BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam dan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Tabel Perkalian Jurus Jari Sakti

BAB I PENDAHULUAN. yang menangani anak berkebutuhan khusus, termasuk di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Matematika ialah suatu ilmu yang berkaitan dengan penalaran atau berfikir

BAB I PENDAHULUAN. menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk kehidupan sehari- hari. Banyak hal yang ada disekitar kita yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kecerdasan intelektual yang berada di bawah rata-rata dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berhitung merupakan aspek yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Hani Widiyanty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkalian dan pembagian. Operasi aritmatika dalam pecahan tidak sesederhana

BAB I PENDAHULUAN Desi Nurdianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu cara yang. ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. menangani anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk anak tunagrahita ringan

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULAN A. Latar belakang Penelitian Lina Rahmawati,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SLB SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erma Setiasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, namun

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BIDANG BERHITUNG

BAB I PENDAHULUAN. cita manusia yang berkualitas, juga melatih ketrampilan di dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada arti yang sama yaitu mereka yang kecerdasannya dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita ringan merupakan kelompok anak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NIM. K BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Dengan adanya pendidikan maka sumber daya manusia bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi hal ini masih banyak diterapkan diruang-ruang kelas dengan alasan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, karena matematika merupakan ilmu dasar yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika mempunyai peran penting dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

OPTIMALISASI PENGGUNAAN JARIMATIKA UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERHITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT POSITIF SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna

2015 UPAYA GURU D ALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA PERKALIAN MODEL MATRIK TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG HASIL KALI PADA SISWA KELAS III SDN BALUN 3 CEPU

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di pendidikan formal mulai dari tingkat

ANALISIS MISPERSEPSI GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA SISWA SMP TERBUKA NEGERI 1 MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada pendidikan di sekolah dasar, proses pembelajaran mempunyai. fungsi dan pengaruh yang sangat besar dalam membangun konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar berperan secara aktif serta partisipatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

BAB I PENDAHULUAN. rata-rata dengan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang merupakan makna dari pendidikan. Membentuk manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka. 1. Tinjauan tentang tunagrahita ringan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan manusia unggul, karena salah satu kriteria manusia unggul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra-sekolah, tugas utama taman

laku baik intelektual, moral maupun sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah upaya membantu peserta. didik dalam merealisasikan berbagai potensi atau kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Penggunaan Media Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Penjumlahan pada Anak Tunagrahita Ringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya. Segala bentuk kebiasaan yang terjadi pada proses belajar harus. terhadap kemajuan dalam bidang pendidikan mendatang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Pendekatan Concrete Pictorial Abstract (Cpa) Bilangan Cacah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Anak Tunagrahita Ringan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam dan untuk hidup kita. Banyak hal di sekitar kita yang selalu berhubungan dengan matematika. Jual beli barang, menukar uang, mengukur jarak dan waktu, dan masih banyak lagi, karena ilmu ini demikian penting, maka konsep dasar matematika yang benar yang diajarkan kepada seorang anak, haruslah benar dan kuat. Paling tidak, hitungan dasar yang melibatkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian harus dikuasai dengan sempurna. Setiap orang, siapun dia, pasti bersentuhan dengan salah satu konsep di atas dalam kesehariannya. Menyadari akan peran pentingnya matematika dalam kehidupan, maka belajar matematika selayaknya merupakan kebutuhan dan materi yang harus dikuasai oleh setiap anak, tetapi terkadang untuk sebagian anak, matematika merupakan fobia tersendiri untuk dipelajari, dan tidak sedikit orang yang beranggapan matematika merupakan pelajaran yang sulit, ini dipengaruhi oleh kondisi yang berbeda tiap individu sehingga beberapa anak mengalami kesulitan ketika mempelajari matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdurrahman (2003:252) Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa. Kemampuan berhitung merupakan hal 1

yang penting dan dapat memberikan manfaat dalam kehidupan semua orang di masyarakat, termasuk anak tunagrahita. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruseffendi (1998:74) yang menyatakan Berhitung itu penting untuk kehidupan praktis seharihari ataupun keperluan melanjutkan sekolah. Operasi hitung pada bilangan adalah konsep aritmatika utama yang seharusnya dipelajari oleh anak-anak. Setelah mereka mempelajari operasi penjumlahan dan pengurangan selanjutnya mereka mempelajari operasi perkalian dan pembagian. Kajian peneliti dalam penelitian ini adalah operasi hitung perkalian. Perkalian merupakan operasi dasar aritmatika utama yang seharusnya dipelajari oleh anak setelah mereka mempelajari operasi penambahan dan pengurangan. Perkalian (x) adalah penjumlahan berulang dengan angka yang sama. Operasi hitung perkalian terdapat pada materi pelajaran matematika yang diberikan pada tingkat sekolah dasar, termasuk di sekolah luar biasa untuk anak tunagrahita. Intellegensi anak tunagrahita ringan yang berada dibawah rata-rata merupakan faktor yang menyebabkan minimnya pemahaman anak tunagrahita ringan terhadap materi pelajaran, termasuk pada pelajaran matematika mengenai operasi hitung perkalian. Pada umumnya anak tunagrahita ringan masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal perkalian. Salah satu permasalahn yang dijumpai pada anak tunagrahita ringan di SLB Kosera Putra Kab Sumedang yaitu anak mengalami kesulitan ketika menyelesaikan operasi hitung perkalian. Untuk dapat melakukan operasi hitung perkalian bilangan 2

