BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (Competitive

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era teknologi maju dan globalisasi, semua organisasi, apapun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat. Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan adalah menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ditengah sengitnya persaingan.salah satu usaha untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Tujuan organisasi dapat bersifat profit oriented maupun non profit

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan perekonomian di negeri kita, Bangsa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. inilah setiap perusahaan harus berhati-hati dalam membuat dan mengambil suatu. komersial yaitu tujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dalam dunia usaha yang pesat pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU REPUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. disini tidak hanya dilakukan pada bidang keuangan saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan Menurut Mangkunegara (2000: 67) adalah hasil kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan tingkat persaingan di dalam dunia usaha akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. supervisi bank tersebut (Soebijoto, 2011). Modus kejahatan perbankan bukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ditengah sengitnya persaingan. Salah satu usaha untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, kasus fraud yang terjadi di perbankan semakin marak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. baik di negara berkembang dan negara maju. (Andreas, 2014 :1). Kecurangan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan yang semakin maju, persaingan antara Rumah

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam bersaing menghasilkan keuntungan dituntut untuk dapat menekan biaya agar

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan proses atau yang dikenal sebagai banknote.selain itu juga dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan antar bank semakin tinggi, baik dalam inovasi produk,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit internal. (Konsorsium

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain, serta adanya kejujuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan dibandingkan

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Setiap perusahaan wajib menyusun laporan keuangan karena sesuai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks, khususnya perusahaan besar yang sudah go public, menyebabkan dibutuhkannya pemisahan antara pemilik dengan manajemen. Manajemen adalah pihak yang mengelola serta mengendalikan perusahaan. Manajemen dipercaya dan diberi wewenang untuk mengelola sumber daya yang diinvestasikan ke dalam perusahaan oleh pemilik. Manajemen bertugas menjalankan kegiatan bisnis perusahaan dan dituntut untuk mengelola perusahaan secara efektif dan efisien (Hermiyetti, 2011). Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji (mistatement) yang material dan juga memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas aktiva perusahaan. Salah saji itu terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan kecurangan dan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangan, berupa tindakan yang sengaja atau tidak disengaja (Koroy, 2008). Biasanya kecurangan ini tidak mudah untuk ditemukan. Kecurangan biasanya ditemukan karena suatu ketidaksengajaan ataupun disengaja. Dengan 1

2 demikian manajemen perlu berhati-hati terhadap kemungkinan timbulnya kecurangan yang mungkin terjadi di perusahaan yang dikelolanya. Untuk mengatasi timbulnya kecurangan, audit internal diperlukan keberadaannya di dalam perusahaan, yang bertugas untuk mengevaluasi suatu sistem dan prosedur yang telah disusun secara benar dan sistematis serta apakah telah diimplementasikan secara benar, melalui pengamatan, penelitian, dan pemeriksaan atas pelaksanaan tugas yang telah didelegasikan di setiap unit kerja perusahaan (Amrizal, 2004). Menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:21), yang mengutip Standar Profesi Audit Internal, evaluasi sistem pengendalian internal harus mencakup : 1. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi. 2. Keandalan dan integritas informasi. 3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Pengamanan aset organisasi Salah satu jenis kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh audit internal adalah pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Tipe kejadian ini merupakan aktivitas yang volumenya cukup tinggi dan secara normal dihadapi oleh audit internal. Kecurangan adalah suatu bentuk kejahatan. Ada banyak jenis kecurangan dan juga sebutan untuk kecurangan, diantaranya korupsi, penggelapan, pencurian, dan lainnya (Amrizal, 2004). Tidak ada organisasi yang terbebas dari fraud (kecurangan), karena pada dasarnya permasalahan ini bersumber dan bermuara pada masalah manusia, the

