BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

BAB V KESIMPULAN. bergabung dengan Uni Eropa, dalam memperoleh keanggotaan sebagai pengguna mata

sebagai mata uang bersama di antara negara anggota juga awalnya memberikan sebuah

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA

BAB V PENUTUP. Mencapai bentuk Economic and Monetary Union (EMU) adalah mimpi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. Eropa untuk menetap dan mencari pekerjaan karena melihat majunya industri di

SIKAP NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNI EROPA DALAM MENANGANI KRISIS YUNANI. (Studi Kasus : Sikap Jerman, Perancis dan Inggris) Oleh: ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

RESUME DUKUNGAN JERMAN TERHADAP RENCANA REFORMASI CAP (COMMON AGRICULTURAL POLICY) UNI EROPA. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting

PERAN UNI EROPA DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI YUNANI ( )

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pengeluaran dalam negeri, anggaran belanja negara, hingga faktor-faktor

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB IV GAMBARAN UMUM Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif (Gambar 4.1).

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. antar pemerintahan. Di beberapa bidang, keputusan-keputusan ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

akibatnya fenomena seperti ini menjadi hal yang berdampak sistemik. Tawuran pelajar yang

MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015)

BAB I PENDAHULUAN. cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan dalam pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP Salah satu hal yang diharapkan akan memberikan kontribusi nyata bagi kepentingan nasional dalam UU Minerba adalah adanya kewajiban

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

BAB II SKEMA HUBUNGAN KERJASAMA UNI EROPA DALAM PILAR JUSTICE AND HOME AFFAIRS

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

Hubungan Internasional (daring), 1 November 2013, <

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

POWER MAPPING. Sukri Tamma, Fisip Universitas Hasanudin

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

SEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. krisis pengungsi di Eropa pada tahun Uni Eropa kini sedang

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB V PENUTUP. terkait permasalahan Eropa. Sikap berbeda ditunjukkan oleh Inggris yang sering

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

PILIHAN HUKUM DALAM KONTRAK BISNIS I.

SEJARAH PEMILU DUNIA

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya lebih besar dari jumlah awal. Pada 18 April 1951, enam

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV OPINI PUBLIK SEBAGAI PENYEBAB INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

Transkripsi:

BAB V Kesimpulan Identitas sebuah negara memegang peranan besar dalam proses hubungan antar negara. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak memiliki kepentingan yang tidak berdasarkan oleh identitas. Aktor mendefinisikan kepentingannya di dalam proses mendefinisikan situasi. Proses dibentuknya identitas dan kepentingan ini disebut dengan socialization. Sosialisasi merupakan suatu proses pembelajaran untuk menyelesaikan tingkah laku seseorang dengan ekspektasi sosialnya. Proses pembentukan identitas ini terjadi ketika para pemimpin negara eropa mewakili partaipartai mereka yang memiliki identitas partainya masing-masing. Menurut konstruktivis, norma membentuk dan menentukan perilaku negara di dalam sistem internasional. Norma tidak hanya berfungsi untuk mengatur namun lebih dari itu membentuk perilaku negara. Bagi konstruktivis, kepentingan agent didasarkan atau ditentukan oleh konstruksi identitasnya yang terbentuk di dalam interaksi sosial. Di dalam Uni Eropa, tidak terdapat norma yang kuat, komunikasi antar aktor akan norma menentukan tingkah laku aktor tersebut. Aktor akan cenderung berperilaku sesuai dengan norma yang disepakati bersama. Ini dibuktikan dengan kebijakan yang diambil oleh negara-negara eropa lainnya selama krisis yang terjadi di Yunani dilakukan ketika terjadi pertemuan bersama antar pemimpin-pemimpin eropa. Masyarakat di benua Eropa membentuk sebuah organisasi regional yang bernama Uni Eropa. Organisasi ini awalnya untuk memudahkan negara-negara di Uni Eropa untuk saling berinteraksi dan bekerjasama. Ketika pembentukan Uni Eropa juga dibentuk 3 institusi dasar 87

