RELAYOUT TATA LETAK FASILITAS UNTUK MEMINIMASI ONGKOS MATERIAL HANDLING

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI GUNA MEMINIMUMKAN JARAK DAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DI UD. SRI JAYA

Perancangan Tata Letak

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Usulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII *

ANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.

Perancangan Tata Letak

ABSTRAK. Kata kunci : tata tetak (layout), penataan mesin, meminimumkan jarak perpindahan, load distance. viii. Universitas Kristen Maranatha

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PADA LANTAI PRODUKSI UNTUK PERCEPATAN PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB V ANALISIS HASIL

Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI

BAB III METODE PENELITIAN

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling

BAB V HASIL DAN ANALISIS

Optimalisasi Tata Letak Mesin Produksi Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. ABC Aceh Besar

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, bidang ekonomi merupakan bidang yang menjadi

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi

I. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci : Tata Letak Fasilitas Produksi, Efisiensi, Total Jarak Perpindahan.

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri atas teknik-teknik dan prinsipprinsip

RANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI FENDER MENGGUNAKAN AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM DI PT. AGRONESIA DIVISI TEKNIK KARET*

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Yunanto (1998) dalam skripsinya yang berjudul Perencanaan Layout

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN

BAB I PENDAHULUAN. ini tentunya dapat dilakukan dengan cara mengatur layout pabrik sedemikian rupa

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM (ALDEP) DI CV. KAWANI TEKNO NUSANTARA *

PABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI)

Perancangan Ulang Tata Letak Mesin pada Lantai Produksi di Biro Workshop PT. Semen Padang

Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI UNTUK PENANGANAN MASALAH MATERIAL HANDLING DAN TATA RUANG DI PT. JAMU INDONESIA SIMONA

Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture)

MODUL PEMBELAJARAN FROM TO CHART (FTC) TABEL SKALA PRIORITAS (TSP) ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktivitas mesin. Mesin telah mengurangi beban kerja manusia dalam hal

Landasan Teori BAB II

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Systematic Layout Planning

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha. m 2 atau dapat melakukan efisiensi total luas area sebesar 34,56 %. Tata letak

PERANCANGAN MODEL SIMULASI TATA LETAK FASILITAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI (STUDI KASUS CV. SARI TEKNIK)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TATA LETAK FASILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY RELATIONSHIP CHART PADA INDUSTRI MEBEL BAMBU KARYA MANUNGGAL YOGYAKARTA

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK WORKSHOP DENGAN METODE ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC) DI PT KOBEXINDO TRACTORS Tbk

Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler

MINIMASI WASTE BERDASARKAN KONSEP LEAN MANUFACTURING MELALUI PERANCANGAN ULANG SHOP FLOOR LAYOUT PADA UNIT SKM PT. DJITOE ITC SURAKARTA

Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage

BAB 2 LANDASAN TEORI

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

TUGAS AKHIR. PERBAIKAN TATA LETAK WAREHOUSE FINISH GOOD DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING ( Studi Kasus : PT.SURYA TOTO INDONESIA.

BAB V HASIL DAN ANALISA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PABRIK KILANG KAYU CV. X

USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA CORELAP

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK...

Pendahuluan BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK PABRIK DAN MATERIAL HANDLING PADA PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

RELAYOUT TATA LETAK FASILITAS UNTUK MEMINIMASI ONGKOS MATERIAL HANDLING Yoehendrio, Noviyarsi, Lestari Setiawati Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta E-mail : yoe_182@ymail.com ABSTRACT CV. Citra Dragon is a company engaged in the field of agricultural equipment. One of the types of products that are manufactured Thresher. Preparation of production facilities in the CV. Citra Dragon looks less irregular and there are indications that the layout is now less than optimal conditions, such as; the flow of material back and forth (back tracking), work area and a less regular arrangement of the facilities are still a mess. It also raises the amount of material transfer distances and high costs for material handling costs (OMH). The purpose of this research is the improvement of the layout of production facilities to minimize material handling costs (OMH) based products Thresher. The final results obtained total floor area on the layout of the design of 456.05 with an efficiency of 39.51%. And the calculation of the total material handling costs in the design layout for Rp.206.628,5,- /month with an efficiency of 60.66%. Obtained difference in material handling costs on the existing layout to layout the design of Rp. 318 630,- /month, and the total efficiency of Rp.2.433.630,- /month, which is obtained from OMH efficiency and time efficiency of production.. Keywords : Layout, OMH, Tresher. 1. PENDAHULUAN Perencanaan tata letak pabrik adalah merupakan salah satu aktivitas yang harus dilaksanakan didalam desain pabrik secara keseluruhan, untuk itu kita perlu mempelajari bagaimana merancang sebuah tata letak yang baik. Perencanaan tata letak pabrik yang dipelajari tersebut merupakan salah satu disiplin ilmu teknik yang merupakan penggambaran susunan unsur fisik dari kegiatan industri manufaktur. Perancangan disusun atas dasar kegiatan di dalam pabrik, hasil dari rancangan tersebut dikenal sebagai tata letak pabrik (Plant Lay Out) dan tata letak yang baik selalu melibatkan tata cara pemindahan bahan. Dalam merancang sebuah pabrik harus direncanakan dengan matang dimana kegiatan proses produksi tersebut membutuhkan sejumlah mesin dan peralatan sejumlah tenaga kerja dan lainlainnya yang nantinya diharapkan dapat bekerja sama antara satu dengan yang lainnya dalam melakukan suatu proses produksi, dan untuk mencapai suatu kondisi yang baik diperlukan adanya suatu sistem yang menjadi acuan dalam melakukan perancangan suatu pabrik. Oleh

