BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

BAB II PENGUKURAN ALIRAN. Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang

Diagram blok sistem pengukuran

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

BAB II LANDASAN TEORI

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung

BAB II DASAR TEORI. Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

LAPORAN PERCOBAAN 1 GAYA PADA BIDANG MIRING

BAB II TINJAUAN TEORITIS

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

PENGANTAR ALAT UKUR. Bab PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN

KELAS:. KERJAKAN PADA LEMBAR INI UNTUK SEMUA SOAL GUNAKAN ATURAN ANGKA PENTING KECUALI ADA PETUNJUK LAIN

Fisika Umum (MA101) Zat Padat dan Fluida Kerapatan dan Tekanan Gaya Apung Prinsip Archimedes Gerak Fluida

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA KATA PENGANTAR PENYUSUN: Nanang Wahdiat ( ) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA SELATAN

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan

Bab III HIDROLIKA. Sub Kompetensi. Memberikan pengetahuan tentang hubungan analisis hidrolika dalam perencanaan drainase

Bab III. Metodelogi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

Cara uji penetrasi aspal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

MODUL II VISKOSITAS. Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum.

12/27/2013. Latihan Materi UAS FISIKA FTP FISIKA FLUIDA. Latihan Soal

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

SISTEM PENGATURAN LOOP TERTUTUP

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

LAPORAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL JUDUL PENELITIAN

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

Materi Konsep dasar & istilah dalam Angka-angka Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aliran Fluida. Konsep Dasar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

1/Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS

BAB III METOLOGI PENELITIAN

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic

BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu

Fisika Umum (MA-301) Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

DASAR PENGUKURAN FISIKA

BAB II LANDASAN TEORI

ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

Multiple Channel Fluidity Test Castings Pengujian ini digunakan untuk mengetahui fluiditas aliran logam cair saat

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan mebandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran standart. Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. Sedangkan pembandingnya yang disebut sebagai alat ukur. Pengukuran banyak sekali dilakukan dalam bidang teknik atau industri. Sedangkan alat ukurnya sendiri banyak sekali jenisnya, tergantung dari banyak faktor, misalnya objek yang diukur serta hsil yang di inginkan. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran adalah : 1. Standart yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan 2. Tata cara pengukuran dan alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan. Pengetahuan yang harus dimiliki adalah bagaimana menetukan besaran yang akan diukur, bagaimana mengukurnya dan mengetahui dengan apa besaran tersebut harus diukur. Ketiga hal tersebut harus mutlak dimiliki oleh orang yang akan melakukan pengukuran. Pengetahuan akan alat ukur dan objek yang dihadapi adalah suatu syarat agar pengukuran yang benar dapat dilakukan. Ini juga berati bahwa cara

melakukan pengukuran yang benar akan diperoleh, jika objek yang dihadapi dapat diketahui disamping pengetahuan tentang prinsip kerja dari alat ukur juga harus dikuasai. II.1.1. METODA PENGUKURAN Dalam pengukuran dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu : a. Metode Pengukuran Langsung Pengukuran diakatakan pengukuran langsung bila alat ukrunya atau pembandingnya standart, yaitu suatu pengukuran yang mempunyai nilai standart, misalnya ukuran panjang dan berat. Gambar. 2.1. Metode dilihat langsung b. Metode Pengukuran Tidak Langsung Pengukuran dikatakan tidak langsung bila pembandingnya adalah suatu yang telah dikalibrasikan terhadap besaran standart, misalnya transmitter. Karena sulitnya untuk mendapatkan alat ukur standar, sedangkan besaran yang akan diukur banyak sekali macamnya, maka teknologi telah menghasilkan banyak cara untuk menghasilkan alat ukur tidak langsung. Berdasarkan pada peranan dalam fungsinya dapat dibedakan :

a. Alat ukur penunjuk : misalnya ammeter, voltmeter, termometer, dan lain-lain. b. Alat ukur perekan/rekorder : misalnya rekorder temperatur, rekorder tekanan dan lain-lain. c. Alat ukur pengendali : misalnya pengendali temperatur (thermostat) pada pemanas air, strika listrik dan lain-lain. Gambar. 2.2. Metode tidak langsung II.1.2. PRINSIP ALAT UKUR Klasifikasi alat ukur dapat dilakukan berdasarkan aplikasinya, berdasarkan bidangnya dan lain-lain. Untuk alat ukur tidak langsung apapun jenisnya terdapat tiga bagian : a. Bagian Input b. Bagian Proses, dan c. Bagian Otput