di dalam Uni Eropa yang saling melengkapi bagaimana rezim Uni Eropa berjalan. Untuk lebih meningkatkan penyatuan regional ini juga disepakati sebuah perjanjian internasional yang bernama Traktat Maastricht. Traktat ini berisi berbagai macam peraturan dan juga kebijakan yang diambil negara anggota maupun rezim Uni Eropa dalam bertindak di dalam organisasi. Namun pada kenyataannya Traktat Maastricht ini tidak memberikan sebuah ketegasan bagi negara anggota. Segala macam pasal-pasal yang ada di dalamnya hanya berisi sebuah usulan dan rekomendasi bagaimana negara anggota berlaku agar sesuai dan menyatu dengan negara anggota lainnya. Dan perlu dipahami, bahwa Traktat Maastricht tidak dibuat ketika negara-negara eropa terkena krisis. Sampai saat ini proses penyelematan eropa dari krisis hanya berdasarkan pertemuan kepala negara eropa. Setelah terjadinya krisis Yunani ini, haruslah dibuat lagi sebuah traktat atau perjanjian internasional yang baru di dalam rezim Uni Eropa. Di dalam perjanjian internasional yang baru ini kemudian harus disepakati bagaimana institusi Uni Eropa bertindak dan mengambil langkah tegas bagaimana sebuah negara anggota keluar dari krisis. Kemudian disepakati juga bagaimana sebaiknya langkah-langkah yang diambil oleh institusi pendukung Uni Eropa berlaku ketika keadaan krisis terjadi lagi. Sampai saat ini Uni Eropa belum menentukan dengan jelas organisasi ini merupakan sebuah organisasi inter-govermental (sesama pemerintah negara anggota) atau merupakan sebuah organisasi supranasional (berdiri lebih tinggi dari pada negara anggota). Ini terlihat dari institusi dasar pendukung di dalam Uni Eropa yaitu Dewan Eropa dan Parlemen Eropa. Dewan Eropa merupakan institusi pendukung yang dibentuk secara inter-govermental (merupakan perwakilan menteri-menteri dari negara anggota). Sedangkan parlemen eropa secara suparnasional (anggota parlemen dipilih langsung oleh masyarakat eropa). 88

Kalau dilihat secara cermat Yunani merupakan sebuah negara di kawasan regional Eropa yang mempunyai kekuatan ekonomi yang lemah. Kekuatan ekonomi negara Yunani tidaklah kuat, karena pendapatan negara mereka dihasilkan dari sektor pariwisata, makanan dan tembakau, tekstil, kimia, produk logam, pertambangan dan perminyakan. Ini diperkuat dari data World Bank Yunani hanya menempati posisi 34 di antara negara dunia dari hasil PDB yang mereka hasilkan. Kedepannya Uni Eropa harus menyeleksi lagi negara anggota yang mau masuk ke dalam keanggotaan mereka. Tidak hanya mengacu pada kesatuan regional akan tetapi apabila negara-negara anggota yang baru ini juga ingin masuk dalam kesatuan moneter, standar yang diambil harus lebih tinggi. Selain defisit sebuah negara, tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDB (Produk Domestik Bruto) yang dihasilkan negara tersebut harus menjadi acuan. Pada akhirnya krisis ini menunjukkan bahwa negara anggota yang tidak kuat secara ekonomi (dapat dilihat dari PDB yang dihasilkan) kemudian menjadi sebuah negara yang gampang terkena krisis yang bermula dari negara anggota lainnya. Ini disebabkan dari dampak penyatuan mata uang. Perlu diketahui bahwa konsep Welfare State yang dipopulerkan negara Eropa menjanjikan begitu melimpahnya jaminan sosial yang akhirnya memanjakan banyak masyarakat eropa akan kemudahan. Sehingga ide akan penghematan (Austerity Policy) yang ditawarkan ketika krisis terjadi malah menimbulkan penolakan. Munculnya kewajiban penghematan besar seperti pemotongan berbagai macama tunjungan kesejahteran justru membuat masyarakat eropa menjadi reaktif dan menolak. 99 Inilah yang mengakibatkan 99 European Union in Crisis : Menguatnya Pandangan Berbasis Kedualatan di dalam Krisis Ekonomi Uni Eropa dari Journal Hubungan Internasional, Volume VI, No. 1, Tahun 2013, oleh Indra Kusumawardhana, mahasiswa Program Studi S2 Departemen Hubungan Internasional Universitas Airlangga. 89