3 man behind the gun. Apapun aturan dan prosedur yang diciptakan sangat dipengaruhi oleh manusia yang memegang kuasa untuk menjalankannya, karena tidak semua orang jujur dan berintegrasi tinggi. Kecurangan yang terjadi dilingkungan korporasi dipengaruhi 3 (Tiga) unsur faktor pendorong, yaitu: motivasi, kesempatan dan rasionalisasi atau pembenaran. Dari ketiga unsur tersebut yang dapat dikendalikan oleh perusahaan hanya satu faktor saja, Standar Profesi Audit Internal (1210.2) menyatakan bahwa audit internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti, dan menguji adanya indikasi kecurangan. Selain independen, seorang auditor internal dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai agar dapat menjalankan fungsinya secara efektif. Fungsi audit internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya (IAI, 2004:16). Salah satu unsur penting yang diperlukan adalah sikap profesionalisme auditor internal. Profesionalisme adalah suatu sikap dan perilaku seseorang dalam melakukan profesi tertentu. Seorang yang profesional di samping mempunyai kemampuan dan kecakapan teknis harus mempunyai kesungguhan dan ketelitian kerja, mengejar kepuasan orang lain, keberanian menan ggung risiko, ketekunan dan ketabahan hati, integritas tinggi, konsistensi dan kesatuan pikiran, kata dan perbuatan. (Tugiman, 2006:41) Auditor internal juga harus dibekali dengan pengetahuan tertentu. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari pengalaman maupun pendidikan. Selain

4 pendidikan formal yang telah dimiliki, auditor internal harus mengikuti pendidikan tertentu sesuai dengan bidang yang menjadi tugasnya (Tugiman, 2006;48). Peran utama dari auditor internal sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan kecurangan menurut Amrizal (2008) dalam jurnalnya yang berjudul Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor adalah berupaya untuk menghilangkan atau mengeleminir sebab-sebab timbulnya kecurangan tersebut. Karena pencegahan terhadap akan terjadinya suatu perbuatan curang akan lebih mudah daripada mengatasi bila telah terjadi kecurangan tersebut. Terjadinya kecurangan yang tidak dapat terdeteksi oleh suatu pengauditan dapat memberikan efek yang merugikan bagi suatu perusahaan. Adanya kecurangan berakibat serius dan membawa banyak kerugian. Bank sebagai lembaga keuangan yang rentan dengan kasus korupsi seperti kasus Bank Century dimana pencairan kredit sebesar Rp 809 miliar kepada 11 (sebelas) debitur yang tidak digunakan sesuai peruntukan pemberian kredit. Kasus City Bank dengan pelaku utamanya Melinda Dee yang menggelapkan dana nasabah 16 miliar lebih. Contoh kasus lain yang terjadi pada Bank Danamon Cabang Medan yang merugikan negara sebesar 33 miliar akibat salah seorang karyawannya yaitu Suriadi menjabat sebagai head teller Central Cash Vault (CCV) pada Bank Danamon Wilayah VI terbukti membawa keluar uang tunai dari dalam brankas tanpa prosedur yang seharusnya, serta melakukan transaksi fiktif, seolah melakukan setoran uang tunai ke rekening orang lain.( news.detik.com;2016)

5 Pada perusahaan yang penulis teliti yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yang pada tahun 2011 Kepala Unit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kecamatan Tapung Raya, Kabupaten Kampar, Riau, Masril, ditahan oleh Kepolisian Resor Kampar, Rabu (2/3). Pria 40 tahun itu dilaporkan telah melakukan transfer fiktif sebesar Rp1,6 miliar. (halloriau.com;2011). Untuk mengatasi timbulnya kecurangan, audit internal diperlukan keberadaannya di dalam perusahaan, yang bertugas untuk mengevaluasi suatu sistem dan prosedur yang telah disusun secara benar dan sistematis serta apakah telah diimplementasikan secara benar, melalui pengamatan, penelitian, dan pemeriksaan atas pelaksanaan tugas yang telah didelegasikan di setiap unit kerja perusahaan. Menurut Standar Profesi Audit Internal (2004;21), evaluasi sistem pengendalian internal harus mencakup : 1. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi. 2. Keandalan dan integritas informasi. 3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Pengamanan aset organisasi Salah satu jenis kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh audit internal adalah pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Tipe kejadian ini merupakan aktivitas yang volumenya cukup tinggi dan secara normal dihadapi oleh audit internal. Kecurangan adalah suatu bentuk kejahatan. Ada banyak jenis kecurangan

