 Contents Definition Struktur Protein Asam amino Ikatan Peptida Klasifikasi protein Sifat fisikokimia Denaturasi protein Definition Protein adalah sumber asam-asam

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI) Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

BIOSINTESIS MAKROMOLEKUL DAN REGULASI

BIOSINTESIS MAKROMOLEKUL DAN REGULASI BIOSINTESIS MAKROMOLEKUL DAN REGULASI Tujuan Tnstruksional dan kompetensi: Memberi pengetahuan dasar tentang arti penting reaksi biokimia yang terlibat di dalam biosintesis makromolekul dan bagaimana pengaturannya

Lebih terperinci

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria 2.1.1 Definisi Bioenergetika Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama

Lebih terperinci

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat

(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat Reseptor terhubung protein G (G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat merupakan keluarga terbesar reseptor permukaan sel menjadi mediator dari respon seluler berbagai molekul, seperti: hormon,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiperglikemia merupakan kondisi ketika kadar glukosa dalam darah melebihi kadar glukosa darah normal. Kadar glukosa darah yang meningkat dapat disebabkan oleh tubuh yang

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pertama Pembiakan Kultur Tahap pertama dari penelitian ini adalah pembiakan kultur bakteri asam laktat hasil isolat dari daging sapi. Bakteri asam laktat yang digunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 14 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiperglikemiaadalah suatu istilah peningkatan kadar glukosa darah yang merupakan salah satu gejala umum yang terjadi pada diabetes melitus. Menurut (Shawet al, 2010)

Lebih terperinci

Tugas Fisiologi Mikroba

Tugas Fisiologi Mikroba Tugas Fisiologi Mikroba Soal 1. Jelaskan definisi feedback inhibition beserta contohnya! 2. Jelaskan pengertian konserted feedback inhibition! 3. Jelaskan mekanisme pengendalian dengan cara represi katabolit

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 4-5. METABOLISME Ada 2 reaksi penting yang berlangsung dalam sel: Anabolisme reaksi kimia yang menggabungkan bahan

Lebih terperinci

Triasilgliserol. = trigliserida 9 kkal/g vs 4 kkal/g (glikogen) Terdiri dari: Asam lemak: 3 asam lemak (gugus asil)

Triasilgliserol. = trigliserida 9 kkal/g vs 4 kkal/g (glikogen) Terdiri dari: Asam lemak: 3 asam lemak (gugus asil) MetabolismeLemak Triasilgliserol = trigliserida 9 kkal/g vs 4 kkal/g (glikogen) Terdiri dari: 3 asam lemak (gugus asil) dan gliserol. Asam lemak: jenuh (cth: as palmitat) tak jenuh (cth: as oleat) Gliserol

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Spirulina platensis

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Spirulina platensis 4. PEMBAHASAN Pengujian in vivo untuk mengetahui kemampuan sorbet pisang (Musa paradisiaca) yang ditambah dengan isolat protein Spirulina platensis dibagi dalam 4 tahap. Tahap pertama adalah proses isolasi

Lebih terperinci

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. II. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. III. Alat dan bahan : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas

Lebih terperinci

PROTEIN. Rizqie Auliana

PROTEIN. Rizqie Auliana PROTEIN Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Sejarah Ditemukan pertama kali tahun 1838 oleh Jons Jakob Berzelius Diberi nama RNA dan DNA Berasal dari kata protos atau proteos: pertama atau utama Komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Kedelai Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang

Lebih terperinci

A. Metabolisme Karbohidrat

A. Metabolisme Karbohidrat A. Metabolisme Karbohidrat Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme

Lebih terperinci

Respirasi seluler. Bahasan

Respirasi seluler. Bahasan Respirasi seluler dr.syazili Mustofa, M. Biomed Lektor Mata Kuliah Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bahasan 1. metabolisme oksidatif dan produksi ATP 2. Siklus asam sitrat 3. fosforilasi

Lebih terperinci

BIOLOGI SESI 03 SUBSTANSI GENETIK DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA

BIOLOGI SESI 03 SUBSTANSI GENETIK DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA 03 MATERI AN LATIHAN SBMTN TO LEVEL - XII SMA BIOLOGI SESI 03 SUBSTANSI GENETIK Komponen terkecil penyusun makhluk hidup disebut sel. Setiap sel eukariotik memiliki nukleus yang mengandung kromosom. Setiap

Lebih terperinci

Saya telah melihat cara membuat strand dna ini di internet dan akhirnya,,,, inilah hasilnya

Saya telah melihat cara membuat strand dna ini di internet dan akhirnya,,,, inilah hasilnya Untuk menghasilkan bahan 3D saya ini, bahan yang telah saya gunakan adalah kertas berwarna, dawai, double tape, gabus dan pelekat. Bahan-bahan ini merupakan bahan yang mudah untuk dicari dan semestinya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN Diajuakan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Shinta Selviana NRP :123020011 Kel /Meja : A/5 (Lima) Asisten :Noorman