kebijakan penghematan ditolak ketika pertama kali hendak diambil oleh Yunani, yang mengakibatkan krisis menjadi berlarut-larut. Terjadinya krisis ekonomi ini akhirnya semakin membuat rakyat negera-negara anggota Uni Eropa kehilangan kepercayaan terhadap Uni Eropa. Meskipun secara umum publik masih pecaya terhadap Uni Eropa maupun pemerintah nasional mereka, tetapi jika diamati lebih cermat dapat dilihat bahwa ditahun 2006-2012 kepercayaan publik terhadap Uni Eropa terus mengalami penurunan dari 57% menjadi 31%. 100 Hal ini dikarenakan krisis ekonomi yang terjadi dan rakyat negara-negara anggota semakin tidak percaya dan merasa tidak terwadahi kepentingannya di dalam Uni Eropa. Komisi Eropa menjadi institusi yang mengalami penurunan paling tajam dari 52% di 2007 menjadi 36% di 2011. 101 Ini dikarenakan Komisi Eropa adalah institusi yang mengawasi implementasi regulasi-regulasi Uni Eropa. Komisi Eropa ini dianggap gagal karena tidak bisa melakukan intervensi terhadap negara-negara anggota Uni Eropa yang melanggar regulasi di dalam Uni Eropa. Pada kenyataannya krisis ekonomi yang terjadi di kawasan eropa susah untuk diselesaikan. Karena pada dasarnya, Uni Eropa merupakan sebuah integrasi regional yang mempunyai ide dasar penyatuan secara ekonomi yang terintegrasi di antara negara anggota. Integrasi ekonomi hanya bisa terjadi jika didasarkan pada kondisi-kondisi yang saling menguntungkan. Sedangkan krisis ekonomi yang melanda negara-negara anggota Uni Eropa tidak dapat diselesaikan dengan kondisi integrasi ekonominya yang terus meningkat. Krisis ini justru menunjukkan adanya benturan kepentingan nasional di antara negara-negara utama di Uni Eropa seperti Jerman, Perancis dan Inggris yang mendorong pandangan berbasis kedaulatan yang dipicu oleh menguatnya sentimen nasional dan meluasnya krisis ekonomi 100 Ibid. 101 Ibid. 90

menjadi krisis politik sehingga makin sulit untuk menyatukan posisi dalam menghadapi krisis secara regional. 102 Dari berbagai pembahasan di atas dapat dilihat bahwa sentimen rakyat negara-negara anggota Uni Eropa semakin meningkat sejak terjadinya krisis ini. Tekanan-tekanan dari dalam negeri semakin membuat negara-negara utama Uni Eropa sebagai negara yang mempunyai kekuatan dalam mempengaruhi arah kebijakan Uni Eropa memperkuat eksistensinya demi kepentingan nasional masing-masing negara mereka. Kekuatan ekonomi, pengaruh kondisi perpolitikan dalam negeri, dukungan rakyat, bahkan sejarah masa lalu turut memberi pengaruh terhadap pola pengambilan kebijakan baik itu di dalam Uni Eropa maupun dalam kondisi krisis sebuah negara. Kondisi-kondisi inilah yang bisa dilihat bagaiamana ketiga negara besar ini berperilaku dan bagaimana proses kebijakan yang mereka ambil yang tidak bisa kita lepaskan begitu saja dari faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya. 102 Ibid. 91