BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewakili pasar modal. Pasar modal memang sangat menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas), berupa surat utang (obligasi), saham, reksa dana, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan non bank, pasar modal berfungsi sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup atau derajatnya di masyarakat meningkat. Banyak cara yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis khususnya kegiatan pasar modal dalam era globalisasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar financial (financial market) terdiri dari pasar uang (money market) dan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Brown (Investment Analysis snd Portofolio Management,5) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan zaman, dapat kita lihat bahwa persaingan

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan pilihan jenis-jenis investasi serta perantara untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

I. PENDAHULUAN. panjang seperti saham, obligasi, reksadana, instrumen derivatif dan instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi pasar modal memiliki peran yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

PENGARUH CURRENT RATIO

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen untuk menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain

BAB I PENDAHULUAN. ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan hasil (Ali, 2012). Investasi memiliki dua alternatif yaitu investasi

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan tiga fungsi, yaitu pertama sebagai tempat berinteraksi pembeli dan penjual saham. Interaksi ini membentuk harga saham. Kedua, pasar modal berfungsi sebagai tempat menjual aset (saham dan instrumen lainnya) sehingga tercipta likuiditas bagi aset tersebut. Yang ketiga, pasar modal mengurangi biaya transaksi (transaction cost). Ada dua biaya dalam bertransaksi, yakni biaya pencarian (search costs), dan dan biaya informasi (information costs). Kehadiran pasar modal dapat meminimalisir biaya-biaya ini (Fabozzi, 2002, p. 8). Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain (Fabozzi, 2002, p. 12). Saat ini, pasar modal sudah terjangkau oleh sebagian besar masyarakat, baik itu investor besar pada perusahaan manajemen aset, ataupun masyarakat pada umumnya. Para pelaku ini memilih pasar modal sebagai instrumen investasi selain berinvestasi melalui bank dan aset fisik seperti emas, rumah, maupun tanah, dikarenakan mudahnya memulai bertransaksi saham melalui perusahaan sekuritas. Saham sudah menjadi instrumen yang populer di pasar modal Indonesia.Ini ditandai dengan pertumbuhan dana sebesar 34% per tahun di Indonesia (Kurnia, 2005, p. 1). Dari segi nasabah reksa dana, pada September 2007 terdapat sebanyak 249.670 nasabah (Badan Pengawas Pasar Modal, 2007, p. 32). Reksa dana saham menarik lebih banyak investor dibandingkan jenis reksa dana lainnya dengan presentase jumlah investor tertinggi, yaitu 3.80% atau sebanyak 86.883 investor dari total jumlah investor reksa dana di pasar modal Indonesia (Badan Pengawas Pasar Modal, 2007, p. 32). 1

2 Karakteristik umum harga saham adalah memiliki tingkat ketidakpastian. Ketidakpastian ini dalam hal pergerakan harga saham dalam jangka pendek, ataupun dalam jangka panjang. Karakteristik ini tidak disukai oleh para investor karena menimbulkan risiko pada investasi mereka. Ketidakpastian ini juga tidak dapat dihindari dalam investasi. Untuk menghadapi ketidakpastian pergerakan harga, yang dapat dilakukan oleh investor adalah mengurangi ketidakpastian tersebut. Salah satu alat/tools untuk mengurangi ketidakpastian adalah dengan melakukan prediksi (forecasting) harga saham (Van den Goorbergh, 1999, p.8). Proses prediksi harga saham terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah pihak yang mempercayai bahwa terdapat suatu cara untuk memprediksi harga saham. Kelompok kedua adalah pihak yang berkeyakinan bahwa pasar adalah efisien, dan apabila ada informasi baru yang diperoleh, pasar akan menyerapnya dan mengkoreksi dirinya sendiri. Kelompok kedua ini percaya bahwa harga saham tidak dapat diprediksi. Hal inilah yang disebut teori Efficient Market Hypothesis (EMH), seperti yang disebutkan oleh (Gryc, 2006, p. 4). Kelompok ini beranggapan bahwa pasar saham mengikuti pola random walk, yang berarti bahwa prediksi terbaik yang dapat diperoleh tentang harga masa depan suatu saham adalah berdasarkan harga saham saat ini (Gryc, 2006, p. 4). Pada era modern ini, terdapat beberapa metode yang berbeda dalam hal memprediksi harga saham. Metode-metode ini dapat dikelompokkan menjadi empat kategori sebagai berikut (Lawrence, 1997, p. 3): a) metode technical analysis b) metode fundamental analysis c) metode time series forecasting d) metode machine learning Dalam metode yang pertama (technical analysis), technical analyst berusaha memprediksi harga saham dengan mempelajari pola-pola yang terdapat dalam data historis pasar saham. Berdasarkan data teknis seperti harga, volume, harga tertinggi, harga terendah dalam suatu periode perdagangan saham, technical analyst menggunakan chart / diagram / gambar pola untuk mendeteksi apakah terdapat kecenderungan / trend pergerakan harga saham. Pergerakan ini