ini anak terlebih dahulu harus mampu memahami konsep perkalian bilangan. Jika konsep perkalian sudah dipahami anak, maka tahap selanjutnya ialah keterampilan yang menunjuk pada proses penggunaan operasi perkalian dalam menyelesaikan soalsoal perkalian. Namum pada kenyataanya salah seorang anak tunagrahita ringan kelas D6 SLB-C Kosera Putra Kab Sumedang berinisial SF masih belum mampu menyelesaikan soal perkalian, yakni perkalian 2 bilangan satuan dengan satuan yang hasil perkaliannya maksimum 100. Secara konsep, SF sudah memahami konsep perkalian bilangan satuan dengan satuan. Dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian yang menjadi kesulitan SF jika proses perkalian menunjukkan pada jumlah pengali yang banyak misal 8 x 9, anak menghitung dengan cara menggunakan gambar dan benda konkrit, hal ini dilakukan melalui proses penjumlahan dengan waktu yang panjang yang mengakibatkan SF mengalami kejenuhan dan soal tersebut tidak dapat tuntas diselesaikan, sehingga akhirnya sering timbul penolakan untuk mengerjakan soal-soal seperti yang dicontohkan. Tabel perkalian adalah sebuah alat untuk menampilkan informasi dalam bentuk matrik, untuk memudahkan anak dalam penguasaan perkalian. Melalui tabel perkalian ini, akan mengurangi kebiasaan anak dalam menghapal perkalian yang selama ini digunakan. Penguasaan tabel perkalian merupakan hal yang mutlak harus dikuasai agar anak mampu mempelajari dan mengerjakan soal matematika pada level yang lebih tinggi. Cara penguasaan tabel perkalian yang selama ini digunakan adalah dengan 3

cara menghafal yang prosesnya sulit dan sangat membosankan, sehingga mata pelajaran matematika sering menjadi momok yang sangat manakutkan anak. Untuk itu perlu dicari cara lain yang jauh lebih mudah dan menyenangkan agar penguasaan tabel perkalian dapat dicapai secara efektif. Jari sakti adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan, meski hanya menggunakan jari tangan tapi dengan jari tangan kita mampu melakukan operasi bilangan (kali, bagi, tambah, kurang). Berdasarkan penelitian Gunawan A.W (2007:13) bahwa Dengan menggunakan metode jurus jari sakti dapat memudahkan penguasaan perkalian pada anak normal. Dalam penjelasannya Gunawan A.W, tidak melakukan penelitian kepada anak berkebutuhan khusus, oleh karena itu saya tertarik untuk mencoba meneliti metode tabel perkalian jurus jari sakti kepada anak berkebutuhan khusus., khususnya pada anak tunagrahita ringan. Anak Tunagrahita ringan adalah anak yang mempunyai kecerdasan dibawah rata-rata dan adaptasi sosialnya terhambat, namun walaupun demikian mereka masih dapat diajari, membaca,menulis dan berhitung sederhana. Pada anak Tunagrahita ringan pembelajaran matematika akan sangat membutuhkan teknik yang dapat digunakan oleh anak dengan mudah serta memperlancar proses pembelajaran yang sangat menarik dan mudah dipahami, sehingga proses pemberian materi pelajaran disamping disesuaikan dengan kebutuhan anak, didalamnya juga dibuat semenarik mungkin dan dapat dipahami oleh anak, sehingga tujuan pembelajaran yang ditentukan akan tercapai 4

Untuk mengatasi kesulitan anak dalam belajar matematika diantaranya dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengajaran yang tepat serta penggunaan alat peraga atau media dalam pembelajaran matematika, oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan meneliti ada atau tidaknya pengaruh tabel perkalian jurus jari sakti terhadap kemampuan perkalian pada anak tunagrahita ringan. B. Identifikasi Masalah Hal-hal yang perlu di identifikasi berdasarkan latar belakang di atas, kemungkinan akan timbul masalah sebagai berikut : 1. Intellegensi anak tunagrahita ringan yang berada dibawah rata-rata merupakan faktor yang menyebabkan minimnya pemahaman anak tunagrahita ringan terhadap materi pelajaran 2. Pada umumnya anak tunagrahita ringan mengalami keterlambatan dalam belajar, termasuk dalam matematika, khususnya operasi hitung perkalian. 3. Anak tunagrahita ringan sulit memahami sesuatu yang bersifat abstrak 4. Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan pada waktu mengerjakan soal perkalian. 5. Dalam proses pembelajaran matematika mengenai operasi hitung perkalian, guru menggunakan metode hitung secara konvensional yakni dengan cara menghafal perkalian, namum anak tunagrahita ringan masih belum mampu menyelesaikan soal perkalian dengan benar. 5

