BAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas laut seluas 64,85% dari

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Provinsi Jambi memiliki sumberdaya perikanan yang beragam dengan jumlah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia ini khususnya di negara berkembang. Sekitar 1,29 milyar penduduk dunia

I. PENDAHULUAN. penerima program pembangunan karena hanya dengan adanya partisipasi dari

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. terutama di Negara-negara berkembang. Indonesia merupakan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses yang menunjukan adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pedesaan merupakan bagian integral dari pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanggung negara ini cukup berat, dengan kata lain rakyat dan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor pertanian. Sehingga pembangunan yang menonjol juga berada pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Banyak permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDHAULUAN. dari masyarakat penerima program maka hasil pembangunan tersebut akan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok ini menyatukan perempuan-perempuan menjadi satu organisasi dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat. dalam (power within), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Sumiati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan oleh masyarakat. Sedangkan proses untuk mencapai tujuan itu. dinyatakan dalam berbagai strategi pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disegala bidang. Mengingat semakin meningkatnya migrasi dari desa ke kota

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. akan menyebabkan terjadinya regional disparity. Oleh karena itu, pedesaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap pembangunan di suatu daerah seyogyanya perlu dan

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khaidar Syaefulhamdi Ependi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. program tersebut adalah PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri adalah. pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan/bahari. Dua pertiga luas wilayah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pelaksanaan Pemberdayaan Sumber Daya Petani Kopi di Desa. Sekincau Kabupaten Lampung Barat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian aktivitas yang direncanakan untuk memajukan kondisi kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEREMPUAN DALAM PEMANFAATAN AIR SUNGAI KAPUAS KOTA PONTIANAK TUGAS AKHIR

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan atauran dari suatu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kalangan. Persoalan ini selain menyangkut sebagian besar (±75%) masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

PERAN DPRD KOTA MEDAN DALAM PENGAWASAN APBD KOTA MEDAN T.A BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 32 TAHUN 2004

BAB VII REFLEKSI TEORITIS A. ANALISIS TEORI PRESPEKTIF TEORI PEMBERDAYAAN. menggunakan teori pemberdayaan. Dalam konsep pemberdayaan, manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengembangan daerah baik pemerintah maupun masyarakat daerah.

BAB I. PENDAHULUAN. ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

PENINGKATAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAAN UMUM KABUPATEN BATUBARA SKRIPSI. Oleh: BISMA AFRIANSYAH BUDI LUBIS

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Sebagai desa yang berada di wilayah pesisir, Desa Bogak memiliki kekayaan potensi alam laut yang cukup besar seperti segala jenis ikan, udang, kepiting, kerang, dan cumi-cumi. Selain itu Desa Bogak juga memiliki potensi alam lokal lain seperti hutan mangrove yang luas yang dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Desa Bogak memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.036 orang dengan jumlah kepala keluarga sebesar 1.251 KK (Kantor Kepala Desa Bogak, 2014). Adapun profesi masyarakat pesisir di desa ini didominasi oleh usaha perikanan yakni sebagai nelayan. Panayotou (1982) dalam Nikijuluw (2001) menekankan bahwa masyarakat nelayan lebih senang memiliki kepuasan hidup yang diperoleh dari hasil menangkap ikan dibandingkan kegiatan yang hanya berorientasi pada peningkatan pendapatan. Menurutnya hal seperti ini mengakibatkan mereka sulit untuk melakukan perubahan karena mereka sudah merasa nyaman dengan kehidupan seperti itu. Sejalan dengan hal tersebut, Lewaherilla (2002) juga menyebutkan bahwa masyarakat pesisir yang didominasi oleh usaha perikanan pada umumnya masih berada pada garis kemiskinan, mereka tidak mempunyai pilihan mata pencaharian, memiliki tingkat pendidikan yang rendah, serta tidak mengetahui dan menyadari kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Apa yang dikemukakan oleh Lewaherilla dalam penelitiannya tersebut juga terdapat di Desa Bogak, dimana berdasarkan hasil observasi tim Program Bina Desa 2014, di Desa Bogak terdapat 579 KK penduduk miskin dengan presentase 47% dari total kepala keluarga. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat di 11

