BAB III METODE PENELITIAN Tedapat dua macam pendekatan dalam penelitian yaitu pendekatan kuantitatif di mana peneliti akan bekerja dengan angka angka sebagai wujud gejala yang di amati dan pendekatan kualitatif yang di mana peneliti akan bekerja dengan informasi informasi data dan di dalam menganalisanya tidak menggunakan analisa data statistik. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menjelaskan pada isi penelitian ini dengan angka berdasarkan hasil analisisnya dan tujuan dari penelitian ini adalah penelitian dasar/penelitian fundamental, penelitian dasar merupakan penelitian yang diperuntukan bagi pengembangan suatu ilmu pengetahuan serta diarahkan pada pengembangan teori-teori yang ada yakni teori mengenai pengembangan skeleton infill dan dengan penggunaan metode lipat. Pada dasarnya penelitian ini memiliki tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa memikirkan pemanfaatan secara langsung dari hasil penelitian tersebut, yang artinya, mungkin belum dapat dimanfaatkan secara langsung pemanfaatan skeleton infill dan metode lipat ini, tetapi sangat berguna pada nantinya untuk tujuan kehidupan yang lebih baik. Sukmadinata (2005) Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan prinsip-prinsip dasar, hukum hukum ilmiah, serta untuk meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah. LIPI memberi definisi sebagai berikut. Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan 31
32 hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai. Dengan melihat kelemahan dari hunian vertikal apartemen yang ada dengan potensi yang di milik oleh hunian alami dan hak-hak manusiawi yang sudah ada pada hunian landed, yang di mana pada nantinya mengembangkan pengunaan skeleton infill yang ada dan di fill dengan menggunakan metode lipat agar dapat memberikan unsur dari hunian landed yang di masukkan ke dalam hunian vertikal apartemen yang adaptif. Geometri adalah unsur bentuk/ruang maupun rupa/bangun arsitektur, sehingga geometri menjadi objek penelitian yang di teliti dan dikembangkan untuk menemukan kemungkinan kemungkinan geometri ruang lainnya, yang nantinya geometri tersebut menjadi sebuah modul yang dapat disesuai dengan kebutuhan penghuni apartemen. Penelitian ini juga melibatkan proses simulasi dengan menggunakan prototype virtual dan secara fisik yang berperan sebagai sebuah proses pembayangan untuk memprediksi solusi dari isu permasalahan pada hunian vertikal (apartemen). 3.1. Sumber data Data primer Memakai data data yang di dapatkan dari software Ecotect, Pengamatan dari tapak yang akhirnya di jadikan data oleh peneliti. Melakukan wawancara yang tidak di record terhadap penghuni dan pegawai di kawasan Epicentrum. Data Sekunder
33 Menggunakan data dari buku, jurnal sebelumnya seperti hasil studi banding antar apartemen, menggunakan teori dari buku Transformable Building Structures, Micro home Ownership in a Megametropolis. 3.2. Variabel Penelitian Dengan menggunakan metode lipat yang membentuk sebuah ruang yang nantinya dapat berubah volume ruangnya dari lipatan tersebut sehingga variabel bebas, karena dari metode lipatan tersebut di pengaruhi oleh kebutuhan penggunanya dalam kebutuhan penggunaan ruang dan pola hubungan ruang. Dan dari variabel bebas ini di wadahi oleh variabel tetapnya yakni skeleton infill, karena skeleton infill hanya memberikan wadah keluasaan di dalamnya untuk sebuah ruang dengan menggunakan metode lipat menjadi sebuah ruang yang adaptif berubah volume ruang terhadap penggunanya.