3 diasumsikan berubah dikarenakan perubahan pada permintaan dan penawaran harga, yang sering memiliki siklus pola tersendiri (Bodis, 2004, p. 10). Metode pertama adalah metode yang populer digunakan oleh investor, walaupun banyak yang mengkritiknya. Kritik meliputi kurangnya bukti-bukti ilmiah dan tidak konsisten dengan teori market yang populer, seperti EMH (Gryc, 2006, p. 3). Kritikan lainnya adalah bahwa menganalisis dengan menggunakan chart untuk mempelajari pergerakan pasar bersifat subyektif. Analis yang berbeda dapat memiliki pandangan yang berbeda, meskipun dihadapkan pada chart yang sama (Gryc, 2006, p. 5). Di metode kedua (fundamental analysis), fundamental analyst mempelajari nilai-nilai intrinsik suatu saham dan menginvestasikan sejumlah dana jika mereka beranggapan bahwa harga saham saat ini lebih rendah daripada nilai intrinsiknya. Variabel instrinsik yang dipelajari dapat meliputi tingkat pertumbuhan perusahaan, dividend payout ratio, suku bunga, Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), tingkat penjualan, tingkat pajak, rasio keuangan seperti Price Earning Ratio (PER), dan lain sebagainya (Lawrence, 1997, p. 11). Sebagian besar data untuk fundamental analysis diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan. Laporan keuangan disusun bergantung pada keputusan manajemen dan tiap standar laporan keuangan yang berbeda dapat menghasilkan analisis yang berbeda. Inilah yang menjadi kekurangan metode kedua ini (Lawrence, 1997, p. 12). Pada metode ketiga, penganut metode time series forecasting mencoba membuat model prediksi linear untuk melihat pola dari data historis harga saham untuk menilai harganya di masa depan. Nilai harga saham di masa depan diangap sebagai kombinasi linear dari data historisnya. Model linear ini terbagi menjadi dua kategori model, yakni model univariate regression dan model multivariate regression. Klasifikasi ini tergantung pada jumlah variabel yang digunakan dalam memprediksi nilai time series, apakah hanya satu (univariate), ataukah banyak variabel (multivariate). Meskipun banyak dipakai oleh ahli ekonometrika untuk memprediksi variabel time series, model ini mempunyai kekurangan. Untuk melakukan forecasting harga saham jangka pendek dan dimana pergerakan harga saham tidak