Desa Bogak memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Selain masalah kemiskinan, masih rendahnya keterampilan dan pendidikan yang dimiliki masyarakat juga menjadi suatu problema yang membuat mereka tidak mampu melakukan perubahan dalam kehidupan mereka. Selama ini, kebijakan pembangunan di Indonesia terutama pembangunan desa selalu bersifat top down dan sektoral. Hal tersebut mengakibatkan kondisi di desa tidak tersentuh pembangunan secara utuh, infrastruktur dasar tidak terpenuhi, aktivitas ekonomi sangat rendah, dan sarana pendidikan terbatas dimana sebagian besar baru terpenuhi untuk sekolah dasar saja. Seyogianya pembangunan desa yang dilakukan harus menerapkan prinsip-prinsip desentralisasi yang bersifat bottom up yang mengikutsertakan masyarakat secara aktif. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dimana konsep otonomi desa yang tertuang didalamnya memberikan kedudukan yang kuat bagi desa dan masyarakatnya untuk melaksanakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhannya, dimana proses pembangunan secara bertahap telah bergeser mengarah kepada proses yang memungkinkan masyarakat dapat berpartisipasi secara keseluruhan, sejak dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendaliannya oleh masyarakat. Melalui proses semacam ini maka keinginan-keinginan dan kebutuhan masyarakat desa dapat disalurkan dan diwujudkan dalam program pembangunan desa. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, tujuan pembangunan desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan 12

pembangunan perdesaan dapat dilakukan dengan peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan melalui program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk mempersiapkan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan. Prijono dan Pranarka (1996) menyebutkan proses pemberdayaan menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya serta mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya. Oleh sebab itu dalam pemberdayaan masyarakat diperlukan adanya kepedulian yang diwujudkan dalam kemitraan dan kebersamaan antara pihak yang sudah maju dengan pihak yang belum berkembang yang merupakan kelompok atau lapisan masyarakat yang masih tertinggal. Pemberdayaan masyarakat akhir-akhir ini sering mendapat perhatian luas dari banyak kalangan baik birokrat atau pemerintah, kalangan professional hingga dari kalangan ilmuan termasuk institusi pendidikan atau perguruan tinggi. Berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat tersebut banyak sudah kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh berbagai kalangan tersebut, yang tujuannya untuk memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat. Dari kalangan ilmuan, institusi pendidikan khususnya Departemen Sosiologi juga ikut serta dalam membuat sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dinamakan Program Bina Desa. Program Bina Desa merupakan salah satu program kegiatan pemberdayaan masyarakat yang menekankan pada penguatan solidaritas kelompok masyarakat desa dan pemanfaatan potensi alam lokal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan prinsip pembangunan yang bersifat bottom up. Program ini ditujukan untuk membangun desa tertinggal dengan memberdayakan masyarakatnya sebagai upaya dalam pengentasan kemiskinan. 13

Desa Bogak merupakan desa yang menjadi sasaran diselenggarakannya Program Bina Desa pada tahun 2014. Selain karena kondisi ekonomi masyarakat yang rendah, kondisi sosial seperti banyaknya sumberdaya manusia serta tersedianya sumberdaya alam yang berlimpah juga menjadi alasan terselenggaranya program di desa tersebut. Dalam program ini, masyarakat di Desa Bogak diberi penyadaran dan pelatihan keterampilan dalam memanfaatkan potensi alam local yang banyak terdapat di desa ini seperti tanaman mangrove dan limbah laut pesisir (kulit kerang) yang selama ini dibiarkan begitu saja. Pelatihan keterampilan ini diberikan guna meningkatkan kreatifitas masyarakat setempat khususnya perempuan sebagai upaya dalam pengentasan kemiskinan. Pelatihan ini khusus diberikan kepada perempuan-perempuan di Desa Bogak, sebab selama ini mereka hanya menjadi ibu rumah tangga biasa yang tidak memiliki pekerjaan tetap untuk membantu perekonomian keluarga, selain itu juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis dan strategis jender. Selama ini segala bentuk kebijakan yang berjalan adalah bias jender perempuan, sehingga kaum perempuan di sana tidak mendapat keuntungan yang konkrit dari kebijakan yang ada dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Program Bina Desa ini telah berjalan selama enam bulan dimulai sejak pertengahan hingga akhir tahun 2014. Berdasarkan hasil observasi tim pelaksana program, di desa ini belum pernah ada program pemberdayaan masyarakat dari pihak manapun, sehingga Program Bina Desa ini merupakan program pemberdayaan masyarakat pertama yang baru dilaksanakan di Desa Bogak yang diselenggarakan oleh khususnya Departemen Sosiologi, dimana yang menjadi tim pelaksana programnya adalah mahasiswa yang masih berstatus aktif. Berdasarkan hal tersebut maka saya tertarik untuk mengetahui respon masyarakat sasaran terhadap program tersebut. 14