Lebih terperinci

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis) EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis) Oleh : MARSAID/ 1409.201.717 Pembimbing: Drs.Lukman Atmaja, M.Si.,Ph.D. LATAR BELAKANG PENELITIAN GELATIN Aplikasinya

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup biokimia, sejarah perkembangan ilmu biokimia, bidangbidang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi guna menunjang

Lebih terperinci

Efisiensi isolat protein metode presipitasi dengan Aseton

Efisiensi isolat protein metode presipitasi dengan Aseton 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Efisiensi isolat protein 7.1.Perhitungan efisiensi isolat protein Efisiensi isolat protein dihitung berdasarkan perbandingan berat isolat protein dengan ekstrak protein awal sebelum

Lebih terperinci

Koordinasi metabolisme mikrobial dan biokonversi

Koordinasi metabolisme mikrobial dan biokonversi Koordinasi metabolisme mikrobial dan biokonversi Nutrien masuk ke dalam tubuh sel melalui : 1. Difusi pasif Pemasukan nutrien melalui pergerakan molekuler secara acak dan tidak memerlukan energi (ATP).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keratin pada Bulu Ayam Keratin merupakan protein struktural yang tidak larut dalam air yang ditemukan pada bulu, rambut, kuku, tanduk dan jaringan epidermal lain yang mengalami

Lebih terperinci

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt BIOLOGI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Metabolisme Sel Metabolisme Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel

Lebih terperinci

E N D O K R I N. Hormon Pankreas. Ikbal Gentar Alam

E N D O K R I N. Hormon Pankreas. Ikbal Gentar Alam E N D O K R I N Hormon Pankreas Ikbal Gentar Alam Pankreas Pancreas Pankreas Fungsi utama : Sistem pencernaan Menghasilkan 2 hormon utama yaitu : Insulin Glukagon Hormon lain tapi belum jelas fungsinya

Lebih terperinci

METABOLISME MIKROORGANISME

METABOLISME MIKROORGANISME METABOLISME MIKROORGANISME Mengapa mempelajari metabolisme? Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Tujuan mempelajari metabolisme mikroorganisme Memahami jalur biosintesis suatu metabolit (primer

Lebih terperinci

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

organel yang tersebar dalam sitosol organisme STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah melebihi 200 mg/dl saat kondisi sewaktu dan di atas 126 mg/dl pada kondisi puasa (Arif dkk, 2013). Hiperglikemia disebabkan

Lebih terperinci

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua kehidupan di bumi ini bergantung kepada fotosintesis baik langsung maupun tidak

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN TOTAL IKAN KAKAP MERAH DAN IKAN KERAPU BEBEK.

ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN TOTAL IKAN KAKAP MERAH DAN IKAN KERAPU BEBEK. ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN TOTAL IKAN KAKAP MERAH DAN IKAN KERAPU BEBEK Nur Alim Natsir 1, Shofia Latifa 2 1,2 Program Studi Pendidikan Biologi 3 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Ambon E-mail:

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Kimia Jeroan ikan tongkol Komposisi kimia ikan tergantung kepada spesies, umur, jenis kelamin, dan musim penangkapan serta ketersediaan pakan di air, habitat dan kondisi

Lebih terperinci

BAHAN GENETIK SITOPLASMA

BAHAN GENETIK SITOPLASMA BAHAN GENETIK SITOPLASMA Bahan genetik Kromosom Ekstrakromosom Prokaryot: Plasmid Bahan genetik ekstrakromosom Eukaryot: Mitokondria Kloroplast Bahan genetik sitoplasma Sel Suharsono. 2005. BTK505. IPB

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar penilaian uji skoring bau KPI lele dumbo afkir. Nama : Tanggal : Sampel : Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir

Lampiran 1 Lembar penilaian uji skoring bau KPI lele dumbo afkir. Nama : Tanggal : Sampel : Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar penilaian uji skoring bau KPI lele dumbo afkir Nama : Tanggal : Sampel : Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir Sampel diuji secara berurutan dari kiri ke kanan. pengujian

Lebih terperinci

PROTEIN. Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010

PROTEIN. Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010 PROTEIN Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010 PROTEIN merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena disamping sebagai bahan bakar tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur.

Lebih terperinci

1 2 1. Sumber energi 4 kkal/gram 2. Membangun jaringan baru 3. Mempertahankan darah tetap netral 4. Mengatur cairan dan keseimbangan elektron 5. C,H,O,N,S,P 6. Nabati dan Hewani 7. Enzim rusak karena panas,

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Bahan Baku Lintah laut yang digunakan pada penelitian ini adalah Discodoris sp. yang berasal dari kepulauan Belitung. Lintah laut yang digunakan berupa lintah laut

Lebih terperinci

SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND

SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND SIKLUS KREBS Pertama kali ditemukan oleh Krebs tahun 1937, sehingga disebut Daur Krebs Merupakan jalur metabolisme utama dari berbagai