4 volatile, metode ketiga ini masih memungkinkan untuk digunakan, karena pada jangka pendek hanya sedikit terdapat perubahan data. Pada pasar yang bergejolak/volatile, model ini tidak dapat memprediksi dengan akurat. Model time series forecasting tidak dapat menangkap / memperkirakan perubahan yang tajam pada data time series (McNellis, 2005, p. 13). Metode keempat, machine learning, menggunakan sampel (contoh) hargaharga saham dan mencoba melihat pola-pola yang terbentuk dari pergerakan harga saham tersebut menggunakan suatu algoritma yang dapat mempelajari pola. Algoritma tersebut menghasilkan fungsi pendekatan yang menghubungkan variabel-variabel input-nya terhadap variabel output-nya. Variabel input di sini dapat berupa harga saham historisnya, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, dan variabel makroekonomi lainnya. Variabel output-nya adalah nilai prediksi harga saham di masa mendatang. Ada banyak jenis metode yang termasuk dalam machine learning, misalnya genetic algorithms, fuzzy logic, intelligent system, dan artificial neural network (ANN). Dari bermacam-macam metode machine learning tersebut, metode terbaik yang dapat dipakai untuk menghadapi ketidakpastian harga saham adalah metode ANN (Iskandar, 2005, p. 12). Pada masa di mana teknologi sangat berkembang dewasa ini, penggunaan metode machine learning atau khususnya metode ANN akan banyak digunakan dalam proses prediksi harga saham. Dari penjabaran di atas, metode ANN berpotensi sebagai salah satu alternatif tools untuk melakukan forecast harga saham. Muncul pertanyaan dalam penggunaan ANN. Seberapa akurat metode ANN dalam melakukan prediksi harga saham? Apakah ANN signifikan secara statistik lebih unggul dibandingkan dengan metode yang umumnya dipakai oleh ahli ekonometrika, yakni metode time series forecasting? Untuk menguraikan permasalahan tersebut, penelitian ini akan mencari model arsitektur ANN yang paling baik untuk dapat melakukan prediksi harga saham dengan tepat. Salah satu metode ANN yang dapat dipakai untuk forecast adalah ANN metode backpropagation (Demuth, 2009, p. 155). ANN dalam proses pembelajarannya (learning) dalam mengenali pola pergerakan harga saham memerlukan metode pembelajaran tertentu. Metode metode pembelajaran

5 tersebut adalah Variable Learning Rate, Resilient Backpropagation, Conjugate Gradient Algorithms, Qualsi-Newton Algorithm, Levenberg-Marquardt, dan Reduced Memory Levenberg-Marquardt (Demuth, 2009, p. 173). Penelitian ini juga akan mencari metode pembelajaran apa yang paling baik digunakan oleh ANN dalam memprediksi harga saham. 1.2 Perumusan Masalah Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, metode time series forecasting memungkinkan untuk digunakan dalam forecasting harga saham jangka pendek dan dimana pergerakan harga saham tidak volatile. Untuk pasar saham yang bergejolak (volatile) seperti pasar saham di Indonesia, model ini tidak dapat memprediksi dengan akurat. Model time series forecasting tidak dapat menangkap/memperkirakan perubahan yang tajam pada data time series (McNellis, 2005, p. 13). Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini ingin mengkaji lebih jauh metode alternatif dalam melakukan prediksi dan pemodelan harga saham, yakni menggunakan pendekatan ANN metode backpropagation. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: a) Apakah pendekatan ANN metode backpropagation signifikan secara statistik lebih unggul dibandingkan dengan metode time series forecasting? b) Seberapa akurat pendekatan ANN metode backpropagation dalam melakukan prediksi harga saham di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a) Mengetahui apakah pendekatan ANN metode backpropagation signifikan secara statistik lebih akurat dibandingkan dengan metode time series forecasting. b) Mengetahui tingkat keakuratan proses forecasting harga saham di Indonesia jika menggunakan pendekatan ANN metode backpropagation.

6 1.4 Batasan Penelitian Batasan-batasan yang digunakan dalam pembahasan karya akhir ini meliputi sampel / obyek pengamatan, dan periode pengamatan sebagai berikut: a) Saham-saham yang termasuk ke dalam indeks LQ45 yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. b) Periode pengamatan adalah harga saham- saham indeks LQ45 10 tahun terakhir (5 April 2001 sampai dengan 28 Februari 2010). Berdasarkan informasi dari Bursa Efek Indonesia (2007), indeks LQ45 ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut. Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir), b) Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar (ratarata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir), c) Telah tercatat di BEI sekurang-kurangnya 3 bulan, d) Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi di pasar reguler. Menurut pengumuman Bursa Efek Indonesia tanggal 29 Januari 2010 yang diumumkan oleh Kepada Divisi Perdagangan dan Kepala Divisi Riset (Yarismal, 2010), daftar saham - saham yang masuk kategori indeks LQ45 adalah seperti terdapat pada Lampiran A. 1.5 Manfaat Penelitian Prediksi harga saham menggunakan metode ANN ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah bagi investor pasar modal di Indonesia dan juga bagi kemajuan teknologi dalam hal prediksi harga saham, yakni: a) Membantu investor dalam menentukan keputusan investasi di pasar modal.