Ketiga bagian utama tersebut dapat digambarkan dalam blok diagram gambar II.3 berikut ini : Gambar 2.3 Sistem Dasar Alat Ukur Bagian input adalah bagian dari alat ukur yang membaca atau merasakan serta mencari informasi dari besaran yang dikehendaki dari objek pengukuran. Bagian ini sering pula dikenal sebagai sensor atau transmitter. Bagian pemroses adalah bagian dari alat ukur yang berfungsi sebagai pengolah informasi yang didapat dari sensor, kemudian dijadikan informasi baru yang lebih mempunyai arti atau makna. Selanjutnya bagian output adalah bagian dari alat ukur yang bertugas menyajikan hasil pengukuran yang dikelurakan oleh bagian pemroses dalam bentuk informasi yang mudah dimengerti untuk keperluan selanjutnya, bagian ini misalnya display digital atau dekoder. Mengetahui bagianbagian dari alat ukur diatas secara mendasar adalah perlu, agar pengukuran dapat dilakukan dengan benar dan hasil yang benar pula. II.1.3. KARAKTERISTIK ALAT UKUR Mengetahui karakteristik alat ukur adalah penting agar pekerjaan pengukuran secara menyeluruh (persiapan, pelaksanaan dan analisis) dapat diandalkan keberhasilannya. Seseorang tidak akan dapat merancang pengukuran

dengan benar tanpa mengetahui arti karakteristik dari alat ukur. Beberapa karakteristik penting dari alat ukur adalah: a. Ketelitian atau Keseksamaan (Accuracy) Ketelitian atau accuracy didefenisikan sebagai ukuran seberapa jauh hasil pengukuran mendekati harga sebenarnya. Ukuran ketelitian sering dinyatakan dengan dua cara, atas dasar perbedaan atau kesalahan (error) terhadap harga yang sebenarnya, yaitu : - Kesalahan terhadap harga sebenarnya dalam proses : e h harg a terukur harg a sebenarnya = 100% harg a sebenarnya - Kesalahan dalam persen terhadap skala penuh, yaitu ; harg a terukur h arg a sebenarnya e h = 100% skala maksimum b. Kecermatan atau Keterulangan (Precision/Repeatibility) Adalah yang menyatakan seberapa jauh alat ukur dapat mengulangi hasilnya untuk harga yang sama. Dengan kata lain, alat ukur belum tentu akan dapat memberikan hasil yang sama jika diulang, meskipun harga besaran yang diukur tidak berubah. Hal diatas berarti bahwa jika suatu mikrometer menghasilkan angka 0,0002 mm, dan hasil yang sama akan diperoleh kembali meskipun pengukuran diulang-ulang, dikatakan bahwa mikrometer tersebut sangat cermat. c. Resolusi Resolusi adalah nilai perubahan terkecil yang dapat dirasakan oleh alat ukur. Sebagai contoh : suatu timbangan pada jarum penunjuk yang menunjukkan perubahan 0,1 gram (terkecil yang dapat dilihat) maka dikatakan bahwa resolusi

dari timbangan tersebut adalah 0,1 gram. Harga resolusi sering dinyatakan pula dalam persen skala penuh. d. Sensitivitas (Sebsitifity) Sensitifitas adalah ratio antara perubahan pada output terhadap perubahan pada input. Pada alat ukur yang linier, sensitivitas adalah tetap. Dalam beberapa hal harga sensitivitas yang besar menyatakan pula keunggulan dari alat ukur yang bersangkutan. Alat ukur yang terlalu sensitif adalah sangat mahal, sementara belum tentu bermanfaat untuk maksud yang kita inginkan. II.1.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ALAT UKUR Banyak hal yang mempengaruhi kualitas kerja dari alat ukur. Dan tentunya faktor-faktor ini juga mempengaruhi kualitas hasil pengukuran. Faktor yang dimaksud tersebut berasal dari lingkungan terhadap alat ukur dan sebaliknya adalah terdiri dari faktor temperatur, kelembapan, percepatan, media korosif, radiasi nuklir dan media explosif. a. Temperatur Faktor ini dapat menyebabkan berubahnya sifat fisis dari bagian-bagian alat ukur. Misalnya panjang atau dimensi fisis dari benda dapat berubah dengan perubahan temperatur. b. Kelembapan Kelembapan adalah ukuran dari banyaknya uap air di udara. Kelembapan sangat mempengaruhi kualitas dari macam-macam alat ukur maupun medianya. Misalnya kertas sangat peka terhadap perubahan kelembapan. Persoalan ini sering