34 3.3. Kerangka Alur Analisis Penelitian / Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 4 Bab 5 Gambar 3.1 Kerangka alur penelitian, Sumber: Olahan Peneliti
35 Berikut merupakan penjelasan teknik pengumpulan data dan bagaimana cara mengolah data menjadi sebuah informasi. Tabel 3.1 Tabel teknik pengumpulan data beserta penjelasannya NO Teknik Pengumpulan Data Keterangan 1. Studi literatur Mengumpulkan data data, mempelajari, dan menganalisa mengenai tipologi apartemen yang telah di bangun di Jakarta. 2. Studi literatur Mengumpulkan dan langsung membandingkan setiap kebutuhan apartemen dari fungsi utamanya, retail/restaurant, dan fungsi service. 3. Survei lapangan Melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui kebutuhan program ruang apartemen yang berdasarkan dari kebutuhan ruang yang di dapatkan dari studi literatur. Dan kemudian membuat hubungan antar ruangnya. 4. Survei lapangan Kunjungan ke lokasi tapak untuk mendapatkan ketinggian bangunan sekitar, kondisi tapak, dan detail pada lingkungan pada tapak. Dan juga mencari peraturan daerah seperti RTRW pada tapak. 5. Simulasi + Pengamatan Simulasi menggunakan prototype virtual dengan Ecotect, untuk menentukan orientasi mana yang terbaik, dengan memasukkan data dari tapak, seperti ketinggian bangunan sekitar, dan data iklim tapak. Selanjutnya melakukan pengamatan untuk detail kawasan dari kondisi real lingkungan sekitar tapak. 6. Analisis Melakukan analisis dari sifat ruang ke dalam tapak untuk mendapatkan zoning horizontal, vertikal, dan secara 3d. 7. Analisis + Simulasi Analisis struktur untuk mendapatkan modul terbaik untuk area basement hingga unit apartemen. Dan kemudian di simulasikan kedalam Ecotect untuk mengetahui ketinggian bangunan yang terbaik untuk sinar matahari masuk dan efisien dari segi struktur. Dan simulasi aliran beban pada kantilever
36 bangunan terhadap beban. 8. Studi Literatur + Analisis Mencari bermacam macam denah dan di jelaskan kedalam terjemahan gambar menjadi diagram bubble. 9. Simulasi Setelah mendapatkan ruang pada setiap unit apartemen, akan di simulasikan potensi perubahan nya secara horizontal dan vertikal. 10. Studi banding Di bandingkan gaya tradisional dengan memakai sistem lipat. 11. Analisis Analisis modul dengan metode lipat dari segi lingkungan, material, dan utilitas modul. 12. Analisis Perhitungan dan penerapan pada utilitas bangunan. 13. Kesimpulan Sumber: Olahan Peneliti Setelah mendapatkan data dari penelitian sebelumnya, studi dengan mengumpulkan data apartemen sebelumnya (yang sudah terbangun), studi untuk mendapatkan tipologi apartemen yang sudah ada, dan mendapatkan pembagian kebutuhan pada fungsi utama sebagai hunian, fasilitas pendukung, dan service. Kemudian pencarian lebih lanjut melakukan pembuatan program ruang hunian apartemen berdasarkan dari data apartemen yang ada, dan juga pembuatan pola hubungan antar ruangnya. Selanjutnya melakukan analisis untuk mendapatkan gubahan dengan menggunakan simulasi Ecotect dengan mencari orientasi bangunan yang terbaik, sehingga bangunan akan di arah kesana. Selanjutnya adalah melakukan pengembangan geometri modul berdasarkan tipologi rumah landed yang telah di studi dari pola hubungan ruangnya, dan di sambungkan pada studi perubahannya untuk mengetahui sampai seberapa banyak kemungkinan perubahan ruang dan pola hubungan yang dari sebuah tipologi geometri yang baru.
37 Untuk proses simulasi dengan menggunakan secara virtual dalam tujuannya untuk menemukan jumlah kemungkinan yang terjadi dari sebuah tipologi hunian landed yang telah ada ada. Kemudian hasilnya akan di klasifikasikan sesuai hasil studi pada hunian landed di Eropa, Jepang, Indonesia yang di ambil secara acak, agar nantinya sang penghuni dapat memilihnya dengan mudah. Kemudian di lanjutkan dalam bentuk model fisik dengan menggunakan metode lipatan untuk mengetahui perubahan geometri ruang yang maksimal, dan di lanjutkan pada pembuatan model studi untuk memberikan pembayangan dan permasalahan yang akan terjadi dari mempergunakan material yang memiliki kebetebalannya serta detail pada modulnya. Kemudian berakhir pada sistem utilitas modul seperti jalur listrik, air bersih, air kotor, air hujan, dll. Jika pada paragraph di atas membicarakan ruang pada aparteman, kini akan membicarakan mengenai konsep skeleton infill, yang awalnya menentukan jarak modul kolom yang efisien dari level basement hingga level unit hunian apartemen. Kemudian merencanakan konsep untuk ketinggian lantai yang di sesuaikan dari lingkungan terhadap angin dan matahari, karena bangunan hanya terdiri dari skeletal saja dan juga dipengaruhi dari potensi yang ada pada lipatan untuk ketinggiannya juga. Kemudian terakhir merupakan analysis struktur terhadap bentuk bangunan dan di tutup oleh konsep sistem utilitas pada bangunan.