7 b) Berkontribusi dalam pengembangan sistem teknologi dan metode untuk memodelkan sistem pasar modal Indonesia yang bersifat sangat non-linear dan penuh ketidakpastian. 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini akan mengkaji masalah menggunakan metode observasional dengan menggunakan data sekunder. Metode dan data tersebut akan digunakan dalam membentuk model Artificial Neural Network dan model time series forecasting untuk memprediksi pergerakan harga saham di Indonesia. 1.7 Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan serta disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: a) Hipotesis nol (Ho): ketepatan prediksi pendekatan ANN metode backpropagation adalah sama atau tidak akurat (tidak signifikan secara statistik) dalam memprediksi perubahan harga saham di Indonesia dibandingkan dengan metode time series forecasting. b) Hipotesis alternatif (Ha): pendekatan ANN metode backpropagation dapat lebih tepat dan signifikan secara statistik dalam memprediksi perubahan harga saham di Indonesia dibandingkan dengan metode time series forecasting. Kriteria uji: tolak Ho jika hasil forecast memenuhi kedua kriteria sebagai berikut: hasil uji statistik menunjukkan bahwa model ANN signifikan secara statistik lebih akurat daripada model ARIMA untuk saham-saham LQ45, dan persentase saham-saham LQ45 yang akurat diforecast oleh model ANN lebih besar daripada persentase saham-saham LQ45 yang akurat diforecast oleh model ARIMA.

8 1.8 Sistematika Penulisan Penulisan karya akhir disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1 - Pendahuluan Bab ini akan menguraikan mengenai pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, hipotesis penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian. BAB 2 Tinjauan Teori Bab ini pada intinya merupakan tinjauan pustaka atau survey literatur, yang menelusuri semua teori yang relevan dengan topik penelitian. Akan diidentifikasi pula studi empiris yang telah dilakukan sebelumnya mengenai topik yang sama dengan penelitian ini. BAB 3 Data dan Metodologi Penelitian Bab ini terutama menganalisis data dan metodologi penelitian. Akan dijabarkan pengenai mekanisme pemilihan data serta analisisnya. Metodologi penelitian dijabarkan secara lebih terperinci untuk mendukung pembahasan inti penelitian pada bab berikutnya. BAB 4 Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi analisis dan pembahasan penelitian. Pertama akan dibahas tentang analisis dan karakteristik data-data time series, kemudian akan membahas secara lebih detail tentang metode Artificial Neural Network. Kemudian akan membahas tentang model neuron dan network architecture. Metode Backpropagation yang berguna dalam forecast dibahas berikutnya. Setelah itu akan membahas tentang metode-metode pelatihan (training) dalam neural network untuk in-sample dan out-ofsample data, menggunakan metode seperti yang dijabarkan oleh (Howard Demuth, 2009), meliputi: Variable Learning Rate, Resilient Backpropagation, Conjugate Gradient Algorithms, Qualsi-Newton Algorithm, Levenberg-Marquardt, dan Reduced Memory Levenberg-

9 Marquardt. Sebagai pembanding akan dibahas pula metode time series dalam melakukan forecast data-data harga saham, serta perbandingan akurasi model ANN dengan model time series. BAB 5 Kesimpulan dan Saran Bab ini adalah kesimpulan dan saran yang akan berisi tentang hasil penelitian dan saran saran untuk kemajuan penelitian di bidang ini ke depannya. Diharapkan penelitian berikutnya dapat meneruskan hasil penelitian ini secara lebih luas di Indonesia.