terjadi pada alat ukur perekam (rekorder). Juga pada alat ukur elektronik dapat rusak atau berubah karakteristiknya karena kelembapan. c. Percepatan Bila daerah dimana alat ukur berada mengalami getaran atau gerakan maka tidak mungkin pengukuran dengan baik. Apalagi bila alat ukur tersebut mempunyai bagian-bagian yang bergerak, misalnya suatu timbangan mekanis yang diletakkan diatas papan yang bergetar, maka penunjukkannya tidak akan teliti. d. Media korosif Alat ukur tekanan, temperatur, laju aliran yang terbuat dari bahan- bahan korosif memerlukan rancangan khusus. Misalnya termokopel tidak dapat lagi digunakan untuk mengukur temperatur larutan FeCl. e. Radiasi Nuklir Radiasi dapat mempengaruhi banyak sifat dari material, sehingga alat ukur untuk bidang ini memerlukan rancangan khusus. f. Media Explosif Alat ukur untuk media yang mudah meledak atau terbakar harus dirancang aman dan dapat menetralisir usaha-usaha yang dapat mempengaruhinya. II.2 PENGUKURAN ALIRAN Pengukuran aliran perlu ditentukan besarnya, dan arah vektor kecepatan aliran pada suatu titik dalam steam dan bagaimana steam tersebut berubah dari

titik satu ke titik lain. Agar volume yang kecil dapat ditentukan dengan instrument yang sesuai. II.2.1. TUJUAN PENGUKURAN ALIRAN STEAM Pada prinsipnya besaran aliran steam diukur melalui kecepatannya, berat (massa), volume, serta luas bidang yang dilaluinya. Pengukuraan besar aliran suatu steam perlu dilakukan untuk : Mencegah Kerusakan Peralatan Mendapatkan Mutu Produksi yang diinginkan Pengontrolan Jalannya Proses. II.3. JENIS DAN KARAKTERISTIK ALIRAN Hal yang berhubungan dengan jenis dan karakteristik aliran steam yang dimaksudkan disini adalah profil aliran dalam wadah tertutup (pipa umumnya). Profil aliran dari fluida yang melalui pipa akan dipengaruhi oleh gaya momentum steam yang membuat steam bergerak sendiri dan juga dipengaruhi oleh belokan pipa,valve dan sebagainya. Jenis aliran steam terbagi 3 bagian yaitu : 1. Aliran Laminer 2. Aliran Turbulen 3. Aliran Transisi Seperti yang terlihat pada gambar 2.4. dibawah ini akan diperlihatkan profil aliran steam. Gambar. 2.4. Jenis Aliran Steam

Laminer berasal dari bahasa latin Thin Plate yang berarti aliran yang sangat halus. Pada aliran laminer, gesekan relatif besar yang mempengaruhi kecapatannya. Secara teori, aliran ini berbentuk parabola dengan bagian tengah mempunyai kecepatan yang besar karena bagian yang paling pinggir mempunyai kecepatan yang paling rendah akibat adanya gesekan. Aliran turbulen merupakan kebalikan dari aliran laminer. Aliran turbulen ini kasar tidak menentu, itu yang membuat arus menjadi lambat, bergelombang pada semua arah dan sering terbentuk pusaran kecil. Pada aliran turbulen, gaya momentum aliran lebih besar di bandingkan dengan gaya gesekan dan pengaruh dinding pipa kecil. Karenanya aliran turbulen memberikan kecepatan yang lebih seragam di bandingkan aliran laminer pada beberapa tempat aliran turbulen di butuhkan untuk pencampuran zat. Sedangkan gabungan aliran laminer dengan aliran turbulen disebut dengan aliran transisi. Secara empiris bahwa ada 4 faktor yang menentukan apakah aliran steam tersebut bersifat laminer atau turbulen, keempat faktor tersebut dikenal sebagai bilangan Reynold (R D ). υ D R D = V Dimana : R D = Bilangan Reynols D = Diameter Pipa (m 2 ) υ = Viscositas (kg/m 3 ) V = Kecepatan rata-rata aliran (m) Besarnya bilangan Reynold yang terjadi pada suatu aliran dalam pipa dapat menunjukkan apakah jenis aliran itu turbulen atau laminer. Biasanya angka RD < 2000 maka aliran itu jenis laminer, dan bila angka R D > 2000 maka aliran

itu jenis turbulen. Antara kedua nilai tersebut aliran tidak stabil dan dapat berubah dari turbulen menjadi laminer dan sebaliknya. Dalam pengukuran aliran dengan menggunakan metode differential pressure transmitter aliran yang diharapkan dalam keadaan turbulen. II.4. PENGUKURAN ALIRAN STEAM Dalam proses industri pengukuran aliran steam mempunyai peranan yang sangat penting. Pengukuran aliran dapat dilakukan antara lain : 1. Untuk mengetahui banyaknya steam yang diperlukan pada saat proses berlangsung. 2. Untuk mengetahui laju aliran dalam satuan waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan perlu diperhitngkan dalam memilih pengukuran aliran antara lain : 1. Alat ukur yang dipakai hanya baik bila diapakai untuk zat cair saja. 2. Alat ukur yang hanya bisa dipakai untuk uap dan gas. 3. Alat ukur yang bisa dipakai untuk ketiganya-tiganya.