C. Batasan Masalah Untuk lebih memfokuskan permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahannya, antara lain sebagai berikut: 1. Kemampuan anak tunagrahita ringan dalam menyelesaikan operasi hitung perkalian 2 bilangan satuan dengan satuan yang hasil perkaliannya maksimum 100. 2. Penggunaan tabel perkalian jurus jari sakti sebagai metode hitung untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian pada anak tunagrahita ringan. D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Sejalan dengan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah, dapat dikemukakan rumusan masalah pada penelitian ini yaitu Apakah penggunaan tabel perkalian jurus jari sakti dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada anak tunagrahita ringan? Rumusan masalah ini dapat dijabarkan kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan perkalian dari 2 bilangan yang hasil perkaliannya maksimum 100 pada anak Tunagrahita ringan sebelum menggunakan tabel perkalian jurus jari sakti? 6

2. Bagaimanakah kemampuan perkalian dari 2 bilangan yang hasil perkaliannya maksimum 100 pada anak Tunagrahita ringan setelah menggunakan tabel perkalian jurus jari sakti? E. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel. a. Metode Tabel Perkalian Jurus Jari Sakti (variabel bebas) Menurut Sanjaya, Wina (2006:145) Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal Metode Tabel Perkalian Jurus Jari Sakti dikembangkang oleh Adi W Gunawan, Tabel perkalian adalah sebuah alat untuk menampilkan informasi dalam bentuk matrik, untuk memudahkan anak dalam penguasaan perkalian. Tabel perkalian ini digunakan untuk perkalian 0, 1, 2, 3, 4, 5 dengan tabel perkalian ini akan mengurangi kebiasaan anak dalam menghapal perkalian yang selama ini digunakan. Jurus jari sakti adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan, jurus jari sakti khusus digunakan pada perkalian 6, 7, 8, 9 dan 10 Metode ini merupakan metode pendukung pembelajaran perhitungan aritmatika konvensional yang diharapkan akan meningkatkan kemampuan siswa dalam perhitungan aritmatika. 7

b. Kemampuan Perkalian (variabel terikat) Perkalian merupakan operasi dasar aritmatika utama yang seharusnya dipelajari oleh anak setelah mereka mempelajari operasi penambahan dan pengurangan. Perkalian (x) adalah penjumlahan berulang dengan angka yang sama. c. Anak Tunagrahita Ringan AAMD dan PP No 72 tahun 1991 yang dikutip oleh Amin (1995:22) tentang anak tunagrahita ringan adalah: Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi sosialnya terhambat, namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja 2. Definisi operasional Variabel. Variabel penelitian merupakan suatu ciri, sifat atau ukuran tentang suatu konsep pengertian tertentu sebagai titik perhatian dari suatu penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah Variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penggunaan Tabel perkalian jurus jari sakti. Tabel Perkalian ini adalah sebuah alat untuk menampilkan informasi dalam bentuk matrik, untuk memudahkan anak dalam penguasaan perkalian. Melalui tabel perkalian ini akan mengurangi anak menghapal 8

perkalian yang selama ini digunakan. Alur belajar dari tabel perkalian jurus jari sakti yang dimaksud adalah : 1). Ajarkan perkalian 0, 1, dan 10. 2). Ajarkan perkalian 9. 3). Ajarkan perkalian 5. 4). Ajarkan tabel 2, 3, dan 4. 5). Terakhir, ajarkan perkalian 6,7, dan 8. b. Variabel Terikat Varibel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan perkalian anak tunagrahita ringan. Yang dimakud kemampuan perkalian ini adalah dapat menyelesaikan soal-soal perkalian 2 bilangan cacah yang hasil perkaliannya maksimum 100. Contoh: 4 x 5 = 7 x 8 = 10 x 10 = F. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan penelitian yang diajukan untuk dibuktikan kebenarannya. Menurut Arikunto, S. (2002:64) 9

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan adalah Tabel Perkalian Jurus Jari Sakti dapat meningkatkan kemampuan perkalian pada anak tunagrahita ringan di kelas D-6 SLB Kosera Putra Kab Sumedang. G. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan umum Secara umum tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tabel perkalian jurus jari sakti terhadap peningkatan kemampuan perkalian anak tunagrahita ringan. b. Tujuan khusus. Adapun tujuan khususnya adalah: 1. Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan menguasai perkalian 2 bilangan yang hasil perkaliannya maksimum 100 pada anak tunagrahita ringan sebelum menggunakan jurus jari sakti. 2. Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan menguasai perkalian 2 bilangan yang hasil perkaliannya maksimum 100 pada anak tunagrahita ringan setelah menggunakan jurus jari sakti. 10

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah penulis menetapkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: mengetahui pengaruh tabel perkalian jurus jari sakti terhadap peningkatan kemampuan anak tunagrhita ringan dalam perkalian. 2. Manfaat a. Manfaat teoritis adalah : 1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan kemampuan perkalian anak Tunagrahita 2. Memberikan informasi tentang pengaruh tabel perkalian jurus jari sakti terhadap peningkatan kemampuan perkalian anak Tunagrahita. 3. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kemampuan perkalian anak tunagrahita b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini di harapkan akan menjadi model pembelajaran di SLB yang digunakan oleh Guru. 11