sebab itu diperlukannya perancangan tata letak pabrik tersebut. Penelitian dilakukan pada CV. Citra Dragon yang menghasilkan berbagai macam produk pertanian. Namun dari sekian banyak produk yang dihasilkan itu pengamatan yang dilakukan hanya berkisar tentang pembuatan produk yang kontinue dibuat setiap bulan yaitu Thresher (mesin perontok gabah). Penyusunan fasilitas produksi di CV. Citra Dragon terlihat kurang beraturan dan ada indikasi bahwa kondisi layout sekarang kurang optimal, seperti adanya aliran material yang bolakbalik ( back tracking), area kerja yang kurang beraturan dan sususan fasilitas yang masih berantakan. Misalnya pada pembuatan komponen saringan, disini material dibawa dari gudang ke mesin potong, kemudian ke mesin las, lalu ke mesin gulung dan kembali lagi ke mesin las. Jarak antara masing-masing mesin tersebut cukup jauh karena penataan tata letak fasilitas disini tidak mempertimbangkan hubungan kedekatan antar fasilitas. Oleh karena itu dilakukan perancangan ulang tata letak fasilitas produksi untuk meminimasi ongkos material handling (OMH) pada CV. Citra Dragon tersebut berdasarkan produk Thresher. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dilakukan penelitian dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul Relayout Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yang pertama merancang ulang tata letak produksi berdasarkan proses operasi mesin tresher dan meminimasi ongkos material handling. Pada penelitian ini penulis melakukan pembatasan pada masalah yang diambil agar tidak menyimpang terlalu jauh dari yang diinginkan. Adapun pembatasan yang diambil adalah sebagai berikut : - Perancangan tata letak fasilitas dilakukan pada lantai produksi di CV. Citra Dragon. - Perancangan Tata letak berdasarkan produk yang paling banyak dan selalu diproduksi yaitu Thresher (Mesin perontok gabah), sementara OMH mempertimbangkan dua produk lain. - Jumlah mesin yang dibutuhkan berdasarkan jumlah mesin yang ada di perusahaan. - Dalam penelitian ini permasalahan yang berkaitan dengan aspek biaya maupun finansial bagi perusahaan karena perubahan layout tidak akan dipertimbangkan. 2. TINJAUAN LITERATUR Menurut Wignjosoebroto (2003), pabrik yang dalam istilah asingnya dikenal dengan istilah factory atau plant adalah

setiap tempat dimana faktor-faktor seperti manusia, mesin dan peralatan (fasilitas) produksi lainnya, material, energi, uang (modal/kapital), informasi dan sumber daya alam dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secara efektif. Menurut Purnomo (2004), ada beberapa tujuan perancangan tata letak fasilitas, antara lain : 1. Memanfaatkan area yang ada. 2. Pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lebih besar. 3. Meminimumkan meterial handling. 4. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kemacetan dan kesimpang siuran. 5. Memberikan jaminan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi tenaga kerja. 6. Mempersingkat proses manufaktur. 7. Mengurangi persediaan setengah jadi. 8. Mempermudah aktivitas supervisi. Tata leta pabrik dibedakan dalam beberapa macam/tipe, sesuai dengan cara penempatan fasilitas-fasilitasnya yaitu : (Thompkins, el al, 1996). 1. Product Layout merupakan tata letak dimana mesin/fasilitas dan pusat kerja ditempatkan sesuai dengan urutan proses pembuatan suatu produk. 2. Process layout memiliki ciri khusus, yaitu adanya pengelompokkan mesin/fasilitas dan pusat kerja dengan fungsi yang sejenis. 3. Fixed layout, meterial atau komponen produk utama akan tinggal tetap pada posisi/lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. 4. Group Technology Layout, didasarkan pada pengelompokkan produk atau komponen yang akan dibuat. Produkproduk yang tidak identik dikelompokkan berdasarkan langkahlangkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai dan sebagainya. 1. Luas Lantai Untuk melakukan aktivitas perusahaan perlu adanya ruangan yang memiliki ketentuan-ketentuan sesuai dengan yang dibutuhkan. Kebutuhan untuk luas ruangan atau lantai harus mempertimbangkan seluruh aktivitas yang ada (Meyers, 1993). Secara matematis untuk mendapatkan luas lantai : TLL = LM + LO + LT + LSc + LG Dimana : TLL : Total Luas Lantai LM : Luas mesin LO : Luas Operator LG : Luas gang LSc : Luas Scrap LT : Luas tumpukan