Lebih terperinci

Lampiran 1 Media pupuk untuk pertumbuhan Spirulina fusiformis

Lampiran 1 Media pupuk untuk pertumbuhan Spirulina fusiformis 44 Lampiran 1 Media pupuk untuk pertumbuhan Spirulina fusiformis Dalam setiap satu liter media mengandung: NaHCO3 : 10,0 gr Pupuk NPK : 1,18 gr Pupuk TSP : 1,20 gr NaCl : 1,00 gr Selanjutnya ditambahkan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Kimia Caulerpa racemosa, Sargassum crassifolium, dan Gracilaria salicornia Komposisi kimia rumput laut menggambarkan sifat dan karakteristik zat yang berfungsi dan

Lebih terperinci

Bagian-bagian kromosom

Bagian-bagian kromosom BAB3: SUBSTANSI GENETIKA KROMOSOM Bagian-bagian kromosom 1. kromatid. 2. senrtomer. 3. lengan pendek. 4. lengan panjang. SUBSTANSI GENETIKA Seluruh peristiwa kimia (metabolisme) diatur oleh suatu master

Lebih terperinci

Oksidasi Asam Piruvat

Oksidasi Asam Piruvat Oksidasi Asam Piruvat Apabila ada oksigen, asam piruvat masuk kedalam mitokhondria. Asam piruvat akan mengalami oksidasi dekarboksilasi menjadi asetil-koa Dalam reaksi ini : o o o o o Menghasilkan NADH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM), atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM), atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Diabetes Mellitus (DM), atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis, merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi terhadap kondisi alam setempat (Sumardianto et al., 2013). Selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi terhadap kondisi alam setempat (Sumardianto et al., 2013). Selain itu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kacang Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki keunggulan antara lain pemeliharaan yang mudah serta memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

Lebih terperinci

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III. Cara Kerja Sel Topik Bahasan: Fungsi (protein) membran Energi dalam kehidupan Fungsi enzim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon, dan lingkungan. Meskipun secara umum, faktor lingkungan

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

BAB 2 PROSES METABOLISME ORGANISME

BAB 2 PROSES METABOLISME ORGANISME BAB 2 PROSES METABOLISME ORGANISME Sumber: Encarta Encyclopedia Bersepeda, seperti gambar di samping, dapat meningkatkan laju metabolisme hingga 15 kali laju metabolisme biasa. Denyut jantung meningkat

Lebih terperinci

Anabolisme Lipid. Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P

Anabolisme Lipid. Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P Anabolisme Lipid Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P Lemak Hewani dan Nabati Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol Lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih

Lebih terperinci

Analysis of Amino Acids on Teukak (Fermented Sweet Potato Flour)

Analysis of Amino Acids on Teukak (Fermented Sweet Potato Flour) Analysis of Amino Acids on Teukak (Fermented Sweet Potato Flour) Margareta Novian Cahyanti, Yosia Adi Susetyo, Sri Hartini Chemistry Department, Satya Wacana Christian University Abstract Teukak is sweet

Lebih terperinci

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed Siklus Krebs dr. Ismawati, M.Biomed Berfungsi dalam katabolisme dan juga anabolisme amfibolik Katabolisme memproduksi molekul berenergi tinggi Anabolisme memproduksi intermedier untuk prekursor biosintesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus

Lebih terperinci

Substansi Genetik. By Ms. Evy Anggraeny. SMA Regina Pacis Jakarta. Sept

Substansi Genetik. By Ms. Evy Anggraeny. SMA Regina Pacis Jakarta. Sept Substansi Genetik SMA Regina Pacis Jakarta By Ms. Evy Anggraeny Sept 2013 1 DNA/ADN Terdiri dari gula pentosa, basa nitrogen dan phosphat DNA Sept 2013 2 Macam Basa Dua macam basa Purin Adenine = A pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pemanfaatan enzim protease dalam berbagai industri semakin meningkat. Beberapa industri yang memanfaatkan enzim protease diantaranya industri

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat - 4

Metabolisme karbohidrat - 4 Glukoneogenesis Uronic acid pathway Metabolisme fruktosa Metabolisme galaktosa Metabolisme gula amino (glucoseamine) Pengaturan metabolisme karbohidrat Pengaturan kadar glukosa darah Metabolisme karbohidrat

Lebih terperinci

ASAM AMINO. Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - COOH

ASAM AMINO. Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - COOH Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - CH ASAM AMIN Atom C-α ialah atom asimetrik kecuali R ialah atom H Memutar bidang cahaya terpolarisasi atau bersifat

Lebih terperinci

BIOENERGETIKA. Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini

BIOENERGETIKA. Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini BIOENERGETIKA Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini 1 BIOENERGETIKA MEMPELAJARI DINAMIKA/ PERUBAHAN ENERGI PADA REAKSI BIOKIMIAWI (REAKSI KIMIA PADA ORGANISME) 2 PADA ILMU KIMIA TELAH DIKENAL ADANYA: 1.REAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II

BAB I PENDAHULUAN BAB II BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kodon (kode genetik) adalah deret nukleotida pada mrna yang terdiri atas kombinasi tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu sehingga sering

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. PROTEIN Semua protein merupakan polipeptida dgn berat molekul yang besar. Protein merupakan substansi organik sehingga mirip dengan bahn organik lain mengadung unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Hampir

Lebih terperinci