6 dan juga sebutan untuk kecurangan, diantaranya korupsi, penggelapan, pencurian, dan lainnya. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu : 1. Kerugian keuangan negara (dalam penelitian ini cenderung kerugian keuangan perusahaan) 2. Suap menyuap 3. Penggelapan dalam jabatan 4. Pemerasan 5. Perbuatan curang 6. Benturan kepentingan dalam jabatan 7. Gratifikasi atau pemberian hadiah Adapun studi empiris yang dilakukan sebelumnya oleh Jasmine (2015) yang berjudul Peranan Audit Internal dalam Pencegahan Kecurangan pada studi kasus yang ditelitinya yaitu PT. Bank Permata Tbk. Kota Bandung. Hasil Penelitiannya menunjukan bahwa pelaksanaan audit internal di PT. Bank Permata Tbk. Sudah memadai dan pencegahan kecurangan yang dilakukan efektif. Pada penelitian ini penulis mencoba melakukan penelitian masih mengenai peranan audit internal tetapi dengan variabel terikat (Dependent Variable) yang berbeda dan peneliti membatasi permasalahan pada kecurangan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai audit internal. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

7 dengan judul PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENDETEKSI KECURANGAN (Studi Kasus Pada PT Bank Rakyat Indonesia kantor cabang AH. Nasution Kota Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pelaksanaan audit internal di PT Bank Rakyat Indonesia kantor cabang AH. Nasution? 2. Bagaimana mendeteksi kecurangan pada PT Bank Rakyat Indonesia kantor cabang AH. Nasution? 3. Bagaimana Peranan Audit Internal dalam mendeteksian kecurangan di PT Bank Rakyat Indonesia kantor cabang AH. Nasution? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah mempelajari lebih dalam mengenai pengetahuan yang telah penulis terima dimasa perkuliahan untuk menambah pengalaman penulis dalam objek yang akan diteliti. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan Audit Internal di PT Bank Rakyat Indonesia kantor cabang AH. Nasution. 2. Untuk mengetahui usaha mendeteksi kecurangan pada PT Bank Rakyat Indonesia kantor cabang AH. Nasution.

8 3. Untuk mengetahui peranan Audit Internal dalam mendeteksi kecurangan di PT Bank Rakyat Indonesia cabang AH. Nasution. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program studi Akuntansi S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Kegunaan Bagi Pengembangan Ilmu Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang auditor internal khususnya dalam mencegah kecurangan pada. 2. Kegunaan Operasional a. Bagi Penulis Penelitian ini dapat memberikan peluang untuk menambah wawasan berpikir memperluas pengetahuan, baik dalam teori maupun praktek. Penelitian ini manambah wawasan dan pengetahuan mengenai peran auditor internal sebagai sarana untuk mencegah terjadinya kecurangan pada perusahaan. Selain itu penelitian ini berguna sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.

9 b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini memberikan masukan bagi manajemen dengan memastikan bahwa operasi yang dilakukan perusahaan akan berjalan efektif dan efisien bila peran auditor internal berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan dimasa yang akan datang. c. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang bermanfaat dan masukan sesuai kebutuhan. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Pemeriksaan atau yang sering dikenal dengan audit internal pada dasarnya adalah suatu fungsi penilaian independen yang ada dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi keefektifan pengandalian internal dalam pelaksanaan aktivitas operasi perusahaan. Tanpa adanya pengujian dan evaluasi, pihak manajemen tidak akan mengetahui apakah audit internal yang diterapkan atas aktivitas operasi perusahaan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Mulyadi (2002:9) menjelaskan bahwa definisi pemeriksaan adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Agar dapat melakukan pemeriksaan, seseorang