2. Ongkos Material Handling Di dalam merancang Tata Letak Pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan ( material handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah type lay out yang akan digunakan. Ongkos material handling adalah ongkos yang dikeluarkan untuk melakukan pemindahan material dari satu departemen menuju departemen yang lain untuk dilakukannya proses produksi selanjutnya. Tujuan ongkos material handling adalah menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan terhdap material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi: menghemat penggunaan luas lantaiengurangi beban manusia dan kecelakaan, meningkatkan semangat kerja, mengurangi biaya handling /penanganan, mengurangi biaya over head, mengurangi biaya produksi. 3. Ukuran Jarak Perpindahan Terdapat beberapa macam sistem yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran jarak suatu lokasi terhadap lokasi yang lain. Ukuran aktual yang digunakan tergantung pada ketersediaan personil yang memenuhi syarat, waktu untuk mengumpulkan data, dan material handling yang digunakan. Menurut Purnomo (2004), ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung jarak perpindahan material. Metode tersebut yaitu metode jarak euclidean, metode jarak squared euclidean, metode jarak rectilinear. 4. Activity Relationship Chart ARC merupakan suatu teknik untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan. 5. Activity Relatioship Diagram ARD merupakan penggambaran penempatan fasilitas pada kondisi paling optimal (berdasarkan derajat hubungan aktivitasnya) tanpa mempertimbangkan luas area yang diperlukan. 6. Area Allocation Diagram AAD merupakan diagram lanjutan dari hubungan kegiatan-kegiatan dalam bentuk rancangan tata letak sesuai dengan langkah-langkah dan perhitungan-perhitungan, serta prosedur -prosedur yang dilakukan dalam mencapai rancangan tata letak yang ideal.

3. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 1. Metodologi Penelitian.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perhitungan Frekwensi Perpindahan Frekwensi perpindahan material merupakan proses identifikasi terhadap aliran material antar area kerja. Tabel 1. Rekapitulasi jarak perpindahan antar fasilitas produksi Gambar 2. Activity Relationship Chart 4.2.` Activity Relationship Chart Activity Relationship Chart dibuat untuk memudahkan dalam pembuatan Activity Relationship Diagram (ARD). Pada ARC ini yang diinput kedalamnya adalah derajat kedekatan, yang diikuti dengan tanda bagi setiap derajat kedekatan tersebut dan disertai derajat pemisahan yaitu kegiatan yang sebaiknya dipisahkan dengan alasan. 4.3. Activity Relationship Diagram Setelah mengetahui nilai dan derajat hubungan fasilitas - fasilitas mana saja yang mutlak, penting, tidak penting dan tidak dikehendaki harus didekatkan pada ARC, kemudian dilakukan pembuatan ARD (Activity Relationship Diagram). ARD merupakan diagram balok yang menunjukkan kedekatan antara kegiatan kegiatan atau fasilitas - fasilitas yang saling terkait. Gambar 3. Activity Relathionship Diagram

4.3. Perhitungan Kebutuhan Luas Area Pada perhitungan luas lantai area produksi, yang bertujuan untuk mengetahui berapa luas lantai produksi yang dibutuhkan, diperhitungkan berbagai macam faktor, yaitu ukuran mesin beserta input dan outputnya, area kerja operator, jarak antar mesin, dan lebar gang untuk lalu lintas, serta ukuran scrap yang tersedia. Tabel 2. Rekapitulasi Kebutuhan Luas Area 11575 6 Mesin Lipat 4 MesinPress 8 Mesin Bubut AREA ALLOCATION DIAGRAM DIPETAKAN OLEH : YOEHENDRIO TANGGAL DIPETAKAN :26 Mei 2014 SKALA :1 : 500 UKURAN : MM 3 Mesin Potong Plat 9 Mesin Las 2 Mesin Potong Besi 5 Mesin Punching 7 MesinRolling 10 Pengecatan 1 Storage 11 Ware House 9850 Gambar 4. Area Allocation Diagram 4.5. Perhitungan Layout Hasil Rancangan 4.5.1. Perhitungan Jarak Perpindahan Layout Hasil Rancangan 4.4. Area Allocation Diagram (AAD) Area Allocation Diagram (AAD) merupakan diagram lanjutan dari hubungan kegiatan-kegiatan dalam bentuk rancangan tata letak sesuai dengan langkah-langkah dan perhitunganperhitungan, serta prosedur-prosedur yang dilakukan dalam mencapai rancangan tata letak yang ideal. Dalam pembuatan AAD, data yang diambil yaitu data dari ARD. Tabel 3. Jarak Perpindahan Layout Hasil Rancangan