Poewadarminta (1993) menyebutkan respon adalah reaksi baik positif maupun negatif yang diberikan oleh seorang atau sekelompok orang. Menurutnya, respon akan timbul ketika seorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan dilaksanakan, kemudian menginterpretasikan objek yang dirasakan tadi. Sejalan dengan definisi tersebut, Azwar (1988) juga mengatakan bahwa respon seseorang terhadap suatu stimulus atau objek dapat dalam bentuk baik atau buruk, dan positif atau negative. Menurutnya, apabila respon positif maka orang yang bersangkutan cenderung untuk menyukai atau mendekati objek, sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut. Respon masyarakat dalam hal ini merupakan suatu indikator untuk mengetahui apakah program pemberdayaan tersebut benar-benar dibutuhkan, diterima, serta dimanfaatkan oleh masyarakat sasaran. Sebelumya penelitian yang terkait tentang respon masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat ini sudah pernah dilakukan. Adapun penelitian yang relevan diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ananta Hidayat Purba pada tahun 2006 yang berjudul Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir. Penelitian tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana respon masyarakat terhadap PNPM-MP di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa respon masyarakat terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah positif, namun partisipasi masyarakat dalam kegiatan program tersebut masih rendah. Selain itu ada juga penelitian oleh Grace Leliharni Damanik pada tahun 2013 yang berjudul Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaaan Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Medan Selayang. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang. Berdasarkan hasil analisis data 15

dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang adalah positif. Beberapa penelitian terdahulu tersebut mengkaji respon masyarakat terhadap program pemberdayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Maka dalam penelitian ini penulis ingin melakukan penelitian pada lokasi dan objek yang berbeda. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai respon masyarakat pesisir di Desa Bogak terhadap program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dari di desa tersebut. Maka penelitian ini akan diberi judul Respon Masyarakat Pesisir Terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Alam Lokal (Studi Deskriptif Program Bina Desa kelompok perempuan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana respon masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat (Program Bina Desa kelompok perempuan) berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak? 2. Apakah ada perbedaan partisipasi masyarakat dalam kegiatan program pemberdayaan masyarakat (Program Bina Desa kelompok perempuan) berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak berdasarkan respon masyarakat terhadap program tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 16

1. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat (Program Bina Desa kelompok perempuan) berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak. 2. Untuk mengetahui perbedaan partisipasi masyarakat dalam kegiatan program pemberdayaan masyarakat (Program Bina Desa kelompok perempuan) berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak berdasarkan respon masyarakat terhadap program tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis yakni hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa sosiologi serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosiologi khususnya bagi sosiologi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Selain manfaat teoritis, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis yakni hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dari pada hasil penelitian dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang penelitian sebelumnya. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input bagi pemerintah terkait dengan kebijakan program pembangunan yang berorientasi pada partisipasi masyarakat langsung sebagai upaya dalam mensejahterakan masyarakat khususnya pada masyarakat pesisir. 1.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus di uji kebenarannya. Arikunto (2006 :71) mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan itu belum final, masih harus dibuktikan kebenaranya atau hipotesis adalah jawaban sementara. Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan 17

data yang diperoleh dari sampel penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ada perbedaan partisipasi masyarakat dalam kegiatan program pemberdayaan masyarakat (Program Bina Desa kelompok perempuan) berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak berdasarkan respon masyarakatnya terhadap program tersebut 1.6. Defenisi Konsep Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah defenisi abstrak mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala (Moleong,1997:67). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian. Untuk memfokuskan penelitian ini maka peneliti memberikan batasan konsep sebagai berikut : 1. Respon masyarakat adalah tanggapan masyarakat terhadap suatu objek atau fenomena tertentu. Dalam penelitian ini respon masyarakat yang dimaksud adalah tanggapan positif atau tanggapan negative masyarakat terhadap Program Bina Desa dan juga terhadap perilaku pengabdi sebagai pelaksana program tersebut yang dalam hal ini merupakan mahasiswa. 2. Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir. Dalam penelitian ini masyarakat pesisir yang dimaksud adalah masyarakat pesisir di Desa Bogak yang menjadi sasaran pelaksanaan Program Bina Desa. 18

3. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mempersiapkan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan sehingga dapat melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan masyarakat di Desa Bogak khususnya perempuan dengan memberikan penyadaran dan pelatihan keterampilan dalam memanfaatkan potensi alam lokal yang tersedia di desa ini dengan tujuan untuk mengubah kualitas kehidupan masyarakat di Desa Bogak agar dapat keluar dari belenggu kemiskinan, serta menguatkan solidaritas kelompok masyarakat desa dalam mencapai tujuan tersebut. 4. Penyadaran berarti mengupayakan masyarakat menjadi sadar bahwa mereka tidak hanya mempunyai masalah masalah namun juga memiliki tujuan-tujuan untuk memperbaiki kehidupan mereka. Masyarakat yang sadar juga mulai menemukan peluang atau sumberdaya-sumberdaya yang ada yang selama ini tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Dengan penyadaran tersebut masyarakat menjadi mampu merumuskan kebutuhankebutuhan dan aspirasinya. 5. Pelatihan keterampilan adalah kegiatan melatih suatu kecakapan atau keahlian dalam mengerjakan sesuatu. Dalam penelitian ini keterampilan yang dimaksud adalah kecakapan atau keahlian dalam mengelola sumberdaya alam seperti limbah kulit kerang menjadi aksesoris dan tanaman mangrove menjadi bahan makanan yang bernilai jual. 6. Solidaritas merupakan suatu keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Dalam penelitian ini solidaritas yang dimaksud adalah kondisi solidaritas kelompok yang terjalin diantara anggota kelompok perempuan yang 19

merupakan sasaran dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Solidaritas tersebut menunjukkan bagaimana kekompakan mereka dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan yakni masyarakat yang mandiri dan sejahtera. 7. Program pemberdayaan masyarakat yakni kegiatan pemberdayaan masyarakat yang lebih bersifat sistematis, dimana dalam pelaksanaannya akan menggunakan beberapa tahapan pelaksanaan dalam rangka meraih suatu tujuan yang sudah ditentukan jangka waktunya. Dalam penelitian ini program pemberdayaan yang dimaksud adalah Program Bina Desa yang telah berjalan selama enam bulan, dimana kegiatan pemberdayaannya meliputi beberapa tahapan diantaranya tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. 8. Berbasis sumberdaya potensi alam local merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan dan mengelola sumber daya pesisir seperti tanaman mangrove dan limbah kulit kerang yang banyak ditemukan di Desa Bogak. 9. Partisipasi adalah keterlibatan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu kegiatan dengan kesadaran disertai tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam penelitian ini partisipasi yang dimaksud adalah keterlibatan masyarakat di Desa Bogak dalam kegiatan program pemberdayaan yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi program tersebut. 1.7 Operasional Variabel Defenisi operasional adalah spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur atau memanipulasi suatu variabel. Defenisi operasional memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut (Sarwono, 2006:12). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 20

Variable Indikator Uraian Skala Respon Tanggapan positif atau negative masyarakat Adanya program pemberdayaan masyarakat di Desa Bogak Mekanisme program Perilaku mahasiswa selaku pelaksana program pemberdayaan masyarakat Nominal Tahap perencanaan program Kehadiran masyarakat pada kegiatan sosialisasi oleh pelaksana program Partisipasi Tahap pelaksanaan program Keaktifan masyarakat mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan keterampilan dalam pelaksanaan program pemberdayaan Kesediaan masyarakat memberikan bantuan berupa materi/peralatan yang digunakan dalam kegiatan pelatihan Nominal Tahap evaluasi program Kemauan masyarakat untuk berkreatifitas Keberanian masyarakat berwirausaha Hubungan sosial yang baik antar masyarakat 21