10 terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana keadaan yang seharusnya terjadi (kriteria), bagaimana keadaan yang sebenarnya (kondisi). Hasil dari proses perbandingan antar kriteria dan keadaan ini dinamakan temuan. Kontribusi audit internal menjadi semakin penting seiring dengan makin berkembang dan kompleksnya masalah usaha yang menyebabkan banyaknya masalah di luar batas kemampuan manajemen, salah satu fungsi manajemen dalam melakukan kegiatannya adalah dalam bentuk pengawasan (controlling). Seiring dengan perkembangan perusahaan yang semakin meningkat dan permasalahan yang semakin kompleks, maka fungsi manajemen dalam hal pengendalian ini menjadi tugas seorang auditor internal. Berdasarkan Standar Profesional Audit Internal (1210.2) kegiatan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil-hasil dan menindak lanjuti (follow up). Salah satu kegiatan perencanaan pemeriksaan ini merupakan kegiatan yang penting, karena dengan dilakukannya perencanaan pemeriksaan ini, maka akan diperoleh bukti yang kompeten. Perencanaan pemeriksaan ini dapat membantu meminimalisasikan biaya audit serta dapat menghindari salah pengertian dengan pihak yang sedang diaudit. Adapun kegiatan perencanaan pemeriksaaan ini meliputi penetapan berbagai tenaga yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan, pemberitahuan kepada pihak yang berkepentingan, melaksanakan survei yang tepat untuk lebih mengetahui kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dan pengawasan, serta

11 penulisan program pemeriksaan, menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil-hasil pemeriksaan ini akan disampaikan. Manajemen membutuhkan adanya fungsi audit internal dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan penilaian terhadap aktivitas unit-unit dalam suatu perusahaan biasanya dilakukan oleh seorang auditor internal. Auditor Internal adalah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing. Oleh karena itu internal auditor selalu berusaha untuk dapat menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks. Dengan demikian internal auditor muncul sebagai suatu kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas dan dapat memanfaatkan metode dan teknik dasar dari suatu penilaian. Dengan demikian pemeriksaan intern (auditor internal) harus memahami sifat dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap perusahaan, dan juga diarahkan Auditor internal haruslah memperoleh dukungan dari manajemen, sehingga mereka dapat bekerja sama dengan pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan pekerjaan secara bebas dari berbagai campur tangan pihak lain. Seorang auditor harus independen dan objektif dalam pelakanaan kegiatannya, hal ini berarti auditor internal dalam memberikan penilaian tidak memihak kepada siapapun. Menurut SPAI (2004) auditor internal harus memiliki sikap mental yang objektif, tidak memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan, sedangkan menurut Mulyadi (2002) definisi auditor internal adalah:

12 "Auditor Internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan kebijakan dan prosedur yang dltetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, serta menentukan keandalan informasi.'' Auditor internal bertanggungjawab membantu manajemen dalam pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian fraud yang terjadi di suatu organisasi. Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka auditor internal harus bekerja secara profesional. Namun masih banyak yang belum mengetahui apa sebenarnya profesionalisme itu dan bagaimana mencapai profesionalisme. Profesionalisme auditor digunakan sebagai suatu cara untuk mencegah kecurangan dalam perusahaan yang kegiatannya meliputi menguji dan menilaiefektivitas serta kecukupan sistem pengendalian internal yang ada dalam perusahaan. Agar fungsi pendeteksian kecurangan dapat berjalan dengan baik, maka auditor internal harus waspada dengan berbagai kesempatan serta kelemahan pengendalian internal yang dapat memungkinkan terjadinya kecurangan. Kemampuan profesional auditor internal tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tetapi harus didukung dengan kesesuaian sikap yang positif dengan standar yang ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaannya. Tugiman (2006) menyebutkan standar atau kriteria kemampuan auditor internal antara lain: 1. Independensi 2. Kemampuan profesional