4.5.2. Perhitungan Ongkos Material Handling Layout Hasil Rancangan Untuk menentukan biaya material handling pada layout hasil rancangan diperlukan data frekwensi perpindahan material data waktu perpindahan material antar departement per detik, serta total waktu perpindahan, dimana total waktu perpindahan didapatkan dengan mengalikan frekwensi perpindahan dengan waktu perpindahan per detik. Pada perhitungan total waktu perpindahan, frekuensi perpindahan dikalikan dengan waktu perpindahan. Salah satu contoh perhitungan total waktu perpindahan : 1. Dari A ke B 22 x 7,6 = 167,2 Tabel 6. Total Waktu Perpindahan (detik) Tabel 4. Frekwensi Perpindahan (kali) Tabel 5.Waktu Perpindahan (detik) Selanjutnya dilakukan perhitungan pencarian biaya material handling/detik. Berikut perhitungannya : Gaji/bulan : Rp. 1.700.000 Waktu kerja = 7 jam 1 bulan = 25 hari = 7 x 3.600 = 25.200 detik Total waktu/bulan = 25200 x 25 hari = 630.000 detik Jadi, upah/detik = =... / / = Rp.2,7/detik

Tahap terakhir dilakukan perhitungan biaya material handling antara departement yang saling berkaitan, kemudian diakumulasikan sehingga mendapatkan biaya total material handling untuk tata letak produksi yang baru. Berikut contoh perhitungannya : 1. Dari A ke B Total waktu perpindahan = 167,2/detik Upah/detik = Rp.2,7/detik OMH = Total waktu perpindahan x Upah/detik = 167,2/detik x Rp.2,7/detik = Rp.451,4/detik Tabel 7. Total OMH (detik) Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh effisiensi hasil rancangan. Tabel 8. Effisiensi Hasil Rancangan Existing Relayout Selisih Efisiensi Waktu Perpindahan 2996,7 1140,4 1856,3 61,94% (dtk) Luas Lantai ( ) 754 456,05 297,95 39,51 % Berdasarkan effisiensi waktu perpindahan, maka terjadi effisiensi terhadap OMH dan waktu produksi. a. Effisiensi terhadap OMH/bulan Tabel 9. Effisiensi OMH Existing Relayout Selisih Efisiensi OMH 525.258,5 206.628,5 318.630 60,66 % (Rp/bulan) b. Effisiensi terhadap waktu produksi Total waktu perpindahan/unit = 265.037,41 detik Effisiensi waktu perpindahan/unit = 1856,3 detik Total effisisensi waktu perpindahan = 1856,3 detik x 65 unit = 120.659,5 detik Jadi, total ongkos material handling pada tata letak produksi yang baru sebesar Rp.3.078,9/detik. c. Rasio effisiensi waktu perpindahan terhadap waktu produksi/unit 120.659,5 265.037,41 = 0,47 Harga 1 unit mesin tresher = Rp.4.500.000,- Effisiensi terhadap waktu produksi/bulan = Rp.4.500.000,- x 0,47 = Rp.2.115.000,-

Total effisiensi/bulan = Rp.2.115.000,- + Rp.318.630,- = Rp.2.433.630,- Wignjosoebroto, Sritomo (2003). Tata Letak Dan Pemindahan Bahan.Surabaya: Penerbit Guna Widya. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perancangan tata letak yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan perhitungan dari hasil perancangan didapat total luas lantai sebesar 456,05 m dan effisiensi OMH sebesar Rp. 318.630,-/bulan. 2. Hasil rancangan memberikan total effisiensi sebesar Rp.2.433.630,-/bulan, yang didapatkan dari effisiensi OMH dan effisiensi waktu produksi. DAFTAR PUSTAKA Apple, James M. (1990). Tata Letak Pabrik & Pemindahan Bahan Edisi-3.Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung. Meyers, Fred. E. (1993). Plant Layout And Material Handling. New Jersey : Prentice Hall. Purnomo, Hari. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Yogyakarta. PT. Graha Ilmu. Indonesia. Thomkins, James.A, White, John.A, Bozer, Yavuz.A, Tanchoco,J.M.A and Trevinom Jaime (1996). Facilities Planning Second Edition. New York: Jhon Willey And Sons.