13 3. Ruang lingkup pekerjaan 4. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan 5. Manajemen bagian audit internal Apabila kelima syarat tersebut dapat dipenuhi, maka kemampuan profesional akan semakin terpercaya dalam melakukan fungsi pengawasan, karena profesionalisme merupakan kriteria untuk mengukur keberhasilan auditor internal dalam melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan. Sikap profesionalisme yang ditujukan oleh auditor internal harus didukung oleh pihak manajemen perusahaan, sehingga mereka dapat bekerjasama dengan pihak yang akan diperiksa dan dapat menyelesaikan secara independen tanpa adanya campur tangan dari pihak lain. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan untuk mengungkap kecurangan tersebut dilakukan oleh auditor internal yang meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian, dan pengevaluasian informasi, serta pelaporan hasil-hasil pemeriksaan dan menindak lanjuti temuan hasil pemeriksaan tersebut. Hasil pemeriksaan dapat berupa temuan, kesimpulan, atau pendapat, rekomendasi dan saran yang dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP), temuan-temuan pemeriksaan adalah hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang fakta. Seperti yang diungkapkan oleh Hiro Tugiman dalam buku Standar Profesional Internal Audit (1997: 72) menyatakan bahwa temuan- temuan pemeriksaan harus didasarkan pada berbagai hal, yaitu : 1. Kriteria, yaitu sebagai standar, ukuram, atau harapa yang digunakan dalam melakukan evaluasi dan verifikasi.

14 2. Kondisi, yaitu berbagai bukti nyata yang dikemukakan oleh pemeriksa dalam pelaksanaan pemeriksaan. 3. Sebab, yaitu alasan yang dikemukakan atas terjadinya perbedaan antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang sesungguhnya. 4. Akibat, yaitu risiko atau kerugian yang dihadapi oleh unit organisasi atau pihak yang diperlukan karena erdapatnya kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria. 5. Dalam laporan tentang temuan dapat dicantumkan berbagai rekomendasi, serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh pihak yang diperiksa Menurut Soejono Karni (2000:35) Fraud diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu 1. Kecurangan manajemen 2. Kecurangan karyawan 3. Kecurangan komputer Menurut Tuanakotta (2007:159) ada ungkapan yang secara mudah ingin menjelaskan penyebab atau akar permasalahan dari fraud. Ungkapan itu adalah: fraud by need, by greed and by opportunity. Maksud dari ungkapan tersebut adalah jika kita ingin mencegah fraud, hilangkan atau tekan sekecil mungkin penyebabnya. Karakteristik sebelumnya dari fraud manajemen menunjukkan bahwa pihak manajemen sering kali melakukan hal yang melanggar peraturan dengan mengesampingkan sistem pengendalian internal yang efektif. Ketika pihak manajemen menggunakan laporan keuangan tersebut untuk menciptakan ilusi,

15 data yang diinput biasanya dimanipulasi dengan memasukkan transaksi yang salah atau dapat dipertanyaan atau penilaian yang dapat dipertanyakan berkaitan dengan alokasi biaya atau pengakuan pendapatan. Tujuan utama pencegahan fraud adalah untuk menghilangkan sebab-sebab munculnya fraud. Menurut Amrizal (2004:3) fraud sering terjadi apabila: 1. Pengendalian internal tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar atau tidak efektif. 2. Pegawai diperkerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka. 3. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau di-tempatkan dengan tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan. 4. Model manajemen melakukan fraud, tidak efisien danatau tidak efektif serta tidak taat pada hukum dan peraturan yang berlaku. 5. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang harus dipecahkan, masalah keuangan, masalah kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan. 6. Industri di mana perusahaan menjadi bagiannya memiliki sejarah atau tradisi terjadinya kecurangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut : Audit internal berperan dalam mendeteksian kecurangan.

16 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan pada PT Bank Rakyat Indonesia kantor cabang AH. Nasution yang terletak di Jl. AH. Nasution, No.140, Kota Bandung, Jawa Barat. Waktu penelitian dimulai pada bulan 3 Maret 2016 sampai dengan 